Between Us // The Story Untold

By donteatmypizzasx

165K 11.7K 2K

[Sequel of The Student That I Love] Sooyoung pernah bilang kalau Rose akan melanjutkan pendidikan kuliah sete... More

O1. Si paling jomblo
O2. Ujian kelulusan
O3. Beasiswa
O4. Hot News
O5. Halo New York!
O6. Surprise
O7. Perasaan yang salah
O8. Nama dan foto
O9. Perbedaan jarak dan waktu
1O. Waktunya berpisah
11. Seminggu tanpa kabar
12. Harus tahu batas
13. Gue udah tunangan
14. Cedera kaki dan hati
15. Caper biar diperhatiin doi
16. Bule lebih cakep
17. Flashback Enu #1
18. Flashback Enu #2
2O. Kantor pusat
21. Katanya romantic dinner

19. Banyak duit, nih orang

1.8K 354 42
By donteatmypizzasx

New York, 16.15

Rose bermain dengan Naura di ruang tengah. Sementara itu, Enu sibuk bermain ps. Rose melihat jam dinding yang ada disana. Sudah sore. Rose ingin pulang takut bibi mencarinya.

"Enu, gue mau pulang..."

"Gue anter, tapi tunggu dulu dikit lagi gue naik level" Jawab Enu dengan pandangan yang tetap fokus pada layar led di depannya. Dan jawaban Enu itu membuat Rose berdecak karena ia takut pulang kemalaman.

5 menit...

6 menit...

10 menit...

15 menit...

"Nu, kalau masih lama gue balik sendirian aja, ya?"

Enu mengambil remot lalu menekan sebuah tombol yang membuat permainannya jadi terjeda. "Ayo gue anter, game nya udah gue pause..." Enu beranjak mengambil jaketnya.

"Ternyata bisa di pause!? Kenapa gak daritadi ih!" Rose memukul bahu Enu yang menurutnya pukulan itu sudah menggunakan kekuatan ekstra tapi bagi Enu tidak ada apa-apanya.

"Tadi gue pikir gue bakal menang dikit lagi..." Ujar Enu sembari menggaruk tengkuknya.

Rose menghela nafas. Ia menghampiri Yuna yang sedang membaca majalah di meja makan. "Tante, Oci pulang dulu ya..." Ujar Rose sembari mengambil tangan Yuna dan mencium punggung tangannya.

"Hati-hati ya pulangnya, sayang..."

"Sering-sering main kesini dong?"

Rose mengangguk, "Iya tante, kalau ada waktu luang, Oci usahain main kesini"

Yuna tersenyum mendengarnya. Wanita itu berdiri dan ikut mengantar Rose ke depan pintu.

Setelah memakai sepatu, Rose berbalik lalu mendekati Naura yang berdiri disamping Yuna. "Kak Oci pulang dulu, ya? nanti kita main lagi"

Naura hanya menganggukkan kepala, "Hati-hati, Kak Oci..."

Rose dan Enu berjalan beriringan. Sepanjang jalan mereka berdua bercerita. Membahas masa-masa SMA. Hingga tidak terasa, mereka telah sampai di depan pintu gerbang asrama.

"Gih, masuk" Ujar Enu

Rose mengangguk, "Makasih ya, Enu..."

"Hati-hati pulangnya, gue masuk dulu" Ujar Rose sembari melambaikan tangannya.

Enu turut melambaikan tangannya dan berjalan menjauh dari depan gerbang setelah Rose masuk.

---

New York, 20.20

Rose baru selesai mandi karena sepulang dari rumah Enu, Rose langsung tertidur dan bibi pun tidak menegurnya. Mungkin bibi melihat Rose yang kecapekan dan akhirnya tidak tega membangunkannya.

Setelah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, Rose naik ke kasur dan mengecek ponselnya. Sudah dua hari Jeffrey tidak ada kabar. Sebenarnya dua hari yang lalu, Jeffrey sempat mengangkat telfon Rose namun pria itu bilang, ia sedang sibuk dan tidak bisa berlama-lama menerima telfon Rose. Namun, Jeffrey sama sekali tidak bisa dihubungi sejak kemarin malam hingga sekarang. Operator mengatakan nomor Jeffrey tidak aktif.

"Oci, makan malam dulu" Rose menoleh dan melihat bibi yang sedang berjalan ke arahnya dengan membawa piring berisi roti panggang, dan juga segelas susu.

Semenjak tinggal di New York, selera makan Rose memang menjadi sedikit kebarat-baratan. Ia jarang makan nasi saat pagi dan malam. Dan ia selalu meminta bibi untuk membuatkannya roti dan susu saja.

"Emangnya kenyang cuma makan roti?" Tanya Bibi setelah meletakkan piring dan gelas ke atas nakas.

"Sebenarnya kurang sih, bi. Tapi Oci lagi males aja makan nasi"

Bibi menggelengkan kepalanya, "Yaudah dihabisin jangan sampai sisa"

Rose mengacungkan jempol, "Siap, bibi"

"Bibi gak makan?" Tanya Rose

"Bibi mau masak telur, yakin kamu gak mau makan malam?"

Rose menggeleng, "Makan ini aja" Jawab Oci sembari mengangkat roti panggangnya yang ia sebut 'ini'.

---

New York, 13.28

Rose berjalan di trotoar, perkuliahan hari ini sudah berakhir dan Rose ingin langsung pulang ke asrama. Saat Rose tengah menikmati perjalanan pulang, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berjalan lambat disampingnya seolah berusaha mensejajarkan laju mobilnya dengan langkah kaki Rose. Jantung Rose berdegup kencang. Ia takut mobil tersebut berisi penculik dan berniat menculiknya. Ia melangkah semakin cepat namun kaca mobil itu tiba-tiba terbuka. "Roseline..."

Rose yang berusaha mengabaikan mobil tersebut, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan seketika ia ragu dengan pengelihatannya. Masa sih tiba-tiba mata gue minus...

"Come in, roseline..."

Rose membulatkan kedua matanya setelah orang itu kembali berbicara. Ia menggerakkan tangannya untuk mencubit pipi nya. "Aw! sakit"

"Berarti bukan halusinasi dong?" Rose mendekati mobil tersebut dan memasukkan kepalanya lewat kaca mobil. ia mengerjap beberapa kali untuk kembali benar-benar memastikan ia sedang tidak halusinasi dan orang dihadapannya nyata.

"Kamu gak mimpi, aku beneran Jeffrey"

Rose langsung membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang. "Kak Jef!" Rose memeluk Jeffrey dan hal itu membuat Jeffrey terkekeh. Jeffrey membalas pelukan Rose dan mengusap punggungnya.

"I miss you, roseline..." Gumam Jeffrey

"I miss you more, kak..." Balas Rose.

"Kenapa kak jeffrey gak ngabarin kalau mau dateng?" Tanya Rose setelah mereka selesai berpelukan.

"Gak surprise lagi dong kalau aku bilang-bilang ke kamu"

"Jadi ini alasan nomor kak jeffrey gak aktif dua hari?"

Jeffrey mengangguk.

"Kamu lagi sibuk?" Tanya Jeffrey

Rose menggelengkan kepala.

"Oke, kalau gitu kita jalan-jalan, ya?"

Rose mengangguk semangat.

Jeffrey melajukan mobilnya ke sebuah restoran di Times Square. Jeffrey menggenggam tangan Rose setelah mereka turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam restoran. Restoran tersebut sebenarnya sangat ramai bahkan sampai waiting list. Tapi, karena Jeffrey sudah reservasi sebelumnya, mereka bisa langsung masuk dan memesan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Jeffrey sembari membolak-balik buku menu.

Setelah membaca satu per satu menu nya, Rose akhirnya menjatuhkan. pilihannya pada spaghetti carbonara dan minumannya apple juice.

Sedangkan Jeffrey memesan lobster dan carrot juice.

Ditengah-tengah waktu mereka menunggu makanan datang, tiba-tiba ponsel di saku celana Jeffrey berdering. Jeffrey melihat layar ponselnya sebentar lalu meletakkan ponsel itu di tengah-tengah meja.

"Hm?"

"Gila ya lo! gatau lagi gue mau nyebut lo apa. Pokoknya lo gila!"

"Kenapa sih, dim? Gak sopan banget maki-maki bos ditelfon" Jawab Jeffrey sembari mengulum senyumnya karena ia ingin tertawa.

"Ngapain lo ke New York!? Mana gak bilang-bilang lagi! ini berkas-berkas yang harus ditanda tangani mau gue apain kalau lo gak ada di kantor!?"

"Tenang aja, sekarang semua bisa diatasi. Tinggal lo scan semua terus kirimin ke email gue"

"Lo bikin gue kerja dua kali!!!!" Ujar dimas dengan nada menjerit.

Jeffrey dan Rose tidak dapat menahan senyumnya.

"Jangan marah-marah, Dimas. Lagian salah lo sendiri bikin gue overthinking"

"Banyak dosa gue punya bos kayak lo!" Ujar Dimas sebelum pria itu mengakhiri telfonnya.

Jeffrey dan Rose sama-sama tertawa setelah Dimas mematikan telfon. "Parah banget, jadi kak jeffrey gak bilang sama kak dimas kalau lagi disini?"

Jeffrey menggelengkan kepala sembari tertawa.

---

New York, 17.34

Setelah makan, Jeffrey membawa Rose ke salah satu mall. Sebenarnya tidak ada tujuan lain selain untuk membawa Rose shopping. Tapi ternyata saat tiba di mall, Rose malah bingung dan berakhir menolak tawaran Jeffrey untuk shopping.

Tapi Jeffrey tidak ingin membiarkan Rose keluar dari mall itu dengan tangan kosong. Ia terpaksa turun tangan memilih sesuatu untuk Rose beli. Pertama, Jeffrey membawa Rose ke store baju. Ia memilih beberapa baju lalu menyuruh Rose untuk mencoba nya.

(cr. pins)

"Kak, aku capek bolak-balik ganti baju" Rengek Rose setelah 12 kali mencoba baju yang Jeffrey pilihkan.

"Ambil semuanya aja, semuanya cantik kalau kamu yang pakai" Ujar Jeffrey dan seolah tidak ingin mendengar protes dari Rose, ia langsung memanggil salah satu staff di store baju tersebut untuk membawa semua baju yang sudah dicoba oleh Rose ke kasir.

Rose membekap mulutnya dengan telapak tangannya, "Banyak duit, nih orang..."

Rose mengekor dibelakang Jeffrey. Setelah melakukan pembayaran, Jeffrey mengambil paper bag besar yang berisi baju-baju baru Rose, dan keluar dari store itu.

Tujuan mereka selanjutnya yaitu store tas, sepatu, parfum, dan makeup. dari semua store-store tersebut, tidak ada satupun mereka keluar tanpa membawa paper bag. Sampai-sampai dua tangan Jeffrey tidak bisa lagi menggenggam tangan Rose karena membawa banyak paper bag. Rose ingin membantu tapi Jeffrey tidak mengizinkan. Karena kasian melihat Jeffrey yang membawa banyak barang, Rose akhirnya membujuk Jeffrey untuk menyudahi shopping yang sebenarnya Rose sudah menolak dari awal. Mereka kembali ke mobil dan meletakkan semua paper bag itu ke bagasi.

"Kak, aku capek...kita pulang aja, ya?"

Jeffrey mengangguk. Ia paham Rose pasti capek karena pagi hingga siang ia kuliah, lalu seharian ini Jeffrey membawa Rose jalan-jalan.

"Kak Jeffrey nginep dimana?" Tanya Rose

"Di hotel. Deket kok dari asrama kamu. Besok main ke hotel aku ya?"

Rose membulatkan kedua matanya. Ia mengerjap beberapa kali. Ekspresi polos Rose tersebut berhasil membuat Jeffrey tertawa. "Enggak aku apa-apain, kok. kita cuma ngobrol-ngobrol aja nanti. Aku juga mau beli cemilan dulu nanti buat kamu besok"

Rose menghela nafas.

Kirain....

Emang otak gue dari dulu gak pernah jernih kalau sama kak jeffrey.

Ya, gimana ya...

Nih orang kan emang dasarnya mesum.

Wajar aja kalau gue was-was.

---

Tbc

Haaiiii gimana nih chapter kali ini?

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 97.6K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
793K 58K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
2.4M 120K 26
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
2.1M 97.9K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...