Yes, Captain (The End)

By Tridewi18

5.4K 1.1K 370

Malas bett bikin deskripsi. ๐Ÿ˜“๐Ÿ˜“๐Ÿ‘๏ธ๐Ÿ‘„๐Ÿ‘๏ธ yang suka silahkan di baca don't plagiat Tar gw cipokk ๐Ÿ”ช๐Ÿ”ช Thanks More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28 (The End)
29 (Epilog)

22

120 34 18
By Tridewi18

Warning typo bertebaran 👀👀






Jerman, Frankfurt city


Kim Namjoon mengajak Shin Hye untuk bercengkrama di sebuah cafe yang tak jauh dari gedung bandara.

Mereka telah memesan minuman masing masing dan sepotong cake. Namun sudah hampir setengah jam keduanya masih saling membisu, larut dalam pikiran masing-masing.

Namjoon menggerakkan tangannya untuk meraih telapak tangan Shin Hye di atas meja.

"Apa, kau masih marah padaku?" Tanya Namjoon dengan hati-hati. Ia menggenggam erat telapak tangan kekasihnya.

"Aku tidak berhak untuk marah, hanya saja...aku terkejut melihat Namjoon oppa berada di sini. Namjoon oppa bilang kalau sedang menjalani masa cuti, itu sebabnya...aku tidak berhak marah hanya saja terkejut" Shin Hye berpura pura ceria di depan Namjoon, meski hatinya masih memikirkan ucapan Kim Seokjin tentang perihal hubungan masa lalu Namjoon dan Bae Suzy, dan kehadiran bayi itu.

"......." Namjoon menatap dalam wajah kekasihnya, ia bisa membaca jika Shin Hye sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Aku sudah lapar, mari kita makan" Shin Hye mengalihkan suasana, ia menarik tangannya dari genggaman Namjoon.

"Min Yoongi sedang mengalami musibah, istrinya keguguran saat bertugas ke Indonesia. Itu sebabnya, aku mengambil alih jadwal pekerjaannya" jelas Namjoon

Shin Hye menghentikan kegiatan memotong cakenya, dia cemas bercampur shock.

"Apa...jadi Joo Ha sedang....Ya Tuhan, aku sama sekali tidak mendapatkan berita tentangnya" Shin Hye merasa bersalah pada sahabat baiknya tersebut.

"Aku juga belum mendapat informasi lagi mengenai keadaan Joo Ha, semoga saja Yoongi bisa melewati masa sulit ini." Namjoon memotong cakenya lalu mengarahkan sendok berisi cake ke bibir Shin Hye.

"Makanlah...katanya sudah lapar..." Namjoon memberi kode agar Shin Hye membuka mulutnya.

Shin Hye menerima suapan dari Namjoon.

"Lalu, apa saja yang dikatakan oleh Kim Seokjin padamu tadi?" Tanya Namjoon to the point.

Shin Hye sampai tersedak oleh pertanyaan mengejutkan dari kekasihnya.

"Sepertinya dia memang ada mengatakan sesuatu padamu. Katakan saja, aku akan mendengarnya"

"Seokjin Oppa mengatakan padaku jika dulu Namjoon oppa berpacaran dengan Bae Suzy, dan bayi itu...." Shin Hye jadi ragu untuk melanjutkan

"Dia mengatakan jika bayi itu adalah anakku, begitu?" Tebak Namjoon

Shin Hye hanya mengangguk kecil.

"Dia itu memang masih seperti dulu, suka berbicara sembarangan." Namjoon menjadi geram mengingat sosok Kim Seokjin.

"Sayang, dengarkan aku...memang benar jika dulu aku dan Bae Suzy memiliki hubungan asmara tapi itu hanya terjadi begitu singkat, dan aku sama sekali tidak memiliki rasa cinta padanya. Aku menerimanya sebagai kekasihku hanya karena simpati pada kehidupannya. Dia....gadis broken home didalam rumah mewah orang tuanya." Jelas Namjoon

"Ohh, jadi begitu. Aku percaya pada Namjoon oppa, itu sebabnya aku tidak ingin mengatakan kalimat yang diucapkan oleh Seokjin."

"Dan mengenai bayi Na Yeon, dia bukan anakku. Bae Suzy tidak mengatakan padaku siapa suaminya saat pertemuan pertama kami di pulau Jeju tempoh hari, sepertinya dia punya alasan sendiri untuk tidak mengatakannya."

"Pertemuan pertama?? Di pulau Jeju?" Shin Hye terkejut, pasalnya ia tidak tahu sama sekali.

Namjoon menjadi serba salah, ia belum menceritakan bagian tersebut pada Shin Hye.

"Ohh itu, pertemuan yang tidak disengaja. Aku hanya menemani Dave Hyung dinas ke sana dan dia kebetulan juga berada di sana untuk berlibur."

"Ohh...." Shin Hye hanya mengangguk kecil, kali ini ia akan berusaha lebih percaya lagi pada Namjoon. Mungkin rasa cemburu sesaat yang membuatnya jadi kecewa. Rasa cemburu itu wajar bukan? Begitulah pikir Shin Hye.

"Sayang, kau percaya padaku, bukan?" Namjoon meraih telapak tangan Shin Hye kembali

"Nee..." Shin Hye memasang senyum manis di wajahnya.

"Mungkin ini terdengar gombal di telingamu tapi aku mengatakannya tulus dari hatiku, apapun yang terjadi kedepannya aku tetap memilih dirimu menjadi kekasihku dan pendamping hidupku di masa depan. Meski akan banyak rintangan yang datang untuk menerjang hubungan kita, tapi aku akan pastikan langkah kakiku tetap tertuju padamu. Karena aku sangat mencintaimu, hanya kamu" ujar Namjoon dengan sorot mata tulus.

Siluet mata Shin Hye sudah berkaca-kaca, perasaan ragu yang tadi  bersarang di hatinya kini sudah sirna begitu melihat tatapan tulus dan ucapan tulus kekasihnya.

Namjoon bergerak dari kursinya dan berada di sebelah Shin Hye, membubuhkan kecupan singkat di kening Shin Hye lalu beralih perlahan ke bagian bibir.

Keduanya saling bercumbu satu sama lain, hanyut dalam perasaan cinta yang semakin besar di hati keduanya.

************************************

Seoul City

Rumah Sakit

Ruang inap Yeo Joo Ha

"Dari awal aku tidak menyetujui pernikahan kalian!! Lihatlah sekarang gadis pembawa sial ini telah menunjukkan semuanya!!" Suara bentakan seorang wanita paruh baya di dalam ruang inap, begitu keras hingga terdengar ke luar ruangan.

"Eomma, sudah cukup!!!" Suara lain yang membentak lebih keras.

Kim Ji Won yang hendak memeriksa kesehatan Joo Ha, bergerak cepat masuk ke dalam begitu mendengar suara teriakan yang keras.

"Ada apa ini?? Tapi maaf sebelumnya, tidak boleh berbuat keributan di ruang pasien" ucap Ji Won menengahi.

"Keluar dari sini, eomma..." Usir Min Yoongi pada ibunya.

"Bagus sekali, dulu kau begitu penurut pada eomma tapi sejak mengenal gadis miskin itu kau sudah berubah jauh menjadi tidak sopan!!"

"Nyonya, aku mohon demi kenyamanan pasien lain di sini" ucap Kim Ji Won membujuk ibu Min Yoongi agar segera meninggalkan ruang inap.

"Dasar!!" Ucap ibunya sesaat sebelum keluar ruangan.

Sementara itu, Yeo Joo Ha tampak menangis sesenggukan di kasurnya.

"Yoongi oppa, ijinkan aku bicara dengan Joo Ha. Aku akan membuatnya tenang kembali" ujar Ji Won

Min Yoongi hanya mengangguk kecil lalu keluar dari ruangan. Hanya menyisakan Kim Ji Won dan Yeo Joo Ha saja.

"Joo Ha, sudah jangan menangis" Kim Ji Won mendekati sahabatnya lalu memeriksa perlahan denyut nadi dan bagian tubuh lainnya.

"Hiks...itu sebabnya, lebih baik aku mati bersama bayiku...mengapa tidak ada yang mengerti tentang kesulitanku selama ini" racau Joo Ha

"Apa karena, desakan ibu mertuamu menyebabkan kau jadi begini? Aku berpikir selama ini pernikahan kalian baik baik saja dan saat perayaan pernikahanmu beberapa bulan lalu, aku tidak melihat kesenjangan antara kau dan keluarga mertuamu."

"Ji Won-ah, terkadang yang tidak terlihat oleh mata justru menyimpan banyak duka. Jika bayi itu masih selamat, mungkin bisa merubah sudut pandang ibu mertuaku pada pernikahan kami"

"Katakan lagi lebih banyak tentang keluh kesahmu selama ini, aku siap mendengarkannya" salah satu therapist psychology yang akan diterapkan oleh Kim Ji Won, agar Joo Ha mau berbicara banyak tentang semua rasa depresi yang ia pendam

Dengan begitu, besar kemungkinan kesehatan mental Joo Ha akan segera pulih. Ia tidak sakit jiwa seperti orang yang tak waras, ia hanya butuh seseorang untuk mendengarkan segala depresinya dan keluh kesahnya. Ia butuh dukungan moril untuk menyembuhkan luka mental traumanya.

Joo Ha mulai terbuka dan mau berbicara banyak dengan Kim Ji Won.

Sementara itu, dari arah ambang pintu, Min Yoongi masih memantau istrinya dari luar. Ia melihat bagaimana Joo Ha berbicara seraya menangis sesenggukan pada Kim Ji Won

"Aku minta maaf, sayang....Ini semua salahku. Eomma, aku harus menemuinya dan membuat ia meminta maaf padamu juga" lirih Min Yoongi

Satu hal yang tak banyak diketahui oleh khalayak ramai tentang fakta pernikahan Min Yoongi dengan Yeo Joo Ha adalah, terhalang restu Nyonya besar Min. Karena satu alasan klasik, Yeo Joo Ha berasal dari keluarga miskin sederhana yang tidak setara dengan keluarga besar Min.

Namun pernikahan itu tetap terjadi setelah pergelutan panjang keluarga besar Min dan restu yang diberi oleh ayah kandung Min Yoongi.

************************************


Rumah Sakit Universitas Chonbuk, Jeonju

Brakhhh....Jung Hoseok menggebrak meja kerjanya dengan keras. Menarik dasi dengan brutal lalu mengusak wajahnya. Begitu kesal mengingat kejadian kemarin malam.

Ceklekk....pintu ruangannya dibuka oleh seseorang

"Aigoo...wajahmu kusut sekali" ujar Park Chanyeol lalu menutup kembali pintu itu dan duduk berselonjor di sofa.

"Ada masalah dengan istrimu lagi?" Tebak Chanyeol

"Hmm.." Jung Hoseok hanya berdehem

"Sudah kau katakan padanya jika kau mencintainya?"

Jung Hoseok kembali berdehem tanpa ada jawaban

"Ckk, rumit sekali. Masalahnya, kalian menikah atas dasar paksaan dan itu hal yang membuatnya menjadi tidak menyukaimu, maybe....atau dia punya pria lain yang ia sukai?"

"Akhh....diamlah!!" Sahut Jung Hoseok  begitu kesal

Mansion Jung Family

Setibanya di rumah, Jung Hoseok masih menunjukkan rasa kesalnya. Tidak seperti biasanya, ia akan selalu membuka pintu jok mobil agar Kim Ji Won keluar terlebih dahulu, namun malah sebaliknya ia hanya keluar begitu saja dari mobil tanpa peduli akan istrinya.

"Oppa...." Sahut Kim Ji Won menahan lengan Jung Hoseok setibanya mereka di dalam ruang tengah.

"Apa aku ada kesalahan pada Hoseok oppa? Katakan saja jika aku punya salah tapi jangan bersikap seperti itu"

"Tidak, kau tidak punya salah sama sekali. Semua kesalahan ini bermula dariku, bermula dari pernikahan yang tidak kau inginkan ini, bukan begitu?!" Jung Hoseok berkacak pinggang.

"Aku ..." Kim Ji Won tidak tahu hendak berkata apapun. Ia hanya menundukkan wajahnya.

"Apa kau tidak paham juga dengan semua usahaku selama ini, aku tahu jika kau tidak memiliki perasaan padaku, disini aku seperti orang yang bodoh, mengharapkan sesuatu dari wanita yang tidak akan pernah melihatku." Jung Hoseok melangkahkan tungkai kakinya hendak menghindari percakapan tersebut.

"Aku minta maaf...." Balas Kim Ji Won, menghentikan langkah Jung Hoseok.

"Jika oppa merasa terbebani dengan ikatan pernikahan ini, mungkin lebih baik kalau kita....berpisah" lanjut Kim Ji Won lalu pergi meninggalkan ruang tengah, masuk ke ruang kamar tamu. Malam ini, dia akan tidur disana. Setelah mengatakan perpisahan tidak mungkin bagi mereka untuk tidur di satu kamar yang sama.

"Apa yang harus kulakukan...." Desah Jung Hoseok seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Meremat bagian pipi wajahnya.

"Dia meminta cerai..." Lanjut Jung Hoseok lagi

"Mwo-ya..!!" Chanyeol menjadi kaget

"Park Jimin...." Celetuk Jung Hoseok seraya membuka kedua telapak tangannya dari wajahnya.

"Park Jimin, pria itu harus segera kutemui!!" Ucap Jung Hoseok dengan wajah murka lalu mengambil long coatnya untuk pergi ke suatu tempat.

"Yaaa...kau mau kemana!!" Teriakan Chanyeol diabaikan begitu saja oleh Jung Hoseok yang terus berjalan.

************************************



Mansion Park Family

Sudah pukul satu siang tapi penghuni kamar di lantai tiga itu masih pulas dengan tidurnya.

Seragam putih kedokteran yang masih melekat di tubuhnya dengan aroma alkohol yang menyeruak dari tubuhnya memenuhi seluruh ruangan.

"Jimin-ah...." Seru sang ayah seraya membuka pintu kamar putranya.

Hanya suara dengkuran yang menjadi jawaban dari bibir pria tampan pemilik nama Park Jimin itu.

"Astaga, anak ini...." Sang Hyun mendekati kasur putranya. Duduk di tepi kasur dan memperbaiki selimut yang entah bagaimana sudah bentuknya.

"Seandainya saja kau sudah menikah, pasti ada yang mengurus keperluanmu....tapi sampai sekarang kau belum juga mengenalkan seorang wanita pada appa..."

Sang Hyun teringat akan laporan dari para maid tentang kejadian tadi malam.

"Yaaakkk ... Lepaskan aku!! Aku tidak mabuk....hik..." Park Jimin sedikit cegukan disertai tubuh yang sempoyongan dituntun oleh seorang maid lelaki setibanya di mansion pukul dua pagi dini hari.

"Mengapa cinta begitu rumit, mengapa aku tidak bisa melupakannya!! Hahahahaa...hik...bodoh sekali..." Racaunya sembarangan.

"Baiklah, appa sudah putuskan untuk mengenalkanmu pada seorang wanita yang merupakan anak dari kerabat baik appa....sebuah kencan buta akan appa aturkan untukmu..." Ucap Sang Hyun seraya membelai lembut kening Park Jimin.

************************************


Jerman, Frankfurt city

Hotel Bintang Lima, area bandara

Nyonya Han, ibu kandung Kim Seokjin mendatangi putra dan menantunya setiba di Jerman. Ia singgah dari perjalanan Maldives ke Jerman saat mendengar kabar jika anak dan menantunya berada di negara yang sama karena dinas pekerjaan.

"Aigoo, Halmeoni juga kangen pada cucu kesayangan, Na Yeon..." Nyonya Han mengambil alih Baby Na Yeon ke dalam gendongannya

"Eomma sendirian ke sini?" Tanya Kim Seokjin yang sedang duduk di sofa panjang sembari bermain hp.

"Iya, ayahmu sedang di Australia mengurus pekerjaannya, ada proyek baru antara perusahaan Kim dengan perusahaan keluarga besar Bae."

"Ayah pasti senang, berkat pernikahan ini dia bisa memperluas kekayaannya...cihh..." Sindir Kim Seokjin dengan wajah tidak suka

"Seokjin-ah, sudah cukup. Jangan bahas hal itu lagi. Jika nanti ayahmu sudah tua kelak semua royalti keluarga kita akan jatuh padamu dan anakmu jadi apa yang kau kesalkan?"

"Aku tidak perlu menjawabnya" balas Kim Seokjin

"Kau masih memikirkan wanita itu?!! Sadarlah Seokjin, dia tidak pantas untuk kau miliki dan bersanding menjadi bagian dari keluarga besar kita. Dia dan ibunya itu benar-benar wanita yang tidak tahu malu"

"Apa maksud, eomma?? Jangan berkata sembarangan"

"Kau tidak tahu bukan siapa sebenarnya ibunya Shin Hye itu?? Dia itu pelakor yang merebut suami orang dan ada kaitannya dengan temanmu yang bernama Namjoon Kim itu" Nyonya Han mendekati putranya di sofa

"Namjoon??" Kim Seokjin menjadi penasaran

"Yaa, itu benar. Ayah tiri Shin Hye adalah ayah kandung Namjoon yang dianggap telah meninggal oleh Namjoon dan ibunya. Tapi mereka tidak tahu sama sekali tentang kebenarannya. Shin Hye menutupi kebenaran itu dari Namjoon, itu sebabnya eomma katakan dia bukan wanita yang baik"

"Mwo!!...." Kim Seokjin terkejut. Ia baru tahu mengenai hal ini. Namun untuk sesaat ada sebuah ide jahat di kepalanya.

Sebuah kebetulan yang menarik, pikirnya.

"Aku keluar dulu, eomma" Kim Seokjin bangkit dari duduknya dan beranjak keluar dari kamar hotel

"Suzy-ah, kau sudah selesai berpakaian?" Sahut Nyonya Han memanggil menantunya.

Bae Suzy yang sedari tadi berdiri di balik pintu kamar, sempat mendengar percakapan antara suaminya dan ibu mertuanya.

"Jadi,...Namjoon oppa pasti kecewa jika tahu tentang hal itu. Bagaimana ini?" Lirih Bae Suzy merasa simpati pada mantan kekasihnya.


************************************


Malam Hari

Jerman , Frankfurt city

"Oppa, kita mau kemana?" Tanya Shin Hye.

Jelang hari terakhir di Jerman, ia diajak Namjoon ke suatu tempat wisata yang cukup terkenal dengan wahana bianglala raksasa.

"Naik itu... ayoo" unjuk Namjoon ke atah wahana bianglala di depan mereka

"Besar sekali...apa itu aman?" Shin Hye jadi sedikit ketakutan.

"Tentu saja, sayang. Kalau kau takut pegang saja tanganku dengan erat atau jika kau mau peluk badanku saja"

Shin Hye mengangguk kecil seraya tersenyum manis, ia mengikuti kemauan kekasihnya.

Setelah antrian panjang di depan pintu masuk, mereka telah berada di dalam ruang sekat wahana bianglala.

Suasana malam hari kota Frankfurt begitu indah terlihat dari ketinggian 10 meter. Shin Hye begitu takjub dengan pemandangan di depan matanya.

Bukan itu saja, tapi hujan kembang api yang dinyalakan sepanjang area bianglala menambah keindahan suasana malam.

"Cantik sekali" gumam Shin Hye tak jemu memandang dari balik dinding kaca.

"Seperti wanita yang kini berada di sampingku" lanjut Namjoon dengan jurus gombalnya.

"Mwo...aishh.." Shin Hye merasakan kedua pipinya bersemu merah, menjadi salah tingkah dengan ucapan Namjoon padanya.

"Lihat, sayang...ada bintang jatuh" unjuk Namjoon ke arah langit malam.

"Wah daebakk....aku ingin buat permintaan" Shin Hye memejamkan matanya dan merapatkan kedua tangannya menggumamkan sebuah permintaan didalam hatinya.

Sedang Namjoon hanya diam saja tanpa mengikuti Shin Hye.

"Oppa, mengapa tidak buat permintaan juga??" tanya Shin Hye

"Karena bintang jatuh tidak pernah berpihak padaku..." Namjoon tersenyum kecil dengan sorot mata sendu

"Ohh?" Shin Hye jadi bingung

"Sehari sebelum ayahku dinyatakan meninggal dalam kecelakaan pesawat, aku meminta pada bintang jatuh agar membawanya kembali dalam keadaan selamat, karena pada waktu itu dia berjanji untuk membawaku jalan jalan, tapi nyatanya.... bintang jatuh tidak pernah berpihak sama sekali padaku. Aku merasa dikhianati" ujar Namjoon menahan genangan air mata dibalik kelopaknya.

Shin Hye menjadi gelagapan, rasa bersalah kembali menghantui pikirannya. Haruskah ia berkata jujur saat ini, tapi bagaimana dengan hubungannya nanti? Apakah Namjoon akan mengerti atau menjauhinya? Shin Hye terjebak dalam dilema, seharusnya ia berkata jujur sejak awal agar tidak mendapat tekanan seperti ini. Tapi kisah cintanya akan menjadi taruhan terbesar dibalik kejujuran ini.

"Oppa....aku...aku ingin berkata sesuatu" Shin Hye mencoba menetralkan detak jantungnya, ia gugup sekali.

"Ada apa sayang, katakan saja"

"Se-sebenarnya, ayah kandung Namjoon oppa,...ma- masih hi..."

DUARRR..... ✨✨✨Suara petasan kembang api kembali menggelegar di angkasa, namun kali ini begitu keras sampai mengejutkan sesiapa disekitarnya. Lalu disusul oleh sorakan gembira dari kerumunan warga di bawah sana.

"Wahhh daebakk...cantik sekali, sayang." Ucap Namjoon memandang kagum ke arah bentuk kembang api di langit malam.

Shin Hye hanya terdiam dan menghela nafas, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Namjoon.

Namjoon menoleh ke arah kekasihnya, dan melingkarkan salah satu tangannya di pinggang Shin Hye, sedang tangan lainnya menggenggam erat telapak tangan Shin Hye di bawah sana.

Sesekali mengecup pucuk kepala Shin Hye dengan lembut.

"Oppa, aku minta maaf...mengapa aku jadi pengecut begini" lirih Shin Hye dalam hatinya

"Bisakah aku, berharap pada bintang jatuh lagi? Aku hanya punya satu permintaan, biarkan aku tetap bersamanya sampai akhir usia" lirih Namjoon di dalam hatinya.

Malam yang begitu indah, dihiasi kembang api di langit malam dari balik kaca wahana bianglala, menjadi saksi atas kisah cinta pasangan sejoli tersebut.




************************************






Rumah Sakit

Seoul City

Baghhh..

Bughhh....

Dengan brutal Jung Hoseok melayangkan pukulan pada wajah Park Jimin di pelataran parkir gedung rumah sakit.

"Sunbae...apa yang kau lakukan?!!" Ujar Park Jimin yang tidak terima diperlakukan kasar oleh seniornya tersebut.

"Kau!!!"

"Yaakkk..... hentikan!!" Kim Ji Won berlari dari kejauhan, begitu mendapat laporan dari salah satu perawat tentang keributan di pelataran parkir

Kim Ji Won memapah tubuh Park Jimin untuk bangkit, ia cemas melihat tetesan darah di sudut bibir Park Jimin

"Wae....wae-yaa!!" Bentak Kim Ji Won ke arah Jung Hoseok.

"Kau, mencintainya?" Ujar Jung Hoseok dengan terbata bata

Kim Ji Won memandang bergiliran ke arah Park Jimin dan Jung Hoseok. Sesaat kemudian, ia menundukkan wajahnya dan......














TBC genk...

🏔️🧘😅😅

Continue Reading

You'll Also Like

94.6K 7.9K 39
PEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (๐…๐Ž๐‹๐‹๐Ž๐– ๐’๐„๐๐„๐‹๐”๐Œ ๐Œ๐„๐Œ๐๐€๐‚๐€) (๐‚๐Ž๐Œ๐๐‹๐„๐“๐„๐ƒ) (๐๐š๐ฆ๐š๐ค๐š๐ฆ๐ฎ) ๐™...
11.1K 2.5K 34
โ€ขNaruHinaโ€ข Klub Membaca kekurangan anggota. Sebagai Ketua Klub yang bertanggung jawab, Hinata pun harus berusaha mendapatkan setidaknya 4 orang lagi...
41.8K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
190K 2.3K 200
Hai... Kalau kalian ingin request lirik lagu boleh kok, komen di komentar atau chat pribadi Insya allah..request kalian bakal aku tulis liriknya. Tap...