THE BEST LIAR || SUNGSUN✓

By Peachyvely

174K 22.3K 3.9K

"Kalau rasa sakit terbesarmu adalah aku, maka biarkan aku memberikan rasa sakit itu.." ⚠️ WARNING -Murni fiks... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38. END
Q & A
Q&A PT.2 SungSunKi
Q&A PT.3 JayWon HeeJake
Q & A PT.4 S2?
S2 Spoiler
Promosi
FINALLY S2

10

4.6K 633 116
By Peachyvely

Double up yeyy!!

"Kim Sunoo?"

Mendengar sebuah suara lembut yang memanggilnya, Sunoo segera menaikkan pandangannya, menatap orang yang kini ikutan berjongkok di depannya.

"K-kak J-jake?"

"Ya ampun...kenapa bisa gini? Ayo ikut kakak!"

Terima kasih, ternyata masih ada orang baik.

"Kenapa bisa kayak gini?"

Sunoo menatap Jake, "Anterin aku pulang aja, kak."

Siapa Jake itu? Bagaimana Sunoo bisa mengenalnya?

Ingat dengan Lee Heeseung kakak tingkat Sunoo? Nah pemuda yang bernama lengkap Jake Shim ini adalah kekasih Lee Heeseung.

Mereka beberapa kali bertemu di kampus, bahkan Sunoo pernah diantar pulang Heeseung dan juga Jake. Mereka pasangan yang terkenal dengan image bak malaikat, cocok sekali.

"Tapi kamu luka kaya gini, harus dibawa kerumah sakit dulu, Noo."

Sunoo menggeleng lemah, "Aku gak papa, cuma capek aja."

Jake melirik Sunoo sekilas, terlihat jelas kalau adik kecil ini tidak sedang baik baik saja.

Wajahnya yang memiliki banyak lebam, matanya yang sembab, bajunya yang kotor, dan aroma alkohol yang menyeruak dari tubuh Sunoo. Belum lagi saat ditemukan tadi, Jake melihat Sunoo tidak memakai alas kaki apapun, siapa yang tidak menyadari keadaannya meski dalam sekali lihat? Semua orang akan langsung tahu.

Jake menghentikan laju mobilnya, kembali memperhatikan Sunoo yang bahkan mungkin tidak sadar kalau mobil itu sudah menepi.

"Mau cerita?"

Jake menghela nafas saat melihat Sunoo tidak merespon. Meraih tangan Sunoo, Jake menggenggamnya erat seolah memberi kekuatan pada tubuh rapuh itu.

"Kakak bakal dengerin semua cerita kamu, Noo."

Sunoo menatap sendu Jake, lalu senyum kecil terbit dari bibir yang terluka itu. "Aku gak papa, kak. Cuma ketemu preman yang merebut paksa tasku, dan ada sedikit perkelahian tadi."

"Bohong." desis Jake. "Kakak bisa melihat semuanya dari matamu."

Sunoo memejamkan matanya, "Kak, pliese. Dengan kakak nolongin aku, bukan berarti kakak bisa ikut campur dalam masalahku. Kakak orang asing dan gak berhak mencampuri urusanku!"

Dasar tidak tahu terima kasih!

Maaf kak Jake..

Jake tersentak mendengar perkataan menusuk yang keluar dari bibir Sunoo.

Hey! Anak itu bahkan tidak pernah berkata kasar dan menyinggung sebelumnya, namun kini melihat dari perkataan yang Sunoo ucapkan, Jake menjadi paham kalau ia hanya perlu berdiam diri dulu sekarang. Adik kecil itu masih membutuhkan waktu untuk menguatkan dirinya sendiri.

"Okay. Kita kerumah sakit."

"Gak!" Sunoo menatap tajam Jake, "Pulang kerumah aja."

"Tapi badan kamu banyak luka gini, Noo. Mending di obatin dulu."

"Pulang kak. Pulang! Atau gak, gue turun aja disini."

Jake kembali tersentak, makin prihatin menyadari keadaan Sunoo yang sangat jauh dari kata baik baik saja. "Okay. Kita langsung kerumahmu."

"Makasih kak." ucap Sunoo saat mobil Jake sudah berhenti di depan gedung apartementnya.

"Bukan masalah, Noo. Tapi, kamu yakin gak perlu kakak anter kedalem?"

"Gak usah kak. Nanti kak Sunghoon marah."

O-ouh! Jake mengangguk paham. Baru ingat kalau adik kecil lucu itu sudah mempunya tunangan. Jadi mereka tinggal bersama?

"Kak." panggilan Sunoo kembali menarik atensi Jake, "J-jangan, bilang sama siapapun ya."

Jake mengernyitkan kening bingung, "Tentang?"

Sunoo menggigit bibirnya, terlihat sekali rasa takut dan gugupnya. "Malam ini. Aku berterima kasih kakak udah mau nganter aku kesini. Tapi, pliese setelah kakak pergi, lupain semuanya ya? Jangan ada orang yang tau."

Sunoo menatap Jake ragu, ia membungkukkan kepalanya tanda terima kasih sebelum kembali berucap, "Aku tau kak Jake orang baik, sekali lagi makasih ya kak."

Dua jam sudah, tidak sepertinya lebih dari itu, Sunoo membiarkan shower diatas kepalanya hidup dan membasahi seluruh tubuhnya.

Berulang kali Sunoo menggosokkan spon sabun, berharap tubuhnya kembali terlihat bersih. Namun bukannya melihat apa yang di harapkan, Sunoo malah melihat banyak bercak berwarna merah keunguan ditubuhnya.

"K-kenapa g-gak bisa b-bersih?"

"I-ini kenapa s-sih? K-kotor banget.."

"S-susah banget.." hiks "I-ilang, nya..."

Tubuhnya merosot, jatuh bersandar pada dinding dan lantai dingin kamar mandi itu.

Kepalanya terasa sakit saat bayangan kejadian beberapa jam yang lalu kembali menghantuinya.

"S-sakit Park...sakit b-banget!"

"J-jahat."

"Benci P-park S-Sunghoon.."

Sunghoon memeriksa jam saat mendengar suara pintu yang terbuka. Pukul 2 dini hari, siapa yang datang?

Mungkin Sunoo?

"Ternyata masih berani juga pulang kesini." batin Sunghoon.

Karena masih mengantuk, Sunghoon memilih untuk melanjutkan tidur mengabaikan Sunoo. Namun sebelum kembali terlelap, samar samar ia mendengar suara kran air yang dihidupkan. Mungkin karena suasana malam yang sangat hening sampai ia bisa mendengar suara dari kamar mandi di kamar yang terletak sedikit jauh dari kamarnya.




{ Pukul 04.30 AM }

Sunghoon kembali terbangun dengan setengah kesadaran yang menguasainya. Keningnya mengernyit saat mendengar suara air yang mengalir.

Sudah berapa jam? Kenapa belum selesai juga urusan dikamar mandinya?

15 menit berlalu, tidak ada tanda tanda kran air itu akan berhenti mengalir.

"Ck! Lupa dimatiin apa gimana sih?!"

Kesal, Sunghoon berjalan keluar kamarnya. Sebelumnya ia sempatkan untuk kedapur dulu membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

Tok! Tok! Tok!

"Heh! Kim Sunoo! Matiin airnya!"

"...." tidak ada sahutan.

"Kim! Perlu gue yang matiin, huh?!"

Tetap tidak ada yang menyahut.

Tanpa ragu, kini ia memutar knop pintu perlahan. Membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci itu.

"Mandi?" bingung Sunghoon saat melihat kasur Sunoo yang masih rapih. Ia berjalan menuju kamar mandi, mengetuk pintunya cepat. Semoga saja ada balasan, karena kalau tidak sepertinya Sunghoon akan langsung menerobos masuk saja.

Tiba tiba pikiran tentang kemungkinan Sunoo yang pingsan didalam kamar mandi terlintas di benaknya.

Terdengar air yang langsung berhenti mengalir.

Cklek!

Sunoo keluar dari dalam kamar mandi hanya menggunakan bathrobe, handuk kecil juga melilit di kepalanya. Ia berjalan melewati Sunghoon dan langsung menuju lemarinya.

"Gue dikira hantu kali ya?" batin Sunghoon.

"Lo, mandi apaan lama banget?" tegur Sunghoon. Ia memperhatikan punggung sempit Sunoo yang masih sibuk memilih baju untuk dipakainya.

"Pura pura tuli? Lo marah gara gara gue tinggalin?"

"Gue mau ganti baju." ucap Sunoo, ketus.

"Lo belom jawab pertanyaan gue."

Sunoo memejamkan matanya, sumpah demi apapun ia ingin sekali membalik tubuhnya menatap tajam pemuda Park dibelakang nya. Mencakar wajahnya, menggigit tangannya, menendang perutnya, kalau perlu ia bunuh sekalian saja.

Tapi tidak bisa. Sunoo takut, saat ia membalik tubuhnya pertahanannya kembali runtuh. Ia tidak ingin Park sialan Sunghoon itu melihatnya menangis.

"Lo mau liat gue telanjang? Terserah."

Sunoo mengepalkan tangannya didepan tali bathrobe yang ia gunakan. Merutuki kebodohannya yang dengan sok berani menantang Sunghoon.

Perlahan, tangannya menarik tali bathrobe sampai terlepas sempurna. Sedikit lagi, ia akan benar benar menunjukkan bagian tubuh belakangnya tanpa sehelai kainpun pada Sunghoon.

Ia takut tentu saja. Bibir bawahnya ia gigit kuat sampai tanpa sadar membuat luka kecil disana.

Tepat sebelum kain bathrobe turun melebihi pundaknya, Sunoo mendengar dengusan Sunghoon.

"Jalang."

Blam!

Sunoo merasa lututnya melemas. Ia segera berjongkok dan menenggelamkan wajahnya pada kedua lengannya yang ditekuk diatas lututnya.

"S-sunghoon ken-napa j-jahat banget s-sih?"

Sunoo merasa tubuhnya sakit semua, seakan tiap sendi dan tulangnya terdapat luka sehingga membuatnya malas beranjak.

Ia bahkan belum tertidur semenit pun.

Setiap saat ia mencoba memejamkan mata, bayangan dua b*j1ng*n itu langsung muncul begitu saja. Ia takut, tidak berani memejamkan mata lagi setelahnya.

Cklek!

Sunoo mendengar dengan jelas pintu kamarnya yang terbuka, namun ia memilih untuk tetap berdiam diri dibalik selimut.

"Gak ada makanan?"

Suara berat dan serak terdengar dirungu Sunoo. Sudah pasti itu Sunghoon, dan mungkin saja pria itu baru bangun dari tidurnya.

Memilih bungkam, Sunoo merapatkan selimutnya. Hatinya masih sakit dan emosinya belum stabil jika ia harus bertatapan dengan Sunghoon.

Tidak. Dirinya sudah berhenti menangis. Air matanya kini kembali mengering, tinggal menyisakan rasa sesak di batinnya.

"Lo marah beneran sama gue? Huh.." Sunghoon mendengus. "Gue yang patah hati kenapa jadi lo yang marah."

Sialan Park Sunghoon..

Lo gak tau apa yang gue alamin gara gara kelakuan lo semalem!

"Gue tau lo udah bangun, jawab gue!"

Sunghoon berjalan mendekat, menarik kasar selimut yang menutupi tubuh Sunoo dalam sekali hentak.

"B*N9S*T YA LO! BISA GAK SIH GAK USAH GANGGU GUE DULU!" emosi, Sunoo menatap tajam Sunghoon seraya menudingnya dengan jari telunjuknya.

Wajah yang memerah, serta dada yang naik turun tidak beraturan membuat Sunghoon yakin kalau Sunoo memang sedang marah besar saat ini. Tapi apa penyebabnya?

"Gila ya lo! Marah marah gak jelas! Gue cuma mau nanya makanan."

Sunoo menatap Sunghoon tidak habis fikir, "Memang gak punya hati ya lo kak! Keluar gak dari kamar gue!" Sunoo menunjuk pintu kamarnya yang terbuka lebar.

"Lo ngusir gue?" tanya Sunghoon remeh.

Sunoo merasa kepalanya berdenyut, kenapa Sunghoon seakan sengaja menancing amarahnya untuk meledak?

Ia meraih lampu tidur diatas nakas samping kasurnya, mengangkat tinggi terarah pada Sunghoon.

"KELUAR ATAU GUE LEMPAR LO PAKE INI!!!"

Sunghoon tertegun, untuk pertama kalinya ia melihat sisi Sunoo yang ini. Ternyata benar apa yang diucapkan anak itu sendiri, dirinya akan sangat menyeramkan kalau sudah benar benar marah.

"KELUAR PARK!"

"IYA INI GUE KELUAR! DASAR SINTING!"

BLAM!

Sunoo meletakkan kembali lampu tidur itu ditempatnya semula, lalu menatap nanar pintu yang sudah tertutup rapat kembali.

Bener, kayaknya Sunoo udah gila.

Kenapa Sunoo jadi kaya gini?

Yang harus diketahui, ini adalah pertama kalinya Sunoo merasa tidak bisa mengontrol emosinya. Ia merasa aneh dan juga lega disaat bersamaan. Namun perasaan tidak enak juga kini hinggap.

Peduli setan, Sunoo udah banyak menderita karena kak Hoon.

Untuk kali ini, biarin Sunoo melampiaskan semua rasa sakit Sunoo..

Sunghoon yang baru saja pulang dari super market di depan apartement menatap bingung 3 orang berpakaian formal berdiri didepan pintu unitnya.

"Kalian siapa?" tanya Sunghoon langsung saat sudah berada didekat mereka.

"Tuan Sunghoon, kami orang suruhan Tn. Kim. Kami datang karena ada keperluan dengan Tuan Sunoo."

"Oh! Ya udah masuk aja."

Sunghoon membawa ketiga orang itu masuk, sedangkan ia sendiri memilih untuk masuk kedalam kamarnya.








Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar. Sunoo yang berfikir bahwa itu Sunghoon memilih diam saja.

"Tuan muda, maaf kami mengganggu. Tn. Kim meminta kami mengganti beberapa pakaian anda."

Cklek..

Lalu pintu dibuka perlahan. Sunoo bisa dengar sekitar dua, tidak tiga orang masuk kedalam kamarnya.

Tanpa meminta izin lagi, orang suruhan ayahnya itu langsung membuka lemarinya. Menjalankan tugas dengan semestinya.

Sunoo yang penasaran dengan maksud mengganti pakaiannya segera mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut.

Astaga! Ada apa dengan wajah imut itu? Kenapa terlihat begitu berantakan?

"Apa yang kalian lakukan?"

Seseorang mendekati Sunoo, "Tn. Kim memerintahkan kami mengirim beberapa pakaian baru kepada anda, dan membawa pergi pakaian lama anda, tuan muda."

Merasa ada yang tidak beres, Sunoo segera mendekati orang orang yang tengah sibuk didepan lemarinya.

Benar saja. Kini apa yang di lihatnya sungguh membuat matanya mendadak terasa panas.

"APA APAAN INI?!"

"BUANG SEMUA PAKAIAN INI! BUANG!!"

Sunoo mengeluarkan kembali pakaian yang sudah di tata rapih, melemparnya asal membuat tiga orang tadi terkejut.

"Tuan muda, anda tidak boleh seperti ini." seseorang menahan pergerakan Sunoo, menjauhkan tubuh mungil itu dari lemarinya sendiri.

"LEPASIN! LEPASIN GUE SIALAN!" Sunoo memberontak, berusaha mendekati kembali lemarinya.

"Tuan muda tenanglah, kami hanya melakukan perintah Tn. Kim."

"PERSETAN! BUANG JAUH JAUH SEMUA BAJU ITU! BUANG!!"

Sunghoon yang berada didalam kamarnya mengernyitkan kening heran mendengar teriakan Sunoo. Bahkan anak itu sampai mengeluarkan kata kata kasar yang tidak pernah didengar Sunghoon.

"Kenapa sih?" Sunghoon berjalan keluar kamar, ia penasaran dengan yang apa terjadi di kamar Sunoo.

"GUE GAK MAU PAKE BAJU SIALAN ITU! BUANG!!"

"BR3NGS3K! LEPASIN GUE B*NGS*T!!"

"AAAAHH!! AYAAAAHH!!"

Terakhir, Sunoo berteriak frustasi seraya menjatuhkan dirinya dilantai.

Sunghoon yang melihat itu mematung ditempat. Untuk pertama kalinya, ia melihat Sunoo sekacau ini.

Sedangkan ketiga orang tadi, segera merapihkan kembali lemari Sunoo lalu berlalu keluar dari kamar itu.

"A-ayah, k-kenapa?" Tangis Sunoo pecah, ia menundukkan kepalanya menatap lantai.

"Sun, you okay?"

Seharusnya kamu tidak perlu menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya Sunghoon.

Sunoo menatap Sunghoon tajam. Namun yang Sunghoon lihat, tatapan penuh luka Sunoo sampai berhasil membuat tubuhnya kaku.

Tiba tiba Sunoo bergerak mendekati lemarinya, mengambil dua pasang piyama barunya lalu berlari keluar kamar.

"Sunoo mau kemana lo?" tanya Sunghoon namun di acuhkan Sunoo. Anak itu kini sudah menghilang dari pandangannya.

Penasaran, Sunghoon menghampiri lemari Sunoo, melihat apa yang menyebabkan anak itu semarah tadi.

Dan matanya sukses membulat dengan mulut yang menganga tidak percaya.

"AYAH!!"

sampai dirumah ayahnya, Sunoo segera berteriak mencari keberadaan sang ayah.

"Dimana sopan santunmu, Kim?"

Suara Tn. Kim menyahut dari arah ruang keluarga.

Srek!

Sunoo melempar pakaian yang masih terbalut dalam plastik itu.

"INI APA APAAN YAH?! KENAPA AYAH NGIRIM BAJU KAYAK GINI?!"

Nafas Sunoo memburu, total emosi melihat wajah santai sang ayah.

"Bukankah bagus? Sunghoon akan tergoda melihatmu memakai pakaian seperti itu."

Benar. Pakaian yang dimaksudkan untuk menggoda Sunghoon, piyama dengan bahas dasar kain tipis, akan memperlihatkan bentuk tubuh seseorang yang memakainya, itulah yang membuat seorang Kim Sunoo emosi bukan main.

Sunoo menatap ayahnya dengan sendu, "Ayah, tidak bisakah berhenti disini?"

Sang ayah menatap nyalang Sunoo, "Apa maksudmu?!"

"Sunoo bukan jalang! Sunoo cape yah! Sunoo cape harus selalu nurutin kemauan egois ayah!"

Plak!

Satu buah tamparan langsung mendarat di wajah Sunoo. Tubuhnya limbung dan segera jatuh menghantam lantai.

Sakit. Namun tidak sesakit apa yang dirasakan hatinya saat ini. Tidak menyangka jika sang ayah seniat itu menjadikannya seperti jalang sungguhan.

"SIAPA BILANG KAU BISA MENOLAK PERINTAH KU?! HUH?! SIAPA YANG BILANG?!"

Sunok berdiri, balik membalas tatapan nyalang ayahnya. "Ayah, coba ngertiin posisi Sunoo sekali aja. Ayah harus tau gimana sakitnya perasaan Sunoo sekarang, yah."

"Ayah tidak peduli. Cepat bawa kembali pakaian itu dan guna--"

"SUNOO CAPE AYAH! CAPE!! SUNOO MAU ISTIRAHAT! AYAH GAK BISA APA BIARIN SUNOO BEBAS SEKALI INI AJA?"

Kalap. Pandangan Tn. Kim kian menggelap mendengar ucapan lantang sang anak.

"KAU INGIN ISTIRAHAT? KAU INGIN BEBAS? BAIK, AKU TURUTI!"

Sunoo mengernyit mendengar ucapan sang ayah. Namun sesaat kemudian, ia tersenyum getir saat melihat ayahnya datang dengan tongkat bisball ditangannya.

Jadi, maksudnya istirahat dan bebas adalah mati ya?

BUG!

pukulan pertama melayang tepat mengenai pelipisnya hingga membuat tubuh Sunoo kembali ambruk ke lantai.

"KAU BILANG INGIN ISTIRAHAT KAN?"

BUG!

Pukulan kedua mengenai punggungnya, Sunoo merasakan nyeri yang luar biasa.

"KAU BILANG INGIN BEBAS?"

BUG!

Pukulan ketiga mengenai kaki kanannya. Sunoo menangis saat merasakan kakinya itu mati rasa.

"BAIK! AKAN KU BUAT KAU MERASAKAN HAL ITU! ISTIRAHATLAH DENGAN TENANG KIM SUNOO!"

BUG!

Punggungnya kembali menjadi korban. Pukulan Tn. Kim semakin brutal dan menyakitkan. Tidak mempedulikan keadaan Sunoo yang sudah sangat buruk.

"Uhuk!"

Sunoo melihat cairan berwarna merah keluar dari mulutnya. Ia merasa mulutnya sangat amis dan kepalanya sangat pusing. Mungkin karena efek tubuhnya yang sudah lemah dari semalam, Sunoo sangat kewalahan mendapatkan pukulan ke empat.

"AKU AKAN MEMBUAT MU MENGERTI APA ITU BEBAS! APA ITU ISTIRAHAT!"

TANG!!

Telinganya berdenging merasakan sebuah benda keras menghantam kepalanya. Pandangannya memburam dengan rasa sakit yang semakin menyiksanya.

Namun di tengah keadaan itu, ia tertegun melihat wajah sang kakak yang sedang tersenyum kearahnya. Wajah damai nya, membuat Sunoo sejenak merasa rasa sakit di tubuhnya menghilang begitu saja.

BUG!!

Terakhir, rasa sakit yang ia rasakan berada pada tangan kirinya yang berusaha melindungi perutnya. Setelah itu, dia merasakan matanya memberat, bersamaan dengan hidungnya yang mencium aroma favoritenya dari tubuh sang kakak.

Kakak, Sunoo kangen..

"ASTAGA! KIM!! APA YANG KAMU LAKUKAN!! SUNOO SUDAH TIDAK SADARKAN DIRI!! DASAR GILA!!"



Hiyaaakk

Ternyata ini chapter terakhir yang aman tanpa ada perombakan

Tapi sebenernya tadi sore Raa ada janji sama diri sendiri sih, misal itu terpenuhi Raa bakal double up

Apa coba kira kira?
Masih berhubungan sama book ini kok

Iyap!

HAPPY 1K READERS😍❤🤩💞

Yeyy!! Gak nyangka bisa serame ini, padahal ini book debut.Raa terharu banget😭

Makasii banyak buat kalian semuaa, Raa sayang kalian banyak banyak🤗

❤💓💕💖💗💙💚💛💜🖤💝💞💟

Buat yang belum tidur, abis baca ini bobo dulu yuk, istirahatin otaknya yang udah kerja seharian, besok baru lanjutin semua aktivitas lagi

Jangan lupa! Pencet 🌟 kecilnya yaa

Bye bye~~

Continue Reading

You'll Also Like

110K 4.9K 17
Seorang pria berhati dingin dan terkenal keji. Harus berkonflik dengan perasaanya, karena mencintai gadis bercadar yang pernah ditemuinya di terminal...
31.7K 1K 63
Hidup tenang seorang Vani Oktavia harus di singkirkan setelah kedatangan seorang Abraham Isyraf,siswa baru di sekolah SMA PELITA yang kerap mengikuti...
48.5K 5.7K 16
Awalnya Jake mau ngasih Love Potion ke crush nya, Minjeong. Tapi malah berakhir salah sasaran ke sang musuh yang sangat Jake benci, Park Sunghoon. R...
954K 77.9K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...