𝐒𝐀𝐃𝐍𝐄𝐒𝐒

2.7K 425 60
                                    

🍏

Peristiwa di ministry of magic membuat dunia sihir mendapatkan berita yang panas, Lucius Malfoy ayah Draco tertangkap sebagai Death Eater.

(Y/n) tentunya bisa melihat wajah Draco yang nampak tak senang.

Membaca Daily Prophet lagi dan lagi, (Y/n) terpaku dengan dua nama yang familiar. Eden Selwyn dan Lexus Selwyn.

"My father is Death Eater" Guman (Y/n), menghela nafas panjang.

Tangannya menutup kedua matanya, Eden Selwyn ayahnya masuk kedalam Azkaban.

"Kau kenapa?" Neva yang baru saja masuk kedalam kamar putrinya, menatap Daily Prophet disamping (Y/n).

"Kau memikirkan Draco?" Neva mengusap surai putrinya.

"Tidak hanya Draco" (Y/n) duduk menghadap ibunya.

"Aunty" Panggil (Y/n).

Neva terkejut, ia tak menyangka apa yang baru saja ia dengar dari gadis remaja di depannya.

"Apa yang kau katakan?" Neva menatap (Y/n) berusaha mencari tahu apa yang terjadi.

"Mom, you're not my mother right?"

"Aku ibumu, jangan berbicara hal yang tak masuk akan (Y/n)" Pringat Neva.

"I am not a potter, not your daughter"

"Kau putriku" Neva memeluk anak angkatannya itu erat.

"I am not"

(Y/n) melepas pelukkan Neva dan beranjak berdiri.

"(Y/n) Selwyn" (Y/n) mengusap air matanya.

"(Y/n)" Lirih Neva, bola matanya bahkan sudah berair.

"Laki-laki yang datang kemari itu ayahku, ayahku Eden Selwyn. Pelahap maut dan dia masuk ke Azkaban bersama Lucius Malfoy" (Y/n) memukul dadanya pelan, ia mulai membenci hidupnya.

"Aku tak ingat masa kecilku, aku hanya ingat.. aku bangun di kamar ini dan memanggilmu 'ibu' "

Lelah dengan semua hal-hal yang menyiksa dirinya secara mental.

"Obliviate" (Y/n) terduduk di lantai, menatap Neva dengan air matanya yang terus keluar.

"Enough (Y/n)" Neva ikut terduduk di lantai memeluk gadis yang tengah menangis dengan isak yang menyayat hatinya.

"Yah, you Selwyn" Neva mengusap punggung putri angkatannya itu.

Mimpi buruknya datang lagi, wanita dengan darah datang lagi padanya.

(Y/n) tak  bisa tidur, setiap kali ia menutup mata sosok wanita penuh darah itu terlihat semakin jelas.

Teriakkan nyaring dan rapalan Obliviate membuatnya menjadi mayat hidup.

......

"Kau datang juga" Neva mempersilahkan pemuda dengan rambut yang tertata rapi, namun dengan wajah yang tampak seperti orang yang kehilangan rasa.

"Max" Panggil Neva.

"Dia baik-baik saja Aunty?" Max Selwyn tersenyum tipis walau raut wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa putus asanya.

"Masuklah saja ke kamarnya" Neva tak sanggup melihat wajah Max.

Max menaiki anak tangga satu persatu, menatap pintu kamar adiknya.

Tangannya memutar knop pintu pelan.

"Max Selwyn"

Max terpaku, (Y/n) adiknya memanggilnya.

Mulutnya seakan membisu melihat sosok (Y/n) yang tengah duduk dengan raut wajah yang sama sepertinya. Putus asa.

"Kenapa?" Tanya (Y/n) datar.

"Membohongiku" (Y/n) bangkit dari duduknya, ia berdiri sambil menatap kakaknya yang masih berdiri di ambang pintu.

"(Y/n)" Max melangkah dengan sedikit berlari, memeluknya tubuh (Y/n) erat.

"Kau sama pembohongnya dengan Dad"

Air mata Max tak terbendung lagi, pemuda itu menangis.

"Ibumu meninggal 5 tahun yang lalu" (Y/n) mengulangi kata-kata Max saat bertemu dirinya di Diagon Alley.

"Ah saat ini berarti 6 tahun..itu ibu kita bukan?" (Y/n) sudah tak bisa menangis air matanya sudah ia terlalu banyak keluar.

"I am sorry"

"Dad masuk Azkaban, apa harus kita menjenguknya?" (Y/n) mengabaikan apapun yang dikatakan Max, ia hanya mengatakan apa yang membuatnya sakit.

Max hanya terisak, hatinya sakit.

"Kenapa harus Obliviate Max?"

.....

Tak berbicara, bahkan tak menyentuh makanannya (Y/n) bahkan mengabaikan Cassius yang datang untuk melihatnya.

"(Y/n) makanlah" Cassius menggenggam tangannya (Y/n), sebisa mungkin ia membuat gadis di depannya itu mau makan.

"Cass" (Y/n) menatap Cassius yang tengah berlutut di depannya.

"Hubunganmu denganku tak hanya seperti ini bukan?" (Y/n) selalu memikirkan siapa dirinya, berpikir hingga kepalanya pusing.

"Makan dulu akan ku beritahu nanti"

(Y/n) mengangguk.

Seperti apa yang dikatakan Cassius, kini (Y/n) tengah bersiap-siap apa yang akan ia terima dari penjelasan Cassius.

"Jadi apa hubungan kita?" (Y/n) menggenggam tangan Cassius.

"Kita teman masa kecil, kau akan dijodohkan denganku"

(Y/n) menghela nafas panjang "Aku minta maaf, aku tak memilihmu"

Cassius tersenyum "Ayahmu membatalkannya sebelum masuk ke.. yah intinya kita tak jadi dijodohkan"

"Aku akan senang apapun itu pilihanmu" Cassius benar-benar melepas labuhan hatinya.

"Kenapa Dad membatalkannya?"

"Dia tahu kau mencintai Draco Malfoy"

Cassius bahkan hampir mati di tangan ayahnya, karena menyetujui batalnya perjodohannya dengan (Y/n).

"Sebelum aku pulang, aku punya permintaan" Cassius menarik (Y/n) kedalam pelukannya.

"Jika bertemu dengan Frederic Selwyn.. Larilah" bisik Cassius.

🍏

(Y/n) di Malfoy Fiance like a princess, disini?

Geser⏩

You're My Opium : 𝐃.𝐌Where stories live. Discover now