Backstreet Idol

De Nhzvismineok

6.5K 2K 2.1K

Singkat saja, hanya sebuah kisah klasik yang menceritakan tentang hubungan spesial seorang idol terkenal dan... Mais

00.00
[1] Moonlight
[2] Jjampong
[3] the Mask
[4] Great Curiosity
[5] Paparazzi & Rumor
[6] Was Revealed
[7] Dizzying Choice
[8] it Turns out You
[9] Recreation w/ Leo
[10] Question Mark
[11] Welcome!
[12] Breakfast Together
[13] Something Worthwhile
[14] Jealousy
[15] With You
[16] Strawberry Call
[17] the Darkest Lie
[18] So Tasteless
[19] Normal Conversation
[20] Little Cake's
[22] Middel of the Night
[23] Lots of Prizes
[24] Prejudice

[21] After Meet U

78 19 57
De Nhzvismineok





























♡♡♡





















10 November 201xfive years ago

Kedua insan tengah dirundung rasa senang dan juga bahagia, saat kedua perasaan telah tersampaikan satu sama lain. Bermula dari pesan singkat yang dikirimkan sang namja, kini menjadi hubungan spesial walau harus ditutup rapat-rapat oleh keduanya.

Mereka menatap satu sama lain, sebelum benar-benar berpisah setelah hari itu menjadi hari jadi mereka sebagai pasangan kekasih. Sang namja tersenyum dibalik masker yang ia pakai, begitu pula sang yeoja yang membalas senyuman itu dari balik maskernya pula. Sang yeoja masuk ke dalam mobil, lalu tak lama meninggalkan basement diikuti mobil sang namja yang melaju tak jauh dibelakang mobil sang yeoja.

Melepas masker yang ia pakai, senyum merekah terpapar diwajah sang namja dengan tatapan pokus ke depan.

Berkendara dibelakang mobil sang yeoja hingga mobil itu sampai pada tujuannya, kediaman sang yeoja. Memberikan klakson saat ia akan pergi, menghela nafas pendek saat sudah mengantarkan sang kekasih sampai ke rumah, walaupun tak satu mobil dengannya.

Senyum bahagia masih merekah, sangat. Ia pun menyalakan musik dengan volume yang lumayan tinggi. Lagu fly me to the moon yang menjadi pilihannya saat itu, mulutnya dengan otomatis mengikuti irama lagu itu.



97 club's [private]








"Sowon-ssi," panggil Taehyung dengan suara baritonnya yang membuat kepala Sowon meloleh seketika, mereka terduduk dipojokan club yang tersembunyi dan tertutup disana, club 97.

Taehyung memegang tangan Sowon yang sedari tadi berdiam dimeja, memegang minuman yang sempat ia pesan.

"Wae?" tanya Sowon begitu polos, kali kedua nya ia berkencan buta dengan namja bermarga Kim itu. Setelah ± beberapa bulan mereka menjalin komunikasi lewat ponsel.

Tanpa aba-aba bibir Taehyung langsung mendarat tepat pada bibir Sowon, membuat yeoja itu seketika menutup matanya rapat. Aoma strawberry yang pertama kali ia rasakan saat ini. Membuatnya semakin suka terhadap buah bulat berwarna merah itu. Tangan Taehyung memegangi rahang Sowon, mengusap pipinya dengan ibu jari miliknya.

Jantung Sowon seakan mau berhenti, tak percaya kalau Taehyung menciumnya saat itu. Tapi, untungnya di club itu tidak banyak orang—karena hanya member gold saja yang dapat masuk kesana. Ya, member yang memiliki tahun lahir 1997.

Beberapa detik kemudian, Taehyung melepaskan tautan diantara mereka. Mata mereka berdua langsung bertemu, terlihat sangat dalam tatapan yang diberikan sang namja. Seakan tak mau lepas dari sang yeoja. Bibir Taehyung menyungging dengan sangat menggoda, ditambah bibir yang merona miliknya membuat Sowon tak hentinya melihat kearah sana.

"Sekarang, Kau pacarku." bisik Taehyung saat mendekatkan bibirnya kearah telinga Sowon. Senyuman manis terpang-pang pada wajah Sowon, menjadi kekasih dari orang yang ia sukai—bahkan sejak awal bertemu dengannya.

"Ne?"

Seorang namja memperhatikan mereka berdua, jauh dari jangkauan mata kedua insan yang tengah bahagia itu. Memberikan senyum kecut yang menciptakan sedikit lesung pipinya terlihat sebelum memutar arah jalannya.

"Akhirnya, Aku bisa memilikinya." senyum lebar terpangpang pada wajah tampan Taehyung. Mobilnya terhenti akibat kemacetan dimalam hari yang muncul tiba-tiba, mata Taehyung menatap kosong jalanan yang lumayan ramai itu. Sesuatu terbesit langsung pada pikirannya. "benar juga," senyum smirk pun muncul.

Ia mengendarai kembali mobilnya untuk sampai di dorm Bangtan, segera.

"Ahh, Hyung! Dari mana Kau?" tanya Jungkook saat Taehyung memasuki dorm mereka dengan masker yang tergantung disalah satu daun telinganya.

"Luar," jawabnya begitu singkat sebari langsung masuk untuk menuju kamar tidurnya. Aroma parfum yang tak asing dihidung Jungkook tiba-tiba menyeruak saat Taehyung lewat dihadapannya. Membuat kepala sang maknae itu menoleh kearah belakang, tepat pada punggung Taehyung yang mulai menjauh. Menyiritkan halisnya dengan kepala yang mencoba mengingat kembali aroma siapa itu.

Merebahkan tubuhnya diranjang setelah menutup rapat pintu kamarnya, menyimpan ke atas kasur masker dan kunci mobil yang berada disaku celananya. Lagi-lagi, senyum merekah terdapat diwajah Taehyung. Dengan mata yang tertutup saat mengingat moment nya tadi—tersipu dengan apa yang ia lakukan pada kekasih barunya itu—ya, baru saja tadi mereka resmi.

Kaki jenjang yeoja bermarga Kim itu membawanya ke arah meja kerjanya, yang terdapat laptop dan berbagai berkas disana—entah apa isi berkas itu. Mendudukan diri dikursi putar yang terdapat disana, lalu memutarkan kursi itu hingga berputar 180° menghadap kaca besar yang berada disudut ruangan itu.

Tangannya langsung memegangi kedua sisi pipinya dengan menepukkan jari-jarinya pada permukaan pipi itu.

"Apakah ini mimpi? Aigo!" celoteh Sowon dengan mata yang menatap pantulan wajahnya dicermin. Pipinya kian merah merona dengan keadaan yang lumayan hangat.

*Nada dering telpon masuk.

Ponsel Sowon berdering dengan sangat nyaring, membuat Sowon melihat otomatis ke arah ponselnya yang sudah menyala itu. Ia mengambil ponsel yang berada hampir diujung meja kayu itu.

Taehyung Oppa Calls!

Ia langsung tersenyum seketika setelah melihat siapa yang menelepon dirinya saat itu dengan cepat jari lentiknya menerima panggilan itu.

"Annyeong, Jagi-ya." panggil Taehyung saat panggilan itu tersambung.

Sowon menutup mulutnya dengan tangan kiri, "Jagi-ya?" ujar batinnya tak percaya.

"Wae? Kau tak apa?" tanya Taehyung kemudian saat Sowon tak menjawab sapaan dirinya.

"Ahh, ne. Na Gwenchanna, Oppa-ga " jawab Sowon sebari menyenderkan punggungnya pada senderan kursi. "ada apa?" lanjut Sowon menanyakan tujuan Taehyung menelpon dirinya.

"Argh, Aku hanya ingin menelpon kekasihku saja. Tak boleh?" ucap Taehyung dengan desisan diawal kata.

"T-tak Ap-pa," jawab Sowon kikuk setelah mendengar jawaban Taehyung.

"Hahahahhaha, Kau ini." sang namja malah terkekeh mendengar suara Sowon.

Mereka berdua berbincang, melewati malam yang dingin itu. Sepasang insan yang baru saja mentautkan hubungan antara keduanya. Kata-kata manis dan gombalan pun keluar dari mulut sang namja, tapi sang yeoja pun mengeluarkan kata-kata mutiara dan puitisnya—yang membuat sang namja terdiam saat mendengarnya.

Sowon
Kookiee! Avv, i'm so happy :
Asdfghjkl, namja yang Aku sukai : telah menembakku
Senaaang sekaliii <3 :
Nnti Aku keluarkan ice cream : banana ditokoku, kau boleh memakan ice itu sepuasnya
send

Hanya ceklis satu yang muncul, Sowon sedikit menekuk wajahnya melihat itu. Niat ingin membagi kebahagiaan dengan sahabatnya, ia malah mendapatkan ghostingan darinya.

Tanpa pikir panjang, ia pun segera menyimpan ponselnya lalu pergi mengemasi semua barang yang akan ia bawa saat itu untuk pergi menemui sang adik di kantor agensi yang  menaungi sang adik.

Semua member bangtan sedang berkumpul dikolam renang yang berada diatas gedung bighit, rooftop. Beberapa member sudah ada yang menyeburkan dirinya dalam kolam, seperti Namjoon, J-hope, dan Seokjin. Namjoon berdiri, kakinya hanya berjinjit sedikit saat menempel pada lantai dasar kolam.

Pria bermarga Kim baru saja tiba di rooftop, berjalan santai saat memasukinya—namun, berubah ketika ia telah membuka bajunya. Taehyung melempar bajunya ke kursi lalu berlari menuju kolam dan menceburkan dirinya begitu saja ke dalam kolam. Namun, bajunya mendarat tapat diatas wajah Jimin yang tengah terduduk manis. Mata Jimin langsung menutup seketika dengan sedikit rasa kesal.

Byur!

Air langsung buyar, layaknya letusan gunung. Membuat air kolam bergerak tak teratur. Cipratan air pun menimpa para hyung yang sejak tadi berada di dalam kolam itu.

"Argh, Taehyung-a!" seru Jimin seraya menghalau baju yang berada diwajahnya. Kepala Taehyung muncul ke permukaan dengan tangan yang mengusap wajahnya akibat air kolam. Mengkibaskan rambutnya hingga terciptalah cipratan air lagi pada hyungnya.

"Ya!" gerutu Seokjin sebari menyeka wajahnya. Ia berjalan dengan susah payahnya mendekati Taehyung, lalu memukul punggung Taehyung.

"Lah, Hyung kenapa?" ujarnya seraya memegangi punggungnya yang baru saja dipukul oleh Seokjin.

Sang maknae dengan santainya berjalan dipinggiran kolam sersambil  memainkan ponselnya—baru saja membuka ponsel setelah melihat ada pesan masuk dari Sowon, tanpa melihat sekeliling.

Di lain tempat, Jimin sudah berancang-ancang dengan tatapan yang mengarah kearah Jungkook. Ia berlari kencang ke arah Jungkook, lalu mendorong tubuh Jungkook ke dalam kolam—lalu ia setelahnya.

Byur!

Ponsel Jungkook lepas dari tangannya langsung tenggelam ke permukaan kolam, sedangkan sang pemilik ia langsung memunculkan kepalanya dipermukaan.

"Hahahahaha," tawa J-hope menggelegar saat melihat wajah Jungkook yang datar dan tak tahu apa-apa. Ditambah wajah watados dari sang pria Park menambah volume tawanya.

"Jimin-a, tak baik Kau menjatuhkan orang seperti itu." tegur Namjoon sebari memegangi bahu Jungkook, mengusapnya agar sang maknae sabar—posisi Namjoon berada dekat Jungkook.

Jimin malah tersenyum, "Mianhe-yo." ia kemudian bermain bersama Taehyung, balap renang seperti biasanya.

"Ponselku!" serunya lalu menyelam ke dalam kolam untuk mencari ponsel miliknya. Matanya menemukan ponselnya itu dipermukaan dengan cepat ia ambil ponsel itu.

"Aigo!" gerutunya saat mencoba menyalakan ponsel itu, tapi tak kunjung menyala. Pada dasarnya ponsel Jungkook saat itu adalah ponsel yang bukan anti air, jadi ya begitulah.

"Ya! Jimin! Kau harus mengganti ponsel Jungkook!" sambar Namjoon, membela sang pembela kebenaran. Jimin yang mendengar namanya dipanggil dan kata mengganti langsung mengehentikan aktivitasnya saat itu, berlomba dengan Taehyung.

Kepalanya menoleh ke arah Namjoon, dengan satu halis yang menyungging. "Ahh, ne. Nanti Aku ganti," jawabnya dengan sangat santai. Mata Suga menelik malas kearah Jimin saat mendengar jawaban yang sangat simple itu, tak beradab menurutnya.

"Yeay! Aku menang!" seru Taehyung diujung kolam renang  dengan tangan yang diacungkan olehnya. Suasana hatinya sangat gembira-riang dengan teramat sangat.

Seokjin menyudutkan halisnya, "Kau sangat bahagia sekali." ujarnya asal, ketika melihat kelakuan Taehyung akhir-akhir ini. Taehyung tersenyum lebar, tanpa menjawab.

Sowon terduduk dibangku taman yang berada dibelakang agensi sang adik. Langit malam yang gelap, hanya ada sedikit taburan bintang yang menghiasinya. Angin malam pun mulai terasa dingin bagi siapa pun yang hanya memakai kaos, untungnya Sowon memakai hoodie-jadi tak terlalu berasa dingin, malah panas.

Jungwoo yang tiba ditaman langsung menghampiri sang nuna yang sedang terduduk. Memakai pakaian yang serba tertutup itu—berhoodie lengkap dengan masker hitam, seperti sassaeng saja. Haha. . .

Mata Sowon menangkap keberadaan orang yang baru saja datang, terlihat sepatu yang dipakainya. Ia pun segera meneggakkan kepalanya, senyum simpul langsung terurkir diwajah sang adik—walau Jungwoo memakai masker.

"Nuna!" Sapa Jungwoo, Sowon langsung tersenyum dan beranjak dari duduknya. Niat awal ia akan memeluk sang adik, ehh malah sang adik duluan yang memeluk dirinya.

Jungwoo langsung memeluk Sowon, rasa rindu pada sang nuna melonjak dan mungkin ini adalah penyampaian rasa rindunya. Sowon langsung membalas pelukan Jungwoo. Beberapa detik kemudian, Jungwoo melepas tautan diantara mereka. Ia melihat wajah sang nuna walau hanya mata saja yang bisa ia lihat, karena mulutnya memakai masker taulah yaa.

"Apa kabarmu," tanya Sowon pada sang adik yang sudah jarang bertemu.

"Aku baik. Nuna sendiri?"

"Tentu saja Aku baik." jawabnya kemudian, ia pun memajukan kepalanya mendekati telinga Jungwoo. Sang adik peka, ia pun langsung merundukkan sedikit kepalanya—agar Sowon tak perlu berjinjit. "Dia menembakku." Bisiknya dengan sangat antusias, kekehan kecil keluar membuat tangannya otomatis tersimpan didepan masker.

Mata Jungwoo membulat dengan wajah yang kaget juga tentunya, ia langsung menurunkan maskernya. "Jinjja?!" Tanyanya tak percaya sebari menunjukkan ekspresi yang sangat epic itu. Sowon mengangguk dengan senyuman dibalik masker.

Tangan Sowon menaikkan kembali masker Jungwoo, "Ayo kita pergi. Kau sudah izinkan?" Ajaknya sebari memastikan sang adik.

Jungwoo mengangguk, "Sudah." Sowon menyeringai dengan acungan jempol untuk Jungwoo, dibalas juga oleh sang adik—memberikan acungan jempol. Sowon dan Jungwoo pun pergi meninggalkan taman itu dengan tangan Sowon yang tersimpan dilengan Jungwoo.

Seorang pria tersenyum menyeringai setelah melihat Sowon dan Jungwoo pergi, sebari matanya melihat foto pada layar kamera. Ia sempat mengambil beberapa foto mereka berdua saat itu. Sepertinya ia adalah dsp!tch, tapi entahlah.

Jungwoo menyetir mobil sang nuna, lalu pergi menuju tempat yang sudah Sowon janjikan padanya saat dichat. Sowon dan Jungwoo pun melepas masker mereka saat di dalam mobil, tak akan ada yang melihat bukan? Sowon menceritakan sedikit bagaimana Taehyung menembak dirinya, tapi Jungwoo tak tahu kalau yang menjadi kekasih nuna nya itu Kim Taehyung. Karena Sowon hanya memberitahu namja yang ia sukai, bukan Taehyung. Right?

Mereka berdua sudah sampai ditempat yang Sowon janjikan, hanya butuh waktu 15 menit untuk mereka sampai disana, walau Jungwoo membawa dengan kecepatan sedang. Mobil Sowon terparkir sempurna di basement.

Mereka keluar dari mobil, lalu berjalan bersebelahan—tentunya dengan tangan Jungwoo yang merangkul bahu Sowon.

Mereka memasuki elevator, tapi bukan untuk ke lantai atas melainkan ke lantai bawah basement itu—ada kode disana dan hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya.

Ya, tempat yang akan mereka kunjungi adalah club 97L. Karena, Jungwoo ingin pergi kesana. Padahal Sowon sudah memberikan pilihan tempat yang ingin dia kunjungi, salah satunya resto terkenal disana. Tapi, dia lebih memilih ke club 97L.

Mungkin penasaran dengan club itu.

Sowon membuka maskernya saat berada dipintu masuk, lalu alat pendeteksi pun mulai mendeteksi wajahnya—jarinya ditempelkan pada tempat finger print disana. Dan, pintu pun terbuka dengan sendirinya. Sowon merapatkan tubuhnya pada Jungwoo—sang adik berjalan dibelakangnya dengan begitu rapat, agar ia tak kena alarm dan sedikit laser penyetrum disana.

Dua orang memakai masker terdiam dibelakang bamper mobil Sowon dengan kantong plastik yang berisikan piloxs dan batu besar.

Satu orang mengawasi keadaan sekitar, memberi acunga jempol pada temanya bertanda aman. Kemudian yang satu lagi mulai melancarkan aksinya.

Membuka penutup piloxs lalu mulai menyemprotkan cairan piloxs itu pada body mobil Sowon yang bersih. Tak mau diam saja, satu temannya lagi langsung memecahkan kaca mobil Sowon dengan batu besar yang mereka bawa.

Beberapa menit kemudian, merasa pekerjaannya sudah selesai. Mereka pun langsung mengemasi barang bawaan mereka dan pergi meninggalkan basement. Senyum merekah terpang-pang pada wajah keduanya.

Keadaan mobil Sowon, jauhhh dari kata baik-baik saja setelah kedua orang tadi merusaknya. Tapi, ada cctv yang merekamnya dengan amat teliti dan jelas—setiap pergerakan mereka terekam dengan sempurna disana.

"Ouh, jadi club 97 itu begitu." Ujar Jungwoo sebari membulatkan mulutnya, mereka sedang dalam elevator yang akan menuju ke lantai basement. Sowon mengangguk, tangannya tak lepas dari gandengan sang adik. "tapi seram juga, kode aksesnya." Lanjutnya dengan sedikit cemas.

"Heheh, makanya jangan menyusup kesana." Ingat Sowom pada Jungwoo. Mungkin orang yang belum tau apa yang aka terjadi pada dirinya ketika menyusup pada club 97 akan menganggap biasa saja, tapi jika mereka sudah mendapatkan karmanya—mereka langsung kapok, maybe.

Ting!

Pintu elevator terbuka, sudah berada dilantai basement. Mereka pun melangkahkan kakinya mengeluari elevator, bersamaan. Lalu berjalan menuju mobil Sowon.

Jungwoo terhenti sejenak untuk membenarkan tali sepatunya, ia langsung berjongkok. Sowon pun terpatung untuk menunggu sang adik dengan mata yang mulai menatap layar ponsel yang baru saja ia keluarkan.

Baru saja Jungwoo selesai menalikan sepatunya, pandangannya langsung menuju kearah depan tepat mobil Sowon terparkir. Matanya membulat seketika saat tubuhnya sudah dengan sempurna bangkit.

"Nuna!" Panggil Jungwoo dengan nada yang begitu panik.

"Hmm," jawabnya dengan begitu santai, memalingkan pandangannya dari layar ponsel menuju wajah sang adik. "wae?" Tanyanya lagi saat Jungwoo tak menjawab.

Jungwoo menunjuk kearah mobil Sowon yang sudah berlapis cairan piloxs warna warni dengan kaca yang pecah, semua. Sowon menoleh, lalu matanya membulat seketika dengan cepat, ia pun langsung mendekati mobilnya disusul dengan Jungwoo yang mencoba menyamakan langkahnya dengan sang nuna.

"Mengapa begini?" Tanya Sowon seraya memegangi body mobilnya. Mata Jungwoo mengidentifikasi mobil sang nuna, melihat begitu banyak coretan yang berasal dari piloxs permanent yang mengata-ngatai Sowon yang bukan-bukan.

Fu*k

Sialan Kau!

Dasar wanita jal*ng

Pelac*r

Matanya mulai membesar saat melihat kata kotor tertera pada mobil sang nuna. Ia pun mencoba mengoreknya menggunakan kuku jarinya, rapi tak bisa.

"Kerjaan siapa ini?!" Ucap Jungwoo dengan geram. Sowon masih tak percaya melihat mobilnya yang tadi baik-baik saja kini berbalik 180° kondisiya. "nuna jangan menggubris kata kotor ini, ya!" Ingat Jungwoo pada sang nuna, sebari memengangi bahu Sowon. Senyuman miring terlihat pada wajah Sowon.

Menjadi publik figure diperlakukan seperti ini sudah biasa, memiliki banyak hatters pun sudah biasa dan memang harusnya begitu bukan. Tapi ini keterlaluan, entah apa motif mereka melakukan ini.

Tapi, ada kata janggal dan membuat Jungwoo yakin bahwa pelakunya adalah sassaeng dirinya atau entah penggemarnya.

Sowon menelpon sang manager, memberitahukan kejadian ini padanya.

"Ssaem! Mobilku rusak, ada orang yang merusaknya." Ujar Sowon saat panggilan itu terhubung.

"Mwo? Itu pasti ulah sassaeng adikmu." Jawab sang manager dengan begitu santai, mengingat ia sudah membaca artikel tentang Sowon dan Jungwoo tadi.

"Mwo?!" Ujarnya begitu kaget, membuat Jungwoo penasaran dengannya.

"Kenapa nuna?" Sowon langsung menggelengkan kepalanya saat melihat wajah Jungwoo.

"Kau pulang naik taxi saja, nanti Aku suruh orang untuk membawa mobilmu pulang." titahnya pada Sowon. Kepala Sowon mengangguk dengan tangan yang berada didepan mulut.

"Ne, gomawo." ujarnya sebelum menutup panggilan itu. Ia pun langsung memasukkan ponselnya kembali. Sowon melihat kearah jam tangan miliknya, terlihat sudah jam 10 malam disana.

Ia pun langsung menarik Jungwoo untuk pergi meninggalkan basement.

Sepenggal kata yang membuat Jungwoo geram.

Jangan mendekati Jungwoo ku! Kau tak pantas untuknya, jal*ng!

Ketika seseorang yang disuruh oleh pak Park untuk membawa pulang mobil Sowon tiba di basement, ia malah tercengang setelah melihat kondisi mobil yang sudah lumayan amburadul itu.

Ketika kaca sudah hilang, dipecahkan paksa oleh sebuah batu besar yang tertinggal dibelakang mobil Sowon. Body mobil pun porak poranda, bagai ditumpahkan cat dengan sengaja diatasnya. Apalagi ia menemui kata-kata kotor diatas body mobil itu, membuat mulutnya terbuka otomatis saat melihat itu.

Matanya melihat bata yang ada sedikit bekas piloxs, berfikir positif pasti itu alat yang dipakai untuk memecahkan kaca mobil ini. Ia pun mendiamkan batu itu, tak menyentuhnya sama sekali. Siapa tau bisa untuk barang bukti.

Ia pun segera menelpon pak Park untuk memberitahukan keadaan mobil Sowon disana.

"Annyeong, Pak." ujarnya saat panggilan itu terhubung.

"Ne," jawab pak Park.

"Kau harus melihat keadaan mobilnya, sangat diluar nalar." lanjut namja itu yang membuat Pak Park langsung terduduk tegap disofa. Namja itu mengalihkan panggilan biasa menjadi panggilan video.

Namja ini melihatkan kondisi mobil Sowon melalui panggilan video, lewat kamera belakang—ia kelilingi semua body mobil itu. Pak Park menutup mulutnya seketika setelah melihat itu, namja ini pun melihatkan kata kotor yang ditulis oleh oknum tak bertanggung jawab pada pak Park.

"Aigo, keterlaluan sekali!" geram pak Park, ia pun langsung menyuruh namja ini untuk pergi ke ruang cctv. Mencari siapa yang melakukan hal yang sangat merugikan ini. Memerintahkan agar kejadian ini tak tercium oleh wartawan atau nanti akan semakin parah. Namun, tetap saja—mau sekeras apa pun disembunyikan, tikus kota itu pasti akan menciumnya.

Sebelum namja ini mengerjakan tugas yang pak Park beri padanya, ia memperlihatkan dahulu batu besar yang tersimpan dibawah belakang mobil Sowon dengan keadaan sudah ada serpihan batu disisinya.

Sepertinya batu itu terjatuh saat akan dibawa oleh ke dua gadis tadi.

"Sepertinya ini alat untuk memecahkan kaca mobil, lihatlah." katanua sebari mendekatkan kamera ponselnya kearah batu itu.

"Ye, Kau jangan sentuh apa pun." namja ini mengubah kamera menjadi kamera depan, melihatkan wajahnya. Kepalanya mengangguk seraya jari tangan yang selanjutnya memutuskan panggilan itu. Namja ini langsung ke ruang cctv, untuk segera melihat rekamannya.

[Jungwoo post on media]
Tolong jangan teror Nuna Saya!


Jungwoo memposting sebuah caption pada akun media sosial miliknya, hanya sepenggal kalimat yang ia post. Namun, dapat mendatangkan perhatian ratusan ribu orang pada postingan itu. Banyak ulangan postingan dan juga komentar pada sepenggal kata yang ia posting itu.

Geram dengan teramat, walau ia belum mengetahui siapa yang melakukannya. Namun, Jungwoo berfikir bahwa itu adalah salah satu sassaeng. Jungwoo memposting itu secara sembunyi-sembunyi, tanpa diketahui siapa-siapa termasuk agensinya. Dikala Sowon sedang melihat kearah jendela luar taxi itu, disitulah ia memposting.

Jaehyun
: Apa yang terjadi dengan Sowon?

Ponsel Jungwoo bergetar, ia pun segera melihat siapa yang mengirimi pesan padanya. Terlihat sang hyung bermarga Jung itu tengah bertanya padanya, setelah melihat sepenggal kalimat yang ia posting

Jungwoo
Ada seseorang yang menerornya, : sampai meninggalkan kata kotor untuknya.

Jaehyun
: Tenanglah, Nuna Kau pasti akan baik-baik saja.
read

Taxi itu sudah melaju dijalan kurang lebih 10 menit, mereka harus berputar-putar karena jalanan yang menuju ke agensi Jungwoo ditutup. Entah ada apa.

Sowon sudah bilang pada sang supir untuk memberhentikan mereka dibelakang gedung agensi, pagar belakang—jauh dari gedung utama sebenarnya. Karena jikalau mereka berhenti didepan gedung, takutnya ada wartawan dan beberapa media Korea yang ingin mencari tahu kebenaran artikel yang sedang hype itu, padahal hari sudah sangat larut saat ini.

Mobil taxi itu berhenti ditempat pemberhentian, dekat sebuah rumah kosong disana. Kini waktunya Jungwoo untuk turun dan kembali ke agensinya. Mata Jungwoo menatap mata Sowon, ia memegangi tangan sang nuna.

"Gomawo," ujarnya sebari tersenyum samar dibalik maskernya. Sowon tersenyum sebari menganggukan kepalanya. Jungwoo memeluk sang nuna, mengusap tengkuk Sowon dengan lembut seraya menghisap aroma parfum yang tercium dimantel Sowon. "mianhe-yo." lirih Jungwoo kemudian seraya melepaskan pelukan itu.

"Ani-ya, mengapa Kau meminta maaf. Lebih baik sekarang Kau cepat masuk ke dalam dan tidur yang nyenyak." nasihat Sowon sebari mengusap bahu Jungwoo, seakan hatinya merasa baik-baik saja.

Memang begitu, ia tak mau melihat sang adik khawatir padanya. Walau hanya sedikit rasa takut pada benak Sowon, tapi ia tetap menutupinya.

Jungwoo mengangguk, ia lekas keluar dari taxi itu. Tak lupa membenarkan maskernya, Jungwoo melambaikan tangan pada Sowon dari luar. Dibalas lambaian tangan pula oleh Sowon. Taxi itu pun pergi untuk mengantarkan Sowon menuju kediamannya.

Layar monitor menampakkan jelas dua orang yeoja tengah merusak mobil Sowon. Di menit ke 2, wajah salah satu yeoja itu terlihatbdengan cepat si namja satu ini menyuruh staff gedung untuk menjeda dibagian itu.

"Stop, stop!" ujarnya seraya menepuk bahu sang staff. Ia pun kemudian menelik wajah yeoja itu, terlihat sang yeoja masih bersekolah—karena terdapat logo salah satu sekolah yang lumayan terkenal disana.

"Bolehkah Aku menyalin rekaman ini?" tanya sang namja pada staff yang sedari tadi memegangi mouse.

Staff itu mendongakkan wajahnya mengarah namja itu, "Boleh saja. Tapi, Saya harus bilang pada ketua dulu." jawabnya.

"Baiklah," Staff itu langsung pergi untuk menemui sang ketua. Sang namja menelik dengan lekat ke layar monitor yang memampangkan jelas pelaku itu.

Beberapa menit kemudian,

Sowon telah tiba didepan gerbang rumahnya, tak lupa ia membayar dahulu kargo taxi itu dan memberikan supir sedikit tip. Ia langsung keluar mobil dan buru-buru memasuki kearea rumahnya. Berjalan santai setelah pintu pagar rumahnya terkunci kembali.

Membuka pintu kayu besar yang menjadi akses keluar dan masuk disana. Ia langsung disambut oleh pak Park—bukan sambutan bahagia, melainkan kekhawatiran yang ada. Pak Park memegangi kedua bahu Sowon, memastikannya tak apa-apa.

"Gwenchanna?" tanya pak Park dengan nada cemas.

Sowon menganggukkan kepalanya seraya tangan yang melepas masker yang menutupi wajahnya. Pak Park langsung menuntun Sowon menuju sofa—mendudukannya disana.

"Memang rumor apa?—" pertanyaan Sowon yang akan diajukan ke pak Park belum usai itu terpotong oleh suara pecahan beling dijendela tepat disebelah Sowon duduk dengan refleks, Sowon langsung menutup telinga dan matanya saat jendela yang berada dipinggir belakang dirinya pecah, lalu batu besar tergeletak didekat nakas. Begitu kuat orang itu melemparnya, hingga terlempar sangat jauh. Untungnya serpihan kaca tak mengenai kulit Sowon, hanya celananya saja.

Pak Park langsung berdiri dan melihat ke arah jendela yang sebelahnya. Matanya menangkap dua orang tengah berlari menjauhi rumah Sowon saat ia menelik keluar. Tak diragukan lagi, itu pasti pelakunya. Pak Park langsung mengambil batu itu dan membuangnya ke luar, lewat kaca yang sudah pecah—tapi ia mengambil dahulu kertas yang melapisi batu itu dan langsung disimpan disaku, tanpa dikatahui oleh Sowon.

"Kau tak apa?" tanya pak Park seraya membantu Sowon bangun dan menjauhi area yang banyak serpihan kaca itu. Sowon menganggukkan kepalanya kembali.

"Mengapa mereka melakukan ini?!" gerutu Sowon saat ia sudah kesal dengan perbuatan tak manusiawi oleh orang-orang yang sama sekali tak ia kenal. Tadi mobil mewahnya, kini kaca rumahnya—besok apa?

Pak Park mengusap bahu Sowon, seraya menghela nafas kasar. "Tenang saja, akan Aku usut ini ke jalur hukum." ujarnya memberi satu action untuk pelaku itu. "pelakunya ada dua kemungkinan, sassaeng atau penggemar adikmu." lanjutnya seraya melihat Sowon. Kedua halis Sowon menyudut saat mendengar itu.

"Yasudahlah, tak perlu dibawa ke jalur hukum. Aku cape," ucapnya seraya pergi menuju kamar tidurnya.

Jungwoo
: Nuna!
: Kau baik-baik saja, kan???
send

Jungwoo membaca artikel tentang dirinya dan Sowon yang diberi oleh Jaehyun saat ia tiba di dorm. Menyiptakan wajah yang kaget dan tak habis pikir dengan orang yang membuat artikel bohong tentang dirinya dan Sowon.

Menghawatirkan sang nuna yang takut diapa-apakan oleh penggemar atau pun sassaeng dirinya, mengingat bahwa media memang belum mengetahui Sowon adalah kakak kandung Jungwoo.

Melihat Sowon yang tak aktif membuat Jungwoo semakin khawatir, "Ayo balas!" Ujarnya dengan mengulang-ngulang kata itu, karena cemas.

"Tenang saja, Jungwoo. Sowon tak akan kenapa-napa," ujar Jaehyun yang berada disamping Junwoo. "Dia kuat," lanjutnya sedikit berbisik dengan senyuman samar seperti mengingat suatu kejadian.

Jungwoo tak bisa tenang, saat sang nuna yang pasti menjadi incaran para penggemar dan sassaeng dirinya. Perusakan mobil juga sudah sangat keterlaluan, awas saja kalau terjadi hal lebih buruk pada sang nuna. Junwoo pasti akan mearasa bersalah sekali, Sowon bagaikan tulang rusuk dalam tubuhnya. Ia yang membuat dirinya bisa kuat dan mendapatkan posisi saat ini.

Junwoo akan melakukan apa saja jikalau sang nuna menangis atau bahkan sampai terluka. Ia tak akan segan-segan, tak ada rasa manusiawi bagi orang yang berani menyakiti Sowon.

Sowon
Ne, Aku baik :

Pesan masuk pada ponsel Jungwoo, ia sengaja membesarkan volume notifikasi chatnya—agar dengan cepat ia melihat balasan sang nuna.

Jungwoo tersenyum setelah melihat pesan Sowon. Namun, bibirnya bisa saja tersenyum, tapi hatinya tidak. Ia dilanda kecemasan yang mendalam, sang namja bermarga Jung itu tersenyum juga melihat wajah Jungwoo yang sedikit lega. Jungwoo, seseorang yang sangat lihai memanipulasi mimik wajah.

Jaehyun menepuk bahu Jungwoo, "Kataku juga apa." Ujarnya dengan sangat percaya diri. Jungwoo tersenyum kearah Jaehyun. "baiklah, Aku kembali ke kamar." lanjutnya seraya beranjak pergi dari kamar Jungwoo, punggung Jaehyun menghilang setelah pintu kamarnya tertutup dengan sempurna. Matanya pun langsung kembali tertuju pada ponselnya, melihat sang nuna yang sudah tak aktif lagi—Sowon hanya membalas pesan darinya, saja.

Jari tangan Jungwoo langsung menuju kontak, mencoba untuk menghubungi seseorang.

[7] panggilan tak terjawab
Oppa 💜

Sowon menghela nafas kasar, saat layar ponselnya memampangkan panggilan tak terjawab itu, bukan masalah seberapa banyak panggilan itu. Namun, ia takut dengan motifnya menelpon sebanyak itu.

Menatap layar ponsel yang lambat laun mulai meredup, mendekati mati sebentar lagi. Saat layar ponselnya mati, ia menutup matanya sejenak. Sebelum ada panggilan masuk, lagi ke ponselnya.

[Incoming Calls]
Oppa 💜


Menghela nafas sebelum mengangkat panggilan itu. Mendekatkan ponselnya pada telinga, tak memakai speaker ponselnya.

"Jagi-ya! Neo! Wae mengangkatnya lama sekali? Kau baik-baik saja, kan? Tak terluka?" pertanyaan beruntun pun terdengar melalui perantara ponsel Sowon. Ia hanya bisa menghela nafas panjang saat mendengar pertanyaan itu.

"Na gwenchanna," jawab Sowon begitu singkat. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan tubuhnya diselimuti oleh selimut tentunya.

Taehyung mendesis pelan, "Kau harus berhati-hati. Aku tak mau Kau terluka, mengerti?" ujar Taehyung dengan sangat perhatian. Baru saja mereka resmi, sudah ada rumor yang tak mengenakan dari sang yeoja. Memang, Sowon sedang berada dititik puncak kariernya sebagai aktris saat itu.

Sowon mengangguk mendengar nasehat Taehyung, "Ne."

"Argh, tapi rumor itu tidak benarkan??? Kau dengan Jungwoo..."

Sowon menyela perkataan Taehyung sesaat, "Ani-ya! Jungwoo adalah adikku, tadi kami baru saja bertemu." pangkas Sowon dengan tekanan diawal yang membuat Taehyung hanya terdiam mendengarkannya.

"Argh, syukurlah. Tapi perbuatan sassaeng adikmu itu benar?" tanyanya lagi yang membuat Sowon mau tidak mau haru menjawabnya.

"Eung," jawab Sowon dengan helaan nafas pasrah.

Taehyung membuang nafas kasar setelah mendengar itu, menggigit kuku jari telunjuknya saat mendengar satu kata yang membuatnya menjadi cemas. "Pokoknya Kau harus berhati-hati." nasehat Taehyung yang dilontarkan untuk Sowon.

"Ya, Hyung! Mari!" ajak Jungkook yang terdengar sampai ke Sowon.

"Ahh, ne. Aku kesana," jawab Taehyung saat memalingkan pandangannya sejenak kearah pintu kamar. "Jagi-ya, akan Aku sambung nanti. Sampai jumpa," lanjutnya memberi tahu Sowon.

"Ne," Panggilan itu pun langsung terputus seketika. Sowon langsung membuang ponselnya ke kasur dan langsung menenggelamkan kepalanya ke dalam selimut.

Rumor tentang Jungwoo telah sampai ke segala penjuru Korea, tentunya mengundang banyak keluhan dari para penggemarnya.

Banyak media yang memuat kembali artikel palsu itu ke media, sehingga makin meluaslah rumor itu. Namun, ada satu media yang mengatakan bahwa—"Junwoo dan Sowon itu adalah saudara kandung." tapi semua sudah termakan oleh banyaknya artikel palsu disana, sehingga menutup matanya untuk artikel itu.

Malam kemarin, Junwoo sempat membuat postingan yang bertuliskan 'Tolong jangan teror Nuna saya!' banyak mata yang terbuka, tapi banyak juga yang beropini bahwa postingan itu hanyalah pengalihan isu semata.

Pada keesokan hari setelah rumor itu beredar, agensi yang Jungwoo naungi pun membuka suara—karena terlalu banyak warga net yang mentag dan mengirimi pesan lewat berbagai macam media pada agensinya itu.

Agensi Jungwoo memberikan klarifikasi pada semua warga k-netz tentang rumor palsu itu,

"Halo, Kami agensi *** 

Kami ingin memberitahukan bahwa rumor yang beredar dimedia itu adalah rumor palsu dan tak ada sangkut pautnya dengan idol Kami, karena pada dasarnya idol Kim Junwoo dengan aktris KS itu adalah saudara kandung—adik kakak.

Idol Kami adalah adik kandung dari aktris KS tersebut. Idol Kami memang menyembunyikan hal ini, dikarenakan urusan pribadi mereka dan itu membuat agensi pun menyetujuinya.

Jadi, rumor yang beredar itu adalah rumor palsu. Bagi siapa saja yang mencoba meneror kembali idol Kami atau pun Aktris KS, Kami akan bawa ke jalur hukum.

Sekian pemberitahuan Kami,"

Setelah pemberitahuan itu disebarkan oleh agensi Jungwoo, banyak cuitan pada kolom komentarnya. Mereka kaget sekaligus kesal juga—mengapa Jungwoo tak dari awal memberitahukan itu pada media. Ia hanya memberitahukan bahwa memiliki kakak laki-laki saja.

Disisi lain, yang mengecam Sowon kini sudah membaik—tak ada lagi yang meneror dirinya, baik dalam media maupun secara langsung. Jungwoo sedikit kecewa juga, karena identitas keduanya diketahui semua orang. Itu semua tidak sesuai dengan apa yang mereka bicarakan saat itu juga.

Banyak orang yang menarik kembali komentar buruk pada Sowon dan ada pula yang meminta maaf.

Dan, kasus perusakan mobil dan teror dirumah Sowon? Pelakunya sudah ditangkap oleh kepolisian.

Mengapa sangat cepat? Bukannya jika penyelidikan itu butuh waktu lama? Namun, mengapa ini hanya kurang dari 24 jam?

Karena jaringan yang dimiliki Appa Sowon dan Jungwoo dikepolisian sangatlah banyak dan bukti cctv pun sangatlah jelas sehingga membuat polisi semakin mudah mencarinya. Ada seorang yang mencari tahu kebenaran artikel itu juga.

Dari pihak agensi Jungwoo pun tak diam begitu saja, mereka langsung bergerak—apalagi disaat mengetahui teror yang diberikan oleh seorang pada Sowon.

Kepolisian mengatakan bahwa yang melakukan teror itu adalah dua orang yang sama—perusakan mobil Sowon. Ada dua pelaku dan keduanya adalah siswi sekolah menengah akhir dari salah satu sekolah terkenal di Korea.

Sassaeng Jungwoo,

Mengapa informasi itu tidak diberitahukan Junwoo pada media?

Seperti kutipan agensi diatas, Jungwoo sama sekali tak mau jika urusan pribadinya dipublik ke media, apalagi jika urusan keluarga.

Jungwoo tersenyum lega setelah melihat pengumuman yang disebarkan oleh agensinya dan juga komentar baik dari para penggemarnya pada dirinya dan sang nuna. Walaupun dirinya mendapat sedikit teguran keras dari agensi tentang aktivitasnya malam itu.

Yang paling lega lagi, ketika mengetahui bahwa pelakunya bukanlah penggemar dirinya melainkan sassaeng.

Jungwoo
: Nuna, mianhe-yo. Nanti Kita bertemu lagi, yaa.
: Nanti Aku yang mentraktir dirimu, jangan lupa jaga kesehatanmu.
: Aku sayang Nuna <33

Senyuman lebar terpapar diwajah Sowon setelah membaca pesan yang diberikan oleh Jungwoo. Rumor ini adalah masalah awal bagi dirinya, tapi bisa-bisanya ia dirumorkan berkencan dengan adik sendiri. Huft, menyebalkan.

Off. . .






















































































































































































































_______________________________________

flashback nya sampe sini, ya. Untuk next part nanti itu lanjutan part 20, yaaa.

sekian
gmn? lanjut?
see u mingdep oi :)

+ don't forget vote and comment in this chapter, hyung

Gomawo,
Nhzvismineok

Continue lendo

Você também vai gostar

45.1K 4.3K 28
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
409K 33.1K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
190K 18.9K 40
Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv...