DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]

By kepojanganberlebihan

2.9M 397K 203K

PRE-ORDER NOVEL DOSENKU SUAMIKU 2 TANGGAL 30 AGUSTUS 2022 Cover by : Azhara Natasya. Ini masih melanjutkan c... More

1
2
3
4
5
6
7
cekkk!
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PO DOSENKU SUAMIKU 2 DIBUKA
Selasa, 01 November 2022
PO kedua novel DS2 dibuka!

18

55.8K 10.2K 4K
By kepojanganberlebihan

Halo, bestie!
Apa kabar? Semoga sehat selalu ya, aamiin. Dan yg sakit semoga cepat sembuh, aamiin🙏

Thankyou udah setia nungguin cerita ini updateeee!

Jangan lupa vote dan spam komen tiap kalimat yaaa, hihihi❣️

Yuk, bisa yuk 8k votes & 5k komen!🔥

HAPPY READING!✨



{ Dosenku Suamiku 2 }
[ Part 18 ]



...

Dira kini duduk disebelah Raya sembari menatap layar televisi dihadapannya. Pikirannya dari tadi terfokus pada Rey, berusaha berpositif thinking bahwa sang suami memang selingkuh.

"Dira," panggil Raya tiba-tiba dengan pelan.

Dira segera menoleh ke arah sang kakak ipar. "Iya, Kak?"

"Kamu dari tadi mikirin apa?"

Dira menaikkan kedua alisnya sejenak lalu menggeleng dengan cepat. "Nggak lagi mikirin apa-apa, kok."

"Serius?"

Dira menganggukkan kepalanya sembari tersenyum simpul.

Keadaan kembali hening, hingga akhirnya Raya kembali bertanya, "Kamu pesen makanan apa sama Rey tadi?"

"Seblak," ucap Dira seadanya, membuat Raya membelalakkan kedua bola matanya.

"Serius? Kamu mau makan seblak, Dir?"

Satu tangan Dira kini menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. "Dira minta beliin, tapi ntar yang makan Pak Rey," ucapnya lalu nyengir sejenak.

"Oh, kirain kamu yang mau makan seblak malem-malem."

Dira mengerjapkan matanya. "Tapi, gapapa Pak Rey yang makan, Kak?"

Raya mengerutkan dahinya sembari menahan tawa. "Ya, gapapa, dong. Lagian, kamu lagi ngidam, kan, liat Rey makan seblak? Bukan cuma iseng, kan?"

Dira segera menganggukkan kepalanya. "Iya, ngidam. Yakali Dira tiba-tiba iseng nyuruh Pak Rey makan seblak," jawabnya.

Raya tersenyum. "Nah, gapapa. Rey pasti ngerti, kok."

Dira tersenyum. Padahal dirinya bukan ngidam, tapi hanya berusaha membalaskan rasa kesalnya terhadap sang suami.

"Ka Raya," panggil Dira, membuat Raya kembali menoleh ke arah dirinya.

"Iya, Dir?"

"Ehm.. menurut ka Raya, aku keterlaluan nggak, sih, nyuruh Pak Rey makan pedes malem-malem?"

Raya tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng. "Enggak, sih."

"Kenapa?"

Raya menaikkan kedua alisnya. "Kan, kamu cuma nyuruh Rey makan pedes, bukan nyuruh dia minum racun."

Raya terkekeh, membuat Dira ikut terkekeh sejenak dengan canggung. Kemudian Dira menoleh ke arah lain sembari berpikir, 'Bener juga kata ka Raya. Cuma pedes, kok.'

"Kamu lagi ada masalah, ya, sama Rey?"

Dira dengan cepat menoleh ke arah Raya. "Hah? Enggak, kok. Kita baik-baik aja," ucapnya lalu tersenyum simpul.

Raya menyipitkan matanya. "Tapi, kalian tadi agak aneh, loh."

Dira menaikkan kedua alisnya. "Aneh gimana, Kak?"

"Ehm, gatau, sih. Cuma vibes-nya aneh aja, nggak kayak biasanya," ucap Raya. "Nggak mau cerita? Siapa tau kamu lagi butuh temen cerita," lanjutnya.

Dira menggigiti bibirnya sembari berpikir sejenak. "E.. gimana, ya," gumamnya.

"Rey ada ngebentak kamu? Atau dia ada marahin kamu?"

Dira segera menggelengkan kepalanya. "Enggak."

"Trus kenapa?"

Dira diam sejenak sembari menatap kedua bola mata Raya. Cewek itu berkata, "Pak Rey kayaknya deket sama mantannya lagi, Kak."

Kedua mata Raya membulat. "Deket sama mantannya lagi?"

Dira mengangguk, kedua bola matanya kini mulai memerah. Raya yang melihat hal itu segera membuka kedua tangannya dan mulai memeluk sang adik ipar.

"Hiks.."

Raya menepuk pelan punggung Dira untuk menenangkannya. "Kenapa kamu tiba-tiba mikirnya gitu?"

"Hiks.. mereka kemaren ketemuan."

"Ketemuan dimana?" tanya Raya dengan sedikit terkejut.

"Di toko boneka," sahut Dira dengan suara serak.

"Kok bisa ketemu disana?"

Kemudian Dira melepaskan pelukannya sembari mengusap air mata yang masih mengalir dipipinya. Tak lama kemudian cewek itu kembali menjawab pertanyaan dari Raya.

"Kemaren Pak Rey nemenin Dira beli boneka, trus tiba-tiba dia ketemu sama mantannya dan mereka ngobrol berdua," ucap Dira sembari menunduk.

"Emang mereka ngobrolin apa?" tanya Raya dengan lembut.

Dira menggelengkan kepalanya. "Dira nggak tau."

Raya menghela nafas pelan lalu tersenyum tipis. Cewek itu kemudian mengusap bahu Dira dengan lembut. "Mungkin mereka cuma ngobrolin masalah kerjaan, Dir."

"Kalo beneran masalah kerjaan, Pak Rey nggak perlu bohongin Dira juga, kan?"

Raya mengerutkan dahinya. "Rey bohongin kamu?"

Dira menganggukkan kepalanya.

"Dia bilang apa sama kamu?"

"Tadi dia ngakunya ditelpon sama orang kantor, padahal jelas-jelas Dira tau yang nelpon dia itu Reni. Dan, hiks.. Dira tau banget Reni bukan pegawai dikantor Ayah," jelas Dira. Air mata lagi-lagi mengalir dipipinya.

"Ya Allah, Rey.." gumam Raya yang tak habis pikir.

"Hiks.. Menurut ka Raya, Dira harus gimana?"

Raya menghela nafas sejenak sembari berpikir. "Beberapa hari ini kamu tenang dulu, nggak boleh kepancing emosi, kita juga belum tau apa yang sebenarnya terjadi, kan?"

"Kalo ada apa-apa kamu bisa bilang ke kakak, biar nanti kakak sama bang Raka bantuin tanya-tanya ke Rey dulu. Kamu lagi hamil, ga boleh banyak pikiran negatif. Nanti yang ada malah ngeganggu kesehatan kamu sama anak kamu."

Dira hanya menganggukkan kepalanya sembari mengusap air matanya.

Selang beberapa menit, terdengar suara langkah kaki dari tangga. Raya menoleh sejenak ke arah tangga dan kembali menatap Dira. "Kayaknya mereka udah pulang, tuh," ucapnya.

Dira menganggukkan kepalanya. Cewek itu cepat-cepat mengucek matanyalalu menghela nafas agar suaminya orang lain tidak tau bahwa dirinya baru saja menangis.

"Mamaaa!"

Rama segera naik ke pangkuan Raya, sedangkan Raka menghentikan langkahnya didekat sofa.

"Rama abis beli apa aja, nih?" tanya Raya sembari melihat isi kantong hitam yang dibawa oleh sang anak.

Raka memberikan sebuah kantong hitam berisi beberapa makanan kepada Dira. "Ini dari Rey, Dir."

Dira dan Raya mengerutkan dahinya sembari menatap Raka, membuat Raka ikut mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Pak Rey dimana?" tanya Dira.

Raka menaikkan kedua alisnya. "Oh.. Rey katanya lagi ada urusan dikantor."

Dira yang mendengar ucapan Raka hanya diam sembari meneguk salivanya. Cewek itu menerima kantong yang diberikan oleh Raka, lalu beranjak dari duduknya. "Ehm, kalo gitu Dira duluan, ya. Makasih, bang."

Raya menatap tajam ke arah sang suami. "Rey ada urusan dikantor?"

Raka menganggukkan kepalanya. "Iya."

Kamar

Dira meletakkan makanannya diatas meja yang ada dikamar Rey. Cewek itu lalu duduk ditepi kasur sembari mengusap pelan perutnya. Matanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

Dira meneguk salivanya sejenak lalu menunduk dan menatap perutnya. "Papa kamu kayaknya sibuk banget, ya. Sampe-sampe nggak sempet ngabarin Mama lagi."

Dira tersenyum tipis. Air mata lagi-lagi mengalir dipipinya. "Maaf, ya, malem ini mood Mama lagi nggak baik. Jadi, malem ini Mama lebih banyak nangis, hiks.."

"Tapi, Mama janji abis ini nggak nangis lagi. Besok kita seneng-seneng lagi, ya." Dira tersenyum simpul sembari mengusap air matanya.

"Hiks.."

Skip..

Dapur. 06.30 wib.

Dira menghampiri Mama dan Raya yang saat ini sedang menyiapkan sarapan. Cewek itu tersenyum sembari menyapa mertua dan kakak iparnya, "Pagi, Ma, ka Raya."

"Pagi, Dira," sahut Mama dan Raya secara bersamaan.

"Rey udah bangun belum?" tanya Mama.

Dira menganggukkan kepalanya. "Udah, Ma. Ini dia lagi mandi," ucapnya.

Mama menganggukkan kepalanya. "Bagus deh kalo gitu," ucapnya. Ia kemudian membawa dua wadah lauk menuju meja makan.

Dira segera melangkah mendekati Raya untuk membantunya. "Ini mau ditaro ke meja makan, kan?"

"Iya," sahut Raya.

"Sini, biar Dira aja yang bawanya," tawar Dira.

Raya menatap Dira sejenak, lalu bertanya, "Kamu baik-baik aja, kan?"

Dira menoleh ke arah Raya, cewek itu lalu mengangguk. "I'm okay," ucapnya dengan senyum manis diwajahnya.

"Yang bener?"

Dira lagi-lagi menganggukkan kepalanya. "Iya," sahutnya. "Yang tadi malem, kan, nggak usah terlalu dipikirin lagi."

"Bener, nih, nggak terlalu dipikirin lagi?" tanya Raya memastikan.

"He'em. Yakali Dira mau ngerusak mood Dira pagi-pagi dengan mikirin masalah tadi malem," jelas Dira.

Raya tersenyum lalu menampilkan dua jempol dihadapan Dira. "Good, bumil."

Dira terkekeh sejenak. Kemudian ia membawa lauk tadi menuju meja makan.

-

Saat sarapan bersama, Dira menikmati makanannya sambil sesekali tertawa mendengar lelucon dari Raka dan tingkah lucu dari Rama. Cewek itu bahkan tak sekalipun melirik atau pun menoleh ke arah Rey yang berada disampingnya, membuat sang suami merasa agak aneh dengan tingkahnya.

Setelah selesai, mereka membereskan alat makannya masing-masing.

Raya menoleh ke arah sang anak, lalu berkata, "Rama tadi bilang mau cuci piring sendiri, kan?"

Rama menganggukkan kepalanya. "Iya, Mama."

"Sekalian cuciin piring Papa, dong," celetuk Raka.

"Nggak, ah!" tolak Rama. "Papa cuci piring sendiri!"

"Loh? Sekali-sekali. Rama mau dapet pahala, nggak?"

"Pahala apa?"

"Pahala berbakti sama orang tua, loh. Gede pahalanya," ucap Raka.

Rama menoleh ke arah Raya, lalu bertanya, "Emang iya, Ma?"

Raya dan Dira terkekeh kecil melihat tingkah ayah dan anak dihadapannya itu.

"Nggak tau. Coba tanya Papa kamu bener apa nggak, tuh," ucap Raya.

"Jadi, Rama mau cuciin piring Papa Raka, nggak?" tanya Dira sembari menahan tawa.

"Nggak mau, Papa cuci sendiri. Biar nggak manja," ucap Rama, membuat Dira lagi-lagi terkekeh kecil.

Rey melirik ke arah Dira, cowok itu lalu memanggil nama sang istri dengan pelan. "Dira."

Dira pura-pura tak mendengar panggilan Rey barusan, cewek itu sengaja menyibukkan dirinya dengan mengumpulkan gelas-gelas yang sudah dipakai saat mereka makan.

"Ekhem," deham Rey dengan sedikit keras. Tapi, tetap saja Dira tak menggubris sama sekali.

Dira membawa masing-masing satu gelas berukuran cukup besar dikedua tangannya dan hendak melangkah menuju wastafel. Tapi, tiba-tiba Rey mencengkeram satu tangannya, membuat cewek itu terkejut dan melepaskan satu gelas ditangannya.

Prakkkk!!!

Dira memejamkan matanya sembari menahan teriakannya saat satu gelasnya jatuh dan pecah dilantai.

"Mama!" teriak Rama yang ketakutan. Raya segera memeluk sang anak dan menenangkannya.

"Lo ngapain, Rey?" tanya Raka dengan terkejut.

Rey menoleh ke arah Raka. "Nggak sengaja," ucapnya dengan dingin.

Dira menatap Rey sembari meneguk salivanya. Tanpa sengaja cewek itu kini menginjak beberapa pecahan gelas dilantai.

"Akh-" Dira segera menunduk dan menahan sakit ditelapak kakinya.

Rey mengerutkan dahinya, cowok itu beralih menatap telapak kaki Dira yang kini berdarah dengan mata yang terbelalak. "Dira? Kaki kamu-"

"Gapapa, kok."

Rey menatap mata Dira dengan tatapan tajam. Cowok itu segera menggendong tubuh Dira dengan gaya bridal menuju sofa yang berada diruang TV.

Rey segera mendudukkan Dira. Cowok itu lalu berjongkok dihadapan Dira sembari memegang dan memperhatikan telapak kaki sang istri.

"Gapapa, kok. Cuma luka dikit," ucap Dira.

Rey lagi-lagi menatap Dira dengan tajam. "Gapapa kamu bilang? Ini pecahan gelasnya banyak banget loh nusuk kaki kamu."

"Gapapa, biarin. Yang sakit juga aku, bukan kamu." Dira lalu terkekeh kecil.

Raya dan Raka yang mendengar ucapan Dira barusan seketika membelalakkan kedua bola matanya.

Rey mengerutkan dahinya. "Maksud kamu apa, Dira?"

"Mau kaki aku sakit karna gelas gini, ato kamu sekali pun yang nyakitin aku, gapapa, biarin. Nggak penting juga buat kamu."

Rey meneguk salivanya dangan rahang yang kini mulai mengeras. "Kamu ngomong apa, Dira?"

"Bagi kamu yang penting itu mantan kamu, kan?"

To be continued..

GIMANA PART INI?!!!!

SERU?

EMOSI?

IYA PASTI GANTUNG🙏

SPAM KOMEN NEXT DISINI!👉

SPAM KOMEN UP DS2 DISINIIIII!👉

GASSS 8K VOTES & 5K KOMEN!

Jangan lupa follow instagram :
nidabukanrahma
aaabraham.reynand
anindiraaa.maheswari
cerita.boss

See u!

Rabu, 15 Desember 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

613K 55.8K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
228K 17.2K 43
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
2.4M 29.5K 28
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
1.4M 6.4K 14
Area panas di larang mendekat πŸ”žπŸ”ž "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...