ALVIVA (END)

By Kagaminetiv

1M 81.1K 23.1K

Sebuah perjodohan yang membuat Alvian dan Adiva harus terikat hubungan pernikahan tidak berjalan mulus. Fakta... More

Prolog 🌷
1. Undangan Pernikahan dari Pacar 🌷
2. Arabelle Pulang 🌷
3. Manusia Bertopeng Dua + Cast 🌷
4. Masa Lalu 🌷
5. Di rumah Alvian 🌷
6. Diari Vivian 🌷
7. Tandai Adiva 🌷
8. Keributan dan Pembelaan 🌷
9. Leo Samudera Oktofernandus 🌷
10. Isi Diari Vivian 🌷
Visual + Latar Belakang Tokoh 🌷
11. Pemakaman + Kuis ber-uang 🌷
13. Ketakutan 🌷
14. Dalang Kejahatan 🌷
15. Psikolog 🌷
16. Cie ... Nyariin 🌷
17. Kartu Kuning 🌷
18. Adu basket 🌷
19. Kecewa 🌷
20. Razia 🌷
21. Curahan Hati 🌷
22. Hukuman 🌷
23. Amnesia? 🌷
24. Ancaman? 🌷
25. Pindah? 🌷
26. Ambang Penyesalan 🌷
27. Penyesalan 🌷
28. Kritis 🌷
29. Harapan Hidup? 🌷
30. Hamil? 🌷
31. Penyakit 🌷
32. Adiva Menghilang! 🌷
33. Kerusakan Mental 🌷
Haiii
34. Kehilangan Masa Depan 🌷
35. Titik Terang 🌷
36. Mencari Bukti 🌷
37. Bersemi 🌷
38. Sebuah Janji & Pesta Ultah 🌷
39. Hari Donor 🌷
40. Keberadaan Dira 🌷
41. Boleh Peluk Aku?🌷
42. Cerai? 🌹
43. Epilog
Pecinta Mistery/Thriller Merapat!
Info Terbit
Open PO

12. Balikan? 🌷

21.4K 1.9K 704
By Kagaminetiv

Makasih udah baca cerita ini 😁

Jangan lupa tekan tombol bintangnya.

🌷🌷🌷

"Seandainya ... hidup punya Ctrl+Z, maka dunia ini tidak akan ada orang yang menyesal - ALVIVA"

🌷🌷🌷

"Korban tabrak lari?" tanya seorang suster berambut pendek. Matanya tertuju kepada seorang perempuan di atas brankar dengan kondisi pingsan dan kepala berlumuran darah.

Suster di sebelahnya yang berambut panjang mengiyakan. "Kecelakaannya terjadi di tengah jalan Alpukat. Jalanan di sana kan emang lengang dan luas, jadi pada bawa kendaraan gila-gilaan." Karena ini tokoh enggak penting, kita sapa aja suster ngesot.

"Korbannya ada dua. Satunya yang lagi kita rawat ini dan satu lagi kakinya lagi diamputasi," lanjut suster ngesot sembari menyiapkan alat operasi.

"Gila. Kasihan banget, Srot."

"Mana yang nabrak kabur lagi," balas suster ngesot menggeleng-geleng.

"Parah. Gak ada tanggung jawab sama sekali!" geram suster rambut pendek merasa kesal.

"Entahlah. Ke mana hati mereka?" tanya suster ngesot dengan hati mencelos. Suster itu reflek mengelus perutnya yang tengah hamil 3 bulan. Ia tidak ingin bernasib sama dengan pasien yang terbaring di atas brankar, tidak ditanggungjawabin. Ah, pokoknya nanti ia harus info kabar hamil ini ke lelakinya. Semoga lelakinya mau tanggung jawab nanti.

"Sudah ... sudah ... malah gosip. Kerja," tegur seorang dokter yang baru saja masuk ke dalam ruang operasi.

"Iya, Dok. Sudah saya cek. Untuk pendarahannya tidak parah, operasi mungkin cukup makan waktu 2 jam aja," lapor suster berambut pendek.

Lampu ruang operasi pun menyala. Operasi kecil akan dimulai.

"Sungguh mulia hatimu demi nyelamatin seekor kucing. Sudah. Jangan takut. Tenang, saya akan menyelamatkan kamu," monolog sang dokter kepada pasien kemudian mulai menjalankan operasi.

🌷🌷🌷

Setelah bertempur selama dua jam, lampu ruang operasi akhirnya redup. Kedua suster keluar sembari mendorong brankar pasien untuk pindah ke ruang pulih sadar.

Sementara dokter itu mengedarkan pandangan untuk mencari sosok keluarga dari pasien. Matanya kemudian berhenti bergerak di kala menangkap sosok seorang perempuan yang ketiduran di bahu seorang laki-laki. Mungkin mereka keluarganya pasien?

Sang dokter pun memberi kode untuk ke laki-laki itu. Seingatnya, tadi yang anterin pasien ke sini adalah mereka berdua. Tak lain lagi, yaitu Adiva dan Leo.

"Adiva ...." Dengan perlahan, Leo menepuk bahu Adiva sembari memanggil namanya. Adiva yang tertidur di bahu Leo pun tertegun dan sadar dari tidurnya.

"Maaf. Aku ketiduran," gumam Adiva kecil kemudian merapikan rambutnya yang terasa acak-acakan. "Rambutku, kok, acak-acakan gini?"

Leo menggeleng-geleng melihat tingkah Adiva. Adiva tampaknya sudah enggak ingat sama ulahnya beberapa jam yang lalu. Tadi itu, Adiva seperti orang gila ketika melihat seorang perempuan tertabrak mobil di depan mata. Dan, kucing yang ingin Adiva selamatkan kelindes truk.

Untung saja tadi ada orang yang berbaik hati mengantar kucing yang kelindes truk itu ke rumah sakit binatang. Sementara Leo dan Adiva mengantar korban tabrak lari ke rumah sakit juga.

Selama dalam perjalanan, Adiva berkeringat dingin. Ia takut pasien meninggal dunia, seperti Vivian. Adiva terus menjerit di dalam taksi. Leo butuh kesabaran ekstra dan waktu satu jam untuk menenangkan Adiva hingga tadi tertidur di bahunya.

"Hm. Operasinya udah selesai," bisik Leo kecil.

Adiva langsung menghampiri dokter dan diekori Leo. "Gimana, Dok?"

"Operasi berjalan dengan lancar. Keadaannya membaik. Akan kami pantau selama dua jam di ruang pulih sadar. Kalau enggak ada masalah, akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Oh iya, apakah kalian keluarganya?" tanya sang dokter.

"KAMI! KAMI KELUARGANYA!"

Mata Adiva, Leo, dan sang dokter langsung tertuju ke arah suara. Seorang wanita paruh baya dan seorang pria muda berjalan ke arah mereka. Jaraknya kurang lebih 2 meter lagi, dan kini mereka tiba.

"Gimana keadaan anak saya?" tanya wanita itu tanpa basa-basi. Raut wajahnya tampak begitu cemas.

Dalam jarak yang dekat, Adiva bisa melihat sosok laki-laki di sebelah wanita tua dengan jelas. Itu Rean! Mantannya yang selingkuh dan memberinya undangan pernikahan! Adiva segera menunduk kepala ketika matanya saling berpapasan dengan mata Rean.

Dokter menjelaskan kembali apa yang tadi ia telah jelasin kemudian berpamit. "Maaf, saya ada urusan. Saya pergi dulu," ucap sang dokter untuk mengakhiri percakapan kemudian hendak melenggang pergi. Namun, dicegah.

"Kalau kandungan di dalam perutnya gimana, Dok?" tanya Rean cemas.

Jujur saja, Adiva merasa rindu dengan suara Rean. Seketika ada sedikit rasa sesak di dada.

Adiva menarik napas dalam untuk menetralkan. Yang berlalu biarlah berlalu. Ayo, Div.

"Loh?" Dokter mengerutkan keningnya. "Pasien enggak hamil."

"Hah? Bagaimana bisa? Tante! Katanya Elisa hamil! Makanya, saya buru-buru mau nikahin dia," hardik Rean.

"Nanti saya jelasin, Rean. Terima kasih, Dok. Dokter sudah boleh pergi," ucap sang wanita tidak ingin aib keluarganya yang memalukan terbongkar.

"Sekarang bisa jelasin, Tan!" desak Rean melihat dokter telah meninggalkan lokasi. "Tante kan ibunya Elisa, Tante pasti tau!"

Ibu Elisa menarik napas yang dalam, menatap wajah kesal Rean untuk berbicara. "Elisa memang enggak hamil dari awal ... dia bohong supaya kamu mau menikahinya."

Kaki Rean spontan terasa lemas. Padahal beberapa minggu yang lalu ia dilanda bahagia, karena mendapat kabar Elisa hamil. Rean bahagia, sebentar lagi akan menjemput malaikat kecilnya. Namun, kini semua sirna. Re-Rean bahkan meninggalkan Adiva. Adiva yang ia sayangi demi Elisa.

Seketika Rean menatap Adiva sendu. Adiva hanya memalingkan wajah ke arah Leo. Leo yang menangkap seperti ada sesuatu antara Adiva dan Leo segera mengajak Adiva ngobrol.

"Kenapa hm?" tanya Leo dengan suara bisikan. Adiva hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Oh iya, boleh jelasin bagaimana bisa anak saya kecelakaan?" lirih wanita tua itu ketika mengingat Elisanya ketabrak mobil. Dan, barusan saja melakukan operasi tadi.

Sebenarnya Leo malas ngomong panjang kali lebar, tapi ia merasa bahu Adiva bergetar. Mungkin enggak cocok kalau Adiva ngomong. Cowok itu meraih Adiva untuk duduk di kursi. Setelah itu, Leo menghadap ke arah ibunya Elisa dan Rean untuk menjelaskan.

"Hm. Jadi tadi pagi teman saya mau nolongin kucing di tengah jalan, malah kedahuluan sama putri Anda. Putri Anda ketabrak mobil. Sementara kucing yang mau diselamatkan kakinya kelindes truk. Karena truknya oleng ngelihat ada kecelakaan mobil di depan," jelas Leo.

Cowok itu kembali mengingat kejadian tadi. Bagaimana Adiva yang serbu ke jalanan sementara Elisa juga sama, serbu dari arah lain. Tujuan mereka hanya satu. Menyingkirkan kucing tidak tahu diri yang tidur lelap di tengah jalan.

Sebenarnya entah kenapa, Leo merasa bersyukur. Untung kaki Adiva pendek. Cewek itu larinya tidak secepat Elisa. Kalau enggak, bisa saja Adiva sama kayak Elisa. Sama-sama ditabrak.

"Jadi, kamu yang bawa mobil nabrak anak saya?!" tuding ibu Elisa. Dih.

"Gak. Mobil lain yang nabrak. Saya dan teman saya hanya anterin anak Anda ke RS."

"Aduh, maaf, ya, Dik. Saya salah paham. Makasih banyak udah bawa anak saya ke RS," ucap wanita paruh baya itu dengan air mata yang kemudian berlinang.

"Sama-sama. Kalau gitu, saya pamit," balas Leo sembari meraih jaket hitam yang berlumur sedikit darah di kursi. Kemudian mengajak Adiva untuk pergi.

🌷🌷🌷

Masih di rumah sakit, Leo menyimpan ponsel ke saku celana usai bertelepon dengan orang yang menyelamatkan kucing tadi.

Adiva yang berdiri di sebelahnya langsung menatap Leo menunggu penjelasan mengenai keadaan si kucing abu itu.

"Kita balik ke pemakaman ambil motor gue. Terus kita jemput kucingnya di RS," ucap Leo datar seperti biasa.

"Emang kondisi kucingnya gimana, Le?"

"Hm." Leo ragu untuk kasih tahunya.

"Gapapa. Kasih tau aja. Aku sanggup, kok." Adiva menepuk dada sok tegar.

"Kakinya diamputasi."

Dada Adiva spontan kempes. Kakinya nyaris tidak bertenaga dan auto terasa ngilu. Kasihan sama nasib kucing tadi.

Respon Adiva sesuai dugaan Leo. Cowok itu memapah Adiva ke kursi. "Gue tau lo kasihan ama kucing itu. Lo tenangin diri di sini. Gue ke WC dulu."

Adiva hanya mengangguk. Matanya mulai berkaca. Buru-buru ia menghapus sebelum Leo menyadarinya. Untuk kesekian kalinya, Adiva merasa gagal untuk menyelamatkan nyawa makhluk hidup.

Vivian yang pertama. Kedua ini si kucing abu. Ya, memang, sih ... kucingnya tidak mati. Tapi, tetap saja kasihan sama nasib kucing yang kakinya harus diamputasi. Hati Adiva jadi mencelos.

Adiva menatap bengong lantai sembari bergumam maaf. Tiba-tiba sebuah tangan yang pernah menggenggamnya mencekal pergelangan tangan Adiva. Adiva mendongak ke arahnya. "Kak Rean?"

"Ikut aku. Ada yang mau kuomongin."

"Tapi, temanku masih ada di da--"

"Aku udah ijin ke dia tadi."

Barulah Adiva beranjak berdiri dan mengikuti Rean ke parkiran.

🌷🌷🌷

"Ada a--" Adiva memotong pembicaraan sendiri. Matanya membulat melihat Rean berlutut di hadapannya.

Rean menatap Adiva intens dengan tatapan memelas. Kemudian dengan lancang, cowok itu meraih kedua tangan Adiva.  "Adiva Sayang. Kakak nyesel udah mutusin kamu."

Adiva sedikit kaget mendengar ucapan Rean. Bagaimana bisa? Padahal dua hari yang lalu, Rean memutuskannya. Dan, melontarkan perkataan yang menyakiti hatinya.

Ayolah, Div, jangan luluh.

Adiva buru-buru menarik tangannya kembali kemudian memunggungi Rean supaya tidak kena pelet sama buaya itu. "Tapi, aku gak nyesel, Kak."

"Loh?" Rean beranjak berdiri kemudian berjalan ke depan Adiva. Buru-buru Adiva menatap ke lantai supaya tidak luluh.

"Kamu bukannya masih sayang sama aku?" tanya Rean yang entah dapat kepedean dari mana. Intinya itu. "Kalau masih, kita balikan aja. Aku batalin pernikahanku sama Elisa. Kamu juga batalin tunangan kamu sama cowokmu."

Adiva menggigit bawah bibir. Sedikit tergoda. Namun, detik berikutnya ia menggeleng kepala cepat. Tidak! Jangan sampai ia mengiyakan. Terlebih Adiva tahu jika Elisa pernah ditiduri Rean. Kasihan Elisa nanti. Adiva tidak boleh egois. Adiva tidak boleh demi kebahagiaannya, mengorbankan kebahagiaan Elisa.

"Gimana, Adiva Sayang? Look at me." Rean menaikkan dagu Adiva untuk menatapnya.

Napas Adiva tercekal. Ia melihat wajah mulus Rean dengan seksama. Fisik Rean masih sama dengan Rean yang dahulu, Rean yang sempat Adiva cintai.

"Kamu mau gak balikan sama aku? Maulah, ya? Aku mendingan sama kamu, deh. Daripada sama Elisa ditipu. Bisa-bisa besok dia punya anak dari cowok lain, nuduh aku yang ngebuat."

"Mau, ya, Adiva sayang ...?" Rean tersenyum manis kepadanya.

Seketika senyuman itu terasa memuakkan bagi Adiva. Senyuman yang sering Rean berikan di kala cowok itu minta 'jatah'. Tentu saja Adiva selalu berhasil nolak untuk memenuhi napsu cowok itu sehingga Rean berpaling ke Elisa.

Baik. Senyuman itu mengingatkan Adiva betapa bahayanya Rean. Bisa-bisa ia ditiduri sebelum nikah kemudian dicampakkan. Mendingan Alvian di mana-mana. Alvian yang ogah menyentuh Adiva sama sekali.

Dengan sekuat tenaga, Adiva mendorong dada Rean sebelum cowok itu hendak menyosor bibir. "GAK! Kita gak akan balik lagi kayak dulu! Apalagi kata Kakak gak pernah mencintai aku sama sekali. Aku bukan mainan kamu, Kak."

"Hah? Pasti kemarin aku lagi halu. Aku di mana? Haha. Masa iya aku bilang aku gak mencintaimu sama sekali? Apa kamu yang lagi mimpi?" tanya Rean pura-pura bodoh.

"Kak Rean jangan sok-sokan lupa! Baru kejadian dua hari yang lalu di halte busway. Nih." Adiva merogoh undangan pernikahan Rean dari dalam tas selempang dan menunjuknya. "Ini undangan yang Kak Rean berikan kepadaku selain luka di hati."

"Maaf, Adiva Sayang. Kak Rean menyesal." Cowok itu buru-buru berlutut di hadapan Adiva. "Jangan marah. Kak Rean janji enggak akan begitu lagi. Tolong kasih Kak Rean kesempatan."

"Enggak! Kak Rean sama kak Elisa aja udah cocok. Lagian kak Elisa orangnya baik. Dia tadi bela-belain nyelamatin kucing sampai ketabrak mobil," balas Adiva.

"Adiva ... Elisa gak sebaik kamu. Elisa tukang tipu," lirih Rean mulai menarik-narik tangan Adiva.

"Awas!" Adiva berusaha menjaga jarak. Rean justru semakin memepetinya.

"Jangan sentuh-sentuh!" seru Adiva yang berusaha untuk berlari.

Rean justru beranjak berdiri dan mengejarnya. "Adiva! Tungguin! Adiva Sayang!"

Dih. Leo mana Leo?

🌷🌷🌷🌷🌷

Iya, tungguin di surga mau, Rean? 😂

Wkwkwk.

Buat yang lupa sama Rean, Rean ada di part 1, ya.

Ceritanya Rean kan ngajak Adiva putus gara2 Elisa hamil. Nah, di part ini yang ketabrak tuh ternyata Elisa dan Elisa ketauan gak hamil. Jadi Rean tuh nyesel dan minta Adiva balikan.

Gimana untuk part ini?
Ada yang kirain Adiva itu pasiennya?

Btw untuk yang jawab di Tik-tok belum ada yang benar, ya.

Ada yang mau diomongkan ke mereka sebelum lanjut next part?
Adiva

Leo

Rean

Elisa

Next part 400 votes dan 500 komentar 👉

Spam next di sini 🙌

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 39.1K 17
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
27.4K 2.2K 43
[Sudah terbit dalam bentuk e-book, tersedia di Playstore dan Playbook. Silahkan klik link pembelian e-book pada tautan yang sudah tersedia.] ________...
807K 11.4K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
KANAYA By Alfi

Teen Fiction

123K 4.8K 36
Kanaya semakin yakin ketika Satya mengungkapkan bahwa ia menyukai Kanaya. Hal itu pun membuat Kanaya menyerahkan segala kepercayaannya pada Satya. Ta...