ALDO-LIORA

By BiintangMeysaa

2.5M 281K 109K

[di PRIVAT ACAK! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! ya sayang ya] [ON GOING] ⚠️JANGAN DI PLAGIAT YA SAYANG⚠️ Awal part e... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

25

34.6K 4K 1.2K
By BiintangMeysaa

Happy reading♡
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Besarnya rasa benciku saat ini, mencerminkan rasa sayangku yang dulu kamu sia siakan.
-author

__________________________________________

[TYPO BERTEBARAN!!]

jangan lupa vote oke?😼
Thankyouu💘💘

***

"ARGHH BANGSAT!"

"penyakit sialan! Kalau ga mau gue hidup gausah nyiksa gue kaya gini Tuhan"

Orang itu meremas kepalanya kuat. "ARGHH SAKITT!!"

Orang itu mengambil obat penenang lalu meminumnya dan menidurkan tubuhnya diatas ranjang kemudian menutup matanya mencoba untuk tidur sebentar.

***

"Eh eh sini merapat!" panggil Daniel pada sahabat sahabatnya.

"Ap ap ap apni?" Rafli menyahut dengan menirukan lagu di tiktok. "Ada gosip apa jeng?" sambung Rafli seperri ibu ibu sedang arisan.

"Ini loh jeng aku punya gosip baru"

"Gosip apa jeng?"

"Kamu tau pak burhan yang rumahnya didepan gang sana?"

"Tau jeng"

"Masa dia semalam godain aku jeng"

"Hah? Godain gimana jeng?" tanya Rafli heboh

"Dia ngajak aku nikah!"

"Hah? Kok tega banget sih si burhan, trus istrinya gimana?"

"Aku juga ga tau jeng, mana istrinya lagi bunting."

"Burhan mah memang gitu jeng! Maunya pas ena ena doang. giliran tuyulnya udah jadi malah mau selingkuh ke cewe lain"

"Aku juga mau cerita jeng" sahut Rafli. "Jadikan waktu itu aku jemur sempak didepan rumah jeng"

"Terus terus?"

"Nah pas aku lagi remes remes sempak ku itu biar airnya keluar, tau ga jeng aku liat apa?" Rafli menggantung ucapannya.

"Apa jeng?"

"Masa aku liat si junaedi keluar rumah cuma pake sempak doang!"

"Hahh seriusan jeng? Trus gimana gede ga?"

"Gede apanya jeng?"

"Emm anuu jeng cacing alaskanya" jawab Daniel ambigu

"Ih kamu ini berdosa banget!" Jawab Rafli sengit "tapi kayanya ukurannya mencapai 15 cm sih jeng" sambungnya.

Plakk

Plakk

Suara pukulan yang begitu renyah terdengar nyaring. Alex lah pelakunya, ia memukul punggung kedua temannya yang sedang bergosip itu dengan setengah tenaganya. Walaupun hanya setengah tenaga, percayalah pukulannya terasa sangat sakit.

"Akhh.. shhh" mereka meringis

"Sekali lagi lo berdua ngomong begitu, gue tendang ginjal lo!"

"Apasih lex, orang kita lagi enak enak gosip juga! Ganggu aja lo"

Dosa besar apa yang hamba perbuat yaAllah sehingga mempunyai teman seperti ini? Batin Alex depresot.

Saat ini mereka sedang berkumpul diwarung mang ujang, jam sudah menunjukkan pukul 20.30 mereka memutuskan untuk berkumpul diwarjang diramaikan oleh amggota anggota yang lainnya.

"Oke kali ini gue mau serius" ucap Daniel.

"Mau ngomongin apa?" tanya Aldo

"Tentang Erlan"

"Kenapa si Erlan? Udah modar?" Tanya Rafli

"Bukan anjir! dia udah sadar dari koma"

"Ya trus gue harus bilang wow gitu?" jawab Rafli

"Bukan gitu dajjal! Ya kita harus hati-hati dong. Jangan sampai salah satu dari kita dikeroyok kaya lo waktu itu"

"Bener kata Daniel" sambar Alex "dia pasti udah nyuruh orang buat bantu balesin dendamnya" sambungnya

"Serius lo?"

"Hm"

"Tau dari mana?"

"Gatau" jawabnya acuh

"Dah la, mengcape menghadapi kanebo kering yang satu ini" Daniel mendramastis.

"Nyenye" Alex mencibir.

***

Gadis dengan hoodie over size berwarna coklat dan dipadukan dengan rok kotak kotak diatas lutut dengan rambut yang dicampol tinggi itu terlihat begitu cantik.

Liora sedang berjalan santai dipinggir jalan ditengah malam ini menuju supermarket untuk membeli cemilan, tak sengaja netranya menangkap dua orang yang ia kenal. ia menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas lagi siapa orang itu.

Bara dan Rena.

"Itu bukannya Bara sama Rena?" gumamnya.

"Ngapain si Bara sama nenek lampir?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia berjalan mengendap endap mendekat kearah mereka dan bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar berniat menguping pembicaraan mereka.

"Lo masing sayang kan sama gue?" itu adalah suara Rena. Jiwa kepo Liora meronta ronta, ia memasang lebar lebar telinganya untuk mendengar semua percakapan mereka.

Bara hanya diam saja. "Iya kan Bar, lo masih cinta kan sama gue?"

Bara mengangkat sebelah alisnya "kenapa lo ngomong kaya gitu?"

"Ya karna gue yakin kalau lo masih cinta sama gue"

"Dih pede banget lo" jawab Bara sinis. "Ngapain lo datang lagi kesini? Jauh jauh deh lo dari gue. gue udah muak liat muka lo!"

"Cinta? Sayang? Apa Bara dulu kenal sama si Rena?" gumam Liora

"Kok lo gitu sih Bar?" Rena menggenggam lengan Bara.

"Gue pengen kita deket lagi kaya dulu" mohon Rena.

Bara menepis kasar tangan Rena yang menggenggam tangannya. "Najis" jawabnya ketus.

"udah ga ada kepentingan lagi kan? gue mau pulang. lo itu cuma buang buang waktu gue aja tau ga!" Bara memakai helmnya lalu naik keatas motornya dan meninggalkan Rena sendirian.

"Lihat aja ko semua! gue bakalan hancurin lo satu satu. gue bakalan bales dendam atas perbuatan lo semua ke cowo gue" ucap Rena dengan emosi yang menggebu-gebu dan masih didengar oleh Liora.

"Bales dendam?" Liora bergumam "wah ga bisa dibiarin nih, ntar kalau dia celakain Aldo gimana?" tanyanya panik sendiri dan langsung bergegas ingin pulang kerumah.

Brukk

Saat berbalik badan ia tak sengaja menabrak seorang laki laki, ia meringis memegang dahinya yang terbentur kuat pada dada bidang laki laki itu. ia mendongak ingin melihat siapa laki laki yang ia tabrak, seketika matanya melotot.

"LO?!!" pekiknya ketika melihat wajah laki laki yang ia tabrak.

Laki laki itu memperhatikan setiap inci wajah Liora. "Lo bukannya yang waktu itu narik tangan gue ya?"

Liora meringis, padahal ia sudah melupakan kejadian itu. Tapi sekarang? ia malah bertemu lagi dengan laki laki yang ia temui di Bandung waktu itu. ia sangat malu sekarang.

"I-iya" jawabnya gugup. "Kalau gitu gue pergi dulu" ucapnya buru buru meninggalkan laki laki itu.

Laki laki itu tersenyum tipis melihat punggung Liora yang mulai menghilang dari pandangannya.

°°°

Bel istirahat sudah berbunyi semenjak 15 menit yang lalu, Aldo dkk berada didepan kelas menyandarkan tubuh mereka dipembatas lantai dua sambil melihat kearah lapangan adik kelas mereka yang sedang bermain basket.

"Aldo" panggil seseorang siapa lagi kalau bukan Rena.

"Apa Ren?" tanya Aldo lembut.

Daniel yang mendengar suara lembut Aldo itu menggeram kesal. Rasanya ingin sekali ia menampar Aldo untuk menyadarkan laki-laki itu untuk tidak terlalu dekat dengan Rena. Namun itu hanya sebuah angan-angan saja, ia tak mempunyai nyali besar untuk menampar Aldo.

"Boleh temenin aku bentar?"

"Kemana?"

"Ke taman belakang aja, soalnya aku pengen curhat sama kamu"

"Caper" cibir Daniel

"Daniel!" peringat Aldo

"Yaudah ayok" ajaknya menggengam tangan Rena.

Setelah Aldo dan Rena pergi, barulah Daniel mengeluarkan unek uneknya.

"Itu si bos bego apa bodoh sih?" Kesalnya. "Ngapain coba dia masih mau deket deket sama tu lonte"

"Ga boleh gitu" peringat Alex karena mendengar Daniel mengatai Rena lonte. Sejahat apapun perempuan menurutnya tidak pantas jika ada laki laki yang berucap seperti itu

"Abisnya kesel banget gue sama tu cewe! kaya ga ada malunya aja. gue lagi mikirin perasaan Liora ntar gimana?" Jawab Daniel.

"Awas aja kalau si bos nyakitin hati Liora, gue betot tu palanya sampe mampus! ga peduli deh gue walaupun dia bos kita" sahut Rafli

Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang sedang dibicarakan muncul secara tiba tiba seperti jailangkung.

"Aldo mana?" tanya Liora to the poin.

"Gatau" jawab Rafli supaya Liora tidak menemui Aldo yang sedang bersama dengan Rena.

"Gausah bohong nyet, tadi gue liat Aldo disni"

"Aldo ditaman belakang" sambar Alex yang mendapat pelototan tajam dari kedua temannya.

"Oh kalau gitu gue pergi dulu" ucapnya lalu pergi dari sana.

"Kok lo bilang sih lex? Lo bodoh apa gimana sih?"

"Suka suka gue, biarin itu jadi urusan mereka. Kita gausah terlalu ikut campur" jawabnya sambil memasukan tangannya kedalam saku lalu pergi dari sana.

Dilain tempat, yaitu ditaman belakang sekolah yang sepi Rena tampak lemah dihadapan Aldo.

"Kenapa lo ngajak gue kesini?" tanya Aldo datar.

"Aku pengen curhat ke kamu do, karna ga ada lagi orang yang bisa aku ajak curhat"

"Curhat apa?"

"Penyakit aku"

"Penyakit?" beo Aldo

"Iya do, aku sakit do" ucap Rena lirih sambil mengeluarkan air mata.

"Emang lo sakit apa?" Aldo yang awalnya berbicara dengan datar kini tergantikan dengan ucapannya yang begitu lembut.

"Aku hiks...sakit aku parah do" Rena terisak kuat

Aldo memegang kedua pundak Rena "ngomong yang jelas Rena, kasi tau ke gue lo sakit apa?"

"g-gagal ginjal" jawabnya lirih

"Lo seriusan? Lo ga bohong kan?"

"Untuk apa aku bohong soal penyakit aku ldo?"

"Lo udah kasi tau ke orang tua lo?"

Rena menggelengkan kepalanya "mereka ga peduli sama sekali sama aku, mereka sibuk sama dunianya masing masing"

Aldo mengusap lembut air mata dipipi Rena. "Udah jangan nangis lo pasti sembuh Ren" ucapnya sambil membawa Rena kedalam dekapannya.

Tepat saat Aldo mengusap pipi Rena, Liora datang dan menyaksikan itu semua. Senyumnya yang sedari tadi mengambang kini luntur seketika ketika melihat Rena yang sedang berpelukan Aldo. bahkan cowok itu sama sekali tidak menolak? pikir Liora.

Liora bisa melihat sendiri bagaimana lembutnya cowok itu pada Rena. sangat berbeda ketika sedang bersamanya, Aldo pasti akan selalu menolak dan mengatainya cewe murahan.

Rena yang tak sengaja melihat keberadaan Liora tersenyum licik lantas ia semakin mengeratkan pelukannya pada Aldo agar terlihat mesra.

Apa gue harus ngelepasin dia? Bahkan ngegenggam tangannya aja belum pernah batin Liora sambil menatap kosong ke arah depan.

"Kapan lo ngehargai gue do? Kapan lo mau ngelihat perjuangan gue? Kapan gue bisa ngerasain pelukan lo? sampai kapan gue terus terusan nerima rasa sakit? Apa gue seburuk itu sampai lo ga mau nerima gue?" tanyanya pada diri sendiri sambil menitikkan air mata.

Liora tertawa hambar sambil menghapus airmatanya. "Hahaha ngapain nangis bego! Masa diginiin doang nangis? Ck lemah" makinya pada diri sendiri kemudian pergi dari sana meninggalkan kedua sejoli yang sedang berpelukan itu.

Aldo melerai pelukannya kemudian kembali menatap Rena "gue bakalan jagain lo, kalau lo butuh apa apa lo bisa bilang ke gue. Jangan ngerasa sendiri Ren"

"Makasih ya ldo, kamu baik banget. Maafin juga kesalahan aku dulu dimasa lalu"

"Sttt, udah ga usah dibahas lagi. Itu cuma masa lalu jadi gausah di ingat ingat lagi lagian juga gue udah lupain itu semua kok"

"Sekali lagi makasih ya"

"Hm"

"Yaudah ayo gue anterin ke kelas bentar lagi udah mau masuk" ajak Aldo dan diangguki Rena.

***

Setelah kejadian Liora yang melihat Aldo berpelukan dengan Rena, Liora berjalan mendatangi kelas Aldo. saat sudah sampai didepan pintu, ia langsung saja menerobos masuk.

Daniel dan Rafli yang melihat kedatanga Liora meringis.

"Gue mau nanya" ucap Liora ketus sambil mendudukan dirinya didepan meja Rafli.

"Nanya apa ra?"

"Si Rena itu beneran mantannya Aldo?" tanyanya memastikan dan diangguki oleh Rafli.

"Mereka pacaran waktu kelas berapa?" tanya Liora sudah seperti wartawan.

"Kelas sembilan, waktu SMP"

"Putus karena apa?"

Rafli melirik pada Daniel untuk meminta bantuan. Pasalnya hanya mereka bertiga saja yang mengetahui alasan Aldo dan Rena putus. Tidak mungkin kan mereka membocorkan masalah Aldo. Karena itu merupakan hal yang privasi.

"Emm kalau itu kita ga bisa ngasih tau ta" kini Daniel yang menjawab.

"Kenapa?"

"Ya karena kita nggak tau"

"Bangsat!" Liora jadi kesal sendiri saat ini. Mood nya sedang tidak baik.

"Tapi dulu Aldo sayang banget ya sama Rena?" tanya Liora lesu.

"Kalau dari yang kita lihat sih memang iya, Aldo itu dulu sayang banget sama Rena"

"Apa ga ada harapan buat gue untuk ngemiliki Aldo?" tanyanya sambil menatap Rafli dalam.

"Jangan nyerah dong ra! Semangat dong. Kita pasti dukung lo kok" jawab Rafli dan dibenarkan Daniel "bener tuh ra, demi apapun gue lebih suka kalau lo yang sama Aldo, bukan Rena"

"Kalian serius kan?"

"Sepuluh rius deh"

"Yaudah kalau gitu gue ke kelas dulu babay" ucapnya sembari bangkit dari bangku yang ia duduki tadi kemudian keluar dari kelas Aldo.

Saat sedang berjalan kearah kelas ia merasa ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya. Ia menyentuh hidungnya dan mendapati darah ditangannya. Liora mimisan.

"Ck" decaknya lalu berlari menuju toilet.

***

Thankyou💘
Hargai penulis dengan memberi vote dan komen ya
Jangan lupa pencet bintang oke?
Komen next sebanyak banyaknya🥰

Bantu aku ramein cerita ini dengan ngeshare keteman/sahabat kalian.

See you♡

Sel 17 agustus 2021.

Batam📍

Continue Reading

You'll Also Like

575K 22.4K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
256K 24.2K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
807K 96.1K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...