Selamat membaca teman-teman
¥¥¥¥¥
Ini sudah hari ke sepuluh Hera di kediaman Silas. Kali ini dia sedang duduk di taman belakang yang memang sepi dan tidak ada penjaga sama sekali. Itu semua dia lakukan untuk menghindari Silas yang terus memerintahkannya untuk melakukan hal konyol.
Misalnya kemarin, Hera disuruh untuk menghitung kawanan angsa yang sedang berenang. Lalu menggulung tumpukan kertas, yang ternyata akhirnya dibakar.
Dan hari berikutnya, Hera disuruh memanjat pohon untuk mengambil apel, sampai akhirnya dia terjatuh. Namun apalah daya, Silas tidak menolongnya sama sekali. Dia bahkan hanya diam sembari mengejeknya lemah.
"Huah. Kapan ada pangeran berkuda datang menjemput ku?" Hera menatap pepohonan rimbun di depannya.
"Terlalu lama di sini juga tidak baik, aku bisa saja ditikam jika ketahuan kalau sebenarnya aku Hera Hermione. Tunggu dulu, apakah ini sudah mendekati hari itu? hari dimana Silas bertemu dengan Amanda?" Hera menutup mulutnya.
"Astaga, aku harus cepat-cepat kabur, Amanda dan Argus pasti akan bertemu Silas di kerajaan ini!"
Di novel diceritakan, bahwa Silas mengetahui Argus dan Amanda sudah bertunangan saat kunjungan kerja sama Argus ke kerajaan Seatland. Dia mengenalkan Amanda pada Silas bahwa Amanda adalah tunangannya. Disitulah awal mula hubungan mereka renggang, yang semulanya sahabat berubah menjadi musuh.
"Sungguh rumit cinta para pangeran di sini, dan kenapa Silas tidak melupakan Amanda saja lalu mencari wanita lain. Dia bahkan sangat tampan, astaga tidak-tidak Silas sangat jelek dan temperamental."
"Hahaha ya ampun, makanya dia tidak ada kekasih sama sekali." Hera terkekeh, membayangkan wajah Silas yang biasanya terlihat konyol jika sedang memarahinya.
"DARLA!!" Hera menoleh ke arah suara panggilan itu. Terlihat Adelia yang sedang berlari ke arahnya.
"Hei, kau dari mana saja? Semua orang mencarimu." Tanya Adelia dengan nafas ngos-ngosan.
"Huh, kenapa aku di cari?" Tanya Hera bingung.
"Pangeran Silas sakit tidak ada yang berani masuk ke kamarnya." Hera mengernyit heran.
"Lalu? Apa hubungannya denganku?"
Adelia memutar bola matanya. "Kau kan orang yang berani pada pangeran, dia pasti akan menurut padamu." Ujar Adelia.
Hera menggeleng cepat. "Tidak, aku tidak mau. Aku juga takut padanya, pokoknya aku tidak mau mati dalam waktu dekat ini!"
Adelia yang tidak sabaran langsung menarik tangan Hera kuat. Hera juga tetap diam di tempatnya, berusaha mempertahankan posisinya.
"Adelia tolong jangan aku, aku tidak mau mati hari ini." Bujuk Hera dengan sungguh-sungguh.
"Su--dah--lah hanya kau yang bisa membantu semua orang disini! ayo Darla ikut denganku!" Adelia menarik Hera dengan sekuat tenaga.
"Akhh awas saja kalau aku di habisi oleh iblis itu. Kau yang akan aku gentayangi duluan nanti!" Ancam Hera, lalu pasrah saat Adelia terus menariknya.
"Tidak apa, aku tidak takut pada hantu sepertimu." Jawab Adelia santai, Hera mendengus sebal.
Dan akhirnya mereka berdua telah sampai di depan kamar pintu Silas, di situ juga sudah banyak pelayan dan tabib yang berkumpul. Hera menghela napas, kali ini dirinya di korbankan lagi.
"Ini obatnya, silahkan masuk nona Darla." Seorang tabib tua menyerahkan baki berisi ramuan herbal.
"Nanti kalau aku mati, aku harap kalian menguburkan ku di makam yang mewah berlapis emas!" ucap Hera melototi satu-satu orang disitu.
Mereka hanya menunduk diam, namun tabib malah terkekeh. "Baiklah, sesuai permintaan mu"
"Okeh deal." Jawab Hera mantap.
Lalu dua pengawal membukakan pintu untuknya. Hera merasa ini berlebihan, mengingat dia sering mendobrak pintu milik Silas. Astaga, bahkan engsel pintu nya pun sudah rusak karenanya.
Hera melangkahkan kakinya pelan ke arah ranjang, yang dimana Silas terbaring lemah. Wajahnya pun pucat, seketika Hera juga menjadi simpati melihat keadaannya saat ini.
"Keluar." Suara serak Silas membuat langkah Hera terhenti. Ia memejamkan matanya, kebiasaan jika dirinya tengah gugup.
Hera berusaha Menguatkan batin dan raganya dengan tetap berjalan ke arah ranjang. Lalu duduk di samping Silas.
Silas membuka matanya menatap Hera tajam, yang dibalas Hera dengan cengiran lebar.
"Aku bilang keluar, apa kau tuli?" Desis Silas marah.
Hera menggeleng. "Aku tidak dengar Silas, makanya aku tetap duduk di sini. Dan aku bawakan kau hadiah, jeng jeng jeng tebaklah, warnanya hijau?" Hera mengangkat bakinya tinggi-tinggi.
Silas membuang wajahnya ke samping. "Aku tidak membutuhkan itu, jadi keluar dari kamarku!"
Hera memberengut, dia menaruh baki berisi obat itu di atas nakas samping ranjang.
"Ayolah anak manis, kau harus meminum obatmu. Aku tidak akan keluar sebelum kau meminum obat ini."
Hera mengambil satu cangkir ramuan herbal berwarna hijau, mengarahkannya ke depan mulut Silas.
Langsung saja Silas menatapnya nyalang seperti ingin membunuhnya. Namun pertahanan Hera tidak goyah, dia tetap tersenyum berusaha mengarahkan obat itu masuk ke mulut Silas.
"Ayolah aaaa .... buka mulutmu! Kau harus sembuh, supaya bisa memerintah dan memarahiku lagi" Ujar Hera yang terkesan menyindir.
"Aku bisa sendiri." Silas merebut cangkir kecil yang di pegang Hera. Dengan terpaksa ia meneguk ramuan itu sampai habis.
Hera tersenyum bahagia, lalu menepuk pucuk kepala Silas pelan.
PUK
PUK
PUK
"Bagus, kau memang pria hebat." Senang Hera mengacungkan kedua jempolnya.
Silas geram, karena kepalanya di pegang oleh mahluk sejenis Hera. Jika ada yang melihatnya. Bisa-bisa, reputasinya akan memudar detik ini juga.
"Jangan sentuh orang sembarangan!" Tekan Silas, Hera malah tersenyum licik.
GRAP
"Apa seperti ini menyentuh orang sembarangan?" Tanya Hera santai, dengan satu tangannya menempel tepat di atas dada bidang Silas.
Silas melototi Hera tajam, namun Hera langsung melangkah menjauh dari ranjang, sambil memeluk baki yang dia bawa tadi.
"Hahaha so sexy wow, terimakasih Silas, aku pergi dulu!"
"CEPATLAH SEMBUH! GOOD BYEEE"
BRAK
Ruangan menjadi senyap setelah Hera menutup pintu, Silas menghembuskan napas frustasi, berusaha memejamkan matanya lagi. Dia bersumpah akan menghukum Hera jika keadaannya sudah membaik.
"Perempuan itu membuatku tambah sakit!" Gumam Silas pelan.
_____________
MAKASIH SEMUANYA YANG UDAH BACA AKHH 😙
MAKASIH BANGET JUGA UNTUK YANG UDAH NYEMPETIN VOTE DAN KOMEN🤗
Miss you gais