Yes, Captain (The End)

By Tridewi18

5.4K 1.1K 370

Malas bett bikin deskripsi. πŸ˜“πŸ˜“πŸ‘οΈπŸ‘„πŸ‘οΈ yang suka silahkan di baca don't plagiat Tar gw cipokk πŸ”ͺπŸ”ͺ Thanks More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28 (The End)
29 (Epilog)

26

107 35 16
By Tridewi18

Warning typo bertebaran 👀👀












Setelah pergelutan panjang yang terjadi di lorong rumah sakit.

Waktu menunjukkan pukul delapan malam tepat. Langit kota Seoul terlihat mendung tanpa adanya cahaya bintang dan sosok bulan yang masih bersembunyi di balik kumpulan awan.

Park Shin Hye masih termangu di taman rumah sakit, meratapi kisah cintanya yang telah berakhir. Tidak, bukan berakhir baginya, ia masih mencintai Namjoon dan mungkin sulit untuk melupakan kenangan bersama pria itu. Ia pernah jatuh cinta dan patah hati untuk pertama kalinya semasa dengan Kim Seokjin, tapi rasanya berbeda ketika ia menjalani hubungan dengan Namjoon.

Shin Hye menemukan sesuatu yang spesial di hati Namjoon, sesuatu yang bisa membuatnya nyaman dan bahagia. Air mata yang pernah ia jatuhkan saat ditinggalkan oleh Kim Seokjin seolah telah menguap dan tidak berbekas lagi di hatinya. Rasa sakit itu telah sembuh berkat kehadiran Namjoon, rasa sakit itu mengantarkan dirinya menemukan tempat sandaran yang tepat untuk segala suka dan dukanya.

Shin Hye tahu jika ia telah berbuat salah menutupi kebenaran tentang ayah kandung Namjoon, setiap kali ia berusaha untuk menceritakan hal itu, ada rasa sakit dan sesak di dadanya jika nanti kisah cintanya akan berakhir lagi. Ia mencintai Namjoon dan sangat mencintai hingga tidak ingin berpisah dari pria itu. Mungkin setelah Namjoon, tidak akan ia temukan kehangatan yang lebih baik dari pria lain di luar sana.

Shin Hye bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta dan mengatakan cinta, tapi begitu ia merasakan cinta, ia akan sedalam itu terjatuh di cinta tersebut.

"Hiks...." Shin Hye menangis terisak. Ia menundukkan wajahnya, tidak perduli jika suara tangisnya menarik perhatian orang lain yang lalu lalang di lorong rumah sakit.

"Heumh... ternyata kau disini"

Kim Seokjin yang kebingungan sejak awal mencari Shin Hye saat melihat ruang inap gadis itu kosong. Berhasil menemukan Shin Hye yang sedang duduk di kursi taman.

"Jangan seperti ini, aku mohon..." Kim Seokjin duduk di sebelahnya, dan menarik tubuh Shin Hye ke dalam pelukannya.

"Pergi.... lepaskan aku....pergi...hiks" Shin Hye berontak dan memukul tubuh Kim Seokjin berkali-kali

"Tidak..." Kim Seokjin tetap tidak melepaskan pelukannya meski harus menahan rasa sakit di bagian dadanya yang terus dipukul oleh Shin Hye.

"Aku membencimu, apa kau sudah puas merusak semuanya!! Apa salahku, hiks...mengapa kau setega ini padaku, apa kau belum puas menyakiti hatiku lagi? Aku membencimu...hiks..." Racau Shin Hye dalam tangisannya

"Aku mencintaimu, hanya alasan itu aku melakukannya. Aku masih mencintaimu" balas Kim Seokjin dengan sorot mata sendu

"Aku tahu telah melakukan kesalahan di masa lalu dengan meninggalkanmu begitu saja, tapi aku masih mencintaimu. Seandainya kau tahu, hatiku tersiksa setelah meninggalkanmu, semua terjadi hanya karena ke egoisan orang tuaku dan juga kebodohanku yang tidak bisa memperjuangkan cinta kita, aku minta maaf...."ujar Kim Seokjin

"Tapi aku telah melupakanmu, oppa. Aku sudah tidak mencintaimu lagi, apapun alasannya, rasa cintaku padamu telah tiada lagi. Aku hanya, mencintai Namjoon oppa...hanya dia sumber kebahagiaanku saat ini, aku mohon mengertilah...hiks...jangan melakukan hal yang justru hanya akan membuatku semakin membencimu." Balas Shin Hye, ia sudah tidak memberontak lagi. Tubuhnya sudah begitu lemah.

Tap tap...

Langkah kakinya terhenti di lorong rumah sakit ketika ia keluar dari ruang inapnya. Salah satu tangannya mengepal di bawah sana, dan satunya lagi memegang erat tiang infus yang ia bawa. Sorot matanya juga tampak berkaca-kaca, melihat pemandangan di taman rumah sakit. Denyut jantungnya melemah dan terasa seperti ditusuk oleh ribuan jarum.

Kim Namjoon, dia adalah Namjoon. Ia melihat Shin Hye berada di pelukan Kim Seokjin dari jarak yang lumayan jauh.

Apa yang terjadi pada dirinya? Atau lebih tepatnya pada hatinya saat ini?

Kajimallaedo meomchweon seoraedo
Meski aku mengatakan akhiri saja, hentikan saja.

Noereul hyanghaeganeun nae mamingeol
Namun hatiku masih tertuju padamu

Dalji do anhi juljido anhi
Wae iri nae sarangeun
Tidak hilang dan tidak berkurang sedikitpun.
Mengapa cintaku seperti ini?

Namjoon membalikkan badannya, memutuskan untuk kembali ke ruang inapnya semula. Sebelumnya, ia berpikir keras di dalam ruang inapnya, benarkah ia siap mengakhiri hubungan dengan Shin Hye? Kata putus yang ia ucapkan seperti tidak terkontrol dan lepas begitu saja, kata putus yang terselimuti oleh amarah. Bukan dari lubuk hatinya.

Namjoon merasa ada yang belum jelas dari semua rentetan kejadian itu, ia ingin mengetahui semuanya lebih dalam lagi dan ia menyadari kebodohannya sesaat, tidak mendengar penjelasan dari sudut pandang Shin Hye.

Jika ditanya tentang perasaannya? Ia masih mencintai Shin Hye, sulit baginya melupakan cinta pertamanya begitu saja. Cinta yang bisa membuatnya berpaling dari tumpukan buku tebal yang menjadi teman kesehariannya selama ini. Cinta yang telah membuatnya tersenyum kembali dan bahagia setelah ia patah semangat kehilangan sosok ayah dalam hidupnya.

Namjoon memutuskan untuk menemui Shin Hye di ruang inapnya setelah bergelut panjang dengan hati dan pikirannya, berusaha mencari kedamaian di tengah amarah yang menyelimuti hatinya. Shin Hye dan ayah kandungnya adalah dua hal yang harus ia pisahkan. Seharusnya seperti itu....

Tapi semua kepercayaan diri yang sekejap ada di hatinya luntur begitu saja setelah melihat interaksi antara Shin Hye dan Kim Seokjin. Bukan sekali dua kali, tapi sejak belakangan ini Shin Hye terlihat dekat dengan Kim Seokjin.

"Kami pernah menjalin hubungan di masa lalu dan aku yakin Shin Hye masih menyimpan rasa cinta itu padaku, bagaimanapun aku adalah cinta pertamanya dan mustahil mudah ia lupakan begitu saja?" Ucapan Kim Seokjin yang masih terngiang di benak Namjoon.

"Akhhh....wae....." Namjoon berteriak frustrasi seraya memukul tembok di sebelahnya.

"Oppa..." Tegus seseorang dari arah belakang. Bae Suzy yang datang untuk menjenguk Namjoon.

"Aku masih mencintainya....meski aku mengatakan aku membenci kebohongannya tapi tidak dengan hatiku. Aku seperti orang yang bodoh..." Racau Namjoon dan menjatuhkan kepalanya bersandar di bahu Bae Suzy.

"........" Bae Suzy hanya terdiam dan menepuk punggung Namjoon seolah ingin memberi kekuatan. Bae Suzy telah mengetahui kejadian sebelumnya.

Apheun sangcheoman dwil sarangilthende)
Cinta ini akan menjadi bekas luka yang sangat menyakitkan

Wae nan jiujido mothaneunji
Mengapa aku tak bisa menghapusnya?

Jeongmal gaseumi eotteohke dwaetnabwa
Sungguh, apa yang telah terjadi dengan hatiku

************************************





Kediaman Keluarga Jung

Plakkk....

Bunyi tamparan keras mendarat di pipi Jung Hoseok dari ayah kandungnya.

"Kau menyetujui gugatan cerai yang dilayangkan oleh istrimu, apa kau sudah gila!!! Ayah Ji Won mempunyai hutang dalam jumlah yang banyak dan itu telah disepakati dengan adanya pernikahan kalian. Lalu sekarang, siapa yang akan mengganti rugi utang tersebut!! Apa kau pikir gadis itu sanggup melunasinya!! Dasar bodoh!!" Bentak tuan besar Jung

"Aku...aku akan melunasi hutang tersebut. Berapapun, akan kuserahkan pada appa...." Tantang Jung Hoseok

"Kau? Hanya karena sekarang kau sudah mandiri kau begitu sombong di depan ayahmu ini, aku tak paham mengapa memiliki putra yang lemah seperti dirimu. Hanya karena wanita, kau menyia-nyiakan kehidupanmu."

"Aku hanya tidak ingin menjerat dia terlalu jauh dalam pernikahan yang tidak didasarkan oleh cinta. Seharusnya appa sadar jika tidak semua hal bisa dibeli dengan uang, termasuk juga sebuah pernikahan." Ucap Jung Hoseok.

"Cinta? Hahahhaa kolot sekali. Lalu dimana istrimu berada saat ini, meski kalian sedang dalam proses sidang perceraian tapi kalian masih sah sebagai suami istri. Seharusnya ia masih pulang ke rumah ini!!"

Jung Hoseok terdiam tak mampu menjawab pertanyaan ayahnya.

"Jangan katakan jika,- tidak mungkin ia kembali ke kampung halaman orang tuanya."

"Dia berada di rumah temannya" ucap Jung Hoseok dengan cepat

"Teman? Pria atau wanita?! Apa kau pikir bisa membodohi ayahmu ini!!"

"Aku tak tahu, kami sudah tidak berkomunikasi lagi" ucap Jung Hoseok

"Dasar anak bodoh!!!" Umpat ayahnya lalu pergi meninggalkan rumah tersebut.

************************************

Gedung apartemen mewah di tengah kota, distrik Hannam Hill.

Park Jimin menyewa sebuah kamar apartemen yang lengkap dengan perabotannya untuk tempat tinggal Kim Ji Won selama pisah ranjang dengan suaminya. Ia tidak mungkin tega membiarkan Kim Ji Won menyewa kontrakan yang tidak aman lingkungannya.

"Aku pulang dulu, istirahatlah...besok pagi aku jemput" Park Jimin mengusap pucuk kepala Ji Won seraya tersenyum manis.

"Kau,- emmh tidak ingin menginap disini satu malam saja, ma-maksudku hari sudah larut malam dan kita bisa tidur terpisah" ucap Ji Won terbata bata, gugup sekali takut Park Jimin salah paham

"Tidak perlu, bagaimanapun kau masih terikat pernikahan dengan Jung Hoseok sunbae. Aku tak mau menyusahkanmu." Balas Park Jimin

"Aku mengerti...." Ji Won tersenyum

"Aku pulang dulu... jangan lupa dikunci pintunya setelah aku keluar"

Sebelum Park Jimin keluar dari ruangan tersebut, Kim Ji Won menarik lengannya dan membubuhkan kecupan singkat di pipi Park Jimin.

"Hati-hati...." Ucap Ji Won pelan

"Manis sekali...." Park Jimin membalas kecupan Ji Won, mendaratkan kecupan singkat di bibir gadis itu.

Skip

Park Jimin terkejut begitu menemukan Jung Hoseok yang entah bagaimana bisa berada di samping mobil pribadinya sesaat setelah keluar dari gedung apartemen.

"Ternyata, dia disini? Apa dia baik baik saja?" Ucap Jung Hoseok

"S-sunbae...aku minta maaf..." Park Jimin merasa bersalah.

"Tidak perlu takut begitu, aku hanya berkeliling kota mencari keberadaan Ji Won, aku khawatir jika dia tinggal di tempat yang tak layak, dan saat aku melihat mobilmu terparkir di depan gedung apartemen, aku menebak jika Ji Won berada di dalam sana. Itu saja."  Ucap Jung Hoseok tenang menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya. Rasa sakit dan cemburu itu masih membesar di hatinya tapi ia bertindak seolah tak ada kejadian apapun.

"Apa Sunbae... mencintai Ji Won?" Tanya Park Jimin

"Tidak." Elak Jung Hoseok

"Setelah ini, tolong jaga Ji Won dengan baik." Ucap Jung Hoseok seraya berjalan kembali memasuki mobil pribadinya dan meluncur meninggalkan gedung apartemen.

Park Jimin masih termangu di tempatnya, ia menghela nafas.

"Sunbae berbohong, sudah jelas dari ucapan Sunbae yang mengkhawatirkan keadaan Ji Won sampai mencarinya berkeliling kota, itu sudah menunjukkan cinta. Tapi aku minta maaf Sunbae, aku juga tidak bisa melepaskan Ji Won." Lirih Park Jimin.

************************************





Keesokan harinya,

Kediaman Keluarga Min

Yeo Joo Ha didampingi ibunya sedang menyusun barang barang miliknya ke dalam koper. Ia harus meninggalkan kediaman Min Yoongi sesuai kesepakatan dengan ibu kandung Min Yoongi.

Sidang perceraian akan digelar satu minggu lagi.

Min Yoongi  hanya melihat Joo Ha dari tempatnya berdiri, sebelumnya ia berkali-kali memohon pada Joo Ha agar tidak bercerai. Ia sampai berlutut di depan Joo Ha tapi tetap saja tidak membuahkan hasil.

Sebelumnya di rumah sakit.

"Aku tak bisa mengandung lagi, rahimku bermasalah."

"Sejak kapan kau mengetahuinya, mengapa kau menyembunyikan hal sebesar ini padaku?!"

"Mianhe....hiks...." Joo Ha menangis sesenggukan.

"Sayang, lihat aku..." Min Yoongi menarik dagu Joo Ha agar tidak tertunduk

"Aku tidak marah padamu, aku hanya tidak menyangka jika kau merahasiakan hal seperti itu dariku. Kita saling mencintai, bukan? Pernikahan bukan hanya semata tentang memiliki anak, aku tidak akan keberatan jika pada akhirnya kita tidak memiliki anak." Ucap Min Yoongi

"Tidak, tidak semudah itu. Aku bukan wanita yang baik dan pantas untuk mendampingi mu. Aku tak mau kau menanggung semua kekurangan yang ada pada diriku..hiks..." Balas Joo Ha

"Aku tak peduli dengan semua kekurangan mu. Aku mohon, jangan meminta perpisahan."

Yeo Joo Ha selesai memasukkan semua barangnya, dan ia menarik kopernya untuk segera keluar dari rumah itu. Menatap setiap sudut seisi rumah sebelum pergi meninggalkannya, hatinya sangat hancur saat ini tapi ia sembunyikan dengan apik di balik wajah tenangnya.

Semua yang ada di sudut rumah mengingatkan dirinya pada kenangan indah bersama Min Yoongi.

"Apa,- kau benar-benar ingin berpisah?" Tanya Min Yoongi.

Menghentikan langkah Joo Ha dan Ibunya di ambang pintu.

"Yaa...." Jawabnya dengan yakin, dibalik sorot mata berkaca-kaca menahan genangan air.

Blammm.....bunyi daun pintu ditutup oleh Joo Ha. Ia dan ibunya sudah di luar mansion. Berjalan bersama ke depan gerbang.

Tangis Joo Ha pecah saat berada di luar. Ia menangis sesenggukan, berkali kali menyeka air matanya, ia tidak ingin berpisah dengan Min Yoongi tapi ia juga tidak ingin egois menahan Min Yoongi dengan semua kekurangan yang ada pada dirinya.

"Joo Ha..." Ucap sang ibu yang tak bisa berkata apapun, hatinya juga hancur dengan semua ini.

"Ottoke eomma....hiks...aku pikir aku kuat menahannya, tapi ternyata tidak" racau Joo Ha di sela tangisannya

Keduanya tiba di depan gerbang, dan memasukkan koper satu per satu ke dalam bagasi taxi yang sudah dipesan sebelumnya.

"Ayo kita naik...." Ajak ibunya saat melihat Joo Ha masih berdiri memandangi rumah itu terakhir kalinya.

Skip

"AAKHHHHH.......WAE- WAE YAA..... ARGHH"

Min Yoongi berteriak frustrasi seraya meremat bagian rambutnya, perlahan air matanya menetes membasahi pipinya.

"Tadaaa....."

"Apa ini oppa?"

"Rumah untuk kita tinggali bersama setelah menikah nanti, aku sudah menyiapkan semuanya..." Ucap Min Yoongi di masa lalu

"Indah sekali...." Joo Ha menatap kagum

"Indah seperti dirimu" balas Min Yoongi

"Aishh gombal..."

Min Yoongi secara tiba-tiba mengangkat tubuh Joo Ha ke dalam gendongannya dan meletakkan pelan di sofa panjang. Ia menggelitiki perut Joo Ha dengan menduselkan kepalanya.

"Oppa....geliii...hahahhaa...sudah...aku lelah..." Joo Ha tertawa renyah

"Aku mencintaimu, sayang....maukah kau berjanji untuk tetap bersama denganku sampai tua nanti?"

"Nee, oppa...."

Min Yoongi beralih ke bibir Joo Ha, mengecup singkat lalu melumat bibir itu dengan lembut.

"Aku mencintaimu....." Lirih Min Yoongi seraya memejamkan matanya, membiarkan air matanya terus menetes.

************************************



Kediaman Seon Mi

Park Sang Hyun mendatangi rumah ibu kandung Namjoon untuk menyelesaikan kejadian kemarin. Ia juga merasa bersalah telah menutupi kebohongan Kim Joo Hun selama ini.

"Seon Mi....aku minta maaf, seharusnya sejak awal aku memberitahu semua ini padamu" ucap Sang Hyun

"Pergilah, aku tidak ingin mendengar apapun lagi." Tolak Seon Mi yang berwajah datar. Kedua matanya terlihat bengkak sepertinya ia telah menangis satu malam sejak kejadian di rumah sakit.

"Apa kau serius ingin membatalkan pernikahan kita? Aku tahu aku yang bersalah dalam hal ini tapi beri kesempatan sekali lagi untukku memperbaikinya. Aku mencintaimu, Seon Mi. Aku mohon dengan sangat" ucap Sang Hyun memelas

"......." Seon Mi tak berkata apapun.

Skip

Sang Hyun berada di luar mansion, ia di diamkan Seon Mi untuk waktu yang panjang dan memilih keluar sejenak.

Ia berpapasan dengan Kim Joo Hun di pelataran mansion.

"Kau..?" Sang Hyun kaget.

"Aku harus berbicara pada Seon Mi, dimana dia?" Tanya Kim Joo Hun

Sang Hyun melayangkan pukulan tinjunya di bagian wajah Kim Joo Hun .

"Brengsek, sudah kukatakan jangan datang kesini lagi, jangan menampakkan diri di depan Seon Mi dan Namjoon. Apa mau mu sialan!!!" Bentak Sang Hyun murka.

"Aku tahu semua ini salahku, aku memutuskan untuk menghadapinya dan menyelesaikan sendiri, apa kau pikir aku juga tidak tersiksa dengan kebohongan yang selama ini aku lakukan!!!" Balas Kim Joo Hun

"Dua hati, bukan hanya dua hati tapi tiga hati telah kau hancurkan dalam sekejap saja, apa kau tidak sadar!! Lalu bagaimana kau membuat tiga hati itu pulih kembali?? Dasar bajingan sialan!!" Umpat Sang Hyun

"Seon Mi, Namjoon dan Shin Hye.... pikirkanlah bagaimana memulihkan perasaan mereka saat ini" ucap Sang Hyun sebelum sesaat pergi meninggalkan mansion tersebut, menyisakan Kim Joo Hun disana.

************************************



"Ini?" Shin Hye terkejut melihat seisi rumah berantakan. Ia dibawa oleh Bae Suzy mengunjungi mansion milik Kim Namjoon.

"Namjoon oppa yang menghancurkannya, karena kecewa padamu. Ia membeli rumah ini sebagai kejutan kedua setelah lamaran di dalam pesawat tempoh hari. Belum pernah aku melihat Namjoon oppa se-romantis itu. " Ucap Bae Suzy.

Hati Shin Hye hancur, ia paham perasaan Namjoon saat menghajar semua perabotan rumah itu.

"Aku yang bersalah dalam hal ini, seharusnya aku menyampaikan kebenaran itu pada Namjoon oppa." Ucap Shin Hye menyesal

"Apa kau tahu, sungguh ingin sekali aku bersikap egois dan memanfaatkan keadaan saat ini, aku ingin Namjoon oppa kembali menjadi milikku tapi aku ditampar oleh kenyataan bahwa Namjoon oppa hanya mencintai mu, ia tidak bisa kumiliki kembali."

"Mwo..."

"Meski ia bilang hubungan kalian telah berakhir, tapi ia masih mencintai mu. Kau adalah gadis yang beruntung mendapatkan cinta sebesar dan setulus itu dari Namjoon oppa"

Shin Hye menangis terisak, tidak tahu harus bagaimana saat ini, terharu bahagia pada akhirnya mengetahui kenyataan kalau Namjoon masih mencintainya.

" Apa lagi yang kau lakukan disana? Pergilah...." Ucap Bae Suzy

"Apa maksudmu?" Tanya Shin Hye bingung.

"Jika kau masih mencintainya, kejar dan yakinkan dia agar kembali percaya padamu. Atau, kau berpikir untuk kembali kepada Kim Seokjin?"

"Ti-tidak, itu tidak akan terjadi. Aku sudah melupakan Seokjin Oppa sepenuhnya. Hanya Namjoon oppa yang ada di hatiku saat ini" ucap Shin Hye

"Suzy-ah, gomawo...." Ucap Shin Hye lalu berjalan keluar dari mansion

Menyisakan Bae Suzy disana, ia menghembuskan nafas sesaat.

"Aku sudah melakukan yang sepatutnya, bukan? Meski kuakui hatiku perih tapi ini sudah seharusnya terjadi... Namjoon oppa terima kasih sudah pernah hadir di dalam hidupku." Lirihnya sesaat kemudian mengenang kejadian sebelumnya.

Bae Suzy menemui Kim Seokjin di gedung bandara dengan bayi mungilnya baby Na Yeon.

Plakk....

Sebuah tamparan dilayangkan Bae Suzy pada suaminya tersebut.

"Yakkk, sialan!!" Kim Seokjin membalas pukulan Bae Suzy, tidak segan mendaratkan tamparan di wajah wanita yang bergelar sebagai istrinya itu

"Silahkan pukul aku sepuasmu, tapi aku akan melakukan segala cara menghalangi perbuatanmu untuk merusak hubungan antara Shin Hye dan Namjoon. Seharusnya kau sadar, jika ada anakmu yang masih butuh perhatian kedua orang tuanya, tapi kau malah sibuk dengan wanita lain." Ucap Bae Suzy mengeluarkan segala unek uneknya.

"Anak? Dia ini, si bayi malang yang tak kuharapkan kehadirannya, kau sebut sebagai anakku? Hahahaa yang benar saja, kau wanita sialan!! Dia bukan anakku, apa kau mengerti!!" Bentak Kim Seokjin

"Jika kau berpikir untuk menggagalkan rencanaku mendapatkan Shin Hye kembali, maka aku pastikan kau mendapatkan balasannya, apa kau paham!!!" Bentak Kim Seokjin kembali

Baby Na Yeon yang berada di gendongan ibunya, menggapai wajah sang ayah dengan tangan mungilnya

"Ap..pa...ap...pa" sahut baby Na Yeon

"Enyahlah kau!!" Bentak Kim Seokjin pada baby Na Yeon, refleks melayangkan tangannya hendak memukul bayinya.

Greppp....

Sebuah tangan lainnya menahan lengan Kim Seokjin.

"Kau...?"

"Kim Seokjin-ssi, silahkan jika kau hendak brengsek pada siapapun tapi jangan pernah memukul seorang bayi yang tak tahu apapun." Ucapnya, dia adalah Kim Namjoon yang baru tiba di bandara.

"Kau ingin bertindak sebagai pahlawan? Hahaha, pahlawan kesiangan. Ini urusanku, kau tak berhak ikut campur!!" Ucap Seokjin

"Apa begini lelaki yang hendak memiliki Shin Hye di dalam hidupnya, bagaimana jika Shin Hye tahu tentang karaktermu yang sebenarnya. Tidak pernah bertanggung jawab pada istri dan anaknya." Ucap Namjoon

"......." Kim Seokjin tersulut emosi dan hendak menghajar Namjoon, tapi semua gagal saat panggilan dari pengeras suara memanggil dirinya untuk segera menuju ke ruang kabin pesawat. Kim Seokjin mendapat tugas untuk membawa pesawat hari ini.

"Awas saja kau, sialan!!" Umpat Kim Seokjin seraya berjalan menjauh dari Namjoon dan Bae Suzy.

"Apa kau baik-baik saja, dan bayimu?" Namjoon sungguh mencemaskan Suzy dan Na Yeon.

"Gwaenchana, terima kasih oppa..." Bae Suzy menahan rasa sedihnya, berpura pura tegar. Ia mengelus lembut punggung baby Na Yeon.

Bayi mungil itu kelihatan murung dan sedih.

"Berikan Na Yeon padaku...ia pasti terguncang saat Seokjin mau memukulnya." Namjoon mengambil Na Yeon dan menggendong bayi mungil itu, melakukan cara apapun agar membuat bayi Na Yeon ceria kembali.

"Suzy-ah, jangan memendam kesedihanmu lagi seperti dulu, kau berhak bahagia apapun yang terjadi. Aku tahu kau berpura-pura tegar, itu hanya menyakiti dirimu saja. Menangislah tidak masalah...." Sahut Namjoon

"Hiks...." Pada akhirnya Bae Suzy mengeluarkan tangisannya yang tertahan.

************************************


"Huuhhh....dasar wanita tidak tahu diri. Bisa bisanya dia selingkuh dengan pria lain."

"Aku tak suka ditangani oleh dokter sepertinya...cihh..."

Berbagai umpatan dan bisikan sindiran di dengar oleh Kim Ji Won ketika ia sampai di rumah sakit.

Ia terus berjalan melangkah di lorong rumah sakit meski mendapat tatapan tajam dari beberapa pasien dan perawat. Ada apa ini? Pikirnya bingung.

Kim Ji Won sampai di bagian administrasi, dan melihat sebuah brosur yang tertempel di papan pemberitahuan. Ia membacanya dan sampai shock...seolah tak percaya.

Srakhhh.....

Suara sobekan kertas yang dilakukan Park Jimin yang baru saja tiba di rumah sakit. Ia menyobek semua brosur yang isinya menjelekkan nama baik Kim Ji Won, entah siapa pelaku dibalik semua ini.

"Oppa..." Lirih Kim Ji Won yang masih shock.

"Tenanglah, akan kucari tahu siapa pelaku yang harus bertanggung jawab dengan semua kekacauan ini. Beraninya dia!!" Gerutu Park Jimin murka.

"Mereka berdua memang benar menjalin hubungan, aishh tak tahu malu."

"Mengapa dokter sehebat Park Jimin mau bersama istri orang, itu sungguh memalukan"

Bisikan lainnya dari mulut orang yang lalu lalang melewati mereka berdua.

"Yakkk, hentikan kalian semua!!!" Bentak Park Jimin habis kesabaran.

Sementara itu, Kim Ji Won perlahan mundur ke belakang lalu berlari menuju ke ruangan kerjanya tak sanggup mendengar umpatan dan cacian dari orang lain lagi.

"Ji Won-ah...tunggu..." Park Jimin mengejar langkah Ji Won, ia tahu jika Ji Won sangat terguncang akan kejadian mengejutkan ini.
















TBC genk......🏔️🧘

Continue Reading

You'll Also Like

43.9K 3.8K 181
Status : TAMAT Author : Wu Fang Genre : Romance kontemporer
51.6K 6.4K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
11.1K 2.5K 34
β€’NaruHinaβ€’ Klub Membaca kekurangan anggota. Sebagai Ketua Klub yang bertanggung jawab, Hinata pun harus berusaha mendapatkan setidaknya 4 orang lagi...
58.5K 2.1K 33
Pandawa telah menemukan cinta namun mereka harus membaginya berlima, sesuai dengan sabda ibu mereka, Dewi Kunti dan petunjuk dari kakek mereka, Begaw...