Between Us // The Story Untold

By donteatmypizzasx

164K 11.6K 2K

[Sequel of The Student That I Love] Sooyoung pernah bilang kalau Rose akan melanjutkan pendidikan kuliah sete... More

O1. Si paling jomblo
O2. Ujian kelulusan
O3. Beasiswa
O4. Hot News
O5. Halo New York!
O6. Surprise
O7. Perasaan yang salah
O8. Nama dan foto
O9. Perbedaan jarak dan waktu
1O. Waktunya berpisah
11. Seminggu tanpa kabar
12. Harus tahu batas
13. Gue udah tunangan
14. Cedera kaki dan hati
15. Caper biar diperhatiin doi
16. Bule lebih cakep
17. Flashback Enu #1
19. Banyak duit, nih orang
2O. Kantor pusat
21. Katanya romantic dinner

18. Flashback Enu #2

1.7K 328 30
By donteatmypizzasx

Enu dibuat heran oleh murid-murid yang ramai berdiri di sepanjang koridor sekolah, hingga netra pemuda itu menangkap kumpulan murid-murid yang mengepung papan mading seolah ada berita penting disana. Enu yang ikut penasaran, membawa langkahnya membelah kerumunan para murid tersebut.

Mata pemuda itu membulat sempurna saat melihat apa yang membuat para murid lainnya berkumpul di depan mading. Bisik-bisik tidak enak mulai menyapa indera pendengarnya.

"Oci..." Pemuda itu menoleh ke timur dan mendapati Rose yang jalan di belakang Jeffrey yang sedang menuju ke ruangannya.

Enu mengepalkan satu tangannya lalu tangannyaa yang lain merobek apa yang menjadi pusat perhatian murid-murid lainnya. "BUBAR GAK LO SEMUA!?"

"BUBAR, ANJING!!!!!"

"Huuuu apaansih, gak seru lo" Terdengar beberapa murid mulai menyoraki Enu.

---

Enu baru saja keluar dari UKS setelah meminum obat sakit kepala dan istirahat sebentar di brankar yang tersedia untuk meredakan sakit kepalanya. Pemuda itu langsung dihadapkan oleh para murid yang ramai-ramai melemparkan kepalan kertas bahkan plastik bekas makanan dan minuman ke seorang murid lainnya. Sampai pemuda itu sadar bahwa murid tersebut adalah Rose. Enu segera berlari dan berdiri di depan Rose untuk menghalangi serangan dari para murid.

"STOP!!!"

"APA-APAANSIH"

"BUBAR!! BUBAR!!"

Enu merentangkan kedua tangannya berusaha menutupi gadis yang berdiri di belakangnya.

"BUBAR ANJIR! NGAPAIN MASIH DISINI!?" seru Enu yang membuat bubar seketika siswa-siswi yang mengepung Rose.

Enu membawa Rose ke UKS, tidak ada yang terluka, hanya saja UKS jadi tempat yang paling aman sekarang.

"Hey, it's ok, i'm here..." Tangan Enu bergerak mengusap bahu Rose.

Rose melirik sekilas tangan Enu yang masih bertengger di bahunya, lalu menjauhkannya perlahan. "Enu..."

"S-sorry..." Enu merasa ditolak saat Rose menepis halus tangannya.

"Makasih udah bantuin aku tadi..."

Enu menganggukkan kepalanya.

"Aku mau pulang sekarang"

Enu mengerutkan keningnya, "Kenapa pulang sekarang? Ini masih jam belajar..."

Rose tersenyum miris, "Aku dikeluarin dari sekolah"

"Karena--"

"Iya, karena foto itu..."

"Enu, itu bukan ak--"

"Ssst, I trust you..."

Rose tidak dapat membendung air yang ingin keluar dari kelopak matanya.

"Aku percaya kalau foto itu gak benar"

"Aku percaya kamu, Oci..."

"Enu makasih, kamu jadi orang pertama yang percaya sama aku"

Oci maaf, tapi aku bener-bener gak bisa ngilangin perasaan itu.

---

"ARRRGHH" Enu mencengkeram sprei kasurnya kuat-kuat melampiaskan rasa sakit kepalanya yang kian hari kian bertambah sakitnya. Pemuda itu bangkit dari kasur, menempelkan keningnya pada dinding. "Sakit banget...." Lirihnya

Enu membawa langkahnya mendekati nakas di samping kasur dan membuka lacinya. Disana ada berbagai jenis obat sakit kepala dengan merek yang berbeda-beda. Enu mengambil salah satunya dan meminumnya, tangan pemuda itu meraih botol minuman besar di atas nakas dan meneguk air nya.

"Abang..." Suara lembut Yuna menyapa indera pendengarnya, membuat Enu menoleh ke sumber suara.

Di dekat pintu kamarnya berdiri seorang Yuna dengan raut wajah khawatir tengah menatap ke arah putranya.

"Kepalanya sakit banget ya?"

Enu menganggukkan kepalanya, "Tapi gapapa kok, paling sebentar lagi juga ilang..."

"Ke dokter yuk?"

"Gausah, ma..."

"Gapapa kita ke dokter--mama cuma mau tau aja penyebab kamu sering sakit kepala tuh apa"

"Ya, karena abang sering begadang, ma..."

"Itu kan menurut kamu, dokter yang lebih tau bang, toh dokter bisa kasih kamu obat yang sesuai nantinya"

"Ke dokter ya, bang?"

Enu mengangguk pasrah

"Yaudah siap-siap sana"

"Hari ini banget, ma!?"

"Lebih cepat lebih baik"

---

Yuna tidak dapat menahan air yang menetes melewati pipinya, sementara Enu menatap kosong lantai koridor rumah sakit.

Berdasarkan hasil CT scan yang keluar, Enu di diagnosis menderita tumor otak ganas, dan harus menjalani operasi. Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat sel tumor sebagian atau secara menyeluruh. Jika pengangkatan tumor berpotensi merusak jaringan penting otak, dokter akan mengangkat sebagian sel tumor. Tindakan ini bertujuan mengurangi tekanan pada otak dan mengurangi jumlah sel tumor yang diangkat lewat radiasi atau kemoterapi. (Sumber: halodoc)

Terapi radiasi, Disebut juga radioterapi. Prosedur ini menggunakan sinar radiasi untuk menghancurkan sel tumor dan menghentikan pertumbuhannya. Radioterapi dilakukan jika sel tumor tidak bisa diangkat lewat prosedur operasi, atau masih ada sisa sel tumor setelah operasi dilakukan. (Sumber:halodoc)

Kemoterapi, menggunakan obat-obatan khusus untuk membunuh sel kanker. Dokter bisa menggunakan satu jenis atau beberapa kombinasi obat yang diberikan secara oral atau suntikan. Prosedur ini dilakukan secara berkala. Maksudnya, pengidap sel tumor melakukan kemoterapi dan fase pemulihan beberapa kali. (Sumber: halodoc)

Sebenarnya Operasi, Terapi radiasi dan Kemoterapi, bisa saja dijalani di rumah sakit itu, tapi dokter yang memeriksa Enu, menyarankannya agar berobat ke luar negeri, karena beberapa pasiennya sebelumnya juga lebih memilih untuk berobat di luar. Dokter juga akan memberikan surat rujukan jika memang Enu ingin berobat di luar.

"Kita berobat di luar aja ya, bang?"

"Mama yang akan urus semuanya, abang tenang aja"

"Yang harus abang pikirin sekarang cuma kesembuhan abang aja--gausah mikir yang lain-lain..."

Enu menganggukkan kepalanya.

Tiba di rumah, Enu segera masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan naik ke kasur. Pemuda itu menatap lurus ke langit-langit kamar sembari satu tangannya memijat batang hidungnya.

---

Yuna sudah mengurus semuanya, surat pindah mereka, sampai mencari tempat tinggal yang dekat dari rumah sakit. Dua hari lagi mereka akan berangkat ke New York untuk mengantarkan Enu berobat.

Sudah jam pulang sekolah, Enu membawa langkahnya menuju parkiran dan mulai melajukan motornya keluar dari halaman sekolah.

Pemuda itu mempunyai satu tujuan hari ini, yaitu menemui Rose dan berpamitan pada gadis itu. Ia tidak mungkin pergi begitu saja tanpa menemui orang yang ia cintai untuk terakhir kalinya. ya, untuk terakhir kali. Enu tidak tahu ia bisa bertahan dengan semua ini sampai kapan.

Enu pikir gadis yang ingin ditemui nya sudah pulang, namun ternyata gadis itu masih berdiri di depan gerbang sekolah.

Tin

Gadis itu nampak keheranan saat Enu menghentikan motornya, Enu segera melepas pelindung kepalanya dan terlihat jelas sekali gadis itu terkejut, "E--enu?"

"Butuh tumpangan?"

"Naik, udah mau sore juga" perintah Enu pada gadis yang hanya diam saja di tempatnya.

"Yeu, diem aja--mau di gendong nih?"

Rose dengan cepat menggelengkan kepalanya yang membuat Enu terkekeh dan menyerahkan satu helm nya yang menganggur untuk Rose.

Rose segera mengambil helm dari tangan Enu dan naik ke jok belakang.

Enu melajukan motornya ke taman tanpa meminta persetujuan dari gadis yang dibonceng nya.

Begitu sampai di taman, keduanya langsung duduk di salah satu kursi kosong. Sementara Rose menjaga kursi tersebut agar tidak ditempati oleh orang lain, Enu memilih untuk memesan makanan.

Pemuda itu membawa langkahnya mendekati gerobak telur gulung dan memesan untuk Rose dan juga dirinya

Setelah membeli jajanan, Enu kembali ke tempat Rose menunggu, namun langkahnya sempat terhenti kala melihat tas nya terjatuh di tanah dan tiket pesawatnya ke New York keluar dari dalam tas nya.

"Tiket pesawat ke New York?"

"Oci?"

Rose mengangkat kepalanya, menatap Enu yang sudah berdiri disamping nya dengan plastik jajanan di tangannya.

"Enu? M-Maaf aku gak bermaksud lancang...tadi ini jatuh ke tanah" Ujar Rose

Enu meresponnya dengan tersenyum sembari menyodorkan plastik berisi telur gulung pesanannya.

"Gapapa--Aku emang mau ngomong sesuatu ke kamu, nanti setelah kita makan"

"Tapi karena kamu udah liat, aku kasih tau sekarang aja"

Enu memangku tas ransel nya dan duduk di sebelah Rose.

"Tiket di tangan kamu itu....yes, punya aku"

"Aku akan berangkat ke new york dua hari lagi"

"Bukan untuk liburan, tapi aku akan stay disana dalam waktu yang tidak ditentukan"

Rose mengerutkan keningnya, "Maksud kamu?"

"Singkatnya, aku pindah ke new york"

"Ada sesuatu yang mengharuskan aku pindah ke sana..."

"Aku ngajak kamu kesini sekalian buat ngucapin salam perpisahan ke kamu"

Deg

Rose meremas plastik telur gulung yang berada di tangannya.

"Maaf, aku harus pergi disaat kamu butuh seseorang yang selalu ada disamping kamu..."

"Semoga kamu selalu bahagia, Oci"

Rose tidak dapat menahan bulir bening yang perlahan menetes melewati pipinya.

"Enu, are you serious?"

"Maaf, Ci..."

"Maaf juga karena udah pura-pura cuek ke kamu akhir-akhir ini"

"Kamu gak tau gimana aku tersiksa banget harus pura-pura cuek ke kamu"

"Enu..."

"Satu lagi, aku tau bakal ada yang marah setelah aku minta ini ke kamu..."

"Aku boleh gak meluk kamu buat yang terakhir kalinya?"

Rose mengangguk lalu dengan segera gadis itu memeluk Enu, "Jangan bilang yang terakhir kali--aku harap kita masih bisa ketemu"

---

Tbc


*tulisan garis miring = flashback

Continue Reading

You'll Also Like

905K 47.3K 76
The endโœ“ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] โ€ขโ€ขโ€ข Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 11K 4
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.6M 263K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
821K 62K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...