My Roommate Is a Badgirl

By jiaathe

12.6M 1.4M 324K

(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga keba... More

00 - Prolog
01 - Raka Anjing!
02 - Tinggal Se-atap
03 - Keras Kepala
04 - Cewek Nakal
05 - Dahlah, Capek
06 - Iblis Penggoda
07 - Tidur Satu Kamar
08 - Sialan!
10 - Patah Hati Pertama
11 - Bertemu
12 - Menjalankan Misi
13 - Dasar Cowok
14 - Jahat
15 - Hanya Kasihan
16 - Kembali Berulah
17 - Mau Taruhan?
18 - Jadi Baik
19 - Menyesal
20 - Menggemaskan
21 - Rooftop
22 - Gay?
23 - Kejam
24 - Maaf dan Terimakasih
25 - Jarak
26 - Lebih Buruk
27 - Miris
28 - Baikan?
29 - Musuhan, bye!
30 - Ancaman Raka
31 - Milik Raka?
32 - Tidak Boleh
33 - Lo Lucu
34 - Rebutan
35 - Mulai Berubah
36 - Raka Marah
37 - First Kiss
38 - Tidak Kuat!
39 - Terkejut
40 - Pilihan
41 - Cemburu
42 - Mengejutkan
43 - Maaf
44 - Selamat Menderita
45 - Sangsi
46 - Saksi Bucin
47 - Iblis Cantik
48 - Ayo Ciuman
49 - Bingung
50 - Berakhir
51 - Happy Birthday
52 - Pernyataan Terakhir
53 - Kenapa?
54 - Rencana Raka
55 - Ketakutan Agatha
56 - Kecelakaan
57 - Terbongkar
58 - Menyerah
59 - Kehidupan Baru
60 - I Love You
VOTE COVER + GIVE AWAY
61 - Menginap
62 - Hak Milik
63 - Agatha Cemburu
64 - Peluk Cium
65 - Langkah Serius
66 - She's Mine (End)

09 - Toilet Pria

238K 23.2K 292
By jiaathe

Satu minggu berlalu dan kini Agatha sudah kembali bersekolah. Jangan tanya bagaimana cara Agatha menjalani masa skorsnya. Yang jelas dia hampir sakit jiwa. Raka sepertinya memang memiliki dendam terselubung.

Laki-laki itu berprilaku layaknya ibu tiri. Kejam dan tidak memiliki belas kasih. Agatha di tekan agar menjadi lebih baik, tiap gadis itu membuat kesalahan maka dia akan di pelototi tajam lalu di berikan beberapa hukuman ringan.

Agatha juga tidak diperbolehkan keluar rumah selama itu hingga Agatha frustasi. Cara berpakaian, cara berbicara, dan hal lainnya di ajarkan oleh Raka. Meski seperti itu tidak ada satupun pengajaran Raka yang masuk ke dalam otak Agatha. Semuanya hanya masuk telinga kiri lalu keluar lewat telinga satunya.

Agatha tetap akan menjadi dirinya sendiri. Dia tidak akan menuruti perintah Raka atau siapapun. Tidak akan!

Contohnya seperti sekarang, gadis itu baru sampai di sekolah sekitar pukul 8 pagi. Akibat seragam lamanya di buang, Agatha harus pergi ke tukang jahit dulu untuk mengecilkan seragam yang Raka belikan waktu itu.

Meskipun Raka sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk mendidik dan mengajar Agatha, itu sama sekali tidak berpengaruh. Agatha adalah gadis keras kepala yang paling tidak suka di atur. Tidak ada yang boleh mengubah dirinya, Agatha suka dirinya yang apa adanya.

Meskipun harus membuat banyak orang tidak menyukainya. Agatha tidak perduli sama sekali.

Gadis dengan seragam yang pas di badannya itu berjalan santai menuju gerbang belakang, dia merapihkan rambutnya seraya berjalan kemudian mengambil cermin di dalam tasnya. Memperhatikan make-upnya dalam diam, kemudian Agatha tersenyum.

Ini baru dirinya!

Selain seragam, Raka juga menyembunyikan make-up Agatha. Laki-laki itu sangat berniat membuat Agatha setres, tanpa make-up Agatha tidak hidup. Karna itu, Agatha harus merelakan sisa uang jajannya yang belum di potong untuk membeli make-up baru.

Raka sangat menyebalkan. Laki-laki dengan wajah datar itu membuat Agatha berada di ambang batas kesabarannya. Dia kini Agatha malas menatap wajah Raka lagi, bahkan di rumah pun Agatha tidak mau menanggapi ucapan Raka meski tetap melakukan apa yang Raka perintahkan.

"Cih, Raka anjing," gerutu gadis itu.

Dia sudah sampai di gerbang belakang kemudian mendorongnya pelan. Gerbang berukuran kecil ini tidak pernah di kunci dan tempat langganan anak-anak nakal yang suka terlambat sepertinya.

Tidak ada guru yang mengetahui, sebab letak gerbang ini terhalang gedung baru berupa gudang. Dan gerbang ini di buat oleh murid tanpa sepengetahuan mereka.

Langkah Agatha perlahan melambat, dia harus ekstra hati-hati jika sudah memasuki area sekolah. Kadang Raka itu seperti setan, bisa muncul di mana saja dan menangkap basah dirinya.

Agatha mematung, sepertinya dia terkena karma karna mengatai Raka setan. Dari kejauhan dia dapat melihat guru paling galak bertubuh gempal yang berjalan ke arahnya.

Dengan segera Agatha berlari dan bersembunyi sebelum tertangkap basah. Guru itu lebih kejam dari Raka, bisa-bisa Agatha di hukum mengepel seluruh lapangan yang ada.

"Heh, kamu terlambat ya?!"

Teriakan itu membuat Agatha berlari secepat mungkin, untungnya lari guru itu tidak secepat Agatha sebab bentuk tubuhnya. Agatha menghela nafas lega ketika dia sudah masuk ke dalam toilet pria. Karna guru itu wanita, Agatha menduga dia tidak akan menemukannya di sini.

Namun, Agatha tidak sadar jika dia tidak sendirian di dalam sana. Ada seorang pria yang baru keluar dari salah satu bilik dan memperhatikan Agatha.

"Agatha?" laki-laki itu menanggil pelan, dahinya berkerut memastikan siapa gadis itu. Ketika Agatha berbalik dia langsung menaikan alisnya. "Kenapa lo di sini?"

Agatha terlihat terkejut namun tidak bertahan lama, dia langsung membuang muka dan menempelkan telinga ke permukaan pintu guna mendengar suara guru tadi.

Melihat Agatha mengabaikannya membuat laki-laki itu terdiam sejenak sebelum berjalan mendekat. "Lo telat?"

Agatha menoleh dengan terpaksa. "Iya, kenapa? Lo mau hukum gue lagi?" tanyanya ketus. "Lo tau gak sih, Ka. Lo itu bersikap gak adil! Lo pasti hukum gue tiap gue buat kesalahan, sedangkan murid lainnya cuman lo tulis namanya di buku kasus dan kasih mereka poin merah."

"Lo benci banget sama gue, ya?" Agatha menggertakan gigi, dia tidak bisa menahan kekesalahannya lagi. "Iya, gue tau kalau gue nyusahin dengan tinggal dirumah lo. Tapi gak seharusnya lo-- emphh!"

Bola mata Agatha melebar saat Raka membekap mulutnya kemudian menariknya ke salah satu bilik. Laki-laki itu mengunci pintu dan menatap Agatha dengan tatapan datarnya. Tanpa melepaskan tangannya, Raka mendorong Agatha hingga punggunya mengenai tembok.

"Agatha?! Tadi kamu kan yang terlambat?!"

Samar-samar Agatha mendengar teriakan guru tadi. Dia langsung memandang Raka yang mengisyaratkannya untuk diam melalui tatapan matanya. Agatha menahan nafas, saat mendengar suara pintu terbuka.

Dalam diamnya, Agatha merasa sedikit terkejut. Tebakannya salah jika guru itu tidak akan masuk kedalam toilet pria.

"Agatha?!" guru itu kembali berteriak bahkan mengetuk satu-persatu bilik toilet dan membukanya. Ketukan itu semakin mendekat ke tempat mereka bersembunyi. Sampai akhirnya guru itu sadar jika bilik itu terkunci. "Agatha, kamu di dalam ya? Keluar kamu!"

Raka berdehem hingga Agatha langsung menatapnya. Di luar, guru itu mengernyit begitu menyadari itu deheman seorang pria. Hingga akhirnya guru itu berucap tidak enak. "Aduh, maaf ya Ibu ganggu. Ibu lagi cari anak nakal yang hobi buat masalah itu. Lanjutin aja, Ibu permisi."

Mendengar langkah guru itu yang mulai menjauh membuat Agatha merasa lega. Kemudian dia tersadar dengan jarak mereka yang begitu dekat dan dengan posisi yang berhimpitan. Dia menatap Raka yang masih menoleh ke belakang, memastikan kepergian guru itu.

Dari samping, Agatha bisa melihat fitur wajah Raka yang bisa di bilang sempurna. Hidung tinggi, bibirnya cukup tebal dengan warna merah alami, alisnya pun rapih dan lebat. Bola mata Raka berwarna hitam jernih, belum lagi garis rahang laki-laki itu yang tegas dan mempesona. Tidak salah jika banyak yang mengidolakan Raka di sekolah ini.

Agatha mengedipkan matanya beberapa kali. Tanpa sadar dia memuji Raka dalam batinnya. Dia menggeleng pelan mengusir pikiran itu, membuat Raka tersadar dan segera membuat jarak dari Agatha. Tanpa berucap apapun, Raka keluar dari sana.

"Raka!" panggil Agatha lalu menyusul laki-laki itu. Raka berhenti ketika ujung seragamnya di tarik. Dia menunduk, menatap Agatha yang hanya sebatas dadanya. Gadis itu menautkan alisnya. "Lo kenapa nolongin gue?"

Raka terdiam sejenak sebelum menghempaskan tangan Agatha dari seragamnya. Dia tidak mau seragamnya lecek. Raka paling benci ketidakrapihan dan juga sesuatu yang berantakan.

Agatha menunduk sejenak untuk meregangkan otot lehernya yang tegang karna terlalu lama mendongak, tubuh Raka terlalu tinggi. Kemudian Agatha kembali menatap Raka, menunggu laki-laki itu bicara

Bukannya menjawab pertanyaan Agatha. Raka malah memperhatikan penampilan gadis itu, mulai dari wajah hingga ke ujung kaki. "Lo kecilin seragam lo lagi?"

Agatha menyengir tanpa menjawab, membuat Raka menghela nafas jengah. "Lo beli make-up juga?"

Agatha lagi-lagi menyengir membuat Raka diam-diam frustasi, rupanya usaha yang dia lakukan satu minggu ini sia-sia. Agatha tetap menjadi dirinya yang lama.

"Lo kenapa nolongin gue?" Agatha kembali bertanya. "Aneh lo, biasanya lo langsung seret gue terus kasih hukuman."

Raka menautkan alis. Gadis ini benar-benar menyebalkan. Ketika di hukum dia protes, tidak di hukum malah mengatainya aneh.

"Lima hari lagi gue turun jabatan." Raka menjawab datar. "Gue juga udah males berurusan sama lo. Terserah lo mau ngapain, gue gak akan ganggu lagi."

Raka menatap Agatha lekat dari atas ke bawah kemudian menghela nafas. "Gak bisa di atur," katanya lalu melangkah pergi dengan cepat.

Agatha perlahan tersenyum. Akhirnya penderitaannya sejak kelas 10 akan berakhir! Agatha bahkan lupa jika sebentar lagi mereka akan naik kelas 12 dan otomatis jabatan Raka sebagai ketua OSIS akan di ganti.

"YEAYY! YIPIIII! YUHUUUU! AKHIRNYA, AGHHH, SENENG BANGET GUE!"

Pekikan gadis itu mengundang seseorang masuk ke dalam toilet pria itu. Guru bertubuh gempal itu tersenyum miring. "Ketemu, halo Agatha."

Agatha langsung pucat pasi.

—MRiB—

Continue Reading

You'll Also Like

32.1K 1.8K 40
Nayla Anastasya Susanto murid baru SMA Budi Mulia. Karena bujukan kawannya dia mengikuti ekskul Pecinta Alam (PA) dan bertemu dengan Raka Nicholas Ci...
27.3M 2.4M 70
Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak mencerminkan sebagai penghuni surga. Cowo...
836 342 42
"Aku hanya ingin dia versi agamaku." Ketika dia datang membawa harsa, lalu pergi meninggalkan luka dan nestapa..... sungguh sakit-!!! Ternyata 'peopl...
93.9K 3.6K 36
"Your mine " kata putra lalu mencium kening putri , yang membuat putri sangat marah Plak Satu tamparan berhasil mendarat di pipi putra "Lo..... , l...