NERD

By retnoo_s

3.3M 317K 7.9K

[SUDAH TERBIT] Beberapa part sudah dihapus ____ Kutu buku, tidak menarik, cupu, gadis lemah. Seperti itulah y... More

Prolog
Nerd | 01
Nerd | 02
Nerd | 03
Nerd | 04
Nerd | 05
Nerd | The Secret 1
Nerd | The secret 2
Nerd | 06
Nerd | 07
Nerd | 08
Nerd | 09
Nerd | 10
Nerd | 11
Nerd | 12
Nerd | 13
Nerd | 14
Nerd | 16
Nerd | 17
Nerd | 18
Nerd | 19
Nerd | 20
Nerd | 21
Nerd | 22
Nerd | 23
Nerd | 24
Nerd | 25
Nerd | 26
Nerd | 27
Nerd | 28
Nerd | 29
Nerd | 30
Nerd | 31
Nerd | 32
Nerd | 33
Nerd | 34
Nerd | 35
Nerd | 36
Nerd | 37
Nerd | 38
Nerd | 39
Nerd | 40
Nerd | 41
Nerd | 42
Nerd | 43
Nerd | 44
Nerd | 45
Nerd | 46
Nerd | 47
Nerd | 48
Nerd | 49
halo
numpang

Nerd | 15

57.4K 6.1K 137
By retnoo_s

Sejak pulang sekolah sampai pada detik ini, Leta terus menekuk wajahnya masam. Dia masih tidak terima karena sudah dikalahkan oleh Devin saat pertandingan basket tadi.

Kenapa? kenapa dirinya bisa kalah dari makhluk bernama Devin Alghamare itu? Dirinya benar-benar kesal sekarang.

Leo yang saat ini tengah bermain ps di dalam kamar gadis itu heran melihat wajah kembarannya yang nampak sekali kesal, tumben saja Leta hari ini tidak memerintahkannya melakukan sesuatu. Biasanya kan, Leta selalu menyuruh dirinya untuk melakukan ini dan itu.

Leo meletakan stick ps-nya, lalu memutar tubuhnya melihat ke arah Leta. "Ta, kenapa lo?" Leta melirik tajam pada Leo kemudian melempar bantal yang tadinya dia gunakan untuk meletakkan kepalanya.

Salah gue apa ya, Gusti? tanya Leo dalam hatinya.

"Lo punya dendam apasih sama gue? Gue nanya bener-bener malah dilempar bantal?!" Leta merosotkan tubuhnya, dia merangkak mendekat ke arah Leo kemudian bersandar di bahu lelaki itu.

"Devin itu siapa sih?" tanya Leta sembari memainkan jari jemari Leo, membandingkan besar tangannya dengan kembarannya. Lelaki itu menautkan alisnya.

"Manusia lah, emang menurut lo apaan?" Leta mencebik.

"Ya gue tau kalo dia itu manusia. Maksud gue itu, dia siapa kok jago main basket gitu?"

"Lah? Lo baru tau Devin jago main basket?" Leta mengangguk.

Memang seperti itu, Leta tahu jika Devin bisa bermain basket karena beberapa hari kemarin Adriel yang mengajak dirinya melihat Devin bermain basket. Leta mengira permainan Devin itu biasa saja, tapi ternyata tidak.

"Dia tadinya itu kapten basket, tapi karena Devin itu sering buat onar gitu. Sering adu mulut saat pertandingan, sering nyari masalah sama tim lawan, dan banyak lagi lainnya. Jadi, jabatan sebagai kapten basketnya dicabut, lalu dia dikeluarin dari tim basket." Leta mengangguk paham.

"Emang kenapa sih, nanya tentang Devin?"

"Gue tadi kalah pas ngelawan dia," sahut Leta dengan wajah datarnya. Sontak mendengar itu, tawa Leo langsung pecah. Karena dia tahu, selama di hidup Leta, baru kali ini gadis itu dikalahkan dalam permainan basket.

"Sekali lagi lo ketawa, gue gorok leher lo!" ucap Leta penuh peringatan. Leo langsung menghentikan tawanya dan mengusap pelan puncak kepala kembarannya.

***

Leta mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru perpustakaan. Dia ingin mencari salah satu atau salah dua yang ingin dia beri pertanyaan tentang kematian Ara, dia harus mendapatkan petunjuk, apapun itu.

Lalu netranya jatuh ke arah dua gadis yang 'terlihat' kalem. Leta langsung melangkahkan kaki menuju arah kedua gadis itu.

"Permisi," ucap Leta pelan. Karena ini perpustakaan, jadi tidak boleh ada suara bising kan. Kedua gadis itu menoleh pada dirinya.

"Ada yang bisa dibantu?" tanya salah satu gadis itu yang berambut sebahu.

"Maaf, aku murid baru di sini. Aku boleh nanya, letak buku Bahasa Indonesia di mana? Daritadi aku nyariin nggak nemu, hehe," tanya Leta basa-basi. Jelas, kedatangannya ke sini karena ingin mencari informasi, bukan mencari buku.

"Buku Bahasa Indonesia?" Leta mengangguk.

"Itu di belakang lo." Alis Leta menyatu, kemudian menoleh ke arah belakangnya. Benar, rak yang berisi buku Bahasa Indonesia tepat di belakangnya. Kenapa dia begitu bodoh?

"Oh iya, makasih." Kedua gadis itu mengangguk.

"Aku boleh nanya lagi?" Kedua gadis itu mengangguk pertanda memperbolehkan.

"Apa kalian tau Ara itu siapa?" Nampak raut mereka berdua sedikit terkejut. Kedua gadis itu saling tatap, kemudian salah satunya menyuruh Leta untuk duduk di samping mereka.

"Kenapa tiba-tiba nanyain Ara?"

"Ngg-, tadi aku denger teman sekelasku ada yang bicarain dia. Terus pas aku nanya malah nggak dijawab." Bohong, jelas Leta sangat mengenal gadis yang bernama Ara itu.

"Sini," ucap salah satu gadis itu menyuruh Leta untuk lebih mendekat, Leta pun patuh.

"Dia itu gadis yang udah meninggal di sekolah ini, dan penyebabnya karena bunuh diri." Leta pura-pura terkejut seolah baru mengetahui kebenaran itu.

"Tapi, menurut gue dia pantas mati sih." Rahang Leta sedikit mengeras.

"Dia itu gadis munafik, tampangnya aja yang polos. Sok pura-pura pintar padahal aslinya bodoh, sampai nyuri kunci jawaban ujian segala. Apa ada orang yang lebih rendah dari dia?"

"Gue setuju. Apalagi yah, gue denger dia itu orang yang miskin gitu. Terus dia diterima di sini karena beasiswa, gue takjub sih karena dia bisa mendapatkan beasiswa. Tapi sayangnya, beasiswa itu bukan hasil kerja kerasnya sendiri melainkan hasil dari nyolong kunci jawaban."

"Sumpah, kalo inget tuh cewek rasanya jijik banget gitu."

"Bener-bener. Emang paling bener itu, dia pergi dari dunia ini. Kalo dia masih ada di sekolah ini, bisa-bisa nama baik sekolah ini tercemar." Napas Leta semakin memburu mendengar kalimat-kalimat itu. Kenapa bisa orang-orang menjelek-jelekkan Ara seperti itu?

"Terus yah, katanya. Dia memanfaatkan 'kepintaran'nya itu buat deket sama si-"

Brukk

Ucapan gadis itu terhenti karena suara buku yang jatuh dari rak di seberang mereka. Leta langsung berdiri dan menghampiri rak itu, dia tidak melihat siapapun di sana selain buku yang sudah tergeletak di lantai.

Lalu netranya tidak sengaja melihat seorang lelaki yang memakai jaket berwarna abu-abu dengan gambar sayap kecil di bahu kanannya. Lelaki itu baru saja keluar dari perpustakaan.

Siapa itu? Apa lelaki tadi mendengar pembicaraan kedua gadis tadi? Jika mendengar itu, mengapa lelaki itu langsung keluar? Leta tak ambil pusing, kemudian dia mendengar kembali kedua gadis itu membicarakan hal buruk tentang Ara.

Leta membuang napasnya kasar. "Jangan pernah jelekin Ara seperti itu lagi!" ucap Leta dingin lalu melangkah keluar.

Setelah keluar, dia mencari sosok lelaki tadi. Namun sialnya, dia sudah kehilangan jejak lelaki itu. Kemudian dia merogoh sakunya ketika mendengar ponselnya berbunyi mendandakan adanya pesan masuk.

Devinnnn

Ruang musik. Sekarang!

Leta mengernyit melihat pesan itu.

Devinnnn

Ngapain nyuruh aku ke sana?

Hanya butuh satu detik pesan yang dikirim Leta langsung dibaca oleh Devin.

Devinnnn

Permintaan pertama. Lo harus datang saat gue panggil!

Leta mendengus, cobaan apalagi yang harus dia hadapi? Dengan kesal dia melangkah menuju ruang musik seperti yang lelaki itu perintahkan.

Leta perlahan membuka pintu ruang musik, dia langsung mendapati sesosok lelaki yang tak lain adalah Devin berada di sana. Lelaki itu duduk dengan sebuah piano di depannya. Lelaki itu tersenyum ketika melihat Leta dia ambang pintu ruang musik. Detik berikutnya Devin mulai menekan tuts piano.

River flows in you, itu adalah lagu yang sedang Devin mainkan. Jari-jari lentik lelaki itu dengan indahnya menari di atas tuts piano. Sejenak, Leta ikut terhanyut ke dalam permainan piano Devin.

Entah mengapa, mendengar lagu itu membuat sedih menghampiri dirinya? atau perasaan apalah itu, intinya dia sangat terbawa oleh permainan piano Devin.

Leta mengarahkan kakinya untuk lebih mendekat ke arah Devin. Hal lain yang baru diketahui oleh Leta pada diri lelaki itu, Devin sangatlah pandai bermain alat musik yang bernama piano. Leta yang sangat terbawa dengan permainan Devin sampai tak sadar jika lelaki itu menyudahi permainanya.

"Heyy," ucap Devin menjetikkan jarinya di hadapan Leta. Gadis itu langsung mendapatkan kesadarannya kembali.

"Kenapa? Gue jago yah main pianonya? Jelas dong, Devin gituloh," ucap Devin dengan gaya sombongnya. Leta hanya terkekeh mendengar itu, ingin menyangkal tetapi apa yang diucapkan lelaki itu adalah kenyataan.

"Iya bagus." Devin langsung mengembangkan senyumnya ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulut Leta.

"Jadi, udah mau jadi pacar gue?"

"Heh?!"








Tbc...

Continue Reading

You'll Also Like

965K 51.2K 40
Bagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia, tapi cewenya. Tidak selesai sampai di si...
2.7M 235K 61
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
12.6M 393K 41
"I love you to the moon and back" -Sonya "You are my prettiest nerd" -Dava Sonya Anggia Louisemiller adalah anak bungsu dari seorang pengusaha terkay...
384K 17.4K 106
[COMPLETED] Memiliki kekuasaan dan kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan, seperti itulah yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Liara Natala, pr...