Follow Ig @wp.casyaaaa
casyaaaa_
Jangan lupa vote+komen ✨
Pagi ini Xaviero sudah tiba di kediaman Adamson, ia berniat mengajak Beby untuk berangkat sekolah bersama.
Penampilannya begitu menawan, dengan jaket kulit dan kacamata hitam yg bertengger di hidung mancungnya, jangan lupakan anting hitam di telinganya.
Xaviero keluar dari mobil sportnya, dengan langkah tegas ia mendekati pintu utama mansion Adamson.
Para bodyguard dengan sigap membukakan pintu, mereka sudah tau kalau Xaviero adalah tunangan Nona muda nya, terlebih Xaviero adalah keturunan sang raja bisnis.
"Silahkan masuk tuan muda." Ujar bodyguard.
Xaviero hanya mengangguk lalu berjalan masuk, matanya mengedar sepertinya Beby belum turun.
"Beby?" Tanya Xaviero pada salah satu maid.
"Nona muda belum turun, mungkin sebentar lagi." Jawab maid sopan.
Xaviero hanya mengangguk, setelahnya ia duduk di sofa ruang tamu. Tidak lama kemudian Ellena datang karena di beri tahu kalau ada Xaviero.
"Xaviero?"
Xaviero mendongak lalu segera berdiri, ia menyalimi tangan Ellena.
Ellena tersenyum. "Mau jemput Beby?"
"Iya tan." Jawabnya singkat.
Ellena tersenyum maklum mendengar jawaban singkat Xaviero.
"Beby masih siap-siap, ayo tunggu di ruang makan aja." Ajak Ellena.
Xaviero mengangguk. "Apa kabar orang tua kamu?" Tanya Ellena.
"Baik."
Ellena mengangguk. "Bagus deh."
Xaviero terdiam karena memang ia tidak bisa berbasa basi, lagi pula ia sangat malas membuka mulutnya.
Xaviero dan Ellena tiba di ruang makan, ternyata mereka sudah berkumpul minus Beby yg belum datang.
Mata para pria Adamson langsung melotot. "Mommy kenapa dia ada disini?" Tanya Erick tidak suka.
Ellena mengernyit bingung. "Kenapa? Xaviero mau jemput Beby jadi dia disini lah."
"Apa?" Tanya pria Adamson serempak.
"Kalian kenapa sih? Aneh banget." Ketus Leona.
"Duduk Xaviero." Ujar Chintya.
Xaviero dengan wajah datarnya langsung duduk di kursi, matanya masih mengamati pintu masuk ruang makan gadisnya belum muncul juga.
"Heh keluarga lo udah jatuh miskin sampe numpang makan disini?" Tanya Vano sinis.
"Vano." Tegur Chintya.
"Apa Oma? Lagian ngapain si jemput-jemput segala, Beby bisa kita yg anterin kok." Ujar Vano.
"Bener tuh, mending lo balik sana." Ujar Erick.
Sedangkan Xaviero hanya menatap mereka datar, ia tidak memperdulikan mereka tujuannya hanya ingin menjemput gadisnya bukan meladeni para singa kurang belaian milik Beby.
"Beby berangkat bareng saya." Ujar Leon.
"Kalian kenapa sih, biarin aja Beby sama Xaviero toh dia juga tunangan adik kalian." ujar Diana.
"No, Beby cuma boleh berangkat bareng kami." Jawab mereka serempak.
Para perempuan Adamson memutar kedua bola mata mereka malas.
"Posesif." Cibir Leona.
"Good morning." Sapaan ceria itu membuat mereka menoleh, dari arah pintu masuk terlihat gadis mungil yg tengah berlari kecil dengan kedua pipi gembulnya yg ikut bergerak.
Xaviero tersenyum kecil melihat gadisnya yg terlihat begitu menggemaskan.
"Morning princess." Jawab mereka serempak.
Mata Beby membulat melihat Xaviero. "Kakak super Hero?"
"Hm?"
Beby mendekati Xaviero ia terlalu terkejut karena kedatangan Xaviero sampai melupakan rutinitas morning kiss nya.
Para pria Adamson langsung naik pitam, sialan karena Xaviero perhatian Beby jadi teralihkan.
"Kakak mo ngapain kesini?" Tanyanya bingung.
"Jemput kamu." Jawabnya.
"Jemput Beby?"
"Hm."
Para pria Adamson menunjukkan raut tidak sukanya saat Xaviero mengubah cara bicaranya menjadi aku-kamu.
Beby mengangguk, lalu matanya menoleh pada keluarganya.
"Beby boleh berangkat bareng kakak super hero ngga?" Tanyanya.
"No."
"Boleh."
Jawaban berbeda itu pasti dari pria Adamson dan juga wanita Adamson.
"Jangan dengerin mereka sayang, Beby boleh kok berangkat bareng Xaviero." Ujar Leona.
Beby tersenyum lebar. "Yeay."
Matanya menatap Xaviero. "Beby boleh berangkat bareng kakak super hero." Lapornya.
Xaviero tersenyum tipis, tangannya mengelus rambut gadisnya dengan lembut.
"Iya baby girl."
"Sudah ayo kita mulai sarapan." Instruksi dari Tuan Adamson.
Mereka memulai sarapan dengan tenang, namun mata pria Adamson tengah menatap Xaviero tajam, sedangkan sang empu tidak terganggu sama sekali.
°°°°°°
Beberapa menit kemudian mereka telah menyelesaikan sarapannya.
"Susunya di abisin dulu princess." Tegur Ellena saat Beby akan beranjak dari duduknya.
Beby cemberut. "Beby udah kenyang Mommy, look perut Beby kaya udah mo meletus-letus."
Mereka terkekeh gemas mendengar ucapan Beby. "Meletus? Kamu kira balon dek." Ujar Ronald tertawa.
Beby menyengir lucu. "Ayo kakak super hero kita berangkat."
Xaviero menatap seluruh keluarga Adamson. "Saya izin berangkat bersama Beby."
"Saya izinkan, tetapi saya mohon tolong jaga berliannya Adamson kalau sampai lecet sedikit nyawa kamu taruhannya." Ujar alexander.
"Om boleh bunuh saya jika saya lalai menjaga gadis kesayangan saya." Ujarnya tegas.
Alexander tersenyum tipis, ia semakin yakin jika Xaviero memang begitu mencintai putri kecilnya.
"Abang Beby berangkat ya." Beby mengecup satu persatu pipi abang-abangnya.
Para Abang Beby hanya bisa mendesah pasrah apalagi para Nyonya Adamson sedang menatap tajam mereka.
"Princess hati-hati oke?" Ujar Erga.
"Hu'um."
"Kalau Xaviero macam-macam, Beby bisa langsung tonjok mukanya." Sahut Erick.
Beby hanya mengangguk lucu. Leon mendekati adik kecilnya lalu mengecup keningnya lama.
Tatapan Leon mengarah pada Xaviero. "Jaga adik saya." Ujarnya datar.
Xaviero mengangguk. "Udah kewajiban saya untuk menjaga Beby."
"Bagus." Sahut Ronald.
Beby berlari ke arah para wanita Adamson, ia memberikan kecupan.
"Sudah sana berangkat princess." Ujar Diana.
Beby mengangguk. "Beby berangkat dulu ya, Papay." Beby melambaikan tangannya.
Xaviero dan Beby keluar menuju mobil sport, Xaviero membukakan pintu untuk Beby.
"Masuk." Beby masuk ke dalam mobil dengan tangan Xaviero yg menghalangi kepala Beby agar tidak membentur atap mobil.
Setelah memastikan gadisnya aman, Xaviero langsung berlari kecil dan masuk ke dalam mobil.
"Let's go kakak super hero." Serunya ceria.
Xaviero terkekeh gemas, ia menjalankan mobilnya menuju sekolah.
Beby membuka tasnya untuk mengambil ponsel, tangannya berselancar di atas benda persegi itu.
Xaviero Menggeram ia tidak suka di abaikan, karena benda sialan itu Beby tidak memperhatikan nya.
Tangan Xaviero merebut ponsel Beby, mata Beby mengerjap. "Kok hp Beby di ambil?"
"Aku ngga suka kalau kita lagi berdua kamu malah mainin hp."
"Why?"
"Kamu cuma boleh fokus ke aku baby girl." Ujarnya rendah.
"Beby cuma chatting sama Ghia kok."
"Tetep aja aku ngga suka, mulai sekarang kalau kita lagi berdua ngga boleh fokus ke hp oke?"
"Tapi-tapi kalau mommy atau Daddy nelpon Beby ngga boleh angkat?" Tanyanya lugu.
"Itu pengecualian."
Beby mengangguk lucu. "Good girl." Ujar Xaviero.
Mobil sport Xaviero tiba di parkiran sekolah, semua murid langsung berteriak heboh karena itu adalah mobil idola mereka.
Xaviero keluar dengan tegas lalu berlari kecil ke arah pintu samping. Tangannya terulur membantu gadis kecilnya untuk keluar.
Beby tersenyum lucu. "Makasih kakak super hero."
Xaviero tersenyum tipis tangannya merapihkan rambut gadisnya yg sedikit berantakan.
"Ayo." Beby menggenggam tangan besar Xaviero, namun tidak lama karena kali ini Xaviero yg menggenggam tangan mungil Beby.
Sedangkan para murid masih menganga tidak percaya saat melihat kejadian hari ini.
"Itu si polos ngapain berangkat bareng sama pangeran gue."
"Kok cocok?"
"Pake pegangan tangan segala anjing."
"Dasar polos-polos bangsat."
"Yg satu cantik yg satu ganteng, cocok jadi couple goalsnya AHS."
"Kemarin deketin Erick sama Vano, terus pernah di anterin sama Leon, hari ini sama Xaviero kayanya dia emang murahan guys mau aja di gilir sana sini."
"Jalang kecil."
Begitulah bisik-bisik mengenai Beby, sedangkan orang yg sedang jadi bahan pembicaraan sedang tersenyum polos.
Xaviero menyeringai, ia sudah menandai satu persatu orang-orang yg sudah mengatakan gadisnya yg tidak-tidak.
"I'll kill you." Desisnya.
"Kakak super hero."
Xaviero menunduk menatap wajah menggemaskan Beby.
"Hm?"
"Why orang-orang liat Beby begitu?"
"Karena lo gemesin."
Beby mengerjap. "Jawabannya kaya Abang." Ujarnya cemberut.
Xaviero terkekeh kecil. "Udah sana masuk." Suruh Xaviero saat mereka sampai di depan kelas X IPA 1.
Beby mengangguk. "Kakak super hero nunduk." Ujarnya.
Xaviero langsung mengikuti perintah Beby, ia menunduk mensejajarkan wajahnya pada wajah Beby.
Cup.
Beby mengecup dagu Xaviero, dengan santainya ia berlari masuk ke dalam kelas.
Sedangkan Xaviero terpaku jantungnya berdegup kencang, tangannya meraba dadanya. Sialan siapa yg mengajari gadisnya menjadi agresif, Xaviero tersenyum lebar.
"Gadis nakal." Ujarnya menyeringai.
Beby berlari ke arah kursinya, ternyata ketiga sahabatnya belum datang.
Beby mencari ponselnya. "Hp Beby mana ya? Huaaa kok ngga ada." Serunya panik.
Mata Beby melotot lucu. "Ihh Beby lupa, hp Beby kan masih di kakak super hero."
"BEBY." Panggilan itu membuat Beby menoleh, ternyata Ghia yg memanggilnya.
"Ghia." Panggilnya berbinar.
Mereka bertiga berjalan ke arah Beby. "Udah dari tadi beb?" Tanya Syafira.
"Ngga, Beby juga baru sampe kok." Syafira mengangguk paham.
"Ada pr ga?" Tanya Ghia.
"Ada." Jawab Sevanya.
"Serius? Pr apaan?." Tanyanya.
"Fisika."
Mata Syafira dan Ghia membulat. "Anjing gue belum ngerjain." Seru Ghia.
"Lo udah beb?" Tanya Syafira.
"Hu'um."
"Kita liat beb." Ujar Ghia dan Syafira.
Beby menggeleng cepat. "No, Ghia sma Fira harus ngerjain sendiri, kata Mommy kalau anak suka nyontek nanti dosa."
Mereka menganga mendengarnya. "Plis beb lo ga kasian sama kita berdua?" Ujar Syafira memelas.
"Ngga, udah ah Beby mo mam yupi dulu." Ujarnya kali ini Beby sudah terbebas dari hukuman keluarganya.
"Astaga bocil pelit banget." Lirih Ghia.
Syafira menghadap ke arah Sevanya. "Apa?" Tanya Sevanya ketus.
"Lo kan baik, can~~" ucapan Syafira terhenti saat buku terlempar ke arahnya.
Syafira tersenyum lebar. "Nah ini baru sahabat gue."
Sedangkan Sevanya hanya mendengus, matanya menoleh pada Beby yg sedang memakan yupinya.
"Jangan terlalu banyak makan yupi, nanti lo sakit gigi." Tegur Sevanya.
"No, Beby sering gosok gigi jadi ngga bakalan sakit gigi Sevanya." Jawabnya.
Sevanya hanya menggeleng pelan. "Keras kepala."
°°°°°°
Di atas rooftop terlihat kedua remaja yg sedang berbicara dengan serius.
"Jauhin Beby."
"Atas dasar apa lo nyuruh gue jauhin Beby?" Tanyanya datar.
"Karena Beby cuma milik gue."
Laki-laki tersebut terkekeh sinis. "In your dreams, yg harus bilang begitu adalah gue Angkasa, lo yg seharusnya ngejauhin tunangan gue."
Ya, kedua remaja tersebut adalah Xaviero dan Angkasa.
Angkasa tertegun. "Tunangan?"
"Gue selangkah lebih jauh dari lo, Angkasa." Ujar Xaviero.
"Sialan, gue ngga akan biarain hubungan kalian berjalan dengan lancar." Desisnya tajam.
Xaviero memainkan lidahnya. "Silahkan, karena sampai kapanpun gue yg bakalan jadi pemenang." Jawabnya santai.
Angkasa mengepalkan tangannya. "Mulai detik ini lo musuh terbesar gue Xaviero."
Xaviero terkekeh sinis. "Musuh? Lo terlalu kecil untuk menjadi musuh gue Angkasa."
Setelahnya Xaviero meninggalkan Angkasa dengan santai, ia tidak akan membiarkan bajingan Angkasa merusak hubungannya dengan Beby.
°°°°°°
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Beby update Yeay!!!
Gimana sama chapter ini? Semoga suka ya ❤️
Jangan lupa vote+komen ✨
See you next chapter 🦋