BEBY SYAQUEELA [END]

By casyaaaa_

9.9M 704K 75.1K

(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) Beby syaqueela, gadis berusia 15 tahun yang menggemaskan, mata bulat berwarna... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
PLAGIAT

59

70.2K 8.8K 1.4K
By casyaaaa_

Follow Ig @wp.casyaaaa
casyaaaa_

Jangan lupa Vote+komen ✨

Satu minggu sudah berlalu tetapi Beby masih betah memejamkan matanya. Entah sampai kapan mata cantik itu akan tertutup.

Semuanya berubah terlebih Xaviero dan Abang tertuanya yg semakin hari semakin tempramen.

Xaviero tidak pernah absen untuk menjaga Beby, ia selalu stay di rumah sakit bahkan Xaviero menyediakan seragam dan baju santainya di lemari ruang rawat Beby.

"Baby girl." Panggil Xaviero.

Tangannya mengelus pipi Beby yg semakin hari semakin menirus.

"Kapan bangun hm? Semua nunggu kamu sayang."

Xaviero menempelkan tangan Beby pada pipinya.

"Kamu lagi mimpi apa sampe ngga mau bangun hm?"

Cklek.

Pintu ruang rawat Beby terbuka menampilkan Ronald yg akan memeriksa keadaan Beby.

"Xav." Panggil Ronald.

Ronald berjalan ke arah Xaviero, lebih tepatnya brankar sang adik.

Xaviero menoleh. "Hm?"

"Saya mau memeriksa Beby." Ujar Ronald.

"Ya." Jawab Xaviero singkat.

Ronald menggelengkan kepalanya, ia sudah terbiasa dengan sifat dingin Xaviero.

Ronald mulai memeriksa keadaan Beby dengan serius.

"Gimana?" Tanya Xaviero.

Ronald mengusap wajahnya kasar lalu menggeleng lemah.

"Tidak ada perkembangan." Jawabnya lirih.

Xaviero menghembuskan nafasnya kasar. "Udah satu Minggu." Ujarnya.

Ronald menepuk punggung Xaviero. "Kami semua juga menunggu Beby sadar, yg sekarang harus kita lakuin adalah berdoa."

Xaviero mengangguk bahkan setiap detik ia selalu berdo'a pada Tuhan agar Beby cepat tersadar.

Ronald mengecup kening Beby. "Cepet sadar princess." Bisiknya.

Matanya menatap Xaviero yg tengah menunduk. "Saya keluar." Ujarnya pada Xaviero.

"Hm."

Ronald segera keluar dari ruang rawat Beby karena masih jam nya bertugas.

Xaviero mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Ternyata Xaviero mengeluarkan kotak yang berisi kalung berlian yang sangat cantik.

Xaviero berdiri lalu mulai memakaikan nya pada Beby.

Bibirnya tersenyum tipis saat kalung nya sudah terpasang di leher putih Beby.

"Cantik." Ujarnya pelan.

Kalau Beby sadar mungkin ia akan berjingkrak-jingkrak kesenangan mendapatkan kalung yang sangat bagus.

"Bangun yuk, apapun yang kamu mau aku bakalan kabulin Beby asalkan kamu bangun dari tidur panjang kamu." Ujarnya pelan.

"Lihat pipi favorit aku jadi ngga gembul lagi." Ujarnya sambil mengelus pipi Beby.

"Nanti kalau udah bangun kamu harus makan banyak lagi ya, biar tambah gembul." Ujarnya terkekeh.

"Oh iya, bubu sekarang tinggal sama aku loh. Soalnya kalau di tinggal di mansion bubu selalu di siksa sama si panu." Curhatnya.

Semenjak bubu di bawa kerumah sakit, Xaviero mengambil alih bubu agar ia yang merawatnya, dan dengan senang hati Vano menyerahkannya pada Xaviero.

"Bubu jadi pendiem, mungkin terlalu kangen sama majikan lucunya ini." Ujarnya.

Xaviero menatap lurus ke arah tembok. "Sebentar lagi kamu ulang tahun, Beby mau hadiah apa dari aku?"

"Aku berharap kamu cepet bangun dan kita rayain ulang tahun kamu sama-sama." Ujarnya.

"Xaviero."

Xaviero menoleh ternyata Ellena yg baru saja datang. Ia habis dari rumah untuk mengambil keperluan Beby.

Ellena berjalan ke arah brankar Beby lalu mengecup pipi putrinya.

"Om Alex?" Tanya Xaviero datar.

"Om Alex masih di bawah." Jawab Ellena.

Xaviero mengangguk. "Saya pamit dulu Tan, kalau ada apa-apa tolong kabari saya." Ujarnya.

Ellena mengangguk. "Kamu hati-hati." Pesan Ellena.

Xaviero mengangguk sebelum itu Xaviero mengecup kedua pipi dan kening Beby.

"Aku pergi dulu cantik, ngga lama kok nanti aku balik lagi nemenin kamu." Bisiknya pelan.

Xaviero menegakkan tubuhnya lalu berjalan ke arah luar ruangan.

Ellena duduk di kursi yg di tempati Xaviero tadi. Tangannya meraih tangan mungil Beby.

"Beby kapan bangun sayang? Mommy nunggu kamu loh." Ujarnya lirih.

"Mommy kangen rengekan kamu, Mommy kangen semua yang ada di kamu princess." Ujarnya pelan.

"Beby ngga kangen Mommy? Beby udah ngga sayang Mommy lagi ya makanya Beby ngga mau bangun dari bobo nya."

Tanpa sadar Ellena meneteskan air matanya. "Beby bangun ya nak Mommy kangen kamu." Lirihnya.

Alexander yg baru saja membuka pintu merasakan sesak yang luar biasa mendengar ucapan sang istri.

Alexander berjalan ke arah Ellena lalu memeluk pundak sang istri dan mengelusnya untuk menenangkan.

"Sampai kapan mas?" Tanya Ellena lirih.

Alexander mengelus bahu istrinya. Matanya menatap Beby dengan sendu.

"Kalau dua hari kedepan kondisi Beby masih tidak ada perkembangan, aku akan memindahkan nya ke rumah sakit terbaik yang ada di Jerman." Ujar Alexander.

°°°°°°

Disisi lain seorang laki-laki tengah memandang poto-poto Beby yg terpajang di dinding.

Tangannya mengelus Poto Beby. "Cantik."

"Lebih cantik kalau kamu mati." Ujarnya sambil tertawa.

"Tapi sayang kamu malah koma." Tangannya mengeluarkan pisau lipat lalu menggoreskan pisaunya pada Poto Beby.

"Aku cinta kamu, tapi.." jedanya.

"Aku juga benci kamu, walau kamu ngga bersalah tetap saja kamu bagian dari keluarga yang aku benci." Desisnya tajam.

Laki-laki tersebut memainkan lidahnya. "Aku pastikan satu persatu keluarga Adamson akan musnah." Ujarnya tertawa.

"Tidak, ada satu target lagi kali ini." Ujarnya.

Tangannya mengeluarkan sebuah Poto kecil dari saku jaketnya.

"King Xaviero Archer, target selanjutnya." Ujarnya menyeringai.

Laki-laki tersebut tidak sadar kalau lawannya tidak sepadan, ia seperti menggali lubang kuburnya sendiri.

°°°°°°

Xaviero berjalan memasuki ruang kerja Daddynya.

Tanpa mengetuk Xaviero langsung membuka pintu tersebut.

Zaviero yang tengah mengerjakan berkas-berkas kantornya mendongak.

Lalu berdecak saat tahu siapa manusia tidak sopan yang berani mengganggu waktu kerjanya.

"Ada apa?" Tanya Zaviero sambil menyandarkan tubuhnya.

"Si bajingan itu sedang merencanakan sesuatu." Ujarnya.

Zaviero mengangkat sebelah alisnya. "Lalu?"

Xaviero berdecak. "Aku ingin langsung membunuhnya."

"Sudah lama aku tidak bermain-main." Lanjut Xaviero.

"Kau terlalu buru-buru boy." Ujar Zaviero.

"Lebih cepat lebih baik." Jawab Xaviero.

Zaviero berdecak. "Kau selalu gerak cepat."

"Daddy yg lambat seperti siput." Jawabnya datar.

Zaviero melotot. "Kemana sifat es mu heh, kenapa jadi menyebalkan seperti ini." Dengus Zaviero.

Xaviero mengangkat bahunya acuh. "Bagaimana keadaan calon menantu Daddy?" Tanya Zaviero.

Xaviero menyandarkan tubuhnya pada kursi lalu menutup matanya dengan lengan.

"Masih belum ada perkembangan." Jawabnya pelan.

Zaviero menatap putranya iba. "Daddy akan mengirim dokter terbaik untuk merawat Beby." Ujarnya.

Xaviero menyingkirkan lengannya lalu menatap Daddynya lamat.

"Mau dokter terbaik pun, Tuhan yang berkehendak Dad." Ujarnya datar.

Zaviero bungkam mendengar ucapan putranya. Xaviero benar hidup dan kematian seseorang Tuhan yang mengaturnya.

°°°°°°

Sore ini Vano yang menjaga Beby, ia tengah memainkan ponselnya setelah mengajak sang adik mengobrol.

Vano menghembuskan nafasnya kala merasakan bosan.

"Biasanya jam segini kalau di mansion lagi jailin Beby sampe nangis." Gumamnya.

Vano mengingat kembali kenangannya bersama Beby jika berada di mansion.

"Adek kapan bangun, Abang kangen banget." Ujarnya sambil menatap Beby.

Tok..tok..

Pintu ruang rawat Beby terketuk, Vano bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu.

"Sore kak." Ternyata teman-teman Beby yg datang menjenguk.

Vano mengangguk. "Masuk." Ujarnya datar.

Ghia, Syafira dan Sevanya masuk ke dalam, Ghia meletakkan buah yg di bawanya ke atas nakas.

"Yang lain kemana kak?" Tanya Syafira.

"Lagi keluar." Jawab Vano seadanya.

Syafira mengangguk paham. Ghia mendekati brankar Beby tangannya mengelus kepala Beby.

"Cil, betah banget si tidurnya." Ujar Ghia.

"Lo ga kangen kita-kita apa?" Tanya Ghia lagi.

Syafira ikut mengelus rambut Beby. "Tau, jahat banget masa kita di tinggal di tidur lama banget."

"Sekolah sepi ngga ada lo tau, murid-murid juga pada nanyain lo kemana. Mereka kangen sama tingkah lucu lo." Ujar Ghia.

"Fans-fans lo juga pada galau tau, pas tau idolanya ngga masuk-masuk." Sahut Syafira.

"Bangun yuk, gue ada lagu baru buat bikin tiktok beb. Lagunya enak banget jedag-jedug lagi." Ujar Ghia.

Syafira menoyor kepala Ghia. "Tiktok mulu yang ada di otak lo."

Ghia mengelus kepalanya. "Iri? Bilang babu." Ejeknya.

"Dih ngapain iri sama manusia alay macem lo." Dengus Syafira.

"Wah ngajak baku hantam." Seru Ghia.

"Ayo mau dimana?" Tantang Syafira.

"Berisik, daripada ribut disini mending kalian keluar." Ujar Sevanya tajam.

Ghia dan Syafira langsung terdiam, sebenarnya mereka takut saat melihat wajah marah Sevanya, sangat menyeramkan.

"Sorry. Abisnya si Syafira nyebelin." Adu Ghia.

"Heh bacot banget." Ujar Syafira.

"Diem." Sentak Sevanya.

"Iya ndoro." Jawab mereka berdua.

Di belakang sana Vano tengah menahan tawanya melihat kedua teman Beby yang terlihat kicep saat di pelototi oleh Sevanya.

Andai tidak gengsi dan menganut sistem manusia cool Vano sedari tadi sudah terbahak-bahak.

"Kocak banget njir." Gumam Vano.

Sevanya mendekati Beby lalu tangannya menggenggam tangan mungil Beby.

"Lagi mimpiin apasi? Betah banget tidurnya." Ujar Sevanya.

Sevanya jika bersama Beby akan lebih banyak mengeluarkan ekspresi dan banyak bicara.

Karena sedari dulu ia sangat menginginkan adik perempuan namun mamanya setelah melahirkan adik laki-laki nya di vonis tidak bisa hamil lagi.

Jadi setelah kedatangan Beby ia merasakan memiliki adik perempuan sesungguhnya.

"Janji deh setelah lo bangun gue beliin lo yupi yang banyak, dan izinin lo makan bakso pake sambel."

"Tapi seujung sendok doang ya, soalnya gue ngga mau adik kecil gue sakit perut." Ujarnya.

Sevanya mengelus rambut Beby dengan sayang. "Semenjak lo koma semuanya serasa beda beb, ngga ada lagi yang bisa bikin gue ketawa, ngga ada lagi yang bikin gue semangat berangkat sekolah. Semuanya berubah karena lo."

Sevanya menarik nafasnya. "Jadi.. gue mohon lo cepet sadar ya." Ujarnya lirih.

"Disini banyak yang sayang sama lo Beb, terlebih Xaviero dia keliatan frustasi banget."

"Bener beb, apalagi sekarang kak Xaviero lagi mode senggol bacok." Sambung Ghia.

"Kemarin aja pas di sekolah cewek ngga sengaja nyentuh kak Xaviero langsung di bentak abis-abisan, hih serem banget." Ujar Syafira.

Kemarin Xaviero memang sempat mengamuk di kantin kala seorang siswi menyentuhnya, ia berteriak murka dan berkata hanya Beby yang boleh menyentuhnya.

Untung ada Vano dan Erick yang menenangkan itu juga dengan perjuangan yang sangat panjang untuk meredakan emosi Xaviero.

Vano sampai berdecak melihat kebucinan Xaviero, padahal tidak sengaja ke sentuh marahnya kaya orang ke setanan.

°°°°°°


























Beby update Yeay!!!
Gimana sama chapter ini? Semoga suka ya ❤️

Maaf telat update huhu.
Btw masih nyambung ngga gaes?

Ada kabar baik nih, aku bakalan update tiap hari lagi Yeay!!
Seneng ga? Harus seneng dong mwehehe.

Jangan lupa vote+komen ✨
See you next chapter 🦋

Continue Reading

You'll Also Like

16.9K 1.6K 58
Disarankan untuk membaca beberapa part dulu sapa tau kecantol !!! sudah baca jangan lupa voment ya > Ini kisah kayla, si cewek tomboy dengan sifatnya...
184K 17.6K 45
[FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU!!!!] __________________________________________ "ADA TETANGGA BARUU, SEMURAN KITA, KEMBAR LAGI" "abang selius?" "...
1.9M 107K 53
"Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan dengan saudara sendiri...
273K 16.9K 63
MAMPIR DULU YUK KAK:) ----- Sekelompok berpakaian serba hitam itu datang entah dari mana dan menghancurkan segalanya. Kedua bayi kembar yang tidak b...