Accidentally Soulmate

By Neradara

3.4M 365K 16.4K

AREA BUCIN โ•โ• ANTI BUCIN DILARANG MAMPIRโŒ HATI-HATI KENA MODUS BTARA๐Ÿงšโ€โ™€๏ธ Orang yang paling bahagia ketika Al... More

1. Someone in My Kitchen
2. Antimo, Obat Anti Mabuk
3. Tragedi Tujuh (Puluh) Juta
4. May I Have Your Number?
5. Minum Antimo
6. Hanya Perasaan Saja
7. Ada Apa Dengan Lily?
8. Kebohongan Lily
9. Lari Pagi
10. Pesan yang Tidak Penting
11. Jangan dicium, Btara! ๐Ÿ”ž
12. Obrolan singkat
13. Kunjungan Pahit
14. Perpusnas
15. When Vera is Crying
16. Kelapa Muda
17. Mantan
18. Amortentia
19. Mineโค
20. Pottery
21. Pantry
22. Artikel
23. Sushi
24. Mendiamkan
25. Berjalan
26. Telepon
27. Pulang
29. Lily Bilang Apa?
30. Saran
31. Pegang
32. Perih
33. Darania
34. Parkiran
35. Drunken Truth
36. Tidak Tepat
37. Pikir Ulang
38. Deserved
39. Meminta
Begini
Extra Chapter ๐Ÿ”ž
Memilih

28. Sarapan

48K 6.7K 235
By Neradara

"Mas Anton?"

Alea dengan wajah bingung menunjuk pria di depannya. Bagaimana bisa manusia itu muncul di sini?

"Kamu udah dateng?"

Btara muncul dari arah lain. Alea segera berjalan ke Btara. Dia menarik pria itu ke ruang tengah, menjauhi dapur.

"Kenapa, sih? Kamu nggak jadi masak?"

"Kamu kok malah santai banget? Itu kamu nggak lihat ada Mas Anton di dapur kamu?"

"Lihat."

"Terus kamu bersikap biasa aja? Kamu nggak ngerasa aneh? Mas Anton atasanku yang ngeselin itu ada di apartemen kamu!"

Btara tertawa kecil. Wajah terkantuknya langsung terlihat segar. Bagi Btara, selalu lucu melihat Alea marah atau bingung.

"Ya terus aku harus gimana? Wajar Mas Anton di sini pagi-pagi. Kan dia semalem nginep."

"Pertanyaannya, ngapain dia nginep di sini?"

"Dia kakakku, Sayang. Semalam kan aku udah bilang kalau kakakku nginep."

Alea terdiam. Syaraf-syaraf otaknya berusaha merangkai semua informasi yang baru diterimanya. Semua masuk akal. Kakak Btara ada di sini karena dia menginap semalam. Tapi kenyataan bahwa Mas Anton adalah kakak Btara masih tidak masuk akal untuk Alea.

"Kamu serius?"

"Serius, Sayang."

Alea ternganga karena teringat sesuatu.

"Berarti selama ini aku gosipin sama jelek-jelekin Mas Anton di depan adiknya sendiri?"

Btara tersenyum dan mengangguk. Kontan saja Alea merasa tidak enak hati.

"Kamu kenapa, sih, nggak bilang-bilang ke aku? Kalau kamu bilang kan aku pasti jaga mulutku ini," ujar Alea sambil menepuk mulutnya sendiri.

"Habis aku senang kalau kamu jelek-jelekin Mas Anton." Btara berucap dengan wajah sumringah tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Awas aja kalau kamu cepu-cepu ke Mas Anton! Bisa habis karirku di kantor."

"Tok, tok, tok, permisi. Ini Alea jadi masak nggak, ya? Kalau nggak sa..."

"Jadi! Jadi, kok, Mas! Ayo!"

Alea menyeret Btara ke dapur.

Alea memasak sementara Btara dan Mas Anton menunggu di kitchen island. Mereka seperti anak kembar. Sama-sama memakai kaus dengan wajah masih kusut.

"Berarti Mas Anton udah lama tahu kalau aku pacaran sama Btara?" tanya Alea yang tengah menyiapkan piring.

Anton meletakkan ponselnya sebelum menjawab. "Nggak juga. Baru semalam tahu."

Alea mengerutkan dahi mendengar jawaban Mas Anton.

"Baru semalam? Mas Anton nggak kaget?"

"Nggak." Anton tersenyum tipis dan melirik Btara. "Btara kan buaya, jadi udah biasa lihat pacarnya di mana-mana."

Bugh!

Btara meninju lengan Mas Anton, lalu menatapnya tajam. Alea tampak sedikit terkejut melihat Btara meninju. Lebih terkejut lagi melihat Mas Anton tampak sangat tenang meski lengannya baru ditinju.

"Kamu jangan percaya apapun omongannya dia. Mas Anton emang suka mengada-ngada."

Alea meletakkan piring berisi pindang ikan patin ke meja makan, lalu duduk di hadapan Btara.

"Masa, sih? Mas Anton nggak kelihatan kayak orang yang suka bohong, tuh."

Btara berdecak dan menatap Mas Anton penuh dendam.

"Kakak tuh di kantor aja, Al, berwibawanya. Aslinya suka bohong. Hobinya ngerjain aku terus."

"Alea masak apa?" tanya Mas Anton mengalihkan pembicaraan.

"PindanPindang ikan patin, Mas. Bisa makan ikan, kan?"

"Bisa."

Mas Anton mengambil nasi, kemudian menyendok potongan tubuh ikan patin. Tidak lupa sedikit kuah pindnag ia pindahkan ke piring.

"Sini aku ambilin bair kamu nggak dapet kencur."

Alea mengambil piring Btara. Dia pun mulai mengambilkan makanan untuk kekasihnya itu. Btara langsung senyum-senyum dan menyenggol lengan Mas Anton.

"Kasihan yang jomblo ngambil sendiri makanannya."

Mas Anton tidak terlalu menanggapi serius godaan Btara. Malah Alea yang jadi tidak enak.

"Gimana rasanya? Enaknya dikasih kemangi banyak-banyak, tapi tadi cuma ada satu bungkus."

"Enak banget menurutku. Kayaknya kamu harus buka restoran, deh," ucap Btara membuat Alea tersenyum malu.

"Kurang asin dikit, sih. Kalau dimakan pakai nasi jadi kurang mantap rasanya. Tapi kurangnya dikit banget."

Btara memutar bola matanya kesal mendengar review Mas Anton.

"Lo kebelet kawin kali sukanya yang asin-asin. Orang di lidah gue pas."

"Bukannya lo yang kebelet kawin? Gue sih ngomong sesuai fakta. Gue nggak bilang makanannya nggak enak, cuma kurang garem aja dikit."

Alea menelan ludah. Mas Anton dan Btara yang bertengkar, tapi malah dia yang berasa dimarahi.

"Nggak usah berantem. Enak nggak enak kan selera orang."

"Tuh!"

Mas Anton menjitak kepala Btara, membuat pria itu berdecak kesal.

"Mas Anton," panggil Alea. "Mas Anton jangan bilang-bilang ke yang lain, ya, kalau aku pacaran sama Btara. Apalagi Vera."

"Saya kayak nggak ada kerjaan lain aja mau ngomongin kalian ke orang-orang."

"Eh, Mas Anton kan pernah dicurhatin Vera, berarti Mas Anton sama Vera lumayan dekat, dong?"

Alis Mas Anton berkerut.

"Tahu dari mana saya dicurhatin sama Vera?"

Alea menelan ludah. Dia melempar pandang ke Btara.

"Sorry, Mas. Aku pernah nggak sengaja lihat kalian di rooftop."

"Oh, gitu. Nggak, nggak dekat. Cuma timing-nya aja pas makanya dia curhat ke saya."

"Emm... Vera beneran udah nggak suka sama David? Maksudnya udah move on?"

Mas Anton mengedikkan bahu.

"Bilangnya sih mau move on. Tapi apa yang dibilang ke saya sama apa yang dirasain bisa jadi beda."

"Berarti ada kemungkinan Vera nggak beneran suka sama Btara."

Mas Anton berhenti menyendok. Dia melirik bingung ke Alea.

"Vera suka sama Btara?"

"Nggak usah sok kaget gitu, deh. Lo kan tahu gue ganteng, baik, dan sopan, jadi udah wajar disukai sama banyak cewek."

"Idih! Kepedean banget, sih," kesal Alea.

"Emangnya kalau Vera nggak beneran suka sama aku kenapa?"

"Aku bakal cerita ke dia kalau kita pacaran. Emangnya kamu doang yang nggak suka kita backstreet."

"Ceritanya ada hati yang harus dijaga?"

Alea mengangguk.

"Lagian ngomong tinggal ngomong, sayang. Vera juga pasti ngerti. Nggak mungkin dia tahu terus maksa kamu putus."

"Tapi dia pasti sakit hati. Vera suka sama David dari lama, terus dia patah hati karena David suka sama aku. Habis itu sekarang dia suka sama kamu, tapi kamu pacaran sama aku. Dalam kisah percintaan Vera, aku tuh udah jadi antagonis."

"Bukan salah kamu juga kalau David sama aku suka sama kamu."

"Di mata kita ya aku innocent, tapi di mata Vera pasti aku yang salah. Aku juga tahu dia suka sama kamu sebelum kita pacaran. Jatuhnya kayak aku nikung dia."

"Gue kalau jadi Vera juga kesel," ujar Mas Anton yang dihadiahi tatapan kesal dari Btara.

"Dia sebel paling juga berapa hari. Gimanapun kan kalian bakal ketemu terus. Nggak mungkin Vera benci sama kamu terus-terusan. Udah, deh, bilang aja. Kamu emang nggak capek ngumpet-ngumpet?"

"Aku juga capek, Btara, tapi aku bingung ngomongnya gimana. Kalau dia beneran suka banget sama kamu, lebih gawat lagi nanti."

Btara meletakkan sendoknya dan menghela nafas.

"Tinggal bilang 'Vera, maaf kalau kamu marah, tapi sebenarnya aku sama Btara itu udah pacaran. Jadi kamu jangan terlalu berharap ke Btara' gitu doang. Kamu nih sukanya bikin segala sesuatu jadi ribet."

Bunyi sendok berdenting terdengar keras saat Alea meletakkan sendoknya kasar.

"Kamu yang ngegampangin. Kamu emang pacar aku, tapi Vera temanku, Tar. Dia deket sama aku sebelum aku kenak sama kamu. Tolong dong kamu posisiin diri jadi aku juga."

"Udah selesai, kan?"

Mas Anton berdiri. Dia mengambil piring Btara dan Alea lalu menumpuk jadi satu dengan piring miliknya. Ia membawa piring-piring itu ke sink.

"Maaf aku ngebentak kamu," ucap Alea dengan nada menyesal.

Btara mengangguk. Dia juga salah. Btara bukannya ingin menyepelekan kekhawatiran Alea, tapi mungkin kata-katanya salah.

Btara berdiri. Dia berjalan ke kursi tempat Alea duduk. Dipeluknya tubuh perempuan itu.

"Kamu bener, kok. Vera itu teman kamu. Kamu pasti nggak mau nyakitin dia. Maaf ya aku jadi egois gini."

Alea melingkarkan tangannya ke pinggang Btara, lalu mendongak. Dia meletakkan dagunya ke perut Btara.

"Aku labil, ya? Nggak jelas maunya apa."

"Nggak, sayang."

Btara mengelus rambut Alea. Ia lalu menangkupkan tangannya ke dua pipi Alea.

"Cium dulu sini."

Btara menunduk dan mengecup bibir Alea. Alea tersenyum geli.

"Bau ikan patin nggak?

Pertanyaan Alea membuat Btara tertawa. Pria itu menggeleng.

"Nggak, kok."

Tubuh Btara menunduk lagi. Kini ia memberi ciuman dalam untuk Alea.

"Aw!"

Btara mengaduh saat merasakan sesuatu mengenai lengannya, membuat ciuman mereka terlepas. Bajunya kini terasa dingin dan basah. Di lantai, ada seonggok spons cuci piring lengkap dengan air sabunnya.

Btara menoleh kesal ke Mas Anton.

"Sialan, lo!"

Mas Anton menunjuk ke arah Btara.

"Ciuman lagi! Ciuman lagi terus gue banting satu-satu."

"Bilang aja iri! Jomblo!"

Alea menggeleng sambil tersenyum melihat pertengkaran kakak beradik ini.

"Udah jangan dibales!"

Alea menahan tangan Btara yang hendak melempar lap meja.

"Kalau iri bilang aja! Biar gue bilangin mama. Biar lo dikawinin sana!"

"Udah Btaraaa."

***
"Tuhan bantu aku, ternyata dia kekasih sahabatku."

Jantung Alea langsung berdegup kencang. Dia menelan ludah dan menoleh ke arah Vera. Alea langsung bernafas lega tatkala melihat Vera sedang bernyanyi sambil melihat video klip salah satu girlband yang dulu cukup terkenal.

"Ini jam makan siang udah selesai belum, sih?" tanya Alea.

Tadi dia sudah makan makanan yang dikirimkan Btara ke rumah, tapi dia tidak melihat Vera turun untuk makan.

"Tinggal sepuluh menit lagi."

"Lo nggak makan, Ver?"

"Gue nggak laper. Semalem tuh ibu dapet pesenan buat acara tetangga. Terus kan sisanya banyak, jadi gue kalap makan. Makanya masih kenyang."

"Yah... Kok gue nggak dibawain jajanan bikinan ibu lo?"

"Bikinnya kan kemarin sore buat acara malem, gue nggak tahu kalau dibawa ke kantor masih enak atau nggak. Lo kan juga perhitungan banget sama kalori. Gue nggak mau merusak pola makan sehat lo."

"Udah hancur sekarang."

"Kok malah hancur? Padahal sampai pindah gym deket rumah biar makin rajin."

"Niatnya sih gitu. Tapi namanya juga cowok. Ngomongnya mau nemenin olahraga, tapi pas diajak males-males. Gue kan jadi kebawa males sama makan terus."

"Oh! Jadi lo pindah tempat biar bisa olahraga bareng cowok lo?"

Alea menoleh. Dia menggigit bibir menyadari kebodohannya. Untung Alea tidak keceplosan menyebut nama Btara.

"Al," panggil Vera. "Lo udah ada cowok? Kok gue nggak tahu?"

***

Hai semuanya! Terima kasih telah memberi banyak cinta untuk cerita ini!

Siapa yang pernah ngira kalau Mas Anton sama Btara kakak adek?

Siklus cinta Btara dan Alea:

Bucin-berantem-kesel-makin bucin

Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 799 41
Renjana. Gadis cantik yang pernah bermimpi untuk menjadi seorang princess bersanding dengan seorang pangeran dan tinggal di sebuah istana sama seper...
5.4M 290K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
536K 38.4K 46
Lembayung dan Jenaka telah menikah tiga tahun lamanya. Saling mencintai bukan alasan keduanya berakhir menikah dan menghabiskan waktu tiga tahunnya u...
1.3M 18.3K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...