Backstreet Idol

By Nhzvismineok

6.5K 2K 2.1K

Singkat saja, hanya sebuah kisah klasik yang menceritakan tentang hubungan spesial seorang idol terkenal dan... More

00.00
[1] Moonlight
[2] Jjampong
[3] the Mask
[4] Great Curiosity
[5] Paparazzi & Rumor
[6] Was Revealed
[7] Dizzying Choice
[8] it Turns out You
[9] Recreation w/ Leo
[10] Question Mark
[11] Welcome!
[12] Breakfast Together
[13] Something Worthwhile
[14] Jealousy
[15] With You
[16] Strawberry Call
[17] the Darkest Lie
[19] Normal Conversation
[20] Little Cake's
[21] After Meet U
[22] Middel of the Night
[23] Lots of Prizes
[24] Prejudice

[18] So Tasteless

92 39 59
By Nhzvismineok



































♡♡♡


























"Seokjin Oppa?" Tanya Sowon sedikit kaget setelah melihat Seokjin yang tengah terduduk di sofa yang berada di ruang tamu rumahnya itu. Setelah tadi seorang pelayan datang ke kamarnya dan memberitahukan kedatangan Seokjin padanya.

Seokjin menoleh, ia langsung beranjak dari duduknya tepat saat Sowon tiba dihadapannya. Seokjin menatap Sowon dari atas rambut hingga ujung kaki, membuat Sowon sedikit heran padanya.

"Wae?" Tanya Sowon kemudian dengan wajah yang datar.

"Kau baik-baik saja, kan? Apa yang terjadi saat malam Kau pulang?  Apa ada sesuatu yang buruk? Ayo jawab!" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut Seokjin yang membuat Sowon menyiritkan kedua halisnya.

"Apa yang Kau katakan? Oppa ada perlu apa kesini?" Sowon mencoba sedikit mengalihkan pembicaraan Seokjin.

"Jangan berbalik bertanya, Aku sedang bertanya padamu." Kata Seokjin dengan sedikit suara lantang agar Sowon tak terlalu berbelit. Sowon terdiam mendengar itu, ia tersenyum samar saat Seokjin lagi-lagi melakukan hal seperti ini padanya.

Melihat sepupunya itu yang terdiam membuat Seokjin mengehela nafas pendek, mengingat kejadian sebelumnya di villa.

"Argh, mianhe-yo... Aku tidak—"

"Ani-yo, Oppa tak perlu meminta maaf. Waktu itu perasaanku sedang kacau, eung." potong Sowon yang langsung terduduk begitu saja diatas sofa begitu juga dengan Seokjin, terduduk lagi ditempatnya tadi.

Seokjin memeluk Sowon singkat. "Baiklah, kalau begitu coba ceritakan padaku. Jangan membuat orang yang sayang padamu khawatir," pinta Seokjin setelah melepas pelukannya itu dengan tangan yang memegangi satu tangan Sowon.

Sowon melirikkan pandagannya pada wajah Seokjin lalu ia menceritakan kejadian yang menimpanya malam itu, tanpa ada yang terlewatkan.

Ditengah ruang tamu yang sepi, hanya terdengar suara detik dari jarum jam dinding yang terus bergulir ke kanan. Dua Kim itu tengah berbincang dengan seriusnya, argh maksudnya Seokjin yang serius mendengarkan cerita dari sepupunya itu.

Taehyung menghela nafas panjang sebari menyenderkan punggungnya pada bangku mobil, memejamkan kedua matanya. Tiba-tiba ada tangan yang mengusap lembut bahu kirinya, walau tak terlalu jelas tapi terasa.

"Kau akan segera mendapatkan jawabannya," bisik Jungkook tepat pada telinga Taehyung, kepalanya memaksa untuk menyelip diruang antara kursi dan jendela mobil.

Mendengar itu membuat Taehyung mengherjap kaget seketika setelah mendengar bisikan itu, kepalanya pun langsung menoleh kearah belakang dan mendapati Jungkook yang sedang tersenyum lebar disana.

"Kau?! Aku pikir hantu yang sedang berbisik tadi!" pekik Taehyung yang langsung membuat Jimin si tukang roasting pun menegakkan duduknya. 

"Hantu! Ouhh, hantu. Tolong buat Taehyung positive thinking, bisikanlah berbagai macam nasehat padanya!" seru Jimin dengan gerakan tangannya itu, membuat Suga yang sedang asyik membaca pun mendegus kesal karena suaranya yang lumayan lantang. 

"Hmm," Taehyung menghela nafas pendek tanpa menggubris perkataan Jimin. 

"Berisik!" seru Suga dengan tatapan yang begitu tajam mengarah langsung pada Jimin, seketika kedua tangan Jimin langsung bersatu—meminta maaf, konon.

Seokjin terlihat telah berjalan kearah mobil mereka, ia sudah keluar dari rumah besar itu. Berjalan merunduk saat sudah diluar rumah itu, tentunya dengan masker yang sudah terpasang diwajahnya.

Membuat Taehyung langsung antusias dengan kehadirannya, ia menelik terus wajah Seokjin dari dalam mobil hingga badannya meneggak karenanya. 

"Sudah, Hyung?" tanya Jungkook saat Seokjin sudah terduduk dibangkunya dan pintu mobil telah terkunci.

Seokjin mengangguk seraya membuka masker diwajahnya, "Yeah. Ayo kita pulang." jawab Seokjin seraya melihat kearah Taehyung, memberikan sedikit kode padanya. Bertanda nanti Seokjin jelaskan pada Taehyung. 

"Arraseo," jawab Taehyung singkat. Mobil pun melaju menuju kantor agensi mereka. 

Sowon melihat mobil yang Seokjin naiki sudah pergi dari depan rumahnya, dari layar monitor cctv yang menangkap pergerakan mereka. Ia menghela nafas pendek dengan usapan tangan ke dahinya. 

"Siapa?" tanya Yoomin tiba-tiba yang membuat Sowon sedikit terkejut. Ia datang dari arah tangga tentunya, lalu berjalan dengan santai menjauh dari Sowon setelah ia mengejutkan dirinya.

Sowon menoleh, melihat Yoomin telah terduduk dengan sempurna disofa. "Siapa saja, kepo." jawab Sowon dengan sangat santainya, sebari menjulurkan lidah pada Yoomin—seperti anak kecil yang tengah mengejek satu sama lain.

Desisan pun keluar dari mulut Yoomin, matanya menagkap adanya paper bag diatas meja. Tangannya langsung mengambil bingkisan itu, "Ini apa?" tanyanya yang kemudian membuka bingkisan itu.

Terdapat beberapa boxs ungu dalam kresek putih itu, tak lupa beberapa kaleng minuman pula disana. Apalagi jikalau bukan greentea latte kalengan, minuman kesukaan Sowon. 

"Wawww!" seru Yoomin saat mengetahui bahwa itu adalah cake. Sowon terduduk disamping Yoomin, matanya menelik kearah kotak ungu yang dibawakan oleh Seokjin itu. 

"Kue ini? Minumannya pun," lirih Sowon sebelum senyum simpul tercipta diwajahnya. Mengetahui siapa yang mengirimkan makanan itu padanya, ia langsung membawa satu kotak ungu itu yang berisikan sepotong oreo crumble cake, tentunya dengan taburan crumble oreo yang renyah diatas cheese cream. Rasanya... Jangan ditanya lagi, pasti sangatlah enak.

"Aku makan ini, ya?" tanya Yoomin seraya menunjuk rainbow cake dengan cheese yang begitu melimpah disana. Sowon menganggukkan kepalanya kearah Yoomin dengan tangan yang sibuk meraih botol greentea latte. Akhirnya Yoomin yang menyodorkan botol itu pada Sowon, karena ia tak sampai. 

"Gomawo," ujar Sowon saat telah memegang botol yang berisikan greentea latte itu. 

"Ne, gomawo juga." balas Yoomin dengan rundukkan kepala pada Sowon. Mereka berdua memakan cake bersama ditengah malam yang sunyi. Hanya terdengar suara detik jarum jam dari sana, sebelum suara Yoomin yang begitu ramai saat mengomentari rasa cake itu. 

"Argh! Eunnak seekkaalii!" komentar pria ini walau pun terdengar tak karuan, blepotan. Karena Yoomin berkomentar saat cake masih berada dimulutnya.

Sowon hanya tertawa saat melihat Yoomin, ia memasukkan cake yang telah dipotong menggunakan garpu kedalam mulutnya.

Sowon
Gomawo, Oppa-ga :
send

Tehyung memarkirkan mobil diparkiran sebuah cafe yang biasa mereka datangi, ia turun bersama Seokjin untuk membeli beberapa minuman untuk member lain dan juga membeli beberapa kue untuk simpanan di dorm mereka.

Mereka berdua tak lupa memakai masker dan berjalan merunduk seperti biasanya. Sang maknae tadi merengek ingin ikut ke dalam, tapi untungnya Namjoon bisa menghentikan perilaku nyeleneh Jungkook itu. Jikalau Jungkook turun, nanti bisa-bisa Taehyung dan Seokjin lama berada di cafe itu—begitulah.

Seokjin memesan kue dan minuman yang biasa mereka bertujuh beli, tak terlalu aneh sebenarnya—hanya beberapa potong rainbow cake, milo cake, tiramisu cake, dan greentea cake saja. Beberapa kaleng minuman pula mereka pesan, semacam coffe latte, soda, greentea, red velvet, dan tak lupa americano pesanan para rapper.

Taehyung melihat-lihat cake yang berjajar rapih dibalik etalase kaca disana, ia memilih cake untuk diberikan nanti.

"Tolong bungkuskan cake ini dan ini," ucapnya pada pelayan disana seraya menunjuk pada rainbow cheese cake dan oreo crumble cake. "ouh, ya. Jangan lupa greentea latte nya dua kaleng." ujarnya kemudian yang langsung dibalas anggukan serta senyuman dari sang pelayan.

Seokjin mendekati Taehyung, "Itu saja?" tanyanya sebari berbisik padanya. Taehyung mengangguk dengan usapan jari pada ujung halisnya. Seokjin mengangkat kedua bahunya, bertanda 'baiklah' pada Taehyung.

Penjaga cafe tadi sudah menyiapkan pesanan Taehyung dan juga Seokjin, kini ia sedang menghitung total belanjaan itu dikasir. Seokjin membayar total belanjaannya itu dengan black card miliknya, saat sudah saatnya ia membayar.

"Terimakasih," ujar penjaga toko itu seraya memberikan bill dan juga black card Seokjin. Dibalas senyuman dari balik masker oleh mereka berdua.

Taehyung dan Seokjin pun bergegas meninggalkan cafe itu dengan tangan yang penuh dengan paper bag dari cafe tersebut.

"Argh, sebentar bukan?" tanya Seokjin saat sudah terduduk dibangku mobil, dengan mata yang menelik pada Jungkook dari kaca mobilnya. Mimik wajah Jungkook begitu datar, matanya enggan melihat kearah Seokjin. Karena masih terfokus pada ponsel miliknya.

"Gomawo, Hyung!" seru Jimin saat tangannya memegang kresek berisi minuman yang ia inginkan—tadi Seokjin memberikannya ke belakang, beserta cake nya juga kesana. Kecuali pesanan yang Taehyung beli tadi, masih stay dipangkuannya.

Satu per satu member mulai keluar dari dalam mobil, tak lama para asisten pun datang dan bergegas membawa barang para member disana. Taehyung membiarkan mobil  berada didepan jalan pintu utama, ada staff yang akan membawanya menuju basement nanti.

Mereka langsung menuju ke dorm masing-masing untuk istirahat agar biss memulai hari esok dengan keadaan badan yang fit dan segar.

Oppa 💜
: Ne, jangan lupa habiskan.
: Jaga kesehatanmu, good night 😘

"Tunggu, apa Oppa tau?" batin Sowon kini mulai memunculkan tanda tanya setelah membaca pesan itu.

Taehyung pergi ke kamar Seokjin terlebih dahulu sebelum ke kamarnya, ia melihat Seokjin yang tengah terduduk dipinggiran kasur setelah menyimpan tasnya.

"Hyung!" panggil Taehyung saat sudah menutup pintu kamar Seokjin. Kepala Seokjin menoleh kearah Taehyung, lalu kedua halisnya mengangkat seketika. Taehyung mendekat, ia mengeluarkan uang dari dalam dompetnya—sebelum ia terduduk disamping Seokjin.

"Ini, uang cake tadi. Terimakasih," Taehyung menyodorkan beberapa lembar uang pada Seokjin.

"Argh, tak usah. Aku traktir," tolak Seokjin.

"Ani-ya," Taehyung memaksa, ia menyimpan langsung uang itu ditangan Seokjin. "ouh, ne. Bagaimana tadi?" lanjutnya bertanya akan perbincangan apa yang ia dapati tadi saat berbincang dengan Sowon.

Seokjin pun langsung menceritakan apa yang Sowon ucapkan padanya tadi saat dirumahnya, semuanya ia sampaikan tanpa ada satu kata pun yang tertinggal.

Dikamar, hanya mereka berdua. Membicarakan perbincangan yang baru saja usai tadi.

"Begitu," kata terakhir yang keluar dari mulut Seokjin, setelah kurang lebih tiga menit ia mengoceh dihadapan Taehyung. Membuat mulut Taehyung membulat seketika, setelah mendengar cerita Seokjin.

"Baiklah. Terimakasih, Hyung! Selamat malam, semoga mimpimu indah," ucap Taehyung seraya mengelus bahu Seokjin sebelum pergi meninggalkan kamar Seokjin. Kedua halis Seokjin menyatu, Taehyung aneh.

Lega, setelah mengetahui semuanya. Ia pun kembali ke kamar dengan pikiran yang plong dan hati yang tenang. Taehyung mengunci pintu kamarnya, ia langsung membuka hoodie dan kaos yang ia kenakan, membuangnya sembarang ke arah sofa. Lalu menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang empuk itu, tak lupa mendekap guling miliknya itu untuk membantunya tidur segera.

04.59 AM (KST)

Sowon bangun dari tidurnya setelah beberapa jam ia tertidur, membuka perlahan matanya—melihat atap kamarnya yang berwarna putih. Senyum terpapar diwajahnya, mimpi indah datang pada waktu yang tepat. Sangat tepat.

Sang romeo melamar sang juliet pada saat hari ulang tahun sang juliet, bagaimana tak membekas pada pikiran Sowon coba? Ya, di mimpinya semalam—Taehyung melamar dirinya, tepat di hari ulang tahunnya. Sowon tersipu, padahal itu hanyalah mimpi. Ia menutupi wajahnya menggunakan selimut, semu merah telah muncul dikedua belah pipinya.

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu terdengar, lalu tak lama pintu kamar Sowon terbuka dan menampakkan Yoomin yang sudah sangat siap untuk pergi dan sepertinya pergi berlari. Bukan berlari dari kenyataan, yaa.

"Sowon! Mari jogging," ajak Yoomin dari ambang pintu. Sowon yang masih terbawa suasana kini memunculkan kepalanya ke permukaan dan mulai memasang wajah datar saat melihat Yoomin yang tersenyum lebar itu. "ayo!" ajaknya lagi pada Sowon.

"Argh, Yoomin-a! Kau mengganggu mimpiku saja!" gerutu Sowon pada Yoomin. Kaki Yoomin melangkah pergi mendekati ranjang, lalu tangannya memegangi tangan Sowon untuk segera ia tarik paksa.

"Ayo, sudahi mimpimu. Ingat! Ini dunia nyata, bukan mimpi!" ujar Yoomin seraya menarik Sowon agar ia segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Baiklah, lepaskan tanganku! Aku akan ganti baju terlebih dahulu." kata Sowon, seketika Yoomin pun langsung melepaskan tangannya dan segera pergi meninggalkan kamar Sowon.

"Okei, cepat ya. Aku tunggu dibawah,"

"Hyung-aaaa!" panggil Jungkook dari kejauhan, suaranya begitu panjang dipagi yang masih buta ini. Jungkook berlari untuk bisa mensejajarkan dirinya dengan Seokjin yang berjalan lumayan cepat.

Melangkahkan kakinya lebar, dua sampai tiga kali dari jalan biasanya. Kini Jungkook berhasil mengejar langkah Seokjin dan sudah berjalan sejajar dengannya.

"Mwo? Pagi-pagi begini sudah berisik!" ujar Seokjin sedikit tak setuju dengan teriakan yang diciptakan oleh Jungkook dipagi hari itu.

Jungkook tersenyum malu setelah mendapat teguran halus dari Seokjin dengan sedikit garukan kepalanya yang tak gatal itu.

Jungkook pun memulai pencakapan diantara mereka, walau sedang berjalan menuju arah dapur. "Bagaimana dengan Sowon kemarin? Tak apa bukan?" tanya Jungkook penasaran dengan nada suara yang kecil, raut wajahnya menampakkan rasa khawatir dan ingin tahu yang tinggi.

Seokjin menolehkan pandangannya pada Jungkook sebentar, lalu menjawab pertanyaan sang maknae itu. "Dia baik, tapi..." jawab Seokjin sebari sengaja menjeda perkataannya yang membuat sang maknae Jeon itu semakin penasaran dengan kata selanjutnya dari mulut Seokjin.

"Tapi???" Jungkook mengulang kata terakhir yang Seokjin katakan dengan tatapan penasaran pula mengarah pada wajah Seokjin.

"Hmm, nanti saja Aku jelaskan. Aku akan memasak terlebih dahulu, perutku lapar." jawab Seokjin seraya menghela nafas pendek, ia pun langsung berlari kecil menuruni anak tangga dan meninggalkan Jungkook sendiri lagi.

Langkah kaki Jungkook terhenti, wajahnya kini berubah menjadi datar. Melihat kelakuan hyungnya itu, hal absurd yang ia ciptakan dipagi hari. Jungkook menghela nafas kasar seraya mengelus dada, untuk lebih bersabar dengan pria yang lebih tua darinya itu.

Namja Min baru saja keluar dari dalam ruang rapper dan kini sedang menuruni anak tangga, melihat sosok Jungkook yang sedang terpatung didekat tangga menuju lantai bawah. Dengan langkah kaki yang begitu santai akhirnya ia sampai disamping Jungkook.

"Mengapa Kau terpatung disini?" tanya Suga dengan suara beratnya yang membuat Jungkook sedikit mengerjap.

Jungkook tersenyum ragu, "Tak apa. Aku akan ke kamar," jawabnya  singkat lalu pergi meninggalkan Suga sendirian—menuju kamar tidurnya lagi dengan tanda tanya besar dikepalanya.

Suga menatap datar dan aneh pada maknae itu, "Aneh." ujarnya sebelum kakinya melangkah kembali untuk menuruni tangga. Kaki Suga membawa langkahnya menuju dapur, karena ia memiliki niat akan membawa cake miliknya yang kemarin dibelikan oleh Seokjin dikulkas.

Sesampainya didapur, ia langsung menuju pada kulkas dua pintu itu dan mengambil boxs cake miliknya. Walau ia tahu ada Seokjin yang sedang memasak di dapur.

"Sedang apa, Hyung?" tanya Suga saat boxs cake itu tersimpan diatas meja dan tanganya memegang gelas berisikan air—sebelum Suga meminum air itu.

Seng-Oseng!

"Aku sedang masak, apa Kau tak melihatnya huh?!" jawab Seokjin sedikit sarkas pada Suga. 

Suga membuang nafas setelah meminum air itu, "Ani-ya, Aku tak melihatnya." balas Suga dengan kata yang biasa ia ucapkan pada lawan bicaranya—membuat semua lawan bicaranya terdiam seketika.

Setelah mencuci bersih gelas yang sempat ia pakai untuk minum, Suga pun langsung pergi ke lantai atas untuk menuju ke kamarnya sambil membawa boxs cake tersebut.

"God! Ada apa dengan para dongsaeng Ku itu???" Ucapnya pasrah dengan tangan yang baru saja berhenti mengaduk masakan yang berada diwajan itu.

Sowon dan Yoomin masuk ke area rumah milik Sowon—berada dipekarangan setelah tadi berlari keliling perumahan disana. Yoomin mengelap keringat diwajahnya menggunakan sapu tangan dengan kaki yang terus melangkah masuk menuju ke dalam rumah.

Sedangkan Sowon, terdiam sejenak dipekarangan rumahnya untuk melihat dahulu tanaman-tanaman hias disana. Menikmati sejenak indahnya tanaman disana, memberikan ketenangan untuknya ditambah harum semerbaknya aroma berbagai jenis bunga disana.

"Huft,"

Sowon melihat sekitar, ia tak menemukan sosok tukang kebun yang biasa merawat kebun dirumahnya. Ia pun melihat ke arah jam tangannya, pantas saja belum ada pekerja dirumahnya—orang tukang kebun biasa datang jam 6 pagi dan sekarang masih jam 5 lebih.

Akhirnya Sowon pun melangkahkan kakinya untuk mengambil selang yang biasa dipakai untuk menyirami tanaman—selang yang sudah terpasang sempurna dengan kran airnya. Tak lupa ia memanjangkan selang itu untuk sampai pada tanaman tentunya dan mulai menyiraminya. Siraman air yang keluar lumayan deras, membasahi kelopak bunga dan juga tanah disana. Menyiramnya dengan perlahan, tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan amat nyaring dari dalam saku celana trainingnya. 

Nada dering~

Sowon pun menghentikan aktivitas menyiramnya itu, tangannya menyimpan terlebih dahulu selang air ke bawah sebelum merogoh ponsel yang berada disakunya itu. Menyelipkan beberapa helai rambut yang nakal ke daun telinganya sebelum mengangkat telpon itu. 

"Pak Park?" Ujarnya seketika saat melihat nama penelpon yang tertera dilayar ponselnya. Jarinya pun langsung menarik logo berwarna hijau itu kearah menjawab, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Sowon-ssi." Panggil pak Park yang terdengar dari speaker ponselnya itu.

"Ne? Ada apa?" Jawab Sowon.

Pak Park menghela nafas, "Kemarin dokter Choi menelponku. Dia membicarakan soal..." ucapnya yang langsung dipotong oleh Sowon. 

"Kesehatanku???" Sambarnya dengan sedikit nada ngegas disana. Sowon menghela nafas pendek, "ayolah, jangan terlalu khawatir. Aku mohon!" Lanjutnya dengan raut wajah yang sedikit memohon. 

"Argh, Kau ini. Bagaimana Aku bisa tenang jika kesehatanmu seperti itu, Eomma mu saja..." lagi-lagi perkataan pak Park dipotong lagi oleh Sowon hingga ia hanya bisa pasrah.

"Mwo?!?! Eomma?!" Sambar Sowon dengan wajah kaget yang teramat sangat. Dokter Choi sudah janji tidak akan memberitahu kondisi Sowon pada siapa pun, apalagi pada eomma. Tapi, ini? 

"Eomma mengetahuinya???" Tanya Sowon sangat penasaran.

"Tidak, Dia hanya menanyakan kabarmu saja tadi. Tapi aku belum membalasnya, makanya itu aku menelponmu." Jawab pak Park yang membuat Sowon lumayan tenang. 

Sowon menghela nafas lega dengan usapan tangan didadanya, "Syukurlah. Aku mohon bilang saja kalau Aku baik-baik saja, ya. Please!" Mohon Sowon yang terdengar memelas dari speaker ponsel pak Park.

"Argh, baiklah. Jaga kondisimu, titah Yoomin jika ada pekerjaan yang berat. Okei?" 

"Ne, Yoomin sudah banyak membantu kok. Tak seperti awal mula," balas Sowon sebari sedikit mengungkit perlakuan Yoomin saat baru saja diperintahkan pak Park untuk menggantikan dirinya sebentar, berlaga layaknya manager yang baik. Namun, nyatanya malah seperti sasaeng

Terdengar pak Park yang terkekeh dari ponsel Sowon, "itu... Yasudahlah, Aku akan mengurusi sesuatu dulu. Annyeong!" Ucap pak Park diakhir sebelum sambungan telponnya itu diputuskan olehnya.

"Annyeong!" Mata Sowon melihat layar ponselnya kembali, berkeliling sebentar dibeberapa aplikasi yang ia miliki. Tak lupa menyempatkan untuk membuka Ka*ao Tal* miliknya. Melihat info sang oppa yang masih off, bertanda ia masih tidur.

Huft, Sowon pun mematikan ponselnya lalu pergi ke memasuki rumah, tapi selangnya ia simpan terlebih dahulu ditempat yang seharusnya.

Nyawa hampir semua member sudah berada diraganya, bahkan ada yang sudah melakukan aktifitas paginya dikamar mereka masing-masing. Seperti Seokjin yang asyik memasak untuk sarapan dirinya dan juga member lain, Suga yang sedang fokus menyusun lirik lagu sebari memakan cake pemberian Seokjin dan Jungkook yang tengah melamunkan berbagai macam haluan dikepalanya.

Bangun pagi bukanlah hal biasa bagi seseorang yang bekerja disalah satu agensi dengan kontrak 1 generasi, mereka memang dituntut bahkan lebih dari batas wajarnya. Namun, bukan tanpa alasan agensi mereka melakukan hal tersebut.

Pagi ini masih memasuki hari libur ketujuh member itu. Jadi mereka bisa beristirahat sepuasnya, tanpa ada teguran dari siapa pun itu—paling hanya member lain yang mengingatkan saja, Namjoon.

Namjoon dan Jimin baru saja memasuki dorm dengan keringat membasahi wajah dan juga leher mereka. Terlihat juga baju mereka yang basah akibat keringat yang muncul akibat berlari pagi.

Tibalah mereka berdua diruang makan, setelah tadi menyimpan dahulu sepatu yang habis mereka pakai ke tempatnya. Jimin melihat Seokjin yang sedang mencuci wajan diwashtafel dengan celemek biru yang masih melekat ditubuhnya.

"Aigo!! Hyung memasak sendiri??" Tanya Jimin saat melihat meja makan yang sudah penuh dengan makanan.

Seokjin menolehkan kepalanya kearah sumber suara, "Hmm." Kepala Seokjin pun kembali ke wajan yang sedang ia cuci. "argh, iya. Kalian... habis lari pagi?" Tanya Seokjin kemudian dengan sangat tiba-tiba.

Namjoon yang sedang meneguk air mineral pun mengangguk, kemudian berkata setelah airnya mengalur membasahi tenggorokannya. "Ne,"

"Kapan perginya? Mengapa tak mengajakku," ujarnya dengan sedikit rasa kecewa. Tangannya menyimpan wajan yang bersih itu ditempatnya, lalu melepas sarung tangan karet dari kedua tangannya.

"Tadi subuh," jawab Namjoon sebari menghela nafasnya pelan. "asalnya Aku akan berlari sendiri, tapi budak Park ini ingin ikut. Jadilah.." lanjut Namjoon yang membuat Jimin mengangguk.

"Ehh, apa yang Hyung bilang?! Budak?!" Tanyanya saat sadar dirinya dipanggil budak Park, wajahnya langsung berubah seketika.

"Ahahahahahaha," tawa Seokjin menggelegar disana, tepat saat J-hope baru saja tiba diambang pintu dengan wajah bantalnya yang lekat.

J-hope menyiritkan dahinya, "Mengapa kalian semua ini?" Tanyanya dengan garukan kepala yang spontan ia lakukan. Kakinya berjalan membawa dirinya menuju kulkas, melewati Seokjin, Namjoon, dan juga Jimin disana. Tawa Seokjin pun memudar seketika itu juga.

"Sudahlah, Aku mau mandi dulu." Ujar Namjoon seraya bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan ruangan itu.

"Nanti tolong panggilkan yang lain untuk sarapan!" Seru Seokjin sebari melipat celemek biru itu.

"Ne!"

Jimin pun pergi mengikuti Namjoon yang sudah mulai menaiki tangga, sedangkan sang namja Jung itu sedang asyik meneguk soda yang ia ambil dari kulkas. Padahal masih pagi ya, kan?

3 menit berlalu.

Kini Namjoon mulai memasuki satu per satu kamar tidur para member,  memanggil mereka untuk sarapan pagi sesuai perintah Seokjin tadi.

Mulai dari kamar yang berdekatan dengan kamar tidurnya, Suga lah yang menjadi sasaran pertama Namjoon.

Tok!

"Hyung!" Panggil Namjoon setelah satu ketukan pintu tadi, ia tak menunggu jawaban Suga—Namjoon langsung membuka pintu kamar milik Suga dan memperlihatkan sang namja bermarga Min itu sedang bersantai dikasurnya sambil memainkan ponsel, ditemani cake juga disana. Kepala Suga melihat pada Namjoon yang sebelumnya melihat pada layar ponsel.

"Ayo sarapan," ajaknya kemudian. Suga hanya mengangguk dan memalingkan kembali tatapannya pada layar ponselnya itu. Namjoon menghela nafas pendek, harus melakukan aksinya kala itu juga agar sang kucing putih ini keluar dari kandangnya.

Namjoon melangkahkan kakinya mendekati Suga, "Ayo, Hyung!" ujarnya seraya menarik tangan Suga. Ia terus menarik dan Suga pun tetap pada posisinya. "ayo!" Ajak Namjoon kemudian seraya memberikan penekanan nada dan juga melebarkan matanya yang sipit itu.

Suga melepaskan paksa tangan Namjoon, ia tersenyum meledek sebelum bangkit dari ranjangnya itu. "Aku ini bukan balita yang harus Kau tuntun ketika berjalan." goda Suga saat berdiri tegap dihadapan namja Kim itu. Suga menepuk tangan Namjoon, "terimakasih telah mengajakku." Ucapnya kemudian seraya melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kamar tidurnya.

Namjoon menyirit sambil menggaruk belakang telinganya yang tak gatal.

"Kelakuan." lirihnya seraya pergi dari kamar Suga. Kaki jenjang Namjoon langsung membawanya menuju kamar sang maknae, Jungkook.

Tok!

Tok! Tok!

Tok! Tok! Tok!

Tok! Tok!

Tok!

Mengetok pintu kamar Jungkook dengan penuh irama, tetapi tanpa jeda. Membuat telinga Jungkook terganggu sehingga dirinya menutup kedua telinganya saat mendekati pintu.

Jungkook membuka pintu kamarnya, mendapati pelaku pengetukan pintu kamarnya. Tangan Namjoon masih mengepal dan akan mengetuk kembali pintu, tanpa melihat kearah depan—karena matanya sedang melihat ke pintu kamar Jimin.

"Hyung!" Teriak Jungkook saat kepalan tangan itu akan mengenai dahinya. Seketika tangan Namjoon langsung terhenti dan matanya melihat pada Jungkook.

"Ouh, sudah dibuka." Ujarnya dengan sangat santai, tangannya kembali ke posisi biasanya. "cepat kebawah, kita sarapan." Perintahnya kemudian sebelum pergi begitu saja menuju kamar Jimin.

"Astaga, hampir saja dahiku menjadi korban." kata Jungkook sambil memegangi dahinya.

Namjoon membuka pintu kamar, "Jimin-a!" Panggilnya dengan nada yang biasa.

Jimin baru saja keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan pakaiannya. "Ne?"

"Ayo kebawah,"

Kaki Jimin melangkah, "Aku akan kebawah setelah menyisir rambutku. Kau duluan saja, Hyung." Jawab Jimin sebari mendudukan diri disofa.

"Baiklah, cepat ya!" pesan Namjoon sebelum pergi, Jimin pun menganggukkan kepalanya.

"J-hope sudah dibawah, kini berarti tinggal Taehyung saja." Namjoon bertanya sendiri saat sudah menutup pintu kamar Jimin.

Namjoon pun berjalan menuju kamar Taehyung yang jaraknya lumayan jauh, bisa menghabiskan 10 langkah kaki kecil dari pintu kamar Jimin.

Tok!

"Taehyung-a!" Panggil Namjoon dengan nada yang sama saat memanggil Jimin. Namun, tak ada balasan—yang berarti Namjoon bisa masuk ke dalam kamarnya.

Matanya menangkap tubuh Taehyung yang ditutupi selimut putih dengan amat sempurna—dari kepala hingga kaki. Ia pun menghela nafas kasar, "Aigo!"

Namjoon membuka selimut putih yang menutupi wajah Taehyung, dengan cepat hingga terbuka sampai ke pinggang. Terlihat sang namja Kim sedang tak memakai sehelai baju pun, hanya memakai boxer hitam saja. Kepala Namjoon menggeleng kasar melihat kebiasaan Taehyung yang satu ini.

"Jika setiap hari seperti ini, akan gawat jika Kau kalau menginap dirumah orang." Ocehnya dengan tatapan melihat wajah Taehyung yang tertidur dengan sangat pulas.

Namjoon melepaskan guling yang dipeluk Taehyung dengan begitu membuat Taehyung langsung menggeliat untuk mencari guling itu lagi. "Ya! Kim Taehyung!" Panggilnya dengan nada seperti guru bk yang menangkap basah muridnya ketika tidur dikelas.

Mata Taehyung sedikit terbuka, melihat samar keberadaan Namjoon disana. "Argh, kembalikan gulingku!" ujarnya dengan suara parau, Taehyung melungkupkan badannya.

"Astaga! Ayo bangun! Semua sudah berada dibawah untuk sarapan!" Oceh Namjoon lagi saat Taehyung memilih untuk tidur kembali. "hei! Ayo bangun!" Lanjutnya kini dengan sebuah aksi, Namjoon mendudukkan paksa Taehyung dengan kedua tangan yang terpaksa menyelinap ke perut Taehyung.

"Argh, berat!" Umpat Namjoon dengan kedua mata yang tertutup.

Taehyung terpaksa membuka kedua matanya, padahal ia masih mau tidur saat itu tapi apalah daya. Tangan Taehyung menghalau tangan Namjoon dari perutnya. "Jangan pegang, ini punya pacarku." Ucapnya setengah sadar, Taehyung mengusap salah satu matanya dengan salah satu tangan yang menutupi mulut saat dirinya menguap.

"Pacar?" Ulang Namjoon dalam hati dengan satu halisnya yang terangkat. "cepat cuci wajahmu, pakai baju, dan turun ke bawah." Titah Namjoon beruntun.

"Hmm,"

Saat Namjoon keluar, ia malah langsung membuka ponselnya dan mengetikkan pesan untuk sang kekasih.

Oppa 💜
: Good morning, jagi <333

Sowon yang baru saja menutup pintu kamar pun langsung melihat ponselnya, saat notifikasi pesan yang khusus itu masuk.

Menyirtkan kedua halisnya membaca pesan itu, tumben sekali pagi-pagi begini.

Sowon
Pagi juga, Oppa <333 :

Pesan itu langsung dibaca oleh Taehyung, sebab dirinya membiarkan ponselnya menyala didalam room chat itu. Sedangkan namja Kim itu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Sowon melihat itu, ia pun mulai menunggu balasan Taehyung mendudukkan dirinya disofa yang berada dekat jendela kamarnya dengan handuk kecil yang masih terdapat pada bahunya.

Sowon
Tumben sekali Oppa bangun pagi dihari libur 😌 :

Setelah mengirimkan pesan, tangan Sowon mulai mengambil buku yang berada diatas meja yang tak jauh dari sofa itu dan tentunya membiarkan terlebih dahulu ponselnya, sebab Taehyung lagi-lagi hanya membaca pesannya.

"Segar sekali," ucapnya sambil menatap pada cermin dikamar mandi, terlihat wajahnya yang basah akibat basuhan air tadi dengan cepat ia menarik handuk kecil yang berada didekat cermin dan buru-buru ke luar dari kamar mandi.

Berjalan terlebih dahulu ke sofa, mengambil baju yang seharusnya membaluti tubuhnya saat tidur. Memakai baju itu, sebelum matanya melihat sinar ponsel yang masih menyala dari pantulan cermin.

Taehyung pun mengambil ponselnya sebelum pergi ke bawah untuk sarapan. Matanya membaca pesan yang dikirimkan oleh Sowon, tapi kakinya terus berjalan kedepan. Senyum simpul terukir ketika membaca pesan akhir yang Sowon kirimkan.

Baru saja jarinya akan mengetikkan jawaban untum sang kekasih, dihadapannya sudah berdiri Namjoon dan alhasil Taehyung menabrak sang leader.

"Astaga," ucapnya spontan saat ponselnya hampir saja jatuh, mata Taehyung melihat pada Namjoon seketika senyuman lebar pun terlihat diwajahnya. "ehh, Hyung. Mianhe." lanjutnya mengharap Namjoon tak marah.

Namjoon membuang nafas, "Kau ini! Ayo cepat kebawah." Namjoon merangkul pundak Taehyung dengan begitu erat dan mereka pun mulai berjalan menuju dapur. "sudah aku beri estimasi waktu, mengapa lama sekali. Kasihan yang lain menunggu," lanjutnya dengan penekanan dan juga mimik wajah yang terlihat begitu marah.

"Hehehehe. Maafkan Aku, Hyung" jawabanya dengan tangan yang memasukkan ponsel ke dalam saku kolor tanpa membalas pesan sang kekasih.

"Namjoon lama sekali," ujar Seokjin sudah tak sabar untuk menyantap masakan buatannya itu, sudah hampir 10 menit ia menunggu hanya untuk menyantap makanan bersama.

"Aku akan menyusulnya," Jungkook bangkit dari duduknya dan pergi keatas untuk menyusul Namjoon.

"Biarkanlah, nanti pun Dia akan kesini dengan sendirinya. Toh, Namjoon juga punya kaki dan akal." Kalimat itu keluar dari mulut Suga dengan begitu santainya. J-hope menghela nafas seraya menyicikan kembali air kedalam gelas miliknya.

Baru saja Suga berhenti bicara, Jungkook sudah berjalan berputar arah dan kembali ke tempat duduknya—karena Namjoon dan Taehyung keburu datang ke bawah.

"Apa kataku," lirihnya seraya meneguk air dalam gelas.

"Hyung, itu gelasku!" Seru Jimin saat melihat Suga meminum air dari gelasnya, jelas-jelas gelas Suga berada didepan kanan tempat dirinya berada. Namun, Suga malah mengambil gelas yang berada disisi kirinya—milik Jimin.

"Ahh, benarkah? Yasudah ganti saja yang baru." Jawab Suga seraya mengambil gelas baru untuk Jimin.

"Maafkan Aku," ucap Taehyung sebari merunduk sebelum terduduk dikursi makannya. Semua melirik satu sama lain, hanya Seokjin yang menatap  Namjoon dengan tatapan kesalnya. "kalian jadi menungguku, heheheh." lanjut Taehyung dengan kekehan singkat yang begitu khas.

"Baiklah, ayo cepat duduk. Kita mulai sarapannya," titah Seokjin dengan gerakan tangannya yang terlihat memburu-burui, seperti ibu-ibu.

"Benar juga," Taehyung menyeringai samar sesaat satu ide terbesit dipikirannya saat itu.























































































































_______________________________________

Aku gk update brp lama? Ad yg msh nungguin lanjutannya gk si?

Segitu dulu aja, yaa. 
Thanks for reading, and kalau update an ini seru kalian boleh tekan bintang dipojok kiri bawah, jika kalian sungkan untuk comment heheheheh.

Gomawo,
Nhzvismineok ♡

Continue Reading

You'll Also Like

69.3K 6.4K 74
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
596K 28.5K 36
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
55.3K 5.1K 14
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...
67.4K 7.3K 38
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...