𝐇𝐎𝐌𝐄

3.3K 463 87
                                    

🍏

Sebuah tangan yang memegang apel hijau terulur di depan Draco yang tengah duduk di kursi belajar, Draco mendongak ke atas dan mendapati gadisnya yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

"Kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dahulu?" Draco melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Aku sudah mengetuk pintu kamarmu 2 kali" (Y/n) menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Draco tersenyum tipis, mengambil apel hijau dari tangan gadisnya.

"Blaise bilang kau terlalu fokus dengan esai mu" (Y/n) melihat ke sekeliling kamar Draco, Rapi dan tak terlalu banyak barang.

Draco tertawa pelan, ia yakin bukan itu alasan (Y/n) datang kekamarnya.

"Aku jarang melihatmu beberapa hari ini" Draco menarik (Y/n) untuk duduk dipangkuannya dan mengecup pipi gadisnya.

"Aku..aku sibuk mempersiapkan O.W.L" (Y/n) mengalihkan pandangannya dari tatapan mata Draco.

"Benarkah?" Draco tahu (Y/n) mengikuti perkumpulan yang dibuat Harry dan teman-temannya.

(Y/n) mengangguk dengan cepat, Draco memeluk (Y/n) erat membenamkan wajahnya di ceruk leher gadisnya.

Draco memeluk (Y/n) dan bersenandung pelan, ia sesekali menghirup aroma khas gadisnya yang selalu berhasil membuatnya nyaman.

Kedua tak ada niatan membuka suara hanya pergerakan tangan mereka yang sesekali saling mengusap lengan atau jari-jari tangan.

"Hangat?" Tanya Draco pada (Y/n), sedangkan gadis itu hanya mengangguk pelan.

"Mau berdansa?" Tawar (Y/n).

Draco mencumbu salah satu pipi gadisnya, nafas hangat Draco menerpa telinga (Y/n) yang membuat wajah gadis itu seketika memerah.

"Tiba-tiba?"

"Kau tak bosan? hanya melihat huruf-huruf?" (Y/n) ingin melakukan dansa lagi dengan Draco seperti saat Yule Ball.

"Hanya ingin memelukmu" Draco mencium daun telinga (Y/n), gadis itu seketika merinding ketika merasakan bibir Draco yang menyentuh daun telinganya.

"Yule Ball denganmu terasa singkat Draco"

"Love" Panggil Draco lembut.

"Ayolah" Pinta (Y/n) sambil berdiri dan menarik tangan Draco untuk bangun dari duduknya.

Draco berdiri dan menghela nafas pelan, gadisnya ada-ada saja menurutnya.

"DECO!"

Draco yang mendengarnya seketika langsung menabrak bibir gadisnya dengan bibirnya, ia sangat menyukai bagaimana cara (Y/n) memanggil namanya.

(Y/n) tertawa, Draco menjadi sangat bersemangat ketika ia memanggilnya dengan 'Deco'.

"Sudah berapa lama? Aku tak menyentuh bibirmu Love" Draco mengusap bibir (Y/n) lembut.

......

Flashback On.

Tangan dinginnya menyentuh sebuah cincin yang berada didalam kantung jasnya, bola mata coklatnya menatap gadis yang berdiri di depan toko pakaian sendirian.

"Max"

"Maxleon"

Maxleon Selwyn, pemuda itu menoleh ke arah pemuda berambut cokelat yang memberikan isyarat untuk mengikutinya.

"Ayahmu masih tak tahu bukan?" Tanyanya.

"Berhentilah ikut campur Warrington" Pringat Max pada sosok Cassius Warrington yang berdiri di depannya.

Cassius mendesis kesal mendengarnya, Pemuda di depannya itu selalu keras kepala.

"Kau hanya calon tunangannya" Max sedikit melirik ke arah belakang, apakah sosok gadis yang ia tadi lihat masih ada disana atau tidak.

"Aku tahu" Cassius sedikit tak suka mendengarnya.

"Dia tak mencintaimu" Max membuang wajahnya, ia enggan melihat sosok Cassius.

"(Y/n) mengatakan dia menyukaiku" Cassius masih tak bisa melupakan sosok (Y/n) yang ada di masa lalunya.

Max menarik kerah baju Cassius dan ber-apparate, ia takut Cassius akan melihat (Y/n).

"Suka dan cinta itu berbeda" Setelah mengatakan itu Max kembali ber-apparate ke tempat ia melihat (Y/n) tadi.

Langkahnya berjalan ke arah (Y/n).

"Ini milikmu" Kata Max yang berdiri disamping (Y/n).

Mereka berbincang dengan saling melempar senyum.

"Baru saja lulus dari Ilvermorny"

"Selamat, tapi namamu?" Max merasa bodoh, ia jelas-jelas tahu dengan jelas siapa gadis di sampingnya.

"(Y/n) Potter"

Max tersenyum tipis, Nama itu adalah bencana.

Flashback Off.

......

Libur natal telah tiba, Draco duduk bersama (Y/n) di kompartemen yang berbeda dengan para Slytherin lainnya. Alasan mereka cuman satu, tak ingin melihat Blaise dan Pansy yang selalu beradu mulut.

"Kau tak mengalami mimpi buruk lagikan?" Tanya Draco.

"Tidak" (Y/n) mengusap rambut Draco pelan, kekasihnya itu tengah memejamkan matanya dengan pahanya sebagai bantal.

"Aku tak pernah sesenang ini sebelum bertemu denganmu" Draco menarik tangan gadisnya yang tengah mengusap surainya, ia mengecup punggung tangan (Y/n).

"Benarkah?"

Draco memeluk tangan (Y/n) erat.

"Tentu, Love.. apa kau keberatan jika aku akan mengisi hari-harimu?" Draco kembali mencium punggung tangan gadisnya.

"Tidak sama sekali"

Draco duduk dan menghadap ke arah (Y/n), ia menyelipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah gadisnya.

"Rasanya aku akan sedih ketika tak bertemu denganmu saat dirumah nanti" Draco kadang ingin mengenalkan (Y/n) pada kedua orang tuanya, dan berteriak ke seluruh dunia kalau dia mencintai gadis di depannya.

"Draco" Panggil (Y/n).

Draco menatap dalam gadisnya.

"Mungkin kau salah satu tempatku untuk pulang"

Draco segera memeluk kekasihnya itu, suasana hati (Y/n) tengah bersedih.

"I am your home.. Love"

🍏

Good night and good luck.

Kalian semangat sekolahnya, waktu gak bisa diputar ulang🥰👋.

You're My Opium : 𝐃.𝐌Where stories live. Discover now