𝘗𝘢𝘱𝘦𝘳 𝘏𝘦𝘢𝘳𝘵𝘴 • 𝘚�...

By mintchewy

24.4K 3K 247

Sana dan Tzuyu sepasang sahabat kecil yang saling jatuh cinta. Namun, hubungan mereka renggang karena dipisah... More

CHARACTER.
Chapter 1: Hello there, Neighbour!
Chapter 2: New Friend
Chapter 3: Something's complicated
Chapter 4: My Hero
Chapter 5: The Command
Chapter 6: Everything's gonna be alright (TW)
Chapter 7: Forbidden
Chapter 8: Farewell (?)
Chapter 9: The Departure
Chapter 10: Breakdown
Chapter 11: The Reason
Chapter 12: New Page
Chapter 13: Old Friends
Dibaca yokk
Paper Hearts Comeback!!
Preview Chapter 14
Chapter 14: New Life with New People
Chapter 16: Of Chamomile Tea and Companies
Chapter 17: Searching For You
Promo Satzu AU Twitter

Chapter 15: I'm Tryin' here

742 110 4
By mintchewy

"Kamu yakin Sally bakalan nganterin? Udah jam segini lho."

"Ih iya beneran, Sally sendiri yang bilang dia mau berangkat bareng aku. Semalam aku sama dia ngobrol bareng sambil minum teh. Trus pas sebelum tidur, dia sendiri yang ngajak buat pergi bareng. Kalian sendiri ada kelas pagi kan?" Tanya Sana kepada Jeongyeon dan Dahyun.

"Iya ada sih. Tapi udah jam segini woy, 20 menit lagi kelas kita mulai. Yakin masih nungguin dia?" Tanya Dahyun balik.

"Sally juga tadi sebelum balik ke apartemennya kagak ada ngomong kalo dia mau balik. Kamu mimpi kali, San." Ledek Jeogyeon.

"Ih batu banget dibilangin. Tunggu aja ya 5 menit, kalau Sally ga nongol juga ya udah aku berangkat bareng kalian."

Seperti janjinya semalam dengan Sally, Sana tetap masih menyimpan harapan kalau Sally akan datang dan menjemputnya. Sejak pagi-pagi buta, Sally sudah berpamitan pada Jeongyeon dan Dahyun kalau dia akan balik ke apartemennya. Namun, seperti yang dikatakan oleh Jeongyeon, Sally sama sekali tidak memberitahu kalau dia akan balik dan berangkat bersama Sana.

'Apa jangan-jangan Sally lupa ya? Padahal dia yang ngajak aku berangkat bareng. Kok bisa lupa sih' batin Sana.

Sana mencoba untuk menghubungi Sally melalui DM Instagram, karena sejujurnya dia sendiri tidak punya nomor Sally. Dahyun dan Jeongyeon pun yang merupakan teman sejurusan Sally juga tidak memiliki nomornya.

sallyzhou14

minatozakisana

sally

wru?

jadi berangkat bareng ga?

Sent 07.43 AM

5 menit sudah berlalu, masih belum ada balasan dari Sally dan mood Sana juga berubah menjadi jelek karena Sally yang tak kunjung datang. Dengan menghela nafas kecewa, Sana pun memutuskan untuk berhenti menunggu Sally. Lagi pula, tidak adil juga buat Jeongyeon dan Dahyun kalau saja mereka jadi terlambat karena menunggu Sana yang mengharapkan Sally untuk datang.

"Kita berangkat aja yuk. Sally ga bakalan datang deh." Kata Sana dengan raut wajah bete, Jeongyeon dan Dahyun pun dapat melihat hal tersebut.

"Yaudah kalau begitu kita berangkat yuk. Keburu telat juga, semoga aja ga macet."

Ketiganya pun memasuki mobil yang akan dikendarai oleh Jeogyeon. Hari ini Jihyo dan Nayeon tidak memiliki kelas pagi, sehingga hanya mereka bertiga saja yang berangkat ke kampus barengan. 

Di dalam perjalanan, Sana masih terus menaruh pandang pada hp-nya. Ada sekecil harapan setidaknya untuk Sally membalas pesannya. Namun Sally sama sekali belum membaca pesannya.

"Udah-udah gak usah cemberut gitu dong. Ntar kalo ketemu Sally aku jitak tu palanya karena buat kamu nunggu lama." Janji Dahyun.

"Eh ga usah. Aku gapapa kok. Ga usah jitakin Sally ya, Hyun. Mungkin dia lupa dan buru-buru. Makanya ga sempat balik." Ujar Sana

Dahyun hanya mengangguk, seakan menuruti permintaan Sana.

***

12.25 PM

Sana baru saja menyelesaikan kelas keduanya hari ini. Setelah memasukan notes ke dalam totebag-nya, Sana mengecek hpnya. Ada sedikit ekspektasi di dalam benaknya, ketika dia membuka hp nanti akan ada notifikasi DM dari Sally. Sayangnya, nihil.

Sana membuka grup percakapan WA-nya dengan yang lain. Jeongyeon mengabarkan kalau mereka sedang menunggu Sana di kantin Fakultas Psikologi, kantin fakultas Nayeon. Tanpa menunggu lama, Sana pun bergegas menuju ke sana. 

'Semoga aja ada Sally'

Sesampainya di kantin, Sana melihat Jeongyeon, Dahyun, dan Nayeon sudah berada di satu meja. Namun ia tidak melihat Jihyo dan Sally di sana. 

"Akhirnya datang juga, kenapa muka lo cemburut gitu?" Tanya Dahyun.

"Jihyo mana? Kok ga bareng?" Tanya Sana, mengabaikan pertanyaan Dahyun.

"Si Jihyo ada project kelompok, makanya ga bisa susul." Jawab Nayeon.

"Terus Sally? Kok ga bareng kalian?"

"Tadi si katanya dia mau ngerjain tugas dulu. Tadi Sally telat tau San, makanya dihukum dosen buat ngerjain tugas tambahan. Sally datangnya udah jam 8.30 an malah." Ungkap Jeongyeon.

"Ya terus? Gak peduli sih aku." 

Well, sebenarnya itu bohong. Sana sendiri merasa penasaran kenapa Sally bisa terlambat datang ke kelas. Padahal Sally balik ke apartemennya waktu subuh, tentu masih tersisa banyak waktu untuk ia bersiap dan berangkat pagi. Mustahil untuk terlambat.

"Apa gara-gara dia balik ke rumah kita tadi pagi ya?". Tanya Nayeon.

Sana mengarahkan pandangan ke Nayeon, "Maksudmu? Sally datang lagi ke rumah kalian tadi  pagi?"

Nayeon mengangguk, "Hooh, dia nanyain kamu udah berangkat apa belum. Sekitaran jam 8 deh kalo ga salah dia datangnya."

Sontak jawaban Nayeon tersebut membuat Sana terkejut. Seketika mood-nya yang sedari tadi jelek berubah menjadi sebaliknya. Jujur saja, Sana merasa senang karena itu artinya Sally tidak melupakan janji untuk berangkat bersamanya ke kampus. Namun tak bisa dipungkiri, dia juga merasa bersalah karena Sally harus dihukum karena telat menjemputnya. Walaupun sepenuhnya ini juga bukan salah Sana.

"Terus Sally kemana? Udah makan siang belum? Kok kalian gak ajak makan dulu." Tanya Sana yang mengalihkan pandangannya ke arah Dahyun dan Jeongyeon.

"Tadi udah kita ajak ke kantin buat makan dulu, tapi katanya dia mau langsung ke perpus buat ngerjain tugas dari dosen. Sekalian nyari referensi katanya."

"Yaudah abis ini kalian masih ada kelas gak?" Jeongyeon dan Dahyun menggelengkan kepala serentak. 

"Abis kita makan siang, temenin aku ke perpus FIK ya. Aku mau ngasih Sally sandwich sebagai tanda permintaan maafku. Dia telat karena aku juga soalnya." Pinta Sana.

Dahyun dan Jeongyeon pun akhirnya setuju terkait permintaan Sana itu. 

Seusai menikmati makan siang mereka, Dahyun dan Jeongyeon pun menemani Sana untuk menghampiri Sally ke perpustakan. Mereka coba mencari Sally di lantai 1 dan 2 namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Sally.

"Ini Sally mana ya, kita udah muter-muter bolak balik lantai 1 sama 2 juga gak ada. Di lounge perpus lantai 3 juga gak ada dong. Udah aku cek." Seru Jeongyeon.

"Sama, aku sampai nyari di toilet juga kagak ada." Ujar Dahyun

"Jeong, Hyun, kalian ada no wa Sally ga? Kalo ada telepon aja dong biar kita tahu dia di mana." Usul Sana.

"Waduh masalahnya San, kita berdua gak ada nomor wa-nya Sally. Selama ini kan kamu tau kalo kita chatan paling cuma lewat DM group IG Seoul Gang."

"Ih gimana sih? Kalian kan sekelas masa gak kepikiran tukeran no wa sih."

"Ya maap."

"Apa kita coba cari di gazebo depan gedung FIK kali ya? Biasanya kalo kita kerja kelompok bareng Sally di situ." Usul Jeongyeon

"Hooh boleh tu. Tapi  Sana lo balik duluan aja deh. Ini juga udah mo jam 1 ni. Kamu ada kelas sesi jam 1 kan?"

"Hmm ya udah deh, kalau gitu aku balik duluan. Aku titipin sandwich-nya Sally ya. Sama minta tolong suruh Sally balesin DM aku di IG. Makasih Hyun, Jeong." 

Dengan begitu Sana membalikkan badannya dan melangkah keluar dari gedung perpustakan FIK.

"Heh emang kamu ngechat Sally apaan? Woy Sana!" Panggil Dahyun dengan kencang di dalam keheningan ruangan, semua mata yang berada di dalam ruangan pun tertuju ke arah Dahyun, sang pembuat 'keributan'. Namun Sana sama sekali tidak menghiraukan panggilan temannya itu. 

"Ssst! Jangan ribut! Ini perpustakaan." Tegur pengawas perpustakaan yang langsung membuat Jeongyeon dan Dahyun menjadi tertunduk malu dan meminta maaf.

_____________________________________________

Same day, 01.13 PM

Di bawah teriknya matahari, Sally memarkirkan motornya di depan gedung tinggi. Sally menatap layar hpnya, memastikan kalau gedung ini berada di alamat yang sedang ia tuju.

'Benar ini gedungnya'

Sally pun memasukkan hp ke dalam kantong jaket kulitnya, lalu mulai mengendarai motornya menuju parkiran gedung itu. Setelah memastikan motornya telah terparkir dengan baik, Sally menuruni motornya dan berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan besar.

Tepatnya kantor utama M&C Inc.

Entah apa yang telah merasuki pikiran Sally, hingga hari ini dia nekat ingin mengunjungi gedung ini. Tempat yang bahkan seharusnya ia tidak kunjungi, karena tempat ini merupakan bagian dari rival  grup perusahaan keluarganya. 

Sally melangkah memasuki gedung tersebut, dia langsung menuju ke bagian resepsionis.

"Halo selamat siang, apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang resepsionis menggunakan bahasa inggris.

"Selamat siang. Saya ingin bertanya apakah di perusahaan ini masih membuka internship di bagian Web Developer? Saya melihat di website perusahaan ini masih terbuka, dan saya ingin menanyakan ketentuan lebih lanjutnya."

"Tentu saja masih buka nona, kami selalu terbuka untuk siapa saja mendaftar program magang di perusahaan kami. Selama para calon pendaftar sedang menempuh minimal semester 7 di jurusan yang terkait di bidang yang ingin dilamar."

"Semester 7? Tidak bisakah Semester 1 atau 3 mendaftar program magang di sini? Apakah ada program magang relawan di sini?" Tanya Sally sedikit berharap.

"Mohon maaf Nona. Untuk saat ini, kami hanya membuka program magang berbayar dengan ketentuan yang sudah saya jelaskan tadi."

Mendengar jawaban tersebut, Sally hanya bisa menghembuskan nafasnya. Seperti dugaannya, tentu saja rencana untuk magang dan menjadi dekat dengan Chaeyoung, di kantor utama ini, adalah hal yang mustahil. Ide gila Sally ini tentu saja membuatnya keluar dari batasan yang seharusnya tidak ia tempuh. Namun ia tidak punya pilihan lain. Ini bisa jadi cara satu-satunya untuk dekat dengan Chaeyoung. Sayangnya, perusahaan ini tidak bisa menerima mahasiswa baru untuk magang.

"Baik, Nona. Terima kasih. Bolehkah saya tahu, apakah Nona Son Chaeyoung ada di sini?"

"Ibu Son Chaeyoung sedang berada di ruangan meetingnya. Apakah Nona punya janji bertemu?"

Sally menggelengkan kepalanya, "Saya belum membuat janji temu bersamanya."

"Mohon maaf nona, kami hanya memperbolehkan tamu yang berkunjung langsung ketika sudah membuat janji dengan Nona Son."

Sally menghembuskan nafas sekali lagi, mau tidak mau dia harus menerima keadaan tersebut. "Baiklah kalau gitu terima kasih Nona."

"Sama-sama. Semoga harimu baik."

Dengan begitu, Sally membalikkan badannya untuk berjalan keluar dari gedung tersebut. Namun, baru saja ia hendak melangkah keluar, tiba-tiba ia mendengar suara yang tak asing memanggil namanya.

"Hey, Sally."

Sally membalikkan badan dan bertemu dengan Chaeyoung yang terlihat baru keluar dari lift. Matanya terbelalak, ia tak menyangka akan langsung bertemu dengan Chaeyoung hari ini. Walaupun jujur ia saja merasa senang.

"Sedang apa kemari? Kenapa sendiri?" Sapa Chaeyoung ketika sudah semakin dekat jaraknya dengan Sally.

"Halo kak Chaeng. Aku kesini sendiri aja, soalnya aku rencananya mau lamar program internship di sini, kak."

"Oh ya? Bagus deh kalo kamu tertarik, i'd like to terima kamu jadi intern di sini. Tapi sayangnya, kita belum bisa nerima maba."

"Iya kak, aku tadi diinfoin seperti itu."

"Hmmm... kamu udah mau pulang? Udah makan siang belum? Ayo makan siang bareng aku, it's on me." Ajak Chaeyoung sambil menepuk pundak Sally.

"B-boleh kak. Kebetulan aku juga belum makan siang." 

Sally memang belum mengisi perutnya sejak pagi. Ketika ia bangun dan langsung balik ke apartmentnya, ia tidak sempat memakan sarapan maupun menyempatkan waktu untuk makan siang. Mengingat bahwa ia telat pergi ke kampus karena balik ke mansion Dahyun dan kawan-kawan. 

Setelah ia selesai mengerjakan tugasnya juga, Sally memutuskan untuk mengunjungi kantor utama M&C. Dia ingin segera melaksanakan rencananya tadi. Sayangnya, dia tidak bisa melangsungkan rencana magangnya di semester ini.

Chaeyoung menuntun Sally menuju salah satu kedai terdekat. Mereka kemudian menempati meja dengan hanya 2 kursi. Setelah duduk, mereka memesan makanan. 

Setelah waiter pergi untuk memproses makanan mereka, Chaeyoung mengeluarkan sebatang rokok dari kotak, dan membakar ujungnya dengan korek api. Sally pun memperhatikan hal tersebut. Dia sudah tau dari dulu bahwa Chaeyoung adalah perokok, namun dia hanya merokok di kala situasi yang benar-benar membuatnya stress. Sally ingat ketika pertama kali dia menangkap basah Chaeyoung sedang merokok di belakang rumah ketika malam hari. Sekilas ingatannya membawa masa lalu ketika dirinya masih menjadi 'Tzuyu'. Saat Chaeyoung ketahuan merokok pada waktu dulu, Sally mengingat sedikit bagaimana wajah Chaeyoung yang panik dan berusaha meyakinkan dia untuk tidak melaporkan kejadian tersebut kepada orang tuanya. 

Dahulu mungkin Sally tidak mengerti mengapa Chaeyoung memilih untuk meluapkan stressnya dengan merusak kesehatannya sendiri. Namun, ketika dia bertumbuh, Sally menyadari bahwa menjadi dewasa itu sangat tidak mudah. Apalagi dengan tanggung jawab yang harus diemban.

"Kamu mau rokok juga?" Tanya Chaeyoung yang menyadarkan Sally dari lamunannya. Chaeyoung sedari tadi sadar kalau Sally terus menatap ke arah kotak rokoknya.

Sally menggelengkan kepalanya,"Gak kak terima kasih. Aku lagi coba untuk recover buat ga ngerokok."

"Ohh, kamu juga ngerokok?"

Kali ini Sally menganggukkan kepalanya, "Sometimes, kalau aku lagi stress aku ngerokok. Kakakku dulu bilang ngerokok bisa bantu hilangin stres."

Chaeyoung terkekeh mendengar jawaban Sally, "Kakakmu ngawur ya, ngajarin adeknya sembarangan."

Saat makan siang mereka datang, mereka tak begitu banyak berbicara. Walaupun demikian, Sally tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dia tidak bisa menahan senyumnya, dan sesekali mencuri pandangan ke kakaknya. Dia sangat merindukan masa-masa ini.

"So, Sally. Kenapa kamu tertarik untuk magang di perusahaan kami?"

Untuk bisa lebih dekat dengan kakak.

Tentu saja hal tersebut tidak akan diucapkan oleh Sally, at least not now.

"Hmm... menurut aku keren sih kalo magang di perusahaan kakak. Maksudku, konsep dari M&C Hotel ini keren, yakni Asian Pride. Sebagai orang Asia sendiri, yang ngerantau juga ke London, aku pengen beri kontribusi dan projected kerja kerasku di sini."

"Kontribusi seperti apa yang ingin kamu bawakan?"

"Hmm.... Let's see, M&C Hotel ini konsepnya Asia dan first grand openingnya bakal di London. Udah cukup banyak kompetitor kuat seperti Mariott, The Landmark Lancaster Group, dan sebagainya. Untuk nguatin brand M&C Hotel, aku yakin dengan kampanye yang ngangkat konsep sub-kultur Asia bisa jadi sesuatu hal yang menarik. Walaupun sebenarnya aku lebih bisa ke teknikal praktiknya langsung sih kak, untuk pengembangan web terutama."

Penjelasan Sally sontak membuat Chaeyoung terkesima. Dia bisa melihat betapa seriusnya Sally untuk mengambil program magang di perusahaannya. "Wow Sally, i'd love to untuk langsung nerima kamu di perusahaanku. Tapi sayangnya, peraturan dari grup perusahaan harus kami taati." 

"Gapapa kak, mungkin nanti pas semester 7 aku bisa mengikuti program magang di perusahaan kakak." 

Sayangnya, Sally sendiri pun tak yakin dengan perkataannya tersebut. Tujuan magangnya hanya untuk bertemu dan mendekati kakaknya. Tujuan tersebut mengarah ke tujuan lainnya, dia ingin mendekati Chaeyoung sehingga nanti dapat membujuknya pulang untuk bertemu keluarganya. Sally tidak yakin dia bisa menunggu sampai ia harus menjadi mahasiswa semester 7 untuk bisa mendekati kakaknya. Dia bertekad untuk mencari cara lain.

"Tapi ide kamu tadi keren banget. Mungkin kalau ada waktu kita bisa ngobrol-ngobrol? Sepertinya kamu tahu banyak tentang positioning brand bisnis."

Mendengar tawaran tersebut, wajah Sally langsung berubah menjadi lebih cerah, dengan senyum terukir di bibirnya. "Tentu saja boleh kak. Dengan senang hati aku bakalan menyediakan waktu untuk ngobrol dengan kakak." 

Meskipun saat ini dia bertindak sebagai 'pengkhianat' bagi perusahaan ayahnya, di mana dia seolah-olah membantu rival terbesar perusahaannya, namun dia melakukan ini untuk membawa balik Chaeyoung ke keluarganya. Apapun itu caranya.

Ketika Chaeyoung dan Sally sudah selesai makan, Chaeyoung pun menuju kasir dan membayar semua makan siang mereka. Keduanya pun berjalan keluar dari cafe tersebut, dan kembali ke kantor Chaeyoung. Sally dan Chaeyoung pun mengucapkan salam perpisahan mereka. Keduanya pun berpisah jalan, Sally menuju ke tempat parkirannya, dan Chaeyoung hendak memasuki gedung untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Eh Sally bentar."

Sally yang sudah cukup jauh jaraknya dengan Chaeyoung kembali melangkah mendekati Chaeyoung ketika namanya dipanggil.

"Kamu tahu hadiah apa yang cocok dikasih untuk pacar kamu pas lagi anniv gak?" Tanya Chaeyoung. "Hari ini aku sama Mina anniv, dan aku jarang ngasih kado ke orang jadi agak bingung mau ngasih apa. Ada saran gak?"

Jujur saja, Chaeyoung menanyakan orang yang salah. Seumur hidupnya, Sally sendiri belum pernah berada di dalam hubungan romantis sama siapapun.

"Ehm.... mungkin bunga? Cewe kan suka bunga kan ya. Coba dikasih bunga sama kartu ucapan romantis, mungkin kak Mina bakal suka." Jawab Sally dengan canggung sambil mengelus belakang lehernya.

"Ide bagus tu! Tapi kamu ada saran bunga apa ga?" Tanya Chaeyoung lagi.

"Bunga matahari? Senyum kak Mina kan kayak matahari, hangat." 

"Bener banget! Thanks Sally, atas sarannya." Seru Chaeyoung dengan senyum lebar di wajahnya. Sally hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu aku balik ya kak."

"Kamu hati-hati di jalan ya." Pesan Chaeyoung sambil menepuk lembut pundak Sally. Dengan begitu Chaeyoung pun melanjutkan langkahnya untuk memasuki gedung perusahaan tersebut. Sally pun berjalan menuju ke parkiran untuk mengambil motornya, betapa senangnya dia hari ini dia bertemu dengan Chaeyoung. Bahkan mereka juga makan siang bersama. Tidak sia-sia tindakan nekatnya untuk melamar magang di perusahaan Chaeyoung, walaupun sebenarnya belum berhasil. Tapi dia tidak akan menyerah begitu saja.

_____________________________________________

Malam itu, Sana sedang memandang hpnya. Tepatnya dia memandang layar hpnya yang sedang menunjukkan spam chatnya ke Sally. Sedari tadi Sally tidak membalas pesannya sama sekali. Sana sudah cemas sedari tadi, apa mungkin Sally marah sekali karena Sana membuatnya telat hari ini, sampai-sampai dia di hukum.

Pikiran berlebihan Sana terhenti ketika seseorang membuka pintu kamarnya. Sana mendapati Mina berdiri depan pintu kamarnya dengan raut wajah kesal.

"San, aku manggil dari tadi lho. Katanya bakal turun dari 15 menit lalu. Ayo buru kita makan malam dulu." 

"Iya-iya kakakku bawel, ayo kita turun."

Sana dan Mina pun menyusul Chaeyoung yang sudah duduk di meja makan. Sudah cukup banyak makanan yang dihidangkan oleh Mina malam ini untuk mereka.

"Wihh... tumben kita makan malam mewah. Ada apa ni?"

"Mana ada, tiap hari kita selalu makan enak. Kan baby-ku selalu masak enak."

"Dasar kak Chaeng bucin. Tapi beneran ini ada apa sih kok kak Mina masaknya lebih mewah dari pada biasanya?"

"Hari ini anniv aku sama Chaeyoung. Masa kamu lupa sih? Udah tinggal lama bareng kita lho padahal." Jawab Mina. "Lihat deh, Chaeyoung ngasih aku bunga ini. Coba buka kartu ucapannya."

Sana membuka kartu ucapan yang terselip di bunga matahari.

"Dear Mina, Happy 10th Anniversary. We've been here for a long time, but I'd never get tired of you, of your sunshiney smile. Thank you for always being here, I love you now and forever." 

Setelah Sana membaca surat yang diberikan oleh Chaeyoung, dia bisa melihat pipi merah merona Mina yang tersipu mendengar isi suratnya. Sana berlagak seperti ingin muntah, walaupun ini cringey baginya, tapi ia ikut bahagia. Melihat perjuangan cinta Chaeyoung dan Mina selama bertahun-tahun yang berjuang dari nol hingga sekarang.

"Bucin banget sih kalian berdua. Kapan nikahnya sih? Mo nunggu berapa tahun lagi heh." Ejek Sana.

"Dibilangin tahun ini lamaran. Tunggu Om Yuto ke sini baru aku lamarin Mina." Seru Chaeyoung.

"Halah kelamaan kalo nunggu papa datang."

Ketiganya pun mulai menyantap makan malam yang lezat itu, sembari bercerita tentang hari mereka.

"Btw, itu bunga aku beli karena disaranin Sally."

Pernyataan tersebut otomatis membuat Sana menatap Chaeyoung penuh tanya.
"Kok bisa?!"

"Tadi Sally datang ke kantor, dia mau ngelamar magang. Tapi kalian tahu kan peraturan dari grup perusahaan ga izinin anak maba untuk magang. Jadi sayangnya aku tolak dia." Cerita Chaeyoung.

Pantas saja Sally tadi tidak terlihat di perusahaan ketika Sana mencarinya bersama dengan Dahyun dan Jeongyeon.

"Aku juga tadi ngajak dia makan siang bareng, kebetulan dia belum makan tadi. Ternyata dia cukup pinter tentang bisnis juga ya. Sayang banget aku ga bisa nerima dia di perusahaan untuk saat ini."

"Sally ada cerita apa aja di kak Chaeng?"

"Dasar kepo, ngapain juga kamu pengen tahu?" Tanya Mina.

"Ih kan nanya doang. Kak Chaeng, Sally ada cerita apa aja? Dia kelihatan kesal atau gimana gitu ga kak?"

"Gak ada sih. Tadi dia juga biasa aja,  malah kelihatan antusias banget. Kita tadi cuma ngomong bisnis bentar doang, abis tu selesai makan siang kita balik. Aku cuma kebetulan minta saran dia buat hadiah anniv ke Mina."

Sana merasa sedikit lega. Dia langsung buru-buru untuk menghabiskan makan malamnya, supaya bisa langsung menghubungin Sally. Harapannya, setidaknya ketika selesai makan dia membuka DM dan Sally sudah membalas pesannya.

***

12.35 AM

Sudah larut malam tapi Sally masih belum bisa memejamkan matanya. Jujur saja, Sally sedikit takut untuk tertidur malam ini, dia takut akan mimpi buruk itu lagi. Bahkan saking takutnya saat ini, dia tidak mematikan lampunya ketika ingin tidur.

Sally memutuskan untuk membuka Instagram dan menonton video anjing yang lucu, dia berharap setidaknya itu bisa memancing rasa kantuknya.

Saat membuka aplikasi tersebut, Sally melihat sudah banyak sekali ikon notifikasi DMnya. Dia memang tidak menyalakan notifikasi sosmednya, kecuali WA. Jadi wajar saja DM di IG bertumpuk. Dan dia menebak hampir pesan pasti grup Seoul Gang.

Dan benar saja, Sally menemukan sudah lebih dari 100 pesan yang dikirimkan di grup tersebut. Namun, Sally cukup malas untuk membaca ulang dari atas. 

Sally mengernyitkan dahinya saat melihat nama tertera di paling atas urutan DMnya. 12 unread messages.

Sally mengetuk chat Sana dan membaca isi pesannya.

minatozakisana

minatozakisana

sally

wru?

jadi berangkat bareng ga?

Sent 07.43 AM

minatozakisana

aku, dahyun, jeong di perpus nih. kamu di mana?

aku nitip sandwich di dahyun, tar dimakan ya

sorry:(

Sent 12.31 AM

minatozakisana

sally....

maafin aku

i'll make it up to you

talk to me pls

sorrryyyyy

:(

Sent 12.09 AM

Sally bingung dia harus membalas apa. Jujur saja dia sendiri tidak marah sama sekali kepada Sana. Dia juga tidak tau kenapa Sana meminta maaf kepadanya. Baru saja ia ingin menanyakan kenapa Sana meminta maaf, dia mendapat pesan baru lagi dari Sana.

minatozakisana

minatozakisana

finally

masih marah?

sallyzhou14

slr

ga usah minta maaf sana, aku ga marah

sorry tadi aku lagi di luar, baru sempet buka ig

minatozakisana

thank god, aku kira kamu marah

seharian ini aku ga lihat bareng DubJeong

where did u go?

sallyzhou14

biasa, family matter

kenapa belum tidur?

minatozakisana

insom

kamu sendiri juga belum tidur

sallyzhou14

nightmare

minatozakisana

masih?

heumm

ah aku punya ide

besok jalan bareng aku yuk, itung-itung permintaan maaf buat kamu telat

besok kelas kamu jam berapa selesainya?

sallyzhou14

aku selesai jam set 7, tapi jam 7 malam ada pertemuan perdana archery club.

gak usah sana, it's fine. ga perlu minta maaf

minatozakisana

kamu ikut archery club? wow

GAK MAU! aku mau jalan bareng kamu >:(

aku besok juga ada kelas malam, selesainya jam 7 kurang, i'll wait for you.

besok pertemuan archery club di mana?

sallyzhou14

di gedung pusgiwa, dekat gedung FISIP

kalo mau kamu pulang aja dulu, trus aku jemput selesai pertemuan perdana

minatozakisana

beneran gapapa, aku tungguin aja

biar kita sekalian jalan

sallyzhou14

yaudah

cuma kita berdua aja?

minatozakisana

iya. gapapa kan?

sallyzhou14

gapapa

minatozakisana

alright

kalo gitu aku mau coba tidur dulu, besok ada kelas pagi juga

kamu jangan tidur telat ya

can't wait to see you tmr

goodnight <3

Sudah bukan rahasia bagi Sally, bahwa Sana memang tipe teman yang cukup clingy dan genit. Sally bisa memiliki pemikiran seperti ini karena selama dia menghabiskan waktu bersama Sana dan yang lainnya, Sana sering sekali bersikap manja kepada yang lainnya. Terutama dengan Dahyun. Kalau saja Dahyun tidak berterus terang terkait perasaannya pada Momo pada waktu itu, Sally pasti mengira Dahyun dan Sana memiliki hubungan spesial.

Sally menjadi Sally seperti biasanya, dia menghiraukan sikap genit Sana. Bukankah memang Sana selalu seperti ini pada teman-temannya.

Sally membalas singkat pesan Sana, mengucapakannya selamat malam. Lalu ia kembali pada rutinitasnya untuk menonton kompilasi video anjing lucu. Sally berharap dengan begitu dia bisa beristirahat dengan baik. Walaupun malam itu dia tetap mendapatkan mimpi buruk, mimpi yang dulu sering ia dapat. Mimpi yang tak pernah ia inginkan itu kembali lagi.

_____________________________________________

Next Day

06.40 PM

Setelah kelas terakhir Sana hari ini berakhir, gadis Jepang itu langsung memacu langkahnya keluar dari kelas. Dia langsung bergegas menuju gedung Pusgiwa yang alamatnya telah dikirim oleh Sally melalui DM Instagram.

Seperti yang dikatakan Sally semalam, gedung pusgiwa memang tidak jauh dari gedung kampus Sana. Tidak butuh waktu lama untuk Sana sampai di sana.

Di depan ruang archery club sudah cukup banyak orang di sana, namun Sana belum dapat menemui Sally di sana. Sana kemudian membuka DM Sally dan memberitahunya kalau dia sudah berada di depan ruang archery club. Sally pun membalasnya bahwa dia baru sampai dan sedang menuju ke sana dari area parkir.

Sana pun memutuskan untuk duduk di deretan bangku depan ruang pemanah. Sembari menunggu Sally, Sana mulai untuk melihat-lihat tl Instagramnya. Hingga tiba-tiba, seseorang memanggil namanya.

"Sana"

Ketika Sana mengangkat kepalanya dan menemui tatapan orang yang memanggilnya, ekspresi wajah Sana berubah menjadi cemberut. Orang tersebut bukan orang yang Sana harapkan untuk temui sekarang, dia bukan Sally.

"Jungkook? Ngapain kamu di sini?"

Tanpa menanyakan izin dari Sana, Jungkook langsung duduk di bangku sebelahnya, bahkan Jungkook sengaja untuk mengurangi jarak di antara mereka. Jungkook juga melebarkan tangan dan merangkul pundak Sana, mendekatkan tubuh mereka tanpa meninggalkan sedikit ruang di antaranya. Sana tentu merasa tidak nyaman dengan jarak yang terlalu dekat di antara mereka berdua.

"Harusnya aku nanya gitu ke kamu. Last time i checked, kamu ga daftar di klub ini." Kali ini Jungkook mendekatkan wajahnya kepada Sana. "Oh aku tahu, mesti kamu ke sini karena ngikutin aku kan? Pasti kamu kangen aku kan."

Sana berusaha keras untuk mendorong lelaki itu untuk menjauh.

"Apaan sih? Aku ke sini bukan karena kamu ya. Heck, aku aja ga tahu kamu bakal ikut klub ini. Jangan dekat-dekat aku plis."

Permintaan Sana tentu saja tidak diindahkan oleh Jungkook, dia malah lebih mendekatkan dirinya kepada Sana. Seakan memghiraukan rasa tidak nyaman dari wajah dan tindakan Sana yang menolaknya.

Sana yang masih tetap berusaha keras untuk menjaga jaraknya dari Jungkook, tiba-tiba terkejut ketika badan Jungkook ditarik ke belakang. Sana mengalihkan pandangannya kepada tangan seseorang yang ia sebut penyelematnya dari Jungkook. 

Matanya kini bertemu dengan Sally, yang sedang menatap dingin ke arah Jungkook.

"Sana minta kamu jaga jarak. Respect her, dude."

Sally langsung menarik Sana untuk berdiri di sampingnya, sebagai usaha untuk menjauhkan dia dari lelaki itu.

"Well, aku gatau kamu siapa, tapi aku sama Sana lagi ngobrol bareng. Aku tahu dia pasti malu untuk menyatakan kalau dia ke sini karena aku."

"Ih pede banget, aku ke sini karena ada janji sama Sally." Ujar Sana sambil menunjuk Sally. "Boro-boro aku pengen ketemu sama kamu, ingat kamu hidup aja gak."

Jungkook menyeringai seakan menantang Sana, dia pun berdiri dari bangku dan mendekatkan diri kepada Sana. Sontak langsung memegang lengan Sana.

"Oh c'mon Sana, kamu ga usah main tarik ulur sama aku. Semua cewe kek kamu sama aja, kalian berlagak jual mahal buat narik perhatian aku."

Kali ini Jungkook mempererat cengkamannya di lengan Sana. Melihat itu Sally tidak hanya berdiam diri, dia langsung mendorong badan Jungkook sedikit keras. Lelaki itu pun terdorong  sedikit ke belakang.

"Kamu kayaknya harus belajar tentang boundaries. Jelas- jelas kamu maksain diri kamu ke Sana, dan buat dia ga nyaman."

Tangan Sally langsung membuat kontak dengan pinggang Sana, dia melingkarkan genggamannya di pinggang Sana, seakan dia melindungi Sana dari laki-laki tersebut. Sally berusaha untuk mendekatkan Sana dengan tubuhnya, ia takut Jungkook akan melakukan sesuatu lagi kepada Sana. 

Kontak tersebut tentu membuat Sana kaget, namun dia tidak protes sama sekali. Melainkan Sana bisa merasakan pipinya terasa hangat, dia yakin kalau sekarang pipinya akan terlihat memerah. Sana mengapresiasi aksi Sally yang mencoba membelanya saat ini, walaupun dia tidak bisa mengelak kalau lingkaran tangan Sally di pinganggnya tentu memberi efek kepada jantungnya yang seketika berdebar tak karuan.

Sana  mengalihkan pandangan untuk melihat wajah Sally, dia bisa melihat Sally menatap tajam ke arah Jungkook saat ini. Seketika Sana merinding, entah mungkin karena ia merasa takut atau karena Sally terlihat sangat seksi sekarang. Bagaimana tidak, Sally yang terlihat marah memang cukup seram, terutama tatapan dinginya. 

"Mending kamu pergi sekarang, sebelum aku exposed kamu dengan ini." Kata Sally sambil menunjukkan hp-nya, "Aku bisa aja posting ke media sosial dan minta bantuan juga dari kenalanku di BEM untuk menunjukkan kamu sebagai mahasiswa predator. Lagi pula aku di sini jadi saksi apa yang kamu lakuin tadi ke Sana."

Jungkook pun tertawa dengan sarkasme, "Alright, ga usah memperbesar masalah ini. Gak ada yang harus di exposed juga." Kali ini Jungkook mendekatkan langkahnya ke arah Sana, namun tetap berada di batas wajar. "You know where to find me, Sana. Kalo kamu mau bersenang-senang, just hit me up."

Dengan begitu, laki-laki tersebut melangkah menjauh dari Sana dan Sally. Dia memasuki ruangan terlebih dahulu. Setelah memastikan Jungkook tidak akan lagi mendatangi dan menganggu Sana, Sally kemudian melepaskan pegangannya di pinggang Sana tadi. Dalam waktu sekejap, Sana langsung merasakan sesuatu yang kurang.

"Kamu kenapa gak tunggu di perpus kampus aja? Kalo di sini, takutnya kamu tunggunya terlalu lama."

"Tadinya mau gitu, tapi peraturan perpus kampus kan tutup jam 7 malam." Jawab Sana. "Anyway, makasih banyak ya Sally. Kalau kamu ga segera datang tadi, mungkin Jungkook udah maksain dirinya hingga lewat batas. Aku bersyukur banget, untungnya kamu datang tepat waktu tadi."

Sally menganggukkan kepalanya. "Dia cowo yang sama di parkiran pas hari ospek kedua? Kalo ga salah aku pernah lihat dia bareng kamu di parkiran waktu itu."

"Bener, dari hari pertama dia udah ngejar-ngejar aku. Well, lebih kek maksain diri buat aku nerima dia sih. Tentu aja aku ga mau, ilfeel tau ga sih."

Sally pun hanya mengangguk sekali lagi saat mendengar cerita Sana. Tak heran jika Jungkook berlagak seperti orang yang terobsesi pada Sana. Paras cantik gadis Jepang itu tentu membuatnya cukup terkenal, hingga menjadi perbincangan di fakultas lainnya.

"Kalau gitu kamu ikut aku masuk ke dalam aja. Daripada kamu di sini, takutnya lama dan ntar ada orang aneh lagi." Ajak Sally.

Tentu saja Sana menerima tawaran Sally. Dia juga tidak ingin mengalami hal serupa yang terjadi tadi.

Pada akhirnya, Sally dan Sana pun memasuki ruangan archery club. Sudah ada cukup banyak orang di sana, dan Sally pun memastikan untuk memilih tempat kosong yang jauh dari Jungkook.

Sally juga meminta izin kepada salah satu pengurus harian, yaitu Mark Tuan, kakak tingkat Sally yang juga sejurusan dengannya. Mark adalah orang yang memberikan tawaran untuk Sally mengikuti klub ini. Sally meminta izin untuk membiarkan Sana, sebagai temannya yang hari ini ada janji dengannya, untuk mengikuti pertemuan perdana (walaupun Sana bukan anggota dari klub ini). Sally pun berhasil untuk meyakinkan Mark untuk memberikan izin.

Pertemuan perdana berjalan cukup cepat. Hingga pada satu jam kemudian, akhirnya pertemuan tersebut berakhir, karena memang hari ini belum langsung praktik di lapangan. Sana dan Sally pun akhirnya menuju ke tempat yang diusulkan Sana, yaitu salah satu restoran seafood yang terletak cukup dekat dengan gedung pusgiwa.

Setelah memilih tempat, keduanya pun akhirnya duduk dan memesan pilihan makanan mereka masing-masing. Sambil menunggu, Sana berusaha untuk membuka percakapan dengan Sally. Lagipula itu tujuan utama mengajak Sally untuk hang out, supaya dia bisa mengenal Sally. Well, dan juga untuk meminta maaf karena membuat Sally telat kemarin.

Sana sedari tadi tidak bisa menahan senyumnya, berbeda dengan Sally yang terduduk dengan wajah datar dan terlihat canggung. Bagi Sana, atmosfer yang dirasakannya saat ini terasa seperti dia sedang berkencan. Sana merasa senang, dan gugup secara bersamaan. Padahal dirinya sendiri belum pernah berkencan dengan siapun, setidaknya dia bisa mengetahui rasanya seperti apa dari drama-drama romcom yang ia tonton.

"Oh ya Sally, hari ini aku traktir ya. Itung-itung permintaan maafku karena buat kamu telat kemaren."

Sally menggelengkan kepalanya, "Gapapa Sana, aku bisa bayar sendiri."

"No! Aku maksa nih, pokoknya aku mau aku yang traktir. Soalnya aku ga enak udah buat kamu telat, dan dihukum. Diterima ya plis?" Sally bisa melihat Sana memohon dengan wajah memelas. Sally tidak punya pilihan lain, selain mengangguk setuju mengikuti permintaan Sana.

Sana tersenyum puas. "Oh ya, aku kemaren dikasih tau sama kak Chaeng kalo kamu datang ke kantornya. Kamu pen daftar program intern kan ya?" 

Sally mengangguk untuk mengkonfirmasi pertanyaan Sana.

"Hmm... sayang banget sih karena perusahaan utama udah nerapin peraturan seperti itu. Padahal kak Chaeng udah excited banget dengan ide-ide berlian kamu. Dia muji kamu terus pas cerita ke aku dan kak Mina." Ungkap Sana.

Fakta yang dikemukakan Sana tentu mengukir senyuman di wajah Sally. Ada sedikit rasa bangga dalam dirinya, bahwa dia bisa menunjukkan kepada Chaeyoung kalau dia bisa membantunya. Dan Chayeoung juga menyukai ide-idenya.

"Gapapa, aku bisa nunggu pas semester 7."

"Tapi sejujurnya, kamu pengen ga Sally untuk kerja di perusahaan kak Chaeyoung?"

"Aku pengen banget. Tapi aku tetap menghargai dan mengikuti kebijakan perusahaan dari kantor kak Chaeyoung."

Setelah mendengar jawaban Sally, keduanya terdiam dalam keheningan. Momen tersebut bertepatan ketika pesanan mereka telah siap dan diantarkan oleh pelayan. Keduanya pun mulai menyantap makan malam mereka, sembari di sisi lain Sana memikirkan pro dan kontra pikiran nekatnya untuk membantu Sally.

Sally sendiri merupakan orang yang pendiam, sehingga jelas kalau Sana tidak menginisiasikan topik pembicaraan, dia tidak akan membuka mulutnya. Setelah beberapa lama diselimuti oleh keheningan, Sana pun membuka mulutnya untuk melontarkan idenya.

"Aku bisa bantu kamu, Sally."

Perkataan Sana sontak membuat Sally mengangkat kepalanya dan mengalihkan pandangannya dari makanan yang ia santap. Sally terlihat heran dengan maksud perkataan Sana.

"Maksud kamu?"

Sana memberikan senyuman lebar kepada Sally, seakan dia hendak memberi berita baik kepadanya. "Kalau kamu punya tekad besar untuk bantu kak Chaeng dan kak Mina dalam grand opening ini, aku bisa bantu kamu. Aku bisa ngomong ke papaku, ya kamu tahu sendiri papaku adalah CEO grup perusahaan. Dan mungkin papaku bisa bantu memberi kesempatan buat kamu."

"Huh? Emang bisa?"

Sana mengangguk dengan antusias. "Of course, bisa! Aku kasih tau kamu ya, aku anak kesayangan papaku. Dan bukan berarti aku anak manja yang bakal diturutin semua permintaannya sama orang tuanya. Tapi aku bisa luluhin hati papaku untuk pertimbangin kebijakan tersebut. Jadi gimana? Are you in?"

Tentu saja Sally tertarik dengan tawaran tersebut. Apa salahnya dia mencoba, bukan?

"Emangnya kamu yakin bakalan berhasil?"

"Yakin banget. 80% peluang berhasilnya."

"80%? 20% peluang ga berhasil?" Tanya Sally sembari mengernyitkan dahinya.

"20% peluang untuk rayu papaku hingga berhasil hehehe. Percaya deh sama aku, pasti bakal berhasil Sally."


Belum sempat Sally mengeluarkan pendapat, atau bahkan jawabannya, Sana pun menambahkan tawarannya.

"Tapi ini harus ada balasannya." Sambung Sana sambil menyeringai, Sally bisa melihat ada sedikit kelicikan di mata gadis Jepang tersebut.

"Apa balasannya?"

"Kencan sama aku."

Mata Sally seketika terbelalak mendengar tawaran tambahan Sana. Sedangkan Sana hanya cekikikan melihat ekspresi Sally. Menurutnya ekspresi Sally sangat menggemaskan.

"Kencan? Aku kira kamu gak ada niatan untuk kencan? Apa yang terjadi dengan janjimu dan Tzuyu yang kamu sering bilang?"

"Well, kamu sendiri yang bilang malam itu, kalau aku harus coba fokus sama yang ada di masa sekarang. Ketimbang terus-menerus harapin Tzuyu yang bahkan gak tahu kabarnya gimana sekarang. You're right, setidaknya aku ingin merasakan pergi berkencan dengan seseorang juga. Tapi bukan berarti aku pengen langsung move on dari Tzuyu."

"Lalu kenapa dengan aku? Kenapa tidak coba dengan teman-temanmu? Dahyun, Jihyo, atau Jeongyeon?"

Walaupun Sally sudah tahu jawaban sebenarnya, tapi dia masih bertanya-tanya. Kenapa harus dengan dia? Sana dan dia baru mengetahui satu sama lain kurang dari sebulan.

Di sisi lain, mendengar hal itu Sana langsung memasang wajah seakan dia merasa jijik. "Ew, no. Mereka tu sahabat aku, bahkan udah kayak saudara sendiri." Jawab Sana. "Tapi untuk permulaan, anggap aja ini lebih ke friendly date. I mean, aku ga mau maksa dan buat kamu ga nyaman."

Sally merasa bimbang. Di satu sisi, dia ingin sekali menerima tawaran Sana. Kesempatan yang diberikan Sana dapat mempermulus rencananya untuk lebih dekat dengan Chaeyoung, dia bahkan tidak perlu waktu lama untuk menunggu mengikuti program magang sesuai dengan kebijakan grup perusahaan Minatozaki.

Namun di sisi lain, dia tidak mungkin menerima ajakan Sana untuk berkencan (walaupun Sana mengklaim itu sebagai friendly date). Dia tidak bisa. Sally tidak mempercayakan dirinya. Dia takut kalau dia menerima tawaran kencan (sebagai teman) yang diberikan Sana, hal tersebut hanya akan membuatnya jatuh kepada Sana. Seperti waktu dulu.

Dan itu tidak baik. Sally ke sini bukan untuk menjalani kehidupan percintaannya. Sally ke sini untuk menjalankan misi untuk mempersatukan keluarganya kembali. Jika dia jatuh hati kepada Sana, tentu rencana yang ia susun tidak akan berjalan mulus. Semuanya akan menjadi berantakan, dan Sally tidak ingin mengulangi masa lalunya. Masa lalu yang kelam.

"Jadi Sally, apa jawabanmu?"

_____________________________________________

(A/N): 5k untuk chapter ini, sebagai permintaan maaf karena lama update. Kira-kira Sally bakal jawab apa ya???

ANYWAY GAIS TZUYU CAKEP BANGET PLISS, AKU MABOK CHOU TZUYU :")))). 

ALSO BELATED MERRY CHRISTMAS AND HAPPYY HOLIDAY <3

Yuk vote sampe 60 biar aku lanjutin hehew (tapi gak maksa sksks, tapi plis votmen gais biar aku semangat:*)

Guess, I'll see you all in the next chap. Ciao!

Continue Reading

You'll Also Like

49K 5.2K 18
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
35.6K 3K 69
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
806K 84.3K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
47.7K 5.3K 20
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...