Bastard Obsession

By penulis12

882K 60.8K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession| 01
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession | 04

29.5K 1.7K 97
By penulis12

Kenzie menggeram menatap ponselnya yang menampakkan foto seorang laki-laki dan perempuan yang berada di atas motor, tangan nya mengepalkan kuat saat melihat Alicia yang sedang memeluk erat tubuh laki-laki itu dengan sangat mesra.

"Jadi sekarang kau sudah berani melawan ku Alicia?"

*****

"Alicia!" Decak Katie saat lagi-lagi tidak mendapatkan jawaban dari lawan bicara nya.

"Ah, iya?" Gumam Alicia tidak sadar.

Josh tersenyum kecil menatap gadis di depannya. "Seperti nya pikiran mu ada di tempat lain ya?"

Alicia mengusap leher nya canggung, sebenarnya ia juga tidak tahu kenapa ia merasa seperti ini. Ia merasa seolah-olah kini Kenzie sedang menatap nya, membayangkan tatapan tajam pria itu saja sudah membuat tubuh nya merinding.

"Maaf, aku sedang tidak enak badan." Jawab Alicia berbohong.

"Apa kau sakit? Mau aku antar pulang saja?" Tanya Josh, pria itu terdengar sangat khawatir.

Alicia tersenyum kaku. "Tidak perlu, kak Josh, terimakasih."

"Jangan memanggilku dengan formal begitu saat di luar kampus, kau bisa memanggilku dengan nama saja."

Katie mengerjapkan matanya.

"Apa aku juga boleh?" Tanya Katie bersemangat.

Josh mengangkat bahunya. "Tentu saja,"

"Baiklah Josh!" Ucap Katie dengan nada jail.

Josh melipat kedua tangannya menatap Alicia dengan senyum lebar.

"Bagaimana jika habis ini kita pergi menonton, aku dengar ada film yang bagus hari ini." Ucap Josh.

"Boleh! Pasti seru!" Balas Katie bersemangat.

"Bagaimana Alicia?" Tanya Josh membuat Alicia menatap pria itu dengan bingung.

Sebentar lagi jam pulang kampus nya, itu tanda nya Kenzie sebentar lagi akan menjemput nya. Ia tidak boleh sampai telat, jika sampai Kenzie tahu, Alicia tidak tahu harus bagaimana menghadapi amarah pria itu.

"Maaf, seperti nya aku tidak bisa." Jawab Alicia membuat senyum di wajah Josh menghilang.

"Kenapa?"

Alicia meminum minumannya, menghindari tatapan Josh.

"Aku punya banyak tugas yang harus ku selesai kan." Jawab Alicia.

Josh menghela nafas kecil. "Baiklah tidak apa-apa, mungkin lain kali bagaimana?"

Alicia tersenyum kecil menanggapi nya.

"Mungkin,"

"Itu benar, kita bisa nonton filmnya nanti sekarang mari kita rencana film apa nanti yang akan kita tonton?" Tanya Katie memecahkan keheningan yang ada, hingga obrolan di antara ketiganya kembali berlanjut.

Alicia menatap ketiga orang di depannya, mereka tertawa dan saling berbagi cerita dengan tenang. Seolah semua beban yang mereka punya hilang begitu saja, bukankah ia yang terlalu khawatir, lagi pula Kenzie tidak akan tahu—

Drrtt!

Getaran pada ponsel nya membuat Alicia menatap benda pipih yang tergeletak di atas meja dengan mata membulat.

"Alicia ponsel mu—"

"Aku permisi dulu," balas Alicia cepat, ia mengambil ponsel nya dan berjalan menjauh dari mejanya. Mencari tempat yang sepi untuk mengangkat telepon nya.

Dadanya memburu dengan cepat membaca nama yang tertera di ponsel.

Kenzie.

Alicia menarik nafas nya dalam-dalam sebelum menggeser tombol hijau di ponsel nya.

Untuk beberapa saat tidak ada suara yang ia dengar dari balik sana, membuat keringat dingin mulai membasahi pelepisnya.

"Dimana kau?" Suara bas itu terdengar begitu datar dan tajam.

"A-aku di perpustakaan," jawab Alicia berusaha terdengar setenang mungkin.

"Aku tidak melihat mu di sini,"

Deg!

Tunggu, apa Kenzie sekarang berada di kampus nya?

"A-aku baru saja pergi...ada kelas, seperti nya aku tidak melihat mu tadi, apa kamu ada perpustakaan sekarang?" Tanya Alicia. Tangannya gemetar, matanya terpejam berusaha merapalkan doa.

"Tidak, aku tidak datang ke kampus,"

Alicia membuka matanya. Tunggu, lalu kenapa Kenzie bilang tidak melihat nya?

"Aku berada di cafe dekat kampus mu,"

Nafas Alicia tertahan saat merasakan suara Kenzie di balik sana terasa semakin dekat, seolah-olah pria itu berada di samping nya saat ini.

"Dan aku menemukan seseorang yang mirip dengan mu,"

Suara itu.

Suara itu bukan berasal dari telepon nya.

Hembusan nafas yang menyentuh belakang leher nya membuat tubuh Alicia menegang, matanya membulat saat sepasang tangan melingkar di pinggang nya di susul dengan suara datar milik seorang pria.

Itu berasal dari belakang nya.

"Bahkan terlalu mirip bukan," bisik Kenzie tepat di samping telinga nya.

Alicia memutar kepalanya dengan ragu, menatap nya kini menatap sosok pria yang berdiri di belakang nya, menatap nya dengan tatapan datar tanpa belas kasih seperti biasanya.

Tapi...

Senyum itu.

Senyum yang membuat Alicia tanpa sadar berjalan mundur berniat melarikan diri, ujung matanya menatap Katie dan Josh yang sedang asik berbicara. Ingin sekali ia berteriak dan meminta bantuan mereka, tapi tangan Kenzie yang mencengkram pinggang nya seolah memperingati nya membuat matanya mulai berkaca-kaca.

"Sudah berani berbohong pada ku hm?"

"Kenzie maaf..."

Kenzie tersenyum miring menatap gadis di depannya dengan tajam.

Tangan nya bergerak menarik tangan Alicia agar lebih dekat dengan nya. Kenzie memeluk tubuh kecil Alicia, bukan pelukan kasih sayang, tapi pria itu seolah berniat menghancurkan tubuh nya detik itu juga.

"Kenzie....sesak..." Bisik Alicia lirih berusaha melepaskan pelukannya.

Beberapa orang yang menyadari wajah ketakutan Alicia membuat Kenzie melepaskan pelukannya nya dan mengusap wajah Alicia lembut, sangat lembut sampai membuat Alicia tertegun untuk sesaat.

Tapi hanya beberapa detik karena selanjutnya, Kenzie membisik kan sesuatu yang membuat tubuh Alicia kembali menegang.

"Seperti nya selama ini aku menghukum mu terlalu lembut ya? Bagaimana jika malam ini kita sedikit bersenang-senang?"

"Tidak...aku mohon.."

*****

"Tidak! Jangan tolong!" Teriak Alicia saat tubuh nya di seret dengan paksa menuju kamar Kenzie.

Bagai batu, Kenzie tidak menghiraukan tangis Alicia yang semakin menjadi jadi. Bahkan saat gadis itu berusaha untuk melepaskan genggaman tangan nya Kenzie tanpa belas kasih menampar pipi Alicia hingga wanita itu terjatuh dan terduduk di lantai dengan wajah memerah.

"Shit! Sudah ku bilang untuk tutup mulut mu itu bukan?" Bisik Kenzie dingin.

"A-aku minta maaf Kenzie...hiks...maaf..."

Kenzie menatap Alicia yang berlutut sambil mengangkat kedua tangan nya memohon, menatap dengan rendah.

"Berdiri." Titah Kenzie bagai sambaran petir yang tak terbantahkan.

Alicia bangkit dari tempat nya, berusaha berdiri dengan tegak walau tubuh nya terus gemetar dan matanya semakin memerah karena pria itu menatap nya dengan tajam.

"Murahan," bisik Kenzie membuat dada Alicia memburuh.

Kenzie mengambil beberapa helai rambut Alicia, mengusap pipi Alicia yang memerah dengan lembut. Sensasi perih di pipi nya membuat Alicia meringis kesakitan.

"Apa aku harus menjual mu dan mengganti dengan yang baru," ucap Kenzie tenang.

Alicia menggeleng kan kepalanya, matanya kembali memerah di banjiri air mata.

"...tidak..jangan..."

Kenzie berdecak sinis saat mencium bau parfum lain yang menempel di tubuh Alicia.

Dengan kasar Kenzie menarik tangan Alicia menuju kamarnya, membawa gadis itu ke bathroom. Tidak memperdulikan ringisan Alicia yang kesakitan.

Kenzie mendorong Alicia hingga tubuh wanita itu membentuk tembok dengan cukup keras. Kenzie menyalahkan shower membuat tubuh Alicia menggigil saat air dingin mengguyur tubuhnya hingga basah kuyup.

Kenzie menekan rahang Alicia membuat gadis itu terisak ketakutan.

Di ciumnya bibir mungil Alicia dengan kasar, tidak membiarkan sedikit pun jarak di antara keduanya. Kenzie menarik paksa baju Alicia hingga membuat Alicia berteriak kaget saat kini tubuh nya hanya di tutupi pakaian dalam.

"Ahhh Kenzie.. sebentar..." ucap Alicia terbata karena Kenzie tidak memberinya ruang untuk sekedar mengambil nafas.

Kenzie meremas dua bukit kembar Alicia dengan kasar. Mata tajam itu menatap Alicia dengan tajam. Gelap dan menusuk.

Kenzie menyibakkan rambut Alicia, mencium leher jenjangnya, tangan nya bergerak mengusap punggung Alicia yang kini tidak tertutup sehelai benang pun.

Nafas hangat Kenzie menyentuh belakang lehernya membuat Alicia mendesah tanpa sadar. Kenzie tersenyum sinis, melepaskan tautan di antara keduanya membuat Alicia mengerjapkan matanya bingung sekaligus takut.

"Rusak," bisik Kenzie mengangkat dagu Alicia.

"Sesuatu yang sudah rusak bukannya memang pantas untuk di buang,"

"Kenzie..." Ucap Alicia berniat menggapai tangan Kenzie.

Tapi dengan kasar Kenzie menepis tangan Alicia dan mendorong gadis itu hingga jatuh.

"Dasar murahan." Ucap Kenzie dingin dan menusuk.

Alicia terdiam menatap kosong pada pria di depannya. Ada sesuatu yang hancur di dalam hatinya saat mendengar perkataan Kenzie yang sangat menusuk. Tangisnya berhenti begitu saja, tubuh nya kini tidak lagi gemetar, tapi ada sesuatu yang sangat menyakitkan di dalam dirinya saat Kenzie menatap nya dengan rendah.

Alicia mungkin sudah sering mendapatkan tatapan tajam dan dingin dari Kenzie, tapi pria itu tidak pernah semarah ini padanya sebelum nya.

"Kenzie..." Bisik Alicia lirih menatap kepergian pria itu yang sekarang menghilangkan di balik pintu kerjanya.

Satu hal yang Alicia sesali dalam hidupnya.

Kenapa ia harus mencintai pria yang bahkan hanya menganggap nya sebagai barang rusak.





*****

Thank you for reading this chapter don't forget to vote and comment.

Next? Comment.
Instagram: aurajuliana__

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 90.5K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.8M 302K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
532K 20.4K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
3M 151K 62
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞