𝐋𝐎𝐕𝐄

2.9K 411 41
                                    

🍏

Sebuah pergerakkan diatas ranjang membuat Draco berhati-hati turun dari ranjangnya, bola mata abunya menatap gadisnya yang masih terlelap tidur.

"Borgin and burkes, kau tahu hal itu setelah menemui Potter" Guman Draco pelan.

Draco mengenakan blazer hitamnya dan menatap (Y/n) sebentar, ia menghela nafas.

Gadisnya menggunakan Occlumency sejak beberapa hari yang lalu, (Y/n) mencurigainya.

Draco berjalan keluar dari kamarnya, satu hal yang Draco ketahui sejak malam dimana ia menolak bantuan gadisnya..(Y/n) tak mudah lagi mempercayai kata-katanya.

Vanishing Cabinet kini menjadi fokus utamanya.

"Kau keluar malam-malam, dan ini bukan jadwal perfect mu Draco" (Y/n) membuka matanya, menatap langit-langit kamar.

Menggunakan Occlumency adalah hal yang tepat bagi (Y/n), Harry yang berusaha mencari informasi darinya tentang Draco dan Draco yang kadang membaca pikirannya karena kekasihnya itu takut ia tahu rahasianya.

Draco pergi 7 menit yang lalu, ia tak tahu Draco kemana namun yang jelas Voldemort ada di balik semuanya.

Draco tak mempercayainya?, itu yang mulai (Y/n) pikirkan.

Max mengirimnya surat, kakaknya itu pergi ke Amerika dan akan kembali saat natal tiba.

Yang (Y/n) takutkan adalah Max akan mendesaknya untuk pergi ke Amerika.

(Y/n) duduk di tepi ranjang dan memandangi pintu kamar Draco, bahkan hampir 2 jam (Y/n) diam.

"Ini sudah malam Draco" (Y/n) tersenyum tipis saat Draco masuk.

"Aku tak bisa tidur" Draco menghampiri gadisnya yang duduk di tepi ranjang.

"Kenapa tak bangunkan aku?" (Y/n) menarik pipi kekasihnya itu.

Dingin, pipi Draco terasa dingin di tangannya.

"Berapa lama kau pergi?" Tanya (Y/n) sambil mengusap rambut Draco pelan.

"Kau tidur lelap, aku tak tega" Draco melepas Blazer hitamnya dan menaruhnya di nakas.

"Kau tahu apa yang membuat kita putus waktu itu?"

Tubuh Draco menegang, ia menatap netra gadisnya.

"Don't leave me" Draco memeluk gadisnya erat, mendorong (Y/n) untuk tidur kembali.

"Deco"

"I love you"

.....

Draco tak melepaskan pelukannya pada (Y/n) setelah kemarin ia diketahui membolos Latihan Quidditch lagi, dan gadisnya marah.

"Lepaskan tanganmu Draco" (Y/n) memukul pelan punggung tangan Draco yang melingkar sempurna di pinggangnya.

Draco menggeleng dan membenamkan wajahnya di leher bagian belakang milik (Y/n).

"Ini libur"

"Aku tahu, tapi ini sudah siang"

"Diluar mendung"

"Draco!"

Draco tetap memeluk (Y/n), sulit baginya untuk berkata jujur.

(Y/n) diam, ia tahu Draco sangat berhati-hati dalam mengatakan sesutau atau memperlakukannya.

"Aku punya janji dengan Harry" (Y/n) berjanji pada Harry untuk menonton pemilihan tim Quidditch Gryffindor.

"Dia bukan kakakmu" Draco menghela napas hingga menerpa tengkuk (Y/n).

"Dia kakakku Draco" lirih (Y/n).

Draco mengeratkan pelukannya "Apa dia tahu?"

"Tidak, Jadi..kau ingin apa?" (Y/n) memutar tubuhnya dan menatap Draco yang tengah memejamkan matanya.

Raut wajah lelah terlihat begitu jelas di wajah Draco, dan (Y/n) tahu itu karena Draco sering keluar malam entah kemana.

"Memelukku"

(Y/n) menghela nafas panjang, ia melingkarkan tangannya dan memeluk Draco.

"Ibumu, kau sudah mengirim surat padanya?" Tanya (Y/n).

"Dia baik-baik saja"

"Draco" Panggil (Y/n).

Draco mengecup kening (Y/n) sebentar lalu menempelkan kepala gadisnya pada dada bidangnya.

(Y/n) bisa mendengar detak jantung Draco, ia mengusap dada bidang Draco pelan dan benar saja detak jantung Draco berdetak lebih cepat.

"Kau mendengarnya?" Tanya Draco.

"Apa artinya itu?" (Y/n) mendongak menatap Draco.

"Kau kematianku"

......

(Y/n) memandang Draco yang tersenyum ke arahnya di koridor yang menuju kelas Transfigurasi, Draco meraih syal dari tangan (Y/n) dan kemudian melilitkannya pada leher gadisnya.

"Aku minta maaf, aku harus menjalani detensi dengan Mcgonagall" Draco menarik kedua pipi gadisnya pelan.

"Itu kebiasaan barumu di tahun ini, membolos dan tak mengerjakan PR" (Y/n) menepis tangan Draco.

"Aku minta maaf, tak bisa ke Hogsmeade denganmu hari ini" Draco mengusap punggung tangan (Y/n) dengan lembut.

(Y/n) memalingkan wajahnya, menatap sendu dinding yang ada disampingnya.

Ia tak marah soal Draco yang tak bisa ke Hogsmeade bersamanya, tapi ia sedih karena Draco tak lagi bersemangat tentang Sekolah.

"Love" panggil Draco, namun kekasihnya itu tetap diam tak bergeming.

Draco mengecup bibir gadisnya sekilas dan kemudian tersenyum hangat saat perhatian gadisnya sepenuhnya tertuju padanya.

"Draco kau tahu aku mencurigaimu..." (Y/n) tak melanjutkan kata-katanya.

"Lanjutkan" Pinta Draco.

(Y/n) menggeleng ia tak ingin seseorang mendengarnya nanti, apalagi Harry.

Draco mengusap lembut bibir (Y/n) "Kecurigaanmu selama ini tak benar" Draco menyamakan tingginya dengan tinggi (Y/n).

"Bisakah kau membawakan beberapa permen?" Tanya Draco.

"Akan kubawakan" (Y/n) melangkah meninggalkan Draco.

"Love" Panggil Draco.

(Y/n) menoleh dan menatap Draco.

"I love you.. Amour"

🍏

Yang lagi ujian semangat 🥰..

Good night and good luck 👋👋

You're My Opium : 𝐃.𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang