1

258K 24.6K 11.6K
                                    

-

Dira dan Rey kini berada dimobil. Dira duduk disebelah Rey sambil menundukkan kepalanya.

"Serius, Dira ga sengaja.." ucap Dira dengan sangat-sangat pelan, merasa menyesal karna telah mendorong Vita hingga terjatuh tadi.

Rey menghela nafasnya sejenak. Dirinya tak bisa menyalahkan Dira, karna mengingat bahwa saat ini sang istri sedang hamil. Dira pasti sensitif.

Rey takut jika Dira akan sangat-sangat merasa bersalah, bahkan akan selalu kepikiran. Dira tidak boleh banyak pikiran. Itu pasti akan sangat berpengaruh pada kandungannya. 

Tangan Rey terulur ke arah Dira, menggenggam telapak tangan sang istri dengan hangat. "Iya, sayang. Udah, jangan dipikirin lagi, ya," ucap Rey dengan lembut.

Dira menoleh ke arah Rey yang kembali fokus menyetir, ia menatap sang suami dengan sayu. "Dira keterlaluan, 'kan?"

Rey terdiam. Bisa dibilang Dira cukup keterlaluan pada Vita. Tapi, dirinya bahkan tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada Dira. 

"Tapi, Dira gitu juga karna Dira kecewa sama Vita. Kenapa Vita sebarin rahasia pernikahan kita? Apa karna Vita iri sama Dira? Dira juga ga ngerebut Pak Rey dari Vita, trus.. masalah dia apa?" ucap Dira dengan kesal.

Rey menghentikan mobilnya saat sudah berada didepan garasi. Ia menoleh ke arah Dira. "Emang beneran Vita yang nyebarin foto pernikahan kita?"

Dira mengangkat kedua bahunya. "Ya, ga tau. Dia juga ga ngaku. Lagian, mana ada maling ngaku."

"Kamu yakin Vita yang nyebarin?"

Dira menganggukan kepalanya dengan sangat yakin. "Pasti Vita!"

"Kenapa Vita? Kenapa bukan temen-temen kamu yang lain?"

Dira mengerutkan dahinya. "Ga mungkin, sayang! Yang tau kita nikah itu cuma Vita, yang dateng ke acara pernikahan kita itu Vita. Dia juga ngaku kalo dia suka sama kamu. Itu semua udah ngebuktiin kenapa dia sebarin foto pernikahan kita. Karna dia iri," balas Dira.

"Tapi, Vita sahabat kamu." ucap Rey, membuat Dira memelototi dirinya.

"Ga usah bilang dia sahabat Dira, deh, mana ada sahabat kaya gitu!" 

"Dira.." ucap Rey sambil menatap sang istri dengan tatapan teduh. 

Dira terdiam, ia lalu menundukkan kepalanya.

Rey tersenyum tipis, tangannya beralih mengusap-usap rambut Dira dengan lembut. "Maaf," ucap Rey dengan lembut.

Dira menggelengkan kepalanya sambil masih menunduk. "Ga usah minta maaf, kamu ga salah. Hiks.."

Rey mengerutkan dahinya, apakah Dira menangis?

"Dira nangis?" tanya Rey dengan perasaan terkejut.

Dira menggelengkan kepalanya. "Gapapa," balasnya.

"Anindira," panggil Rey dengan suara pelan.

"Kenapa Vita gini sama Dira, sih," ucap Dira dengan pelan. "Padahal, Dira udah percaya sama Vita. Dira sayang banget sama Vita, Vita satu-satunya sahabat Dira. Hiks.."

DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]Where stories live. Discover now