𝐑𝐔𝐍

2.8K 420 128
                                    

🍏

(Y/n) menatap pintu kamarnya, kamarnya terasa sepi karena Cassius sudah pulang 5 jam yang lalu dan sekarang adalah tengah malam.

Perasaan tak enak menyelimuti dirinya, karena membuat ibu angkatnya itu sedih.

Kaki (Y/n) menuruni anak tangga, menuju kamar ibunya.

"She's dead"

Kakinya bergetar hebat, matanya membulat ketika melihat ibunya yang tergeletak tanpa nyawa.

(Y/n) berlari memasuki kamarnya, ia mengambil tongkat dan tasnya.

"Lari?" Tanya seseorang dari belakang pintu.

"Panggil Harry Potter-mu"

"Bombarda Maxima" (Y/n) melempar mantra pada pintu kamarnya hingga membuat Death eaters yang berada di belakang pintu terpental.

Segera saja (Y/n) berlari meninggalkan rumahnya, sialnya ia tak bisa ber-apparate.

"POTTER!"

Sebuah mantra hampir nyaris mengenai bahu (Y/n) Jika saja ia tak menghindar, ia mulai takut jika mereka mulai menangkapnya.

"Crucio!"

(Y/n) jatuh tersungkur, ia mengerang dengan keras. Tubuhnya sakit.

"Sudah cukup berlari Potter" katanya sambil menarik dengan keras surai milik (Y/n).

(Y/n) memejamkan matanya kuat-kuat, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya.

Tangan yang menarik rambutnya semakin kencang, akar rambutnya serasa ingin lepas dari kepalanya.

Pikirannya tertuju pada ibunya

"Kita bawa dia?" Kata Death eater yang satu lagi.

"Lepaskan tanganmu!" Seseorang datang menghampiri dua Death eaters dan (Y/n).

"Frederick Selwyn" Sapanya pada sosok pemuda dengan rambut hitamnya yang ditata dengan rapi, kulit putih pucatnya membuatnya terkesan sempurna.

Frederick menarik paksa tangan yang menarik rambut (Y/n).

"Kita yang menangkapnya" Katanya tak terima.

"Dia Milikku" Frederick menggendong bridal style (Y/n) yang tampaknya sudah tak bisa berdiri.

"Selwyn seenaknya" Katanya kesal.

......

Langkah lebarnya memasuki manor yang jarang  ditempati hingga terkesan dingin, namun barang-barang yang ada di dalam Manor tersebut masih tertata rapi dah bersih.

Frederick Selwyn, anak Lexus Selwyn pemuda itu membuka pintu kamar dan membawa gadis yang tadi ia ambil paksa dari dua Death eaters.

"Selamat datang di kamarmu setelah 6 tahun" Frederick mendudukan tubuh (Y/n), gadis yang sedari tadi diam itu menatapnya.

"Kau sudah jauh lebih cantik" Frederick mengecup punggung tangan (Y/n).

Frederick memiliki bola mata hitam yang jauh lebih pekat dibanding rambut hitam milik Max, rahang pemuda itu bahkan jauh lebih tegas dibanding milik Draco dan Max.

"Bicaralah" Pintanya.

(Y/n) membuang wajahnya enggan menatap Frederick Selwyn, benar apa yang dikatakan Cassius Frederick pintar menekan situasi.

Sebuah kecupan mendarat di bibir (Y/n).

Plak

Dan sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Frederick.

Frederick tertawa, tawa pemuda itu bahkan langsung mendapat tatapan penuh tanya dari (Y/n).

"Bicaralah Love" Frederick menempelkan dahinya dengan dahi gadis di depannya.

"(Y/N) SELWYN!" Frederick mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Beginikah, Beginikah setelah ku selamatkan?"

(Y/n) masih diam, ia ingin sekali berteriak berharap kakaknya datang.

"Max takkan datang kesini" Frederick menatap bola mata (Y/n) tajam.

'I hate you'

"I love you" Frederick tersenyum tipis.

"Apa yang dikatakan Warrington padamu?" Ia yakin Cassius Warrington selalu memperingatkan gadis di depannya itu.

Frederick menghela nafas panjang, ia berdiri sambil menatap sebuah kotak berwarna abu yang berada di nakas.

"Obliviate" Frederick berjalan mengambil kotak tersebut dan ia membawanya lalu menaruhnya di pangkuan (Y/n).

"Sial-nya Max yang melakukan Obliviate padamu" Frederick tersenyum senang ketika melihat Ekspresi wajah gadis di depannya.

"Max menipumu"

Tangan dingin menyentuh wajah (Y/n) sekali lagi, Frederick Selwyn bisa dibilang terobsesi dengan anak dari adik ayahnya itu.

"Bicaralah atau.." Frederick mencium telapak tangan dingin (Y/n).

"Aku hancurkan kotak yang berisi ingatanmu ini"

(Y/n) menarik tangannya dari genggaman tangan Frederick, rasa takutnya semakin menjadi.

"Katakan namaku saja.. hanya itu"

"(Y/n)"

"Frederick" Guman (Y/n) yang masih bisa didengar oleh Frederick.

"Tidurlah" Frederick berjalan keluar sambil membawa kotak abu tadi.

"Draco" Tangisnya pecah, ia takut.

.....

(Y/n) menatap sebuah foto keluarga yang terpampang dengan besar di koridor utama, Ada Max, Ayahnya, tentunya dirinya dan seorang wanita yang berdiri di samping Ayahnya.

Itu ibunya, ibu kandungnya.

"Ibumu meninggal" Bisik seseorang dari belakang.

(Y/n) segera menjauh dari orang yang tadi malam membuatnya takut.

"Dan semalam ibu angkat mu juga meninggal"

"Sarapan" Frederick mengulurkan tangannya, tatapan pemuda itu memberi perintah agar (Y/n) menerima uluran tangannya.

(Y/n) mau tak mau menerima uluran tangan Frederick, mereka berjalan menuju ruang makan.

Mereka duduk secara terpisah, Frederick duduk di seberang (Y/n).

"Selamat atas gagalnya perjodohan mu dengan Cassius" Frederick senang, alasan Cassius dijodohkan dengan (Y/n) adalah melindungi gadis itu dari Frederick.

Makanan yang masuk kedalam mulut (Y/n) bahkan terasa berbeda, walau rasanya enak tetapi makan dengan orang gila seperti Frederick membuat makanannya tak enak.

"Lusa aku harus kembali ke Hogwarts" (Y/n) hanya berharap kakak sepupunya itu melepasnya.

"Jangan harap"

🍏

You're My Opium : 𝐃.𝐌Where stories live. Discover now