ALDO-LIORA

By BiintangMeysaa

2.5M 281K 109K

[di PRIVAT ACAK! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ya sayang ya] [ON GOING] ⚠️JANGAN DI PLAGIAT YA SAYANG⚠️ Awal part e... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
52
53
54
55
56
57
58

51

42.7K 5K 773
By BiintangMeysaa

Happy reading♡
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

HALLO MEY UP!!

Maaf ya mey ngga bisa up cepet, soalnya tugas numpuk bgt ditambah lg bentar lagi ujian, jadi nggak bisa up cepet huhu.

Jangan lupa follow!

Ig : @biintgmysaa & @wp.bintangmeysa

Tiktok : meyyy15_

Yang belum follow akun wattpad mey, follow yuk biar ngga ketinggalan notifikasinya😘🤙.

Tandain typo ya!
_______________

"Ingat lex, Tasbih lo sama Salibnya Naila nggak akan pernah bisa bersatu" ucap Rafli bijak sambil menepuk dua kali pundak sahabatnya itu.

Alex menepis kasar tangan Rafli yang bertengger dibahunya. "Diem lo, gausah bacot!"

Ucapan Rafli itu sukses menohok hati Alex. Mau bagaimanapun ia menyangkal, itu tidak akan merubah kenyataan bahwa ia dan gadis yang ia cintai berbeda keyakinan.

Rafli menatap sebal Alex. "Kan gue cuma ngingetin lo doang anjing"

"Gue nggak butuh"

"Dasar tembok bernyawa" cibir Rafli.

"Eh tapi kan udah dibantu dua Tuhan, kok nggak bisa nyatu sih" ucap Daniel sok bodoh.

"Iya, bantu misahin" sambar Aldo. Daniel dan Rafli sontak tertawa ngakak. Ditambah lagi melihat ekspresi Alex yang begitu tak bersahabat.

"Bacot lo semua" sinis Alex.

Aldo bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju pembatas rooftop. Cowok itu menyesap vape yang ada ditangannya sambil mendongak memandang langit biru yang tampak begitu cerah.

Atensi cowok itu beralih pada bangunan yang berada tepat diujung sekolah.

"Asap" gumamnya sambil memperhatikan atap gudang yang tampak mulai mengeluarkan gumpalan asap.

"WOI ASAP TUH!" pekik Daniel histeris sambil menunjuk kearah gudang.

Alex, Rafli, dan Daniel berjalan ke pembatas rooftop mendekat pada Aldo.

"Kok bisa ada asap?" monolog Aldo.

"Orang bakar sampah kali" jawab Rafli enteng

"KEBAKARAN ITU ANJING!"

teriakan Daniel mengembalikan fokus mereka. Dengan cepat mereka berlari turun dari atas rooftop menuju ruang guru agar memberitahu kejadian ini. Jangan sampai ada korban jiwa.

***

Disisi lain..

Liora menatap takut ruangan yang begitu gelap itu. Ia sangat takut sekarang, keringat dingin terus mengalir dari pelipisnya. bibir yang semula berwarna pink kini berubah menjadi pucat.

Liora berjongkok menenggelamkan wajahnya diatas lututnya yang ia tekuk sambil menangis.

Darah segar mengalir dari hidungnya, bahkan kepalanya terasa sangat pusing.

"Bastian" gumamnya "tolongin gue" lirihnya sambil mengelap darah yang mengalir dari hidungnya.

Liora mendongakkan kepalanya saat mendengar seperti ada suara gemercik listrik. Rasa takut semakin melanda hati dan fikirannya.

Demi apapun ia tidak tau harus berbuat apa saat ini. Otaknya mendadak blank. Liora mengibas ngibaskan tangannya didepan wajahnya saat merasakan indra penciumannya menghirup asap.

Gadis itu menutup hidung dan mulutnya. Hingga sedetik kemudia matanya membelalak saat melihat ada api yang mulai membakar habis barang barang yang ada digudang itu.

"K-kebakaran"

"TOLONG! TOLONGIN GUE!"

"KEBAKARAN! TOLONGIN GUE. BASTIAN, DAVINA TOLONGIN GUE" teriaknya sekuat mungkin sambil menggedor gedor pintu yang tertutup rapat itu.

"Uhuk..uhuk" Liora terbatuk batuk sambil memegangi dadanya yang terasa sesak karena menghirup asap.

"Gue nggak mau mati konyol disini"

"Akhh" teriak gadis itu saat sebuah balok kayu yang mulai terbakar hampir mengenai tubuhnya, untung saja ia bisa menghindar dengan cepat.

"Tolong" ucapnya lirih. Api yang semulanya kecil kini mulai membesar dan merambat kemana mana.

Bugh

Bugh

Bugh

"TOLONG!"

"SIAPAPUN TOLONGIN GUE WOI"

Liora memukul bahkan menendang pintu gudang sekuat tenaga sembari berteriak sekencang kencangnya berusaha meminta pertolongan.

"Sialan" umpatnya saat rasa pusing dikepalanya semakin terasa sakit.

***

"Raf, niel, lo berdua kasih tau ke guru guru supaya semua murid ngungsi dan cari tempat aman!"

"Dan lo lex, lo hubungin pemadam kebakaran. Biar gue yang ngecek ke gudang" ucap Aldo memberi arahan pada sahabat sahabatnya itu.

Daniel, Rafli, dan Alex mengangguk patuh dan mulai melakukan tugas masing masing.

Davina menghela nafas lega sambil mengusap usap perutnya. Setelah selesai melakukan panggilan alam, gadis itu segera keluar dari toilet.

Davina mengernyitkan dahinya bingung saat melihat hampir seluruh siswa/siswi berlari sembari berteriak histeris menuju lapangan.

"Ada apa nih? Apa ada pembagian sembako?" gumamnya heran.

Saat melihat Aldo berlari dan akan melewatinya, gadis itu lebih dahulu menahan tangan Aldo.

"Apa apaansi lo, lepasin!" desis Aldo sambil menyentak kasar tangan Davina yang memegang tangannya.

"Alay lo! Gue cuma mau nanya, itu kenapa pada lari semua?" tanyanya sambil memperhatikan siswa/siswi yang berlarian.

"Ada kebakaran"

Davina melototkan matanya. "Kebakaran? Sekolah kita kebakaran?!" pekiknya sambil menutup mulutnya.

Aldo memutar bola matanya malas cerewet sekali gadis ini. Saat ia akan pergi, lagi lagi Davina menahan tangannya.

"Apa lagi?" tanyanya datar

"Bye the way kebakarannya dimana?" tanya Davina penasaran.

"Digudang" jawab Aldo seadanya.

Davina mengangguk namun sedetik kemudian matanya membulat sempurna.

"ASTAGA!" teriaknya.

Aldo menutup kedua telinganya saat mendengar teriakan gadis itu. "Lo kenapa lagi?!" tanyanya kelewat kesal.

Davina memukul mukul lengan Aldo sembari menetralkan detak jantungnya. "Do, Liora do" ucapnya.

Aldo yang mendengar nama Liora langsung menatap Davina intens sembari menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Liora kenapa?" Tanyanya penasaran.

"Liora do"

"IYA LIORA KENAPA?!" bentak Aldo yang sudah kelewat emosi.

"Kayanya Liora ada digudang" ucap Davina berhasil membuat hati Aldo mencelos.

Tanpa fikir panjang, Aldo langsung berlari secepat mungkin menuju gudang. Ia takut gadis itu kenapa napa.

Davina yang ditinggal sendiri meraup wajahnya kasar lalu berlari menuju lapangan.

"Semoga Liora nggak kenapa napa" gumamnya.

Sesampainya didepan pintu gudang, Aldo mendengar suara teriakan seorang gadis yang tak lain adalah Liora.

"TOLONG!" teriak Liora disebrang sana.

"LIORA LO BAIK BAIK AJA KAN?!"

Liora yang mendengar suara laki laki dibalik tembok sedikit bernafas lega. Setidaknya ada orang yang mengetahui keberadaannya saat ini.

"Shit" umpat aldo saat knop pintu tidak bisa terbuka. Ia mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu gudang itu.

"BERTAHAN RA! GUE BAKALAN BANTUIN LO!" teriaknya sambil berusaha mendobrak pintu memberi isyarat pada gadis itu.

"Aldo tolongin gue, gue udah nggak kuat" lirih Liora.

"Tunggu ra"

"Apinya makin gede, gue takut"

Sedangkan disisi lain Davina menatap Bastian dkk satu persatu. "Liora dimana?" tanyanya.

Bastian mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Davina. "emang Liora nggak sama lo?"

Davina menggeleng lemah. "Tadi kayanya Liora ke gudang, soalnya tadi pak Robbin nyuruh dia buat ngambil alat alat olahraga" ucapnya.

Bastian sontak terkejut mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Liora.

"Gudang?" beonya.

Tanpa fikir panjang, cowok itu langsung saja berlari diikuti oleh keempat temannya.

"Lo tunggu disini ya, biar gue sama yang lain ngecek keadaan Liora" ucap Reza sambil mengelus puncak kepala Davina lalu melanjutkan langkahnya mengikuti Bastian.

"RA MUNDUR! PINTUNYA MAU GUE DOBRAK!" teriak Aldo.

Liora yang mendengar arahan Aldo langsung saja menjauh dari pintu tersebut.

Bugh

Bugh

"Gue bantu" ucap Alex yang baru datang. Aldo yang tengah berusaha mendobrak pintu sontak mengalihkan atensinya.

Aldo mengangguk singkat.

Bugh

Percobaan kesatu gagal

Bugh

Percobaan kedua gagal

BRAK!!

gotcha! Percobaan ketiga berhasil. Aldo langsung saja masuk kedalam gudang dan mendapati Liora yang tengah berdiri sembari menutup telinga serta matanya rapat rapat.

"LIORA AWAS" teriak Aldo sambil berlari menuju Liora saat netra tajamnya melihat sebuah balok kayu terbakar api yang siap menghantam tubuh gadis itu saat ini juga.

Liora sontak membuka matanya dan terkejut saat tiba tiba Aldo memeluknya begitu erat lalu menggeser posisi keduanya secepat kilat.

Liora mematung saat melihat balok kayu jatuh tepat dihadapan keduanya. Jika saja Aldo tidak menyelamatkannya mungkin sana ia sudah mati terhantam kayu dengan kobaran api yang cukup besar itu.

"Lo nggak apa apa kan?" tanya Aldo setelah melerai pelukannya sembari menangkup kedua pipi gadis itu.

Liora menatap dalam mata Aldo. Ia bisa lihat sendiri mata hitam legam yang biasanya menatapnya dengan penuh kemarahan dan kebencian kini berubah menjadi tatapan teduh dan penuh kekhawatiran.

Liora mengangguk singkat. Melihat respon Liora yang mengatakan bahwa ia baik baik saja membuat cowok itu menghela napas lega.

Uhukk..uhukk

Liora terbatuk batuk sembari memegang dadanya yang terasa sesak. Sungguh rasanya ia sulit sekali untuk menghirup oksigen.

"Ayo keluar" ajak Aldo sembari mengelap peluh dipelipis gadis itu. Aldo langsung saja menggendong Liora ala bridal style.

Liora mengalungkan tangannya dileher Aldo lalu menyandarkan kepalanya didada cowok itu.

Tanpa Liora sadari sedari tadi Aldo mati matian menahan sakit dipunggungnya. Karena tadi saat menyelamatkan Liora, punggung Aldo tak sengaja terbentur pada Lemari yang terbakar api tepat dibelakang keduanya.

"Shh" mendengar suara ringisan itu Liora sontak menatap Aldo.

"Lo kenapa? Ada yang luka?" tanyanya khawatir.

Aldo tersenyum tipis lalu menggeleng singkat. "Gue nggak apa apa, nggak usah mikirin gue. fikirin kondisi lo sendiri"

Aldo kembali melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar. Setelah melewati beberapa rintangan, akhirnya dua sejoli itu keluar dari gudang itu.

"Awas lo" ucap Bastian dan langsung mengambil Liora dari gendongan Aldo.

Tadi saat Bastian dan Reza ingin masuk kedalam untuk membantu Liora, beberapa guru disana melarang keduanya karena takut menambah korban. Dan akhirnya Bastian menurut dan lebih menunggu diluar meski kecemasan dan rasa khawatir selalu melanda hati dan fikirannya.

Aldo pasrah saja dan langsung membiarkan Bastian mengambil Liora dari gendongannya.

Mereka semua menjauh dari gudang dan membiarkan petugas pemadam kebakaran untuk memandamkan api yang mulai merambat kemana mana.

"Nggak boleh gitu" tegur Liora melihat tingkah laku Bastian.

"Iya maaf, tapi gimana keadaan lo? Ada yang luka?" tanyanya.

Liora menggeleng pelan. "Gue nggak apa apa, tadi cuma sesak napas aja"

"Sebaiknya kamu bawa Liora ke uks, supaya diberikan petolongan pertama. Saya takut terjadi apa apa" ucap kepala sekolah pada Bastian yang baru saja datang.

Bastian mengangguk singkat dan langsung menjalankan perintah.

"Lo kenapa? Ada yang luka?" tanya Daniel sambil membolak balikan tubuh Aldo.

"Jangan lo putar putar goblok! Pusing ntar anak orang" ketus Rafli.

"Gue nggak apa apa.. shh" ringis Aldo.

"Gie nggik ipi ipi" cibir Daniel menirukan apa yang Aldo ucapkan barusan. "Udah jelas jelas lo terluka! Udah ayo kerumah sakit jiwa" ajaknya sambil menarik tangan Aldo.

"Gue kena luka bakar! Bukan setres" Aldo menghempaskan tangan Daniel yang memegang sebelah tangannya.

"Mana yang luka?" tanya Alex yang sedari tadi diam menatap perdebatan tak bermutu itu.

"Punggung gue"

"Uks" ucap Alex dan langsung berlalu begitu saja.

"Buset tuh anak main pergi pergi aja" gumam Rafli.

Daniel menatap Aldo dengan pandangan yang sulit diartikan. "Lo kenapa diam aja? Mau gue gendong ala bridal style?" tanyanya dengan watadosnya.

Aldo mendelik jijik. "Najis" jawabnya dan langsung berlalu begitu saja.

"HAHAHAHA" Rafli tertawa ngakak sambil memukuli lengan Daniel dengan tenaga dalam.

"Sialan" umpat Daniel

***
TBC..

VOTE & KOMENNYA JANGAN LUPA!

SEE YOU <3

KAMIS 25 NOVEMBER 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

305K 15K 32
Anna kaget saat dia membuka matanya, bukan nya berada disurga atau alam baka dan bertemu dengan ibu dan ayahnya yang telah meninggal, dia malah terba...
251K 23.8K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
2.6M 140K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?