My Roommate Is a Badgirl

By jiaathe

12.7M 1.4M 324K

(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga keba... More

00 - Prolog
01 - Raka Anjing!
02 - Tinggal Se-atap
03 - Keras Kepala
04 - Cewek Nakal
05 - Dahlah, Capek
06 - Iblis Penggoda
07 - Tidur Satu Kamar
08 - Sialan!
09 - Toilet Pria
10 - Patah Hati Pertama
11 - Bertemu
12 - Menjalankan Misi
13 - Dasar Cowok
14 - Jahat
15 - Hanya Kasihan
16 - Kembali Berulah
17 - Mau Taruhan?
18 - Jadi Baik
19 - Menyesal
20 - Menggemaskan
21 - Rooftop
22 - Gay?
23 - Kejam
24 - Maaf dan Terimakasih
25 - Jarak
26 - Lebih Buruk
27 - Miris
28 - Baikan?
29 - Musuhan, bye!
30 - Ancaman Raka
31 - Milik Raka?
32 - Tidak Boleh
33 - Lo Lucu
34 - Rebutan
35 - Mulai Berubah
36 - Raka Marah
37 - First Kiss
38 - Tidak Kuat!
39 - Terkejut
41 - Cemburu
42 - Mengejutkan
43 - Maaf
44 - Selamat Menderita
45 - Sangsi
46 - Saksi Bucin
47 - Iblis Cantik
48 - Ayo Ciuman
49 - Bingung
50 - Berakhir
51 - Happy Birthday
52 - Pernyataan Terakhir
53 - Kenapa?
54 - Rencana Raka
55 - Ketakutan Agatha
56 - Kecelakaan
57 - Terbongkar
58 - Menyerah
59 - Kehidupan Baru
60 - I Love You
VOTE COVER + GIVE AWAY
61 - Menginap
62 - Hak Milik
63 - Agatha Cemburu
64 - Peluk Cium
65 - Langkah Serius
66 - She's Mine (End)

40 - Pilihan

155K 22.4K 6.9K
By jiaathe



Tubuh Agatha menegang beberapa saat menatap sosok Raka yang kini memandangnya dengan tatapan tak terbaca. Mengedip pelan, gadis itu mengerutkan dahi bingung.

Mengapa Raka ada di sini bersama Alhan? Padahal laki-laki itu lah yang melarangnya menemui dan mencari Alhan, tapi justru dia berada di sini.

Agatha membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu namun batal karna mendengar suara laki-laki yang tadi menyeret Sagara. Agatha menoleh dan saat itu juga pandangannya bertemu dengan kedua bola mata Sagara.

Tatapan hangat yang dulu selalu membuat dadanya berdebar.

"Gue bawa Sagara bos, mau kita apain?" tanya laki-laki dengan wajah sangar serta tindik di telinga kanannya itu. Terlihat garang dan sedikit mengerikan.

Alhan yang sejak tadi memandang wajah adiknya langsung mengalihkan tatapan pada Sagara dan laki-laki yang berbicara tadi. "Kerja bagus, Rendra," pujinya membuat Rendra tersenyum puas.

Sagara terbatuk pelan, kepalanya perlahan terangkat kemudian berusaha berdiri dengan tenaga yang tersisa. Wajah tampannya kini babak belur parah, lebam di bagian mata dan sudut bibirnya bahkan sedikit mengeluarkan darah.

Agatha meringis pelan melihat keadaan Sagara. Pasti rasanya sangat sakit.

"Alhan, lama gak ketemu," tanpa rasa takut, Sagara menatap wajah Alhan dengan sebuah senyuman sarkas di bibirnya. "Gimana keadaan lo setelah mencoba masuk ke dunia gelap kayak gini?"

Alhan tertawa sinis. "Gak usah bersikap seolah-olah kita kenal," ucapnya penuh penekanan.

"Loh?" Sagara mengerutkan dahi kemudian mendekati Alhan dengan sedikit tertatih akibat tubuhnya yang habis di pukuli oleh Rendra tadi. "Bukannya kita memang kenal? Bahkan ... sangat kenal."

Kedua tangan Alhan mengepal, dengan kasar dia menarik kerah baju Sagara dan menatapnya setajam mungkin. "Brengsek. Gue gak sudi punya kenalan orang gila kayak lo!" teriak Alhan.

"Gue gila?" balas Sagara seraya terkekeh. "Lo yang gila! Lo nyiksa adek lo sendiri, lo buat dia di usir dari rumah, bahkan lo biarin dia jadi bahan bullyan di sekolah karna foto foto gak jelas itu!" bentak Sagara dengan emosi menggebu.

"Foto?" gumam Agatha yang sejak tadi menyimak. Seketika dia teringat kejadian bulan lalu, di mana foto dirinya dan Gema beserta foto editan yang dulu membuatnya di usir dari rumah, tertempel di mading.

Tunggu dulu, apakah Irene mendapatkan foto itu dari Alhan? Karna sampai saat ini, Agatha belum mengetahui dari mana Irene mendapatkan foto foto tersebut.

Agatha bukannya malas mencari tau, hanya saja dia berusaha berdamai dan berhenti mencari masalah. Agatha fikir, memaafkan kejadian itu dan melupakan akan membuatnya hidup dengan jauh lebih tenang.

Rahang Alhan mengetat mendengar ucapan Sagara. Tangannya terangkat kemudian memberikan bogeman yang cukup kuat hingga Sagara yang memang sudah lemah terjembab ke lantai.

"JANGAN MEMBALIKAN FAKTA ANJING!" teriak Alhan lalu kembali menarik kerah Sagara hingga berdiri, kemudian kembali memberikan sebuah bogeman kuat.

Agatha menelan ludanya melihat Alhan yang kini malah memukuli Sagara tanpa ampun. Padahal laki-laki itu sudah terlihat sangat parah, rasa kemanusiaan Agatha perlahan timbul melihat keadaan Sagara.

Dia merasa tidak tega.

Kakinya melangkah mendekat, namun langsung terhenti begitu merasakan tarikan di lengannya. Dia menoleh dan menemukan wajah dingin Raka yang menatapnya tegas.

"Pulang, ini bukan tempat lo," katanya lalu menarik gadis itu paksa.

Agatha tentunya langsung berontak dan menghempaskan tangan Raka. "L-lo duluan," ucapnya terbata membuat tatapan Raka semakin tajam.

Melangkah mundur, Agatha berlari kecil menuju Alhan kemudian menahan pergelangan tangan Alhan yang hendak melayangkan tinjuan kembali untuk Sagara. "Abang, stop!" ucap Agatha cukup kuat. "Sagara bisa mati!"

Merasakan tangan mungil dan halus itu membuat Alhan benar-benar terdiam. Tak lama kemudian dia mendorong Sagara hingga terjatuh kemudian menatap wajah adiknya.

Bola mata itu tampak tajam dan mengerikan, namun entah mengapa Agatha sama sekali tidak ketakutan. Justru rasa rindu didadanya semakin membuncah saja, membuat bibirnya melengkung dengan manis.

"Akhirnya aku nemuin abang," ucap Agatha pelan, menatap wajah yang dia rindukan itu secara lekat-lekat.

Alhan menghembuskan nafas kasar. "Lepas," ucapnya melirik tangan Agatha dingin. "Sebelum gue bertindak kasar sama lo."

"Berani pukul dia, lo berurusan sama gue." Raka mengeluarkan suaranya dengan tajam, kemudian berjalan menghampiri mereka. Tatapannya menghunus wajah Alhan dengan tatapan dingin dan benci.

Alhan menanggapi ucapan mengerikan Raka dengan tawa. "Lo suka cewek ini? Udah berhenti suka sesama jenis, hm?" nada bicara Alhan terdengar mengejek.

Agatha melirik Raka yang tampak mengetatkan rahangnya. Dia seketika teringat ketika Raka bertelponan dengan seseorang dan mengaku jika dirinya menyukai sesama jenis. Jadi... orang itu Alhan?

Kedua tangan Raka perlahan mengepal. "Meskipun gue suka sesama jenis, itu bukan urusan lo!" sentaknya.

"Oh, jelas itu urusan gue." Alhan menjawab santai. "Gue harus tau orang macam apa aja yang ada di sekeliling cewek ini," katanya menatap Agatha.

Mendengar ucapan Alhan membuat Agatha terdiam dengan perasaan yang sedikit menghangat. Senyumnya sedikir mengembang, Alhan mengatakan itu pertanda masih perduli padanya, bukan? Bolehkah dia merasa senang?

Tatapan Alhan perlahan mendingin, matanya masih menatap lekat bola mata adiknya. "Untuk mastiin kalau dia nyusahin orang yang tepat," ucapnya datar membuat senyum Agatha meluntur.

Sebenci itu kah Alhan padanya?

"Agatha." Raka melirik gadis itu. "Ayo pergi," dia meraih tangan Agatha yang kini terdiam kaku dan menggenggam hangat tangan mungil itu.

Dia menautkan alisnya begitu Agatha malah menghempaskan tangannya lagi. Gadis itu menoleh padanya. "Lo pergi sendiri, gue bakal tetep di sini."

"Maksud lo?"

Agatha tidak menjawab. Dia justru berjalan ke arah Sagara dan membantu laki-laki itu berdiri. "Sagara babak belur, dia harus di bawa ke rumah sakit," ucap Agatha berusaha membuat Raka mengerti.

Raka mengetatkan rahang kembali. "Tha, lepasin cowok itu," katanya tajam.

Tatapan Raka tertuju pada tangan Sagara yang melingkar di pundak Agatha. Sagara tampak sangat lemah, bahkan tidak mampu menopang berat tubuhnya sendiri. Namun anehnya, Raka masih bisa melihat sebuah senyum mengejek di bibir laki-laki itu.

Di banding menjawab ucapan Raka. Agatha justru mengedarkan matanya pada semua laki-laki yang ada di sana sampai tatapannya jatuh pada laki-laki yang tadi sempat menggodanya, Fanno.

"Lo bawa mobil atau motor?" tanya Agatha membuat Fanno cukup terkejut. Dia yang tadinya terlihat berani kini tampak segan begitu tau jika Agatha memiliki hubungan dengan bosnya.

"Mobil," jawab Fanno ragu.

"Sini kuncinya," ucap Agatha menengadahkan tangannya. Tanpa basa-basi, Fanno segera memberikannya.

Agatha tersenyum. "Thanks, gue pinjem mobil lo."

"Tha." Raka memanggil penuh penekanan. "Gue bilang lepasin Sagara, biar dia jadi urusan Alhan dan temen-temennya."

Agatha yang kesusahan membopong Sagara yang setengah sadar, melirik Raka sebentar. "Ka, gue udah bilang sama lo kalau dendam itu racun. Gue tau lo benci Sagara, tapi di saat kayak gini harusnya lo sisihin rasa benci itu."

"Dia hampir mati, Raka!" ujar Agatha dengan nada yang meninggi.

"Lepasin dia, atau gue bakal benci sama lo," ancam Raka dingin dengan ekspresi serius.

"Raka!" pekik Agatha kesal. "Tolong jangan egois!"

"Pilih," titah Raka tak terbantahkan.

Agatha terdiam di pijakannya. Beberapa saat kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya tanpa melirik Raka sama sekali, tujuannya adalah salah satu mobil didepan untuk membawa Sagara ke rumah sakit.

Setidaknya kini Agatha tau, harus kemana dia jika ingin bertemu Alhan. Besok atau nanti, dia akan ke sini lagi untuk berbicara dengan abangnya itu.

Rendra di tempatnya tampak menautkan alis tidak suka. Dia melirik Alhan yang diam dengan pandangan lurus pada punggung adiknya. Tatapannya pria tampan itu sama sekali tidak bisa di baca.

"Bos, kenapa lo biarin Sagara pergi sama cewek itu padahal lo udah nunggu-nunggu untuk tangkep dan habisin dia?" tanya Rendra bingung.

Alhan terkekeh rendah. "Gue ... punya balesan yang bakal lebih sakit untuk Sagara di banding sebuah pukulan," katanya pelan.

Ekspresi Alhan perlahan berubah, tatapannya kini terlihat datar. "Dia bakal kalah dengan permainannya sendiri."

Kepergian Agatha dan Sagara tak lepas dari pandangan semua laki-laki yang ada di sana. Terutama Raka, dia sudah mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

Pandangan setajam pisau dia layangkan untuk mereka berdua. Ada rasa sedikit tidak.percaya dalam pandangan matanya. Kenapa ... Agatha memilih Sagara?

Melihat reaksi Raka terhadap kejadian itu membuat Alhan menaikan alisnya. "Jadi ... lo beneran suka sama adek gue?"

"Bukan urusan lo," jawab Raka tanpa repot-repot menoleh. "Meskipun gue suka dia, gue gak perlu restu dari lo sama sekali," ujarnya dingin.

Alhan mengangguk-angguk. "Jadi apa tujuan lo ke sini?" tanya Alhan sedikit penasaran.

Awalnya dia cukup terkejut mengetahui Raka akan menemuinya di sini, padahal sebelum-sebelumnya laki-laki itu selalu menolak mentah-mentah.

Dia dan Raka belum sempat berbicara karna kedatangan Rendra dan Sagara tadi.

Raka menghela nafas kemudian berbicara dengan pelan. "Gue mau lo balik ke rumah dan berhenti benci sama Agatha ... dia butuh lo."

-MRiB-

Eoiyoo, miss me gak neh??

Anw, My Rommate is Badgirl udah di lamar sama salah satu penerbit dan bakal terbit (yaiyalah gmne si😭), jadiii nabung yukk dari sskarangg biar bisa peluk mereka versi cetakk!!

Ohya aku mau tanya, memasuki part 40 ini apa yang mengganjal dan ganggu fikiran kamu tentang cerita ini?
Contoh: alasan sikap Alhan ke Agatha berubah.
Kalau ada komen yahh!

Follow ig:
@jiaathe
@rakaarcheron_
@agathazhea

6k komenn yukk.

See u beibihh!😚

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 251K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
1.2M 41.8K 27
Vano, mempunyai hobi membully murid baru bersama gank-nya. Kini target mereka adalah Galena, murid baru si gadis sederhana, cuek dan pemberontak. Da...
1.1M 80.7K 61
Seorang CEO muda, Oh Sehun harus menerima nasib ketika dirinya dijodohkan dengan seorang gadis bar-bar bernama Kim Rachel. Start 19 Desember 2017 END...
2.8M 161K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...