NERD

By retnoo_s

3.3M 317K 7.9K

[SUDAH TERBIT] Beberapa part sudah dihapus ____ Kutu buku, tidak menarik, cupu, gadis lemah. Seperti itulah y... More

Prolog
Nerd | 01
Nerd | 02
Nerd | 03
Nerd | 04
Nerd | 05
Nerd | The Secret 1
Nerd | The secret 2
Nerd | 06
Nerd | 07
Nerd | 08
Nerd | 09
Nerd | 10
Nerd | 11
Nerd | 13
Nerd | 14
Nerd | 15
Nerd | 16
Nerd | 17
Nerd | 18
Nerd | 19
Nerd | 20
Nerd | 21
Nerd | 22
Nerd | 23
Nerd | 24
Nerd | 25
Nerd | 26
Nerd | 27
Nerd | 28
Nerd | 29
Nerd | 30
Nerd | 31
Nerd | 32
Nerd | 33
Nerd | 34
Nerd | 35
Nerd | 36
Nerd | 37
Nerd | 38
Nerd | 39
Nerd | 40
Nerd | 41
Nerd | 42
Nerd | 43
Nerd | 44
Nerd | 45
Nerd | 46
Nerd | 47
Nerd | 48
Nerd | 49
halo
numpang

Nerd | 12

56.9K 6.6K 202
By retnoo_s

Leta menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke samping kanan ketika seorang lelaki menghentikan motornya tepat di sampingnya. 

“Oii,” ucap lelaki itu sembari melempar helm ke arah Leta. Leta yang tidak siap menerima helm itu pun sedikit oleng saat menangkap helm.

 “Naik,” ucap lelaki itu lagi. Leta hanya mengernyitkan dahinya. Beberapa detik kemudian, dia mendengar dengusan yang keluar dari mulut lelaki itu. Lelaki tersebut melepaskan helm full face-nya, menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari tangannya. Lelaki itu, Devin.

“Lo tuli apa gimana sih?! Cepetan naik!” Leta semakin menyatukan alisnya.

Nih cowok ngajak gue pulang bareng, apa ngajak berantem?

Leta yang tak kunjung bergerak membuat Devin menghela napasnya panjang. “Sini,” Leta menurut, melangkah untuk lebih mendekat ke Devin.

“Kalo nggak bisa make helm, bilang, jangan diem doang!” ucap Devin sembari memakaikan helm pada Leta. Tentu saja hal itu membuat Leta sedikit terkejut, dan beberapa siswa yang berada di depan gerbang pun terkejut melihat perlakuan Devin.

“Udah, sekarang naik.”

“Kamu, ngajak aku pulang bareng?” Entah sudah keberapa kali, hari ini Devin menghela napas gara-gara gadis yang sekarang berada di hadapannya.

“Menurut lo? Gue ngajak lo tawuran?” Leta terkekeh. Devin mencibir, memangnya, apa yang lucu dengan ucapannya barusan?

“Udah cepetan.” Sebelum emosi Devin benar-benar meledak, Leta menurut untuk naik ke jok motor lelaki itu. Devin memakai helm nya kembali, lalu mulai menjalankan motornya meninggalkan sekolah.

“Vin, aku boleh nanya?” tanya Leta ditengah perjalanan. Devin mengangguk sebagai persetujuan.

“Apa bener, kamu tadi di kelas ngancam anak-anak buat nggak gangguin aku lagi?” Devin mengangguk membenarkan.

“Alasannya? Kok, tiba-tiba kamu kayak perhatian gitu ke aku? Terus, kenapa kamu tiba-tiba nganterin aku pulang? Kamu ngelakuin ini semua karena apa?” 

“Nggak boleh?” Devin merespon cepat.

“Eh, bo-boleh sih. Ta-tapi kan, aku pengin tau alasan-”

“Ya udah.”

“Hah?” Leta menyatukan alisnya bingung. 

Lain halnya Devin, lelaki itu melihat pantulan wajah Leta dari spion motor. Dia langsung menyunggingkan senyum saat melihat raut wajah bingung Leta. Lucu, pikirnya.

Tunggu, kalo Devin nganterin gue pulang, dia bakalan tau dong, kalo gue kembarannya Leo? Leta menggelengkan kepala. Tidak, Devin tidak boleh mengetahui itu.

“Devin, berhenti!” Devin menghentikan motornya secara mendadak karena ucapan Leta. Kemudian Leta langsung turun dari motor milik Devin.

“Kenapa? Udah sampe di rumah lo?” Leta mengarahkan bola matanya ke segala arah, dia bingung akan mencari alasan apa.

“Rumah aku di sekitar sini.” Devin mengamati sekitar, gadis di hadapannya berbohong? Mana mungkin rumahnya ada di sekitar sini, Devin tahu betul daerah yang mereka pijak saat ini. Tidak ada perumahaan di sekitar sini, karena di sini hanya ada bekas pabrik yang sudah tak terpakai.

“Lo yakin?” tanya Devin, bisa dilihat jika Leta sedikit gugup.

Leta mengangguk mantap. “Iya, rumah aku di dekat sini. Aku bisa jalan kaki aja dari sini.”

“Gue anterin sampe rumah.” 

Leta langsung menggelengkan kepala. “Gang menuju rumahku sempit. Jadi, motor nggak bisa masuk ke sana.” Devin megamati wajah Leta, kemudian mengangguk. 

“Ya udah, gue pergi dulu.” Leta langsung tersenyum. Detik berikutnya, Devin langsung menancap gasnya pergi dari hadapan Leta.

Akhirnya, Leta bisa bernapas lega sekarang. Dia mengamati sekelilingnya yang nampak sepi, kenapa dirinya begitu bodoh menyuruh Devin menurunkannya di sini? Leta merogoh tasnya berniat untuk mencari ponsel. Setelah menemukan ponselnya, dia mencari kontak kembarannya.

“Jemput gue sekarang!” ucap Leta saat teleponnya tersambung. Detik berikutnya, dia langsung memutuskan sambungannya.

***

Setelah dirasa sudah cukup jauh dari tempat dia menurunkan Leta, Devin menghentikan motornya. Dia mengamati Leta dari kejauhan, Devin merasa ada yang aneh.

Bukannya dia tidak percaya pada Leta, tapi kawasan di sini sepi. Dan dia tidak ingin hal yang tidak diinginkan akan menimpa gadis itu. Devin berpikir untuk mengamati gadis itu diam-diam, setidaknya sampai gadis itu melangkah ke arah yang lebih ramai.

“Tuh, cewek beneran rumahnya di sekitar sini?” gumam Devin.

Dia masih saja fokus melihat Leta dari kejauhan, mengapa gadis itu diam saja di sana? Saat Devin hendak menghidupkan motornya kembali untuk menghampiri Leta, aksinya terhenti karena sebuah motor yang sangat dia kenali berhenti di tempat gadis itu berdiri.

Lelaki itu sahabatnya, Leo. Bisa dilihat, senyum Leta langsung terbit ketika Leo datang. Devin masih setia mengawasi Leta dari tempatnya. Devin melihat Leta tanpa ragu menaiki motor sahabatnya itu. Dan yang membuat Devin membulatkan matanya adalah, Leta yang tanpa disuruh langsung melingkarkan tangannya pada perut Leo.

“Cih, apa-apaan mereka. Jadi selama ini, mereka punya hubungan yang nggak diketahui orang lain?” Devin mencibir, detik berikutnya tersenyum kecut.

***

Setelah sampai di rumahnya, Leta langsung membuang tasnya asal. Kemudian langsung menghamburkan dirinya ke atas sofa, dia memposisikan tubuhnya terlungkup di atas sofa dengan kakinya yang dihentak-hentakkan.   

“Lo kenapa sih, Ta?” tanya Leo yang terheran melihat kembarannya yang misuh-misuh.

Brukk

Bukannya mendapat jawaban, Leo malah mendapat bantal terbang yang mendarat mulus di wajah tampannya. Siapa lagi pelakunya jika bukan Leta, kembarannya yang tidak mempunyai akhlak.

“Lo kenapa jemput gue lama banget sih?! Kalo gue tadi diculik gimana?” Leta merubah posisinya untuk duduk, dia menatap sengit ke arah kembarannya. Yang ditatap hanya memutar bola matanya malas.

“Gue langsung otw pas di telfon lo. Lagian, lo ngapain sih di jalan yang sepi kayak gitu?” sahut Leo, kemudian mendudukkan bokongnya di samping Leta.

“Tadi Devin mau nganterin gue pulang-”

“Terus, ngapain jadi lo ditinggal di jalan sepi kayak gitu?” tanya Leo memotong ucapan Leta yang belum selesai.

“Ish! Dengerin dulu makanya!” Leo mengangguk.

“Ya lo tau kan, kalo gue ini lagi nyamar. Kalo dia nganterin ke sini, dia bakal tau dong kalo gue kembaran lo. Bisa hancur usaha gue selama ini.”

“Lo jadi cewek jangan bego-bego banget bisa nggak sih? Lo masih punya otak buat mikir kan? Emang nggak bisa, milih jalan yang lebih ramai sedikit daripada jalan yang tadi?” Leta menatap sengit ke arah lelaki jangkung di sampingnya.

“Ya gue kan- ah, udahlah.” 

“Pokoknya lo yang salah.” Leo menatap tidak percaya. Apa-apaan dirinya yang disalahkan? Perasaan dia tidak melakukan kesalahan sama sekali.

“Kok jadi gue? Emang gue salah apa coba?” Bukannya menjawab, Leta malah menendang Leo sampai membuat lelaki itu tersungkur ke lantai.

Astaghfirullah, Ta. Gue salah apasih sama lo.” Leo mengusap dadanya untuk mencoba bersabar.

“Lo lagi pms, yah?”

“Iya!” jawab Leta sewot. Benar dugaannya, sikap Leta memang selalu menyebalkan jika sedang kedatangan tamu setiap bulan.

Dan Leo adalah sasaran empuk bagi Leta untuk melampiaskan amarahnya. Sabar, hanya kata itu yang mampu Leo ucapkan di dalam hatinya.

“Beliin pembalut sana! Inget, yang ada sayapnya.” Leo membulatkan matanya.

“Kenapa gue?” Leta langsung menatap horror ke arah Leo. Jika kembarannya sudah menatap dirinya seperti itu, mau tidak mau dia harus menuruti Leta jika masih ingin hidup.










Tbc...

Harusnya tadi malam update, tapi malah ketiduran. Maaf yaa, hehe

Continue Reading

You'll Also Like

384K 17.4K 106
[COMPLETED] Memiliki kekuasaan dan kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan, seperti itulah yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Liara Natala, pr...
559 65 64
Berawal dari seorang Gadis bernama Zahra Aurelia yang datang ke SMA ANGKASA untuk memulai kehidupan baru dan melupakan masalalu keluarganya yang kela...
12.6M 393K 41
"I love you to the moon and back" -Sonya "You are my prettiest nerd" -Dava Sonya Anggia Louisemiller adalah anak bungsu dari seorang pengusaha terkay...
5.3K 314 10
Sebelum baca cerita ini, Di harap Follow akun ini terlebih dahulu Love!! Algio Xlari arcade: seme Jeffio Chrissy: uke Budayakan vote and komen!!! ...