Selamat membaca...
Shani Pov
Dia memelukku dari samping. Aku bisa melihat dengan jelas bagaimana bahagianya dia. Mungkin itu karena aku yang sekarang lebih baik dari aku yang kemarin.
"Bahagia banget, kenapa sih?" Tanyaku, hanya ingin memastikan kalau dia bahagia memang karenaku
"Hm, kenapa ya??? Ih, onty kepo 😜"
What??
Dia mengejekku??!!
BERANINYA!!!
"ish, aku balik galak lagi nih kalo kamu gak kasih tau!" Ancam ku padanya
"Eh, jangan dong! Aku gamau onty kaya kemarin-kemarin. Aku suka onty yang sekarang"
Oh shit!!
Dia terlihat sedih gara-gara aku mengancamnya.
"Ge, aku cuma becanda kok bilang kaya gitu. Jangan sedih lagu ya" Ku rapatkan pelukanku padanya sambil ku tangkup sebelah pipinya yang chubby
Oh, so gemas!!
"Bener onty cuma becanda?"
Aku mengangguk.
"Bener, sumpah deh!" Kataku
"Ah, gak. Onty bohong!"
Hadeh, lucu tapi ngeselin banget sih dia 😑
"Aku sama sekali gak bohong gracia. Aku beneran cuma becanda. Mau bukti?"
"Hah, bukti apa?" Tanyanya
"Ya bukti kalo aku emang gak bohong" Jawabku
"Emang apa buktinya?"
Jiah, dia penasaran hahaha.
"Ini buktinya, cup!"
Ku cium pipi chubby nya yang begitu menggemaskan. Dan aku bisa melihat dengan jelas bagaimana dia terkejut ketika aku mencium pipinya.
"O-onty... " Ucapnya terbata
"Kamu kenapa sih sampe kaget gitu aku cium. Kaya gapernah dicium aja deh"
"Hm, bukan gitu. Aku pernah dicium mama, tapi kalo orang lain mana pernah" Jawabnya
"Oh, jadi aku orang lain?"
Dia menggeleng panik.
"B-bukan gitu, tapi..."
Belum selesai dia bicara, aku melepas pelukanku padanya. Lalu duduk ku berjarak dari gracia. Tidak terlalu jauh tapi kita ada jarak diantara kita.
"Onty, aku minta maaf. Bukan maksud aku onty itu orang lain. Tapi... "
"Oke-oke aku maafin. Tapi ada syaratnya" Kataku
"Ada syaratnya? Apa?"
Hihi, ini dia!
"Syaratnya..... Cium aku" Ku tunjuk pipi sebelah kiriku, dan lagi-lagi dia terlihat kaget dengan ekspresi yang menggemaskan.
Aaaaaaaaakkkkkkk
Minta dikarungin banget sih dia!!
"A-aku cium onty?"
"Heem, cepet!" Pintaku
"Hm, o-oke"
Ku lihat dia mulai memajukan wajahnya ke arahku. Haha, lucu sekali ekspresi dia yang ingin mencium ku.
Cup!
EH!. Kaget ku, ketika bibir gracia bukan menempel di pipi. Melainkan di.........
Ujung bibirku.
OH MY GOD!
APA-APAAN INI!!!
KENAPA AKU SAMA SEKALI TIDAK MARAH DAN MALAH BETAH DICIUM SEPERTI ITU OLEHNYA!
Aku menoleh ke samping, ke arahnya. Membuat bibir gracia otomatis terlepas dari ujung bibirku. Tapi jarak bibirnya dan bibirku begitu dekat. Bahkan pandangan kami pun sangat dekat. Aku bisa merasakan aroma dari hembusan nafas gracia. Dan sebaliknya, aku yakin dia juga merasakan aroma dari hembusan nafasku.
"Aku udah cium onty. Jadi, onty udah maafin aku kan?"
Aku mengangguk tanpa melepas pandanganku darinya.
Gracia, bagaimana bisa aku tidak memaafkan makhluk Tuhan paling lucu kaya kamu.
"Makasih ya onty. Aku sayang onty, selalu!" Katanya, lalu memelukku begitu erat
Ya Tuhan, kenapa gak dari dulu aja sih aku bertemu dia. Kenapa baru sekarang????
"Sama-sama. Aku juga sayang kamu selalu, gracia!"
Ku balas pelukannya tak kalah erat. Huhh, semoga aku dan dia terus seperti ini selamanya.
"Onty"
"Yaa"
"Aku kan belum kasih tau ke onty kenapa aku bahagia banget hari ini"
Wah, iya. Itu kan yang dari tadi aku ingin dengar dari dia.
"Oh iya, yaudah kasih tau sekarang" Pintaku, sambil merenggangkan pelukan kami
Ku lihat dia menatapku dan tersenyum.
"Hm, hari ini aku bahagia banget karena hari ini onty beda sama onty yang kemarin. Onty hari ini gak ada marah sama sekali ke aku. Bahkan waktu games tadi onty mau nemenin aku. Hehe, Semoga onty akan terus kaya gini ya ke aku"
Dia kembali memelukku, sambil mengucap terimakasih padaku.
Aku tersenyum di balik pelukannya.
"Aamiin, semoga ya"
Aku juga berterima kasih sama kamu, gracia. Karena kamu sudah hadir di hidupku yang sepi ini.
Shani Pov End
Ketika gracia masih asik mengobrol bersama Shani di ruang tamu. Tiba-tiba Shani meminta gracia untuk masuk ke dalam kamar setelah mendapat panggilan masuk dari seseorang.
"Kamu masuk kamar dulu ya. Dan jangan keluar kamar sampai aku yang minta kamu untuk keluar, oke!"
"Iya onty" Dengan polosnya gracia mengikuti apa yang Shani perintahkan
Sekarang gracia sudah masuk ke dalam kamar. Sementara Shani terlihat sedang mempersiapkan diri seperti akan menghadapi sesuatu. Entah apa itu.
Tok
Tok
Tok
Terdengar ketukan pintu dari luar, dan sepertinya itu yang sedang Shani tunggu.
Sedangkan Gracia yang memang sudah berada di dalam kamar. Ternyata diam-diam ingin mengintip Shani yang ternyata kedatangan seorang tamu. Dan tamu itu adalah seorang laki-laki tampan.
"Mau apa lagi kak vino kesini?"
"Aku kesini cuma mau kasih kamu ini, shan"
Gracia melihat laki-laki itu memberikan Shani sesuatu.
"Itu undangan pernikahan aku"
Dari jaraknya mengintip, gracia bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Shani ketika menerima undangan pernikahan dari laki-laki itu.
"Hubungan kita memang berakhir karena terhalang oleh restu orang tuaku. Tapi cinta aku cuma untuk kamu, Shani. Bukan wanita itu"
Gracia melihat Shani menangis, dan entah kenapa itu rasanya sakit sekali untuk gracia.
"Maafkan aku shan. Aku benar-benar terpaksa mengakhiri hubungan kita. Sekali lagi maafkan aku"
Laki-laki itu pun pergi dengan meninggalkan Shani yang masih menangis.
Gracia yang tidak bisa tinggal diam melihat Shani menangis buru-buru keluar kamar. Dan Shani yang melihat gracia datang langsung memeluk gadis itu, lalu menangis sejadi-jadinya.
Siapa laki-laki tadi? Beraninya dia bikin onty aku nangis! Awas aja kalo ketemu, aku jadiin kepalanya bola basket, terus aku lempar ke ring. Awas aja kamu om-om jahat!. Batin gracia