🍏
Pikiran Draco tertuju pada gadisnya, berita tewasnya Neva Potter telah sampai di telinganya.
Reeta Skeeter bahkan menulis hal yang konyol '(Y/n) Potter hilang? Apakah dia yang membunuh ibunya?'
Ia tak bisa berbuat apa-apa, Voldemort dan Aunty-nya mengawasi pergerakkannya.
"Draco" Panggil Narcissa.
"Yah Mom?"
"Max Selwyn" Kata Narcissa dari ambang pintu kamar Draco.
Max Selwyn, entah bagaimana caranya pemuda itu bisa lolos dari jeratan Voldemort dan Itu yang membuat Draco bingung.
Draco segera keluar dari kamarnya, Kakak kandung (Y/n)-nya itu pasti tahu sesuatu.
Draco bisa melihat dengan jelas, Max Selwyn tengah duduk dengan wajah seperti orang yang setengah mati.
"Mengenai (Y/n)?" Tanya Draco langsung pada intinya.
"Dia ada di ada Selwyn Manor" Max pemuda itu bahkan nyaris saja mengakhiri hidup Kakak sepupunya, di malam sebelum kematian Neva Potter.
"Sendirian?" Tanya Draco.
"Bersama Frederick Selwyn"
Frederick Selwyn, nama yang amat sangat tak asing bagi Draco.
Pelahap maut.
Hampir seluruh keluarga Selwyn adalah seorang pelahap maut, Draco tahu benar tentang itu.
"Occlumency, kau bisa menggunakan itu" Max berdiri dari duduknya, ia tahu Draco khawatir.
"Tak mau pergi?" Tanya Max pada Draco.
"Gila jika aku tak pergi" Dan gila jika ia pergi.
Draco berjalan keluar dari Malfoy Manor bersama Max.
"Satu hal yang kau harus ketahui, Frederick terobsesi dengan adikku"
Rahang Draco mengeras mendengarnya.
......
Tangan dinginnya mengusap bibir milik (Y/n) pelan, Frederick tersenyum tipis melihat gadis yang sudah lama diinginkannya.
"Your'e my brother like Max" Lirih (Y/n).
Frederick tertawa pelan, ia menjauh dari (Y/n), Kakak? Kata-kata itu sangat lucu untuknya.
Prang
Sebuah botol kaca yang berisi air jatuh diatas kepala (Y/n), darah segar mengalir dari pelipis gadis itu.
"Beautiful" Frederick menyeka sedikit darah dari pelipis (Y/n).
Napas (Y/n) tercekat, yang ia rasakan adalah kepalanya sedikit pusing.
Yang ia syukuri adalah bahwa ia seorang penyihir, tubuhnya memiliki sihir untuk melindungi diri walau tak terlalu kuat.
"Let me take you to the hell" Frederick mengulurkan tangannya.
Mau tak mau ia menerima uluran tangan kakak sepupunya itu, takut Frederick melakukan hal yang lebih dari tadi.
(Y/n) mengikuti setiap langkah Frederick, tangan pemuda itu bahkan menggenggam tangannya dengan erat.
"Mari melihat adegan dimana kau membunuh ibumu" Frederick menarik tubuh (Y/n) hingga gadis itu berada di samping sebuah Pensieve.
Tubuh (Y/n) terasa kaku, ia tak mungkin membunuh ibunya sendiri.
Frederick mendorong kepala adik sepupunya itu kedalam Pensieve.
1990
"Frederick" (Y/n) tertawa senang dengan hadiah yang didapatkan dari kakak sepupunya itu.
"Suka?"
(Y/n) mengangguk senang, sebuah patung kelinci putih.
"Hadiah dari Frederick?" Alleia Selwyn mengusap pucuk rambut putrinya, dan tersenyum senang ke arah Frederick.
Tangan Alleia meraih patung kelinci dari tangan (Y/n) "Frederick kau dapat darimana?"
"Aku membuatnya" Frederick tersenyum senang.
Alleia merasa kalau keponakannya itu sedikit berbeda, walau umurnya baru menginjak usia 14 tahun.
"Ada yang salah Mom?" Tanya (Y/n) kecil pada ibunya.
Tiba-tiba saja patung kelinci yang dipegang Alleia jatuh, matanya membulat melihat kebawah darah dari patung kelinci tadi.
Bola mata Frederick membulat, hadiah yang ia berikan pada gadis favoritnya rusak.
"Ini kelinci sungguhan Frederick" Alleia menarik putrinya kebelakang menjauh dari Frederick.
"You die"
Alleia menarik (Y/n) kebelakang dan sialnya tongkat nya berada di kamar, ia mundur perlahan hingga berada di balkon Manor.
"Avada Ked-"
Sebelum mantra itu mengenai putrinya Alleia melompat bersama putrinya, ia memeluk erat-erat (Y/n) putrinya.
"MOTHER"
.....
(Y/n) mendorong Frederick, ia menjauh dari kakak sepupunya itu. Napasnya sesak, orang yang ada didepannya telah membunuh ibunya.
Ibunya melompat dari lantai tiga Manor, memelukmu erat-erat agar ia tak kenapa-napa.
"You killed my mother" Air mata (Y/n) Sudah tak bisa ia bendung lagi.
Senyum di wajah Frederick menghilang, ia pikir ingatan palsu yang ia tuangkan pada Pensieve dapat mempengaruhi gadis di depannya.
Ternyata yang dilihat (Y/n) adalah ingatan yang sebenarnya.
"(Y/n)" Frederick berusaha mendekati gadis yang kini berjalan menjauh darinya.
"I HATE YOU"
sebuah mantra mengenai bahu Frederick membuat pemuda itu jatuh terduduk.
"Jauh-jauh dari adikku" Max Selwyn menarik (Y/n) ke belakang tubuhnya.
"Have nice day brother" Sapa Frederick pada Max.
"Have nice day to"
"...Pergilah" Max menyuruh (Y/n) keluar dari Manor.
"Tapi-" (Y/n) bisa melihat tatapan membunuh dari Frederick.
"Draco menunggumu" Max menyakinkan (Y/n).
(Y/n) berlari keluar meninggalkan Max yang bersama Frederick.
"(Y/N) SELWYN" Teriak Frederick.
(Y/n) berlari keluar, ia tahu kakaknya akan baik-baik saja.
Pintu utama dibuka, (Y/n) bisa melihat sosok Draco yang menunggunya.
Draco berlari ke arah gadisnya memeluk (Y/n) erat-erat, labuhan hatinya kembali padanya.
"I..I wanna Die Draco"
🍏
Kok nih cerita suram amat dah 😭
Geser⏩