31

27.1K 4.2K 2.2K
                                    

Hai! Apa kabar?

Boleh spam komen emot "💕💞💓💗💘" dulu?

Jangan lupa VOTE dan SPAM KOMEN sampe 5k! 🫡

Kalo besok udah 3k komen, aku langsung up part 32! 🤩

- selamat membaca -

Pukul delapan malam, Rey dan Dira bersiap untuk memasak nasi goreng yang diinginkan oleh Dira sejak tadi sore. Mereka berdua berbagi tugas, Dira menyiapkan bahan yang akan dimasak, sedangkan Rey menyiapkan wajan dan mulai memanaskan minyak.

Kemudian Rey duduk sejenak didekat Dira sembari menunggu sang istri selesai memotong bawang.

"Kamu gak pengen makan nasi goreng pedes?" tanya Rey setelah memperhatikan bahan-bahan yang ada dihadapan Dira.

"Pengen," jawab Dira. Cewek itu melirik sekilas ke arah Rey dan teringat akan sesuatu. "Eh, tapi.." ucapnya menggantung.

"Tapi lupa ngambil cabenya?" tebak Rey dengan satu alis yang terangkat.

Dira nyengir lalu berkata, "Iya, hehehe."

Saat Dira hendak beranjak dari duduknya untuk mengambil cabai di kulkas, Rey segera menahannya dan menyuruh cewek itu kembali duduk di kursinya. "Biar aku aja," ucapnya sejenak lalu beranjak dari duduknya.

Setelah membuka kulkas dan menemukan keberadaan cabai, Rey kembalai membuka suara untuk bertanya kepada Dira, "Cabenya mau berapa banyak?"

"Tiga aja," sahut Dira sembari masih memotong bawang.

Tak lama kemudian Rey kembali duduk didekat Dira dan meletakkan tiga buah cabai di atas meja.

"Thank you," ucap Dira dengan senyuman di wajahnya. "Kamu peka banget," lanjutnya dengan kekehan diakhir ucapannya.

Rey mengangguk. "Kamu bisa ngandelin aku kapan pun. Jadi, kamu gak perlu orang lain lagi selain aku," ucapnya yang penuh maksud.

Dira mengerti dengan tujuan ucapan Rey barusan. Cewek itu tak ambil pusing, ia segera mengalihkan pembicaraan dengan memberikan bahan-bahan yang sudah ia potong tadi dan meminta sang suami untuk lanjut memasak.

"Ntar minyaknya kering tuh," ucap Dira membuat Rey menghela nafas sejenak lalu kembali beranjak dan melangkah menuju kompor.

Sembari menumis bawang, Rey kembali membuka suara, "Aku serius, Dira."

"Mending kamu batalin aja janji kamu sama Jeana besok."

Tak lama kemudian Dira beranjak dari duduknya dan berdiri didekat Rey sembari memegang sebuah piring yang berisi nasi. Cewek itu lalu bertanya, "Sebenernya masalah kamu sama Jeana tuh apa, sih?"

"Aku gak ada masalah sama Jeana. Tapi.." Rey menggantungkan ucapannya dan memikirkan kalimat apa yang sekiranya akan dimengerti oleh Dira.

"Tapi?"

Rey menghentikan kegiatannya sejenak dan menoleh ke arah Dira. Ia kemudian bertanya kepada sang istri, "Kesan pertama kamu jalan sama dia gimana? Bukannya kamu kemaren udah gak mau temenan lagi sama dia karna omongannya yang bikin kamu tersinggung?"

"Kenapa sekarang kamu malah berubah pikiran?" lanjut Rey.

Dira mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh. "Mungkin waktu itu dia pikir Dira becanda? Makanya dia juga ikutan becanda dan ga ada niatan sama sekali buat bikin Dira tersinggung?" ucapnya memberikan alasan.

"Kalo dia emang sengaja bikin kamu tersinggung, gimana?"

Dira menggeleng. "Gini deh," ucapnya sembari meletakkan piringnya diatas meja sejenak. Kemudian ia melanjutkan perkataannya, "Kalo pun bener dia gak suka sama Dira, buat apa dia tetep mau berteman sama Dira bahkan dia nawarin bantuan ke Dira buat bikin skripsi? Kayak.. orang jahat mana yang seniat itu?"

"Kebanyakan orang jahat effort-nya emang gak main-main," ucap Rey sembari kembali memasak dan memasukkan nasi ke dalam wajan. "Dia berusaha bikin kamu yakin kalo dia emang orang baik. Sama kayak Jeana ke kamu sekarang," lanjutnya tanpa menoleh ke arah Dira.

Dahi Dira mengerut. Cewek itu terkekeh pelan lalu berkata, "Kok bisa kamu kepikiran kayak gitu? Emang kamu pikir Jeana sejahat apa, sih? Apa coba yang bisa dia lakuin ke aku?"

"Apapun bisa dia lakuin ke kamu," jawab Rey. Pria itu menoleh ke arah Dira sambil menatap sang istri dengan begitu dalam lalu berkata lagi, "Dan juga anak kita."

Dira terdiam seketika. Entah kenapa jantungnya tiba-tiba saja berdetak dengan lebih cepat setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh sang suami kepadanya.

Apakah itu sebuah firasat atau sekedar perasaan Dira saja yang aneh?

Tak lama kemudian Rey selesai memasak dan mengambilkan satu piring penuh nasi goreng untuk Dira. Ia meletakkan piringnya diatas meja lalu mempersilahkan Dira untuk menikmatinya.

Dira memejamkan matanya sembari menghela nafas sejenak kemudian duduk di kursi meja makan. Sebelum menyantap makanannya, ia bertanya kepada Rey, "Kamu gak ikut makan?"

Rey menggeleng tanpa mengatakan apapun.

Satu tangan Dira kini menggenggam telapak tangan Rey. Cewek itu kemudian menatap kedua mata sang suami begitu dalam dan berkata, "Kamu percaya, kan, sama aku? Aku pasti bakal jaga diri aku sendiri dan anak kita.”

“Aku ngerasa Jeana baik. Dia bahkan mau bantuin aku, padahal kita baru banget kenalan.”

Rey menghela nafas sejenak kemudian berkata, “Justru itu yang bikin aku gak yakin, Sayang. Gimana bisa dia sebaik itu sama kamu padahal kalian baru kenalan? Dia pasti punya tujuan lain.”

- to be continued -

GIMANA PART INI?

Kalo besok udah 3k komen, aku langsung up part 32!

SIAP MENYAMBUT DS2 VERSI CETAK?!

SIAP MENYAMBUT DS2 VERSI CETAK?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penerbit : @ penerbit.romancious !

spam komen "UP DS2" 10x disini! 👉

spam komen "NEXT" 10x disini! 👉

info lainnya silahkan cek ig :
@ rahma_niida
@ wp.kepojanganberlebihan
@ anindiraaa.maheswari
@ aaabraham.reynand

see u!

Kamis, 11 Agustus 2022.

Rabu, 20 Juli 2022.

DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]Where stories live. Discover now