Rensha TFALV [END] -by Akhley...

By Akhleya

3K 2K 466

Rensha -by Akhleya (Varren Dan Alesha) Dihari yang sangat indah, dimana terukirnya jalinan cinta lewat perma... More

Prolog
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 21
Episode 22
Episode 23
Episode 24
Episode 25
Episode 26
Episode 28
Episode 29
Episode 30
Episode 31
Episode 32
Episode 33
Episode 34
Episode 35
Episode 36
Episode 37
hai
Episode 38
Episode 39
Episode 40
Ending

Episode 27

42 37 13
By Akhleya

Hai semuanya!

Apa kabar? Semoga pandemi cepet kelar, aminn

Apa alesan kalian masih stay dan tetep baca cerita Rensha?

Spam emot 💗 dulu bosqueee

-Happy Reading-

-
-
-
-
-

[Spesial Liburan]

"Bersiaplah untuk seharian di wahana yang mendebarkan, tempat-tempat menarik dan pertunjukan menarik di Taman Bermain Everland dengan panduan lengkap dari KKday untuk taman hiburan terbesar di Korea Selatan!" Jerit lee Hanna menggunakan mic didepan bis

"YEYYYYYY" seru semua murid penghuni bis.

Hari pertama ini, seperti yang dijadwalkan, tempat wisata pertama yang dikunjungi adalah Everland.

Srthhh....

Pintu bis terbuka otomatis saat telah sampai didepan wisata ini. Sungguh elok!.

Everland

Semua peserta memasuki area Everland. Sungguh menakjubkan!.

"Sumpah deh bagus banget!" Teriak Ala seperti orang kesurupan

"Norak banget, malu-malu in anak mipa" sindir Yhena

"Gue lagi mau liburan ya, sok atuh lo mau ngapain aja gue nggak peduli" sewot Ala mengibaskan rambutnya.

"Sumpah deh sombong banget, mana jalan kaya model tata busana, make up tebel! Ga cocok lagi!" Murka Yhena

"Najis" imbuhnya

"Perasaan lo juga berpenampilan sama deh kaya Ala" batin Alesha tertawa geli

"Bercanda ya allah" imbuh batinnya.

Pritt!

"Anak-anak mari berbaris mengambil tiket" perintah Pak Lana, semua sangat cepat membentuk barisan.

Disuruh upacara banyak yang telat, disuruh literasi banyak yang keluar barisan, giliran kaya gini aja rajin, dasar anak SMA.

Tiket satu persatu diberikan kepada seluruh siswa-siswi, waittt, mengapa negara Korea Selatan begitu aesthetik? Bahkan hanya sepotong tiket sudah terlihat elok.

Tiketnya

"P SAYA BERDOA BIAR KETEMU SONGKANG" teriak Yhena menggadahkan tangannya bak berdoa sebagai hamba allah.

"Singkong? Di Jakarta banyak ngapain nyari di Seoul" protes Dinka

"Dinka, bukan singkong, tapi Songkang" jelas Yhena lemah gemulai

"Songkang apaan? Patung manequein?" Tanya Dinka

Buset, kalo bukan cowok yang gue suka, udah gue tabok dari tadi lo Din! Pikir Yhena

"Bukan Dinkaaa, Songkang itu aktor, gan--"

"Tau Alesha nggak Yhen?" Tanya Varren memotong obrolan Yhena dan Varren

"Sebenernya gue capek ndengerin lo nanya Alesha mulu Ren, tapi yaudah sih, dia lagi di sana tuh! Sama temen-temen lo" jawab Yhena menunjuk segerombolan Jordan, Renal, dan Dijo yang berdiri didepan Alesha. Mengapa cuaca langsung begitu panas? Padahal langit masih berwarna biru cerah.

Varren segera berjalan mendekati Alesha dari belakang.

"Lo pada ngap--" suara Varren terhenti ketika mendengar suara Alesha

"Satu, dua, cisss" kata Alesha, ia sedang memfotokan Jordan, Renal dan Dijo dipojok bangunan tembok dekat permainan.

"Thanks Sha, btw dicariin tuh" goda Jordan menunjuk Varren yang berada dibelakang Alesha. Saat Alesha berbalik, bukannya menyapa, Varren malah terdiam

"Manis banget, lebih manis dari kopinya ayah" batin Varren

"Ada apa Ren?" Tanya Alesha

"Sha, masalah gue sama Ala itu--" suara Varren terpotong

"Gue mau bahagia liburan dulu, cemburunya nanti aja" sela Alesha berjalan menjauh

"Cem....bu...ru?" Batin Varren tersipu malu

"Lo pake blush on Ren?" Tanya Renal menepuk pundak Varren, pasalnya pipi sohibnya itu merah sekali! Bak tomat matang dialfamart.

"Sinting lo! Ya kali gue lakik make begituan" elak Varren segera masuk mengikuti gerombolan teman yang mulai menikmati permainan diEverland

"Sha, mau naik itu nggak?" Tanya Varren menunjuk satu wahana permainan

Permainannya

"Gamau gamau!!" Jerit Alesha. Melihatnya saja sudah membuatnya merinding. Bulu kuduknya berdiri menlihat permainan didepannya ini

"Ga papa, gue jagain" ajak Varren lagi

"Serem, gamau" elak Alesha lagi

"Bagus Sha, uji nyali" tawar Varren lagi

"Kalo nggak mau ga enggak!" Bentak Alesha. Oke, cewek selalu menang pada akhirnya. Hayuk! Emansipasi wanita indonesia!

"Yaudah ayo liat yang lain" ajak Varren yang pada akhirnya mengalah

"Lo kenapa sama gue? Kenapa nggak sama Ala aja? Toh dia ju--" ucapan Alesha terpotong

"Katanya nggak mau bahas Ala" sindir Varren cemberut.

Siapapun tolongin Alesha! Varren lucu banget, ayo ambil karung kita terbang keindonesia, saya bawa pulang  kamu Ren.

"Yaudah" jawab Alesha tenang. Padahal hatinya masih maraton 200 kilometer dari tempatnya, jantungnya masih berlarian ingin meledak rasanya.

"Ini aja Sha, mau nggak?" Tanya Varren saat bertemu wahana permainan kedua

Permainannya


"Ampun deh, nggak berani" elak Alesha. Sungguh, bahkan permainan naga dipasar malam Jakarta saja Alesha tidak pernah menaiki. Apalagi ini?

"Ayolah, ini lebih ringan daripada yang tadi" ajak Varren

"Nggak ah Ren, lo aja gue nggak berani, gue nunggu disini aja" tawar Alesha, ayolah ini benar-benar membuat Alesha gugup setengah mati.

"Ayo Sha, gue jagain kok, tenang" ajak Varren tulus, mengapa wajahnya secepat kilat bisa menghilangkan rasa takut Alesha? Wajah baik yang pertama kali ia lihat saat ketakutan kemarin, dan wajah baik yang ia temukan pagi ini. Sungguh, takdir allah tak pernah salah.

Mungkin benar, Alesha harus mencoba.

"Hm...ayo" rintih Alesha

"Asik! Ayo!" Girang Varren segera menarik tangan Alesha ke dekat wahana permainan. Menggengam tangan Alesha benar-benar membuat tubuhnya meronta-ronta.

Otak : jangan dilepaskan
Hati : saya tidak kuat
Wajah : saya terbakar, merah sekali, ayo lepaskan
Tangan : masih menggengam

Alesha mulai menarik tangannya, ia mau mengambil barang ditas nya. Dua pasang sarung tangan berwarna hitam.

"Varren, mau pakai nggak?" Tanya Alesha menunjukkan dua sarung tangan itu disamping pipi kanan dan kirinya, sungguh lucu!.

"Mau mau, mau bangett. Apalagi lo pakein" batin Varren

"Boleh" jawab Varren kalem.

P KOK BISA PURA-PURA B AJA, KALEM GITU????
PERASAAN MANUSIA NORMAL KALO KETEMU CRUSH NYA LANGSUNG SALTING, MELETOY, MELEYOT DITEMPAT. Yang setuju bilang yes dikomen.

"Ini pakek nya gimana sih" kesal Varren pura-pura kebingungan. Dan dengan gampangnya Alesha percaya, ia segera membantu memakaikan sarung tangan ditangan Varren.

"Gini lho Ren" sela Alesha ditengah memakaikan

"Gemes banget, boleh saya milikin nggak?" Batin Varren tersenyum miring

"Perasaan gue kalo lagi sama Alesha mbatin mulu dah" batin Varren terkekeh kecil

"Bagus kan?" tanya Alesha sesaat setelah kelar memakaikan serung tangan.

"Bagus, makasih ya, yaudah ayo naik" ajak Varren. Mereka segera menaiki wahana permainan ini. Sungguh menyenangkan ternyata, berteriak juga diperbolehkan, sungguh wahana yang tepat untuk mengekspresikan saat depresi, murka, marah, atau cemburu. Dijamin manjur.

Setelah turun, keduanya duduk dikursi tunggu, melihat teman-teman yang lain yang tengah bermain wahana.

"Gue pengen diposisinya Varren sekarang" batin Dinka menatap keduanya

"Mengapa memerankan second lead begitu menyakitkan?" Imbuhnya

"Apakah gue masih bisa menyukai Alesha seterusnya?"

"Apakah perasaan ini akan bertahan selamnya?"

"Oy!" Sentak Yhena menyadarkan Dinka. Untung ada Yhena, walau sedikit merepotkan dan rempong, namun ia bisa menghibur Dinka dari rasa sakit hatinya karna ulah Alesha.

"Kemana lagi Sha?" Tanya Varren

"Emmm" jawab Alesha berpikir, setelah ingat satu hal ia mengeluarkan kertas dari tasnya. Sebuah peta Everland keluar daru kantong ajaib itu. Alesha segera mengambilnya dengan tangan yang masih berbalut sarung tangan hitam.

Peta

"Rumit banget kaya cintaku ke kamu" rintih Alesha yang masih bisa didengar Varren

"Apa?" Tanya Varren memastikan pendengarannya

"Ini lho, petanya rumit banget" jawab Alesha

Oke, Varren salah dengar sepertinya.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

"19 Agustus, makan besar pukul---" suara Ala yang tengah membaca jadwal kegiatan terpotong

"Plis deh, lo itu brisik banget! Gue mau istirahat" bentak Yhena yang masih tiduran sore ini, sekedar menunggu malam didalam kamar hotel.

"Yhen, mau keluar nggak?" Ajak Alesha

"Sama gue aja!" usul Ala mengacungkan jari. Sebenarnya malas jika keluar dengan Ala, tapi bagaimana lagi, kasian juga.

"Boleh" jawab Alesha. Keduanya segera keluar kamar, melewati lift dan duduk dikursi lobi. Menatap betapa banyak cowok tampan diKorea Selatan, bayangkan saja, setiap manusia disini terlihat tampan semua, bahkan seorang office boy (OB) masih saja terlihat bagus. Wajar saja, disini udaranya dingin, lembab, dan bagus untuk kulit, maka dari itu kulit mereka putih bersih semua.

"Sha, lo mau nggak cerita in tentang Varren ke gue?" Tanya Ala

"Kenapa?" cetus Alesha tak suka

"Gimana ya, gue itu suka sama dia. Dan gue yakin juga dia suka sama gue, tapi dia malu-malu gitu masak tadi pas diEverland gue ajak main wahana bilangnya males" curhat Ala

"Varren malesnya sama lo, bukan sama wahananya" decak Alesha kesal

"Gue mau kekamar duluan" imbuhnya berdiri dari kursi

Bruk!

Alesha tak sengaja menabrak seseorang, Hito.

"Gue tau dia nggak salah, tapi karna dia gue jadi kebayang-bayang Ara terus" batin Hito

"Permisi" pamit Alesha pergi. Tangannya gemetaran mulai beranjak menjauh. Rasanya ketakutan kemarin masih melekat, kejadian kemarin seperti direka ulang dipikiran Alesha.

"Oke lo duduk sini, cepet!" Bentak Ala pada Hito. Bisa-bisanya Hito menuruti perintah Ala, ada apa?.

"Sha? Lo kenapa?" Tanya seorang lelaki datang. Bukan Varren, namun Dinka. Wajah nya begitu adem saat dilihat.

"Emm...emm gapapa kok Din" jawab Alesha kikuk bukan main

"Duduk dulu sini" ajak Dinka menyuruh Alesha duduk disampingnya. Disofa pojok lantai tiga.

Dinka


"Kamu kenapa lesu gitu?" Tanya Alesha

"Seharian nahan rasa cemburu" batin Dinka

"Laper hehe" jawab Dinka asal

"Sabar aja, bentar lagi kan perjamuan makan besar" saran Alesha

"Iya Sha, lo abis ngapain dilobi?" Tanya Dinka

"Nyari angin" jawab Alesha

"Dikamar lo anginnya abis dimakan Yhena ya? Lobang idung dia gede soalnya" ledek Dinka

Mengapa Dinka bisa sangat mudah membuat Alesha melupakan perihal Hito? Ia bisa membuat Alesha tertawa bahagia sekarang. Dinka sangat ingin melihat Alesha bahagia, tersenyum gembira seperti sekarang, senyumnya sungguh candu.

"Kenapa lo bisa sebahagia itu sama Dinka?" Tanya Varren, ia dari tadi memcari-cari Alesha. Dan ini ujungnya. Ia hanya bisa memandangi sosok yang ia cari dari jauh.

°•°•°•°•°•°•°•°•°

Saat ini Alesha sedang duduk di kursi depan spanduk bertuliskan perjamuan makan SMA British School menggunakan bahasa hangeul. Sesudah ia minum coca cola sebentar tadi, senyumnya mengembang karna ulah seorang lelaki yang baru memasuki area makan. Varren.

Senyumnya Alesha

Sesaat setelah mata mereka dipersatukan, langkah Varren terhenti.

Bisa tidak Varren kayang sekarang?

Gadis itu benar-benar telah menguasai hati Varren, sungguh hebat! Hati yang bertahun-tahun beku karna ulah bundanya, sekarang bisa meleleh karna gadis yang tengah duduk didepannya.

Brak!

Suara kegaduhan ditengah perjamuan makan terjadi, pelakunya adalah Yhena dan Ala. Dari sorot mata Yhena, ia benar-benar marah. Rahangnya mengeras.

Yhena

"Lo jancoeg!" Bentak Yhena, sepertinya tadi Ala menggoda Dinka, membuat Yhena murka. Namun mengapa Ala merayu Dinka? Apa ia telah menyerah mendapatkan  Varren?

"Lo anak baru nggak usah belagu!" bentak Yhena

"Anak dekil kaya lo, berani-beraninya" hina Yhena

"Centil banget, lo punya harga diri?" tanya Yhena penuh akan makna, sindiran lebih tepatnya.

"Gue peringatin sekali lagi, JAGA SIKAP LO!" murkanya karna belum mendapat jawaban.

"Apaan sih, gajelas" bela Ala menghindar.

Cplasss

Suara tamparan keras menghantam gendang telinga para penonton, bukan Ara korbannya, juga bukan Yhena pelakunya. Melainkan Hito yang dengan sengaja menampar adiknya sendiri. Yhena.

"Lo apa-apaan?" Tanya Yhena tak percaya, seluruh siswa disini tidak tau mereka kakak beradik, maka Yhena bersabar untuk tidak membahas jika ia adiknya.

"Lo jangan pernah ganggu Ala!" Murkanya segera pergi. Aneh, dari sorot matanya Hito terlihat sayang dan tidak tega terhadap Yhena, tapi dari mulutnya ia sangat marah.

Byurrr

Ala mengambil kesempatan menyiram Yhena dengan coca cola dimeja sebelahnya. Yhena tak berkutik, masalah menyiram tak apa, ia bisa balas dendam nanti. Namun tadi apa? Kakaknya menamparnya? Hanya karna Ala? Ada apa? Apa kak Hito menyukai Ala? Tidak mungkin! Hito sangat benci dengan Ala!

"Yhen..." panggil Alesha membawa Yhena pergi dari kerumunan, dan mengundurkan diri dari pandangan para pengunjung lain. Alesha segera membawa Yhena kekamar, untuk menganti baju dikamar mandi.

"Lo nggak apa-apa?" Tanya Alesha, sesaat setelah Yhena kelar mengganti bajunya. Mereka berdua tengah berada disofa kamar

Wajah Yhena berbeda sekali, ia terlihat kecewa, sangat kecewa. Mungkin ia berpura-pura tangguh, namun sorot mata dan air mata tak bisa membohonginya.

"Jangan deket-deket Hito, dia bahaya" saran Alesha mengelus rambut Yhena.

"Hito dikenal sebagai kapten basket yang keren disekolah, kenapa Alesha bisa ngomong Hito bahaya?" Batin Yhena, ia mulai mengingat satu hal,

"Alesha, dia pingsan dilantai, persis kaya Ara waktu itu" crita Hito

"Alesha? Ngapain dia di bar punya lo?" Tanya Yhena

"Oh iya, Alesha ada dibar waktu itu, apa gue tanya kenapa dia ada disana? Ah gausah, toh Alesha udah cap buruk kak Hito, kalo dia tau gue adiknya, dia pasti bakalan jauhin gue, dan gue ga bakalan bisa deket sama Dinka tanpa dia" batin Yhena

"Gue nggak nyangka Hito tega nampar gue" kata Yhena dengan air mata yang membendung. Arti kata Hito disini adalah kakak semata wayang. Bagaimana perasaannya saat ini? Hancur! Benar-benar hancur! Kecewa sekali dengan Hito.

Yhena


"Jangan sok kuat, kamu kalo mau nangis, nangis aja" saran Alesha.

Oke, sekarang Alesha menyesal mengatakan itu. Satu detik setelah sarannya didengar Yhena, ia menangis sekuat-kuatnya, menarik rambut Alesha dan menangis dipunggung gadis itu. Sweeter hitam Alesha basah kuyup, rambutnya acak-acakan dan lelah sekali dengan Yhena yang menguncang tubuhnya karna kesal dengan Hito. Mengapa Alesha jadi pelampiasan? Ah bodo amat, teman lebih penting sekarang.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Pagi ini, tepat tanggal 20 Agustus kunjungan kedua dimulai, yaitu Pulau Jeju. Tempat wisata yang benar-benar menjadi favorit kaum wisatawan. Keindahan Pulau Jeju sangatlah menarik perhatian, walau jaraknya cukup jauh.

Kerena hari ini pergi ke lokasi wisatanya agak jauh, para siswa diperkenankan untuk memakai seragam SMA saja, karna untuk jaga-jaga agar tidak ada siswa yang hilang.

"Sha, makasih ya kemaren gue liat lo nolongin Yhena" kata Reyfan menghampiri Alesha yang tengah duduk dilobi, menunggu bis pariwisata untuk datang. Padahal masih lama.

"Masih belum nyerah dapetin Yhena?" Tanya Alesha, pasalnya Alesha tau betul jika Yhena sangat mencintai Dinka.

"Ya belum lah, hehehe" jawab Reyfan menyengir. Nyaman sekali melihat senyuman Reyfan, sahabatnya dari kecil. Sungguh imut.

"Bentar ya gue mau ambil minum didalem" pamit Reyfan pergi, tangannya melambai disertai senyuman indah kala pagi ini menerpa.

Reyfan

"Sha liat, gue pakai jaket yang  lo kasih" kata Reyfan saat kembali dari arah tempat minuman. Ia memperlihatkan jaket yang dulu sempat Alesha belikan.

"Wihh, cocok!" Seru Alesha memberikan dua jempol.

"Sha..." panggil Reyfan saat terpukau melihat seseorang dari arah luar hotel

"Apa?" Tanya Alesha

"Yhena cantik banget ya ampun" dengan lemah, letih, lesu, loyo, Reyfan duduk dikusi sebelahan dengan Alesha. Menatap Yhena yang dari tadi berdiri mengaca dikaca mobil depan hotel. Entah mobil milik siapa, mungkin milik pengunjung lain hotel ini.

Yhena

"Iya, hari ini Yhena cantik banget ya" jawab Alesha. Sepertinya saran Alesha yang kemarin mengatakan bahwa sebaiknya Yhena mengurangi ketebalan dandanannya cukup manjur, hari ini ia lebih cantik dengan riasan ringannyannya.

Semakin lama, para siswa sudah mulai berkumpul semua didepan hotel. Tiba-tiba penghuni mobil yang ada disamping Yhena keluar, ia meniup terompet berwarna emas.

Prittt!

"Siapa itu?"

"Gue kira pak Lana njing"

"Bukan njems"

"Mau ngapain ya?"

"Mana gue tau emang gue cenayang"

"Hustt diem dah, liat yang dia lakuin"

"Cuma diem doang"

Sedikit cuplikan kegaduhan pagi ini.

Tak lama kemudian truk datang. Wait, ini bukan truk biasa, truknya berisikan gambar Alesha disana, dengan tulisan happy birthday menggunakan bahasa korea. Alesha bersikecap diam, ia terpaku melihat hal ini.

"Happy birthday" bisik seorang lelaki tepat ditelinga Alesha. Pelakunya bukan lain dan tak bukan adalah Varren.

Bahagia sekali Alesha hari ini, semoga ini bukan akhir dari kebahagiaan dalam hidupnya.

Semua siswa mulai menghampiri saat truk itu memberikan coffee gratis dan makanan gratis dengan diatas namakan ulang tahun Alesha.

"Lo nyiapin ini semua?" Tanya Alesha

"Iya Sha" jawab Varren kalem

"Gue aja lupa ulang tahun lo, tapi--" suara Alesha terpotong

"Daripada bawel, mending nyobain ini" tawar Varren memberikan satu cup minuman. Sungguh enak!.

"Makasih ya" kata Alesha dengan senyum indahnya

"Gue seneng kalo lo bahagia" ucap Varren sarat akan makna

"Mau foto bareng truknya nggak?" Tanya Varren

"Maunya sama lo aja" jawab Alesha

Astaufirulah boleh tidak arwah Varren diam ditempat? Arwahnya langsung kalang kabut ingin terbang pergi dari raganya.

"Sha...stop bikin gue baper" pinta Varren disusul gelak tawa Alesha

"Yaudah, gue foto disini ya!" teriak Alesha berlari ke pojok truk. Varren segera mengambil ponselnya dari sakunya.

"Satu, dua, cisss" kata Varren bak fotografer handal.

Alesha

Lihat! Bagaimana arwah Varren tetap diam ditempat saat melihat begitu menggemaskannya Alesha?

Ayo pulang ke indonesia, saya nikahin kamu. Pikir Varren

°•°•°•°•°•°•°•°

Hari yang sangat menyenangkan, mengapa pulau Jeju sangat indah? Wah begitu beruntung siswa SMA British School bisa kesana.

"Ren, galeri gue sampai penuh" keluh Dinka mengscroll ponselnya

"Lo sih cekrak cekrek mulu" sewot Varren. Mereka sedang berada di bis untuk perjalanan pulang ke hotel.

"Gerah banget gue hadeh" keluh Reyfan melepas jaketnya, menyisakan kaos putih panjang yang berkeringat. Ia dari tadi berlarian mengejar anjing imut diperhentian pertama, mungkin itu cukup menjadi alasan ia gerah sekarang.

"Sha, tadi Dinka nyuruh gue katanya lo diajak sama dia ke taman belakang hotel" bisik Reyfan kepada Alesha

"Ada apa?" Tanya Alesha

"Gatau tuh, btw happy birthday sahabatku" kata Reyfan mencubit pipi gadis kecil didepannya

"Reyfan!" Jerit Alesha, cubitan Reyfan sangat sakit. Ia jahil sekali.

"Hadiah ulang tahun itu" ledek Reyfan tertawa puas.

Reyfan

°•°•°•°•°•°•°•°

Sore ini cuaca sangat bagus, seperti embun pagi. Langit tidak berwarna coklat, melainkan masih cerah sentosa. Alesha melangkahkan kaki menuju taman belakang hotel, cukup besar ternyata.

"Sha!" Panggil Dinka melambai, ia tengah duduk dirumah kayu yang cukup besar disana, wah hotel ini sangat bagus!.

"Sejak kapan lo tau ada tempat kaya gini?" Tanya Alesha celingukkan melihat keadaan rumah kayu disekitar taman. Terlihat nyaman.

"Sejak tadi, hehehe" kekeh Dinka

"Happy birthday ya Sha, sorry gue nggak sempet nyiapin hadiah. Tapi gue punya sesuatu buat lo" kata Dinka. Ia segera membuka tas hitam disampingnya, barang berwarna coklat itu keluar, sebuah gitar ia pegang dan pangku dipahanya. Mulai memetik senar yang mengeluarkan suara khas gitar. Dinka mulai mengeluarkan suaranya,

"Waw..." Alesha terdiam, ternyata suara Dinka sangat bagus, ia menyanyikan lagu indonesia yang Alesha suka, bagaimana bisa dia tahu?

Tolong katakan pada dirinya.....
Lagu ini kutuliskan untuknya....
Namanya selalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu
Ucap maukah denganku....


Dinka menyanyikan ini bukan karna tau lagu favorit Alesha, namun ini adalah salah satu lagu yang mewakili perasaannya, perasaan yang ia bendung selama ini. Sebenarnya sakit, namun Dinka harus menahan dirinya. Ia tak mau menyakiti Varren, keluarga Varren penyelamat keluarga Dinka, ayah Varren memperkerjakan ayah Dinka sebagai sekertaris dikejaksaan, ibu Varren sering mengajak ibu Dinka untuk pemotretan, dan Varren, tak terhitung jasa dan pengorbanan yang ia berikan pada Dinka. Dinka tau diri, dari banyaknya pengorbanan Varren, ia akan membalasnya dengan tidak merebut Alesha darinya, walau itu sulit dan menyakitkan. Itulah komitmen Dinka.

Dinka


"Makasih banget ya Din, suara kamu bagus banget" kata Alesha tersenyum lebar dikala Dinka selesai menyanyikan sebuah lagu.

"Oh, disana ternyata" guman Varren melirik keduanya, tatapannya kosong, ia hanya bisa menghela nafas berat, ia sembari tadi memcari-cari Alesha. Dan ini ujungnya. Ia hanya bisa memandangi sosok yang ia cari dari jauh, lagi.

°•°•°•°•°•°•°•°

Spam emot 💗 dulu bosqueee

Satu vote dari kamu memperindah crita ini

Hari ini saya berbaik hati memberikan banyak foto untuk kalian.  Ayo komen, vote, dan share sebanyak-banyaknya!!!!

Jangan lupa vote yah!!

Love you all and see you next part-!!💗

Continue Reading

You'll Also Like

STRANGER By yanjah

General Fiction

275K 31.3K 36
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
565K 4.6K 17
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
42.3K 2.6K 18
Akankah lian kembali membuka hati untuk salma? ikuti cerita aku terus yaa
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

105K 16.1K 43
hanya fiksi! baca aja kalo mau