The Villainess (End)

Door evastaywithyou

13.8M 1.8M 155K

[ π™‹π™šπ™§π™žπ™£π™œπ™–π™©π™–π™£! π˜Ύπ™šπ™§π™žπ™©π™– π™¨π™šπ™¨π™–π™©! ] . Amanda Eudora adalah gadis yang di cintai oleh Pangeran... Meer

Sinopsis
Bag 1
Bag 2
Bag 3
Bag 4
Bag 5
Bag 6
Bag 7
Bag 8
Bag 9
Bag 11
Bag 12
Bag 13
Bag 14
Bag 15
Cast
Bag 16
Bag 17
Bag 18
Bag 19
Bag 20
Bag 21
Bag 22
Bag 23
Bag 24
Bag 25
Bag 26
Bag 27
Bag 28
Bag 29
Bag 30
Bag 31
Bag 32
Bag 33
Bag 34
Bag 35
Bag 36
Bag 37
Bag 38
Bag 39
Bag 40
Bag 41
Bag 42
Bag 43
Bag 44
Bag 45
Bag 46
Bag 47
Bag 48
Bag 49
Bag 50
Bag 51
Bag 52
Bag 53
Bag 54
Bag 55
Bag 56
Bag 57
Bag 58
Bag 59
Bag 60
Bag 61
Bag 62
Bag 63
Bag 64
Bag 65
Bag 66
Bag 67 (END)
'Boy from Nowhere'
Extra part

Bag 10

218K 31.7K 1.5K
Door evastaywithyou

Selamat membaca teman-teman

¥¥¥¥¥

      Ini sudah hari ke sepuluh Hera di kediaman Silas. Kali ini dia sedang duduk di taman belakang yang memang sepi dan tidak ada penjaga sama sekali. Itu semua dia lakukan untuk menghindari Silas yang terus memerintahkannya untuk melakukan hal konyol.

Misalnya kemarin, Hera disuruh untuk menghitung kawanan angsa yang sedang berenang. Lalu menggulung tumpukan kertas, yang ternyata akhirnya dibakar.

Dan hari berikutnya, Hera disuruh memanjat pohon untuk mengambil apel, sampai akhirnya dia terjatuh. Namun apalah daya, Silas tidak menolongnya sama sekali. Dia bahkan hanya diam sembari mengejeknya lemah.

"Huah. Kapan ada pangeran berkuda datang menjemput ku?" Hera menatap pepohonan rimbun di depannya.

"Terlalu lama di sini juga tidak baik, aku bisa saja ditikam jika ketahuan kalau sebenarnya aku Hera Hermione. Tunggu dulu, apakah ini sudah mendekati hari itu? hari dimana Silas bertemu dengan Amanda?" Hera menutup mulutnya.

"Astaga, aku harus cepat-cepat kabur, Amanda dan Argus pasti akan bertemu Silas di kerajaan ini!"

Di novel diceritakan, bahwa Silas mengetahui Argus dan Amanda sudah bertunangan saat kunjungan kerja sama Argus ke kerajaan Seatland. Dia mengenalkan Amanda pada Silas bahwa Amanda adalah tunangannya. Disitulah awal mula hubungan mereka renggang, yang semulanya sahabat berubah menjadi musuh.

"Sungguh rumit cinta para pangeran di sini, dan kenapa Silas tidak melupakan Amanda saja lalu mencari wanita lain. Dia bahkan sangat tampan, astaga tidak-tidak Silas sangat jelek dan temperamental."

"Hahaha ya ampun, makanya dia tidak ada kekasih sama sekali." Hera terkekeh, membayangkan wajah Silas yang biasanya terlihat konyol jika sedang memarahinya.

"DARLA!!" Hera menoleh ke arah suara panggilan itu. Terlihat Adelia yang sedang berlari ke arahnya.

"Hei, kau dari mana saja? Semua orang mencarimu." Tanya Adelia dengan nafas ngos-ngosan.

"Huh, kenapa aku di cari?" Tanya Hera bingung.

"Pangeran Silas sakit tidak ada yang berani masuk ke kamarnya." Hera mengernyit heran.

"Lalu? Apa hubungannya denganku?"

Adelia memutar bola matanya. "Kau kan orang yang berani pada pangeran, dia pasti akan menurut padamu." Ujar Adelia.

Hera menggeleng cepat. "Tidak, aku tidak mau. Aku juga takut padanya, pokoknya aku tidak mau mati dalam waktu dekat ini!"

Adelia yang tidak sabaran langsung menarik tangan Hera kuat. Hera juga tetap diam di tempatnya, berusaha mempertahankan posisinya.

"Adelia tolong jangan aku, aku tidak mau mati hari ini." Bujuk Hera dengan sungguh-sungguh.

"Su--dah--lah hanya kau yang bisa membantu semua orang disini! ayo Darla ikut denganku!" Adelia menarik Hera dengan sekuat tenaga.

"Akhh awas saja kalau aku di habisi oleh iblis itu. Kau yang akan aku gentayangi duluan nanti!" Ancam Hera, lalu pasrah saat Adelia terus menariknya.

"Tidak apa, aku tidak takut pada hantu sepertimu." Jawab Adelia santai, Hera mendengus sebal.

Dan akhirnya mereka berdua telah sampai di depan kamar pintu Silas, di situ juga sudah banyak pelayan dan tabib yang berkumpul. Hera menghela napas, kali ini dirinya di korbankan lagi.

"Ini obatnya, silahkan masuk nona Darla." Seorang tabib tua menyerahkan baki berisi ramuan herbal.

"Nanti kalau aku mati, aku harap kalian menguburkan ku di makam yang mewah berlapis emas!" ucap Hera melototi satu-satu orang disitu.

Mereka hanya menunduk diam, namun tabib malah terkekeh. "Baiklah, sesuai permintaan mu"

"Okeh deal." Jawab Hera mantap.

Lalu dua pengawal membukakan pintu untuknya. Hera merasa ini berlebihan, mengingat dia sering mendobrak pintu milik Silas. Astaga, bahkan engsel pintu nya pun sudah rusak karenanya.

Hera melangkahkan kakinya pelan ke arah ranjang, yang dimana Silas terbaring lemah. Wajahnya pun pucat, seketika Hera juga menjadi simpati melihat keadaannya saat ini.

"Keluar." Suara serak Silas membuat langkah Hera terhenti. Ia memejamkan matanya, kebiasaan jika dirinya tengah gugup.

Hera berusaha Menguatkan batin dan raganya dengan tetap berjalan ke arah ranjang. Lalu duduk di samping Silas.

Silas membuka matanya menatap Hera tajam, yang dibalas Hera dengan cengiran lebar.

"Aku bilang keluar, apa kau tuli?" Desis Silas marah.

Hera menggeleng. "Aku tidak dengar Silas, makanya aku tetap duduk di sini. Dan aku bawakan kau hadiah, jeng jeng jeng tebaklah, warnanya hijau?" Hera mengangkat bakinya tinggi-tinggi.

Silas membuang wajahnya ke samping. "Aku tidak membutuhkan itu, jadi keluar dari kamarku!"

Hera memberengut, dia menaruh baki berisi obat itu di atas nakas samping ranjang.

"Ayolah anak manis, kau harus meminum obatmu. Aku tidak akan keluar sebelum kau meminum obat ini."

Hera mengambil satu cangkir ramuan herbal berwarna hijau, mengarahkannya ke depan mulut Silas.

Langsung saja Silas menatapnya nyalang seperti ingin membunuhnya. Namun pertahanan Hera tidak goyah, dia tetap tersenyum berusaha mengarahkan obat itu masuk ke mulut Silas.

"Ayolah aaaa .... buka mulutmu! Kau harus sembuh, supaya bisa memerintah dan memarahiku lagi" Ujar Hera yang terkesan menyindir.

"Aku bisa sendiri." Silas merebut cangkir kecil yang di pegang Hera. Dengan terpaksa ia meneguk ramuan itu sampai habis.

Hera tersenyum bahagia, lalu menepuk pucuk kepala Silas pelan.

PUK

PUK

PUK

"Bagus, kau memang pria hebat." Senang Hera mengacungkan kedua jempolnya.

Silas geram, karena kepalanya di pegang oleh mahluk sejenis Hera. Jika ada yang melihatnya. Bisa-bisa, reputasinya akan memudar detik ini juga.

"Jangan sentuh orang sembarangan!" Tekan Silas, Hera malah tersenyum licik.

GRAP

"Apa seperti ini menyentuh orang sembarangan?" Tanya Hera santai, dengan satu tangannya menempel tepat di atas dada bidang Silas.

Silas melototi Hera tajam, namun Hera langsung melangkah menjauh dari ranjang, sambil memeluk baki yang dia bawa tadi.

"Hahaha so sexy wow, terimakasih Silas, aku pergi dulu!"

"CEPATLAH SEMBUH! GOOD BYEEE"

BRAK

Ruangan menjadi senyap setelah Hera menutup pintu, Silas menghembuskan napas frustasi, berusaha memejamkan matanya lagi. Dia bersumpah akan menghukum Hera jika keadaannya sudah membaik.

"Perempuan itu membuatku tambah sakit!" Gumam Silas pelan.

_____________

MAKASIH SEMUANYA YANG UDAH BACA AKHH 😙

MAKASIH BANGET JUGA UNTUK YANG UDAH NYEMPETIN VOTE DAN KOMEN🤗

Miss you gais

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

96.9K 7.5K 25
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
3.6M 368K 59
Lisa Tamara lulusan S1 universitas terbaik yang cantik dan cerdas di abad ke 21, ketika mengunjungi adiknya di rumah sakit tanpa terduga di perjalana...
75.3K 12.4K 29
Tetangga baru yang selalu membuat keributan berhasil membuat dorison ingin pergi dari rumah. Ketenangan nya hilang saat tetangga baru nya suka menan...
3K 416 8
Ini hanyalah cerita Klasik. Tentang seorang Pangeran Bawah Laut yang sedang menikmati hidup. Banyak ranjau menimpa di tengah mimpi yang dijalani. M...