Qalifa [Qian Kun] ✔

By thiisbin_

28.3K 4.4K 3.8K

- BASED ON TRUE STORY ❝Dia Qalifa Kun, sang pengagum hujan dan senja yang dipandang rendah namun memiliki se... More

Cast 00
00
- Pertemuan -
- Ruang Kelas -
- Kun -
- Something -
- Amarah -
- Basket -
- Rumah Relly -
- Like Father And Mother -
- Kecelakaan -
- Ada Apa? -
- Home -
- Pesta -
- Rumah Sakit -
- Perjodohan -
- All Feeling -
- Secret -
- Sejeong -
- 4 Bulan -
- Relly Family -
Qian Kun
- Malapetaka Tak Terduga -
- Doyoung Kenapa ? -
- Perjodohan Kedua -
- (?) -
- Ketahuan -
- Kun and Lucas Birthday -
- Rumah Sakit -
- Permintaan Doyoung -
- Pertemuan Jaehyun -
- Relly (?) -
- Bantuan Taeyong -
- Batal Operasi -
- Good Bye, Laki-Laki Baik -
- Hello World -
- Pergi -
- Jatuh -
- Qalifa -
- Ekstra Part : Pulang Untuk Rumah -
- Spesial announcement -
- Qalifa Versi AU -
- Buka -
- S2(?) -
- Kabar Penting

- Bi Sunny -

470 80 59
By thiisbin_

Kun pulang dari sekolah, namun dia tak menemukan keberadaan Bi Sunny yang biasa menyambutnya kala pulang. Pemuda itu mencari keberadaan wanita tersebut tapi tetap saja tak ketemu. Dia mulai khawatir takut jika sesuatu terjadi pada sang pengasuh.

Dia sudah mengelilingi rumah dan mencari keberadaan wanita itu namun, tak juga terlihat. Kun mulai bertanya pada para pelayan di sana tapi, tak ada yang mengerti bahasa isyarat yang dia berikan.

Dia mulai frustasi akan hal tersebut, belum lagi tak ada Suho dan Irene. Jaehyun yang baru sampai melihat keadaan sang Kakak yang nampak panik, dia lalu mendekat mencoba menanyakannya.

"Kak?" panggil Jaehyun. Pemuda itu menoleh. "Kakak, kenapa kok gelisah gitu?" tanya Jaehyun.

"Bi Sunny tidak ada. Aku mencarinya."

"Mamah nggak ngasih tau, kakak?" Kun menggelengkan kepalanya. "Bi Sunny masuk rumah sakit, penyakitnya kambuh," lanjut Jaehyun. Kun panik, dia berlari keluar disusul sang adik yang juga ikut panik.

"Kak! Kak Kun! KAK JANGAN LARI!" Kun tak mengubris panggilan adiknya, dia terus berlari sampai mendekati gerbang. "PAK SATPAM, PEGANGIN KAK KUN!" teriak Jaehyun. Satpam pun keluar dari pos penjagaan dan langsung memegang Kun sekuat tenaga agar tak memberontak.

Jaehyun mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena berlari mengejar sang Kakak yang begitu cepat.

"Kak, tenang dulu. Nanti kita ke rumah sakit," ucap Jaehyun.
"Tapi, kita makan dulu Mamah sama Papah nanti marah," lanjutnya. Kun langsung diam mendengar hal itu, adiknya benar dia harus makan lalu melihat kondisi sang pengasuh di rumah sakit.

Setelah selesai makan, Kun bergegas menuju kamarnya mengambil tas lalu kembali ke ruang makan. Dia memegang lengan adiknya itu membuatnya terkejut.

Jaehyun yang paham akan hal itu kemudian mengangguk dan bangkit dari duduknya. Dia menyuruh sang kakak untuk menunggu sebentar sembari dia mengambil kunci motor di kamar.

Kun dengan gelisah menunggu sang adik yang naik ke kamarnya untuk mengambil kunci motor. Pikirannya bercabang mengenai Bi Sunny.

Setelah Jaehyun muncul dia dengan cepat menarik sang adik menuju bagasi rumah untuk segera mengeluarkan motornya dan pergi ke rumah sakit. Jaehyun hanya mengikuti sang kakak, dia tahu betapa khawatirnya sang kakak akan pengasuhnya itu.

Jaehyun naik ke atas motornya, pun dengan Kun. Mereka langsung melaju meninggalkan bagasi tersebut menuju rumah sakit.

Untunglah jalanan tak macet dan tak banyak kendaraan yang lalu lalang jadi, Jaehyun bisa tepat waktu sampai di sana.

Setelah sampai, Kun langsung berlari meninggalkan Jaehyun. Namun, nampaknya pemuda itu lupa bahwa dia tidak bisa berbicara.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis. Kun memberikan bahasa isyarat padanya, namun sang penjaga tak mengerti dan hanya memandangnya aneh. "Maaf, Tuan saya tidak mengerti apa bahasa isyarat yang anda berikan," ucapnya. Kun menghela nafas, dia mengambil pulpen dan kertas yang disediakan di sana dan menulis sesuatu.

"Nyonya Sunny ada di lantai 3 nomor 0909," ucapnya memberitahu. Kun berterima kasih dengan bahasa isyarat meski dia tahu sang penjaga resepsionis tak akan tahu.

Namun, baru ingin melangkah namanya sudah dipanggil oleh sang adik yang baru masuk. "Kak Kun!" panggil Jaehyun. Kun berhenti dan menoleh menunggu sang adik.

"Ayo, Kak," ajaknya. Kun langsung mengangguk, mereka akhirnya pergi bersama menuju kamar Bi Sunny.

Setelah sampai di lantai 3, Kun yang menuntun mencari kamar sang pengasuh. Setelah beberapa saat mencari kamar, mereka akhirnya menemukannya.

Di sana, Suho dan Irene tengah duduk sambil menunggu kabar dari sang dokter yang memeriksa Bi Sunny.

"Mamah, Papah," panggil Jaehyun.

"Jaehyun, Kun," ucap Suho.

"Pah, Mah, bagaimana keadaan Bibi?"

"Dia masih di periksa, Nak," jawan Irene. Kun hanya terduduk, dia jelas merasa khawatir mengenai wanita yang mengasuhnya selama 18 tahun ini.

Dokter keluar dari ruangan Bi Sunny, semuanya berdiri dari tempatnya. Kun maju lebih dulu, namun Irene berusaha menahannya.

"Dokter, bagaimana keadaan Bibi?" sang dokter bingung dengan apa yang Kun tanyakan.

"Maaf, Dok, dia tidak bisa berbicara. Bagaimana keadaanya?" tanya Suho.

"Maaf, Nyonya dan Tuan. Kami tak bisa menyelamatkan Nyonya Sunny," jelas sang dokter. Semua orang terkejut di sana, termaksud Kun. Dia langsung berlari masuk ke dalam ruangan tersebut.

Kun menguncangkan tubuh wanita yang tak lagi bernyawa itu. Tangisnya pecah melihat pengasuhnya terbaring kaku di sana. Dia kehilangan sosok Ibu yang merawatnya sejak kecil.

Suho, Irene dan Jaehyun menyusulnya masuk, mereka mendekati Kun dan menenangkannya. Bohong jika Irene tak tahu bagaimana perasaan putranya kehilangan sang pengasuh.

"Kun, sab-Akhhh." Irene menghentikan ucapannya yan tak selesai karena, rasa sakit yang tiba-tiba menyerang perutnya dengan sangat mendadak. Dia mengerang kesakitan dan itu membuat ketiga lelaki di sana khawatir.

"Mah.. Mamah.. Mamah kenapa?" tanya Suho panik.

"Jaehyun, panggil dokter sekarang!" perintahnya. Jaehyun berlari keluar memanggil dokter. "Kun, bisa bantu Papah untuk menggendong Mamah ke sofa?" tanyanya. Kun dengan sigap memantu sang Ayah untuk mengangkat wanita itu.

Tak lama Jaehyun dan seorang dokter masuk. "Pindahkan dia ke kamar, Sus," ucap sang dokter. Ketiga pemuda itu kemudan menyusul Irene, meninggalkan Bi Sunny sendirian di sana yang akan dipindahkan ke kamar jenazah.
Sesampai di ruangan tersebut sang dokter memeriksa Irene yang kini tengah pingsan karena rasa sakit yang sangat pada perutnya.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Suho.

"Istri Tuan tidak papa, hanya saja dia harus menjaga kandungannya karena sangat rentan," ucap dokter tersebut. Kun yang mendengar hal itu terkejut.

"Pah, Mamah hamil?" Suho mengangguk pelan. Raut wajah Kun seketika bahagia, senyumnya merekah mendengar hal tersebut.

"Calon adik kamu kembar," ucap Suho. Raut bahagia semakin nampak pada pemuda istimewa itu, dia mendekati sang Ibu dan mengusap kepalanya lembut.

Jaehyun pun sama, dia berada di sisi sebelah sang Ibu yang masih terbaring akibat rasa sakitnya secara tiba-tiba. Mereka bahagia mendengar janin yang Irene kandung baik-baik saja.

"Permisi," ucap seorang suster membuyarkan mereka. "Dengan keluarga Ibu Sunny? Prosedurnya sudah selesai dan jenazah bisa di bawa pulang," lanjutnya.

"Baik, Sus. Saya akan mengurus semuanya setelah istri saya sadar," balas Suho. Suster itu tersenyum dan kembali menutup pintu.

Tak lama Irene membuka matanya secara perlahan. "Mamah. Pa, Mamah udah sadar," ucap Jaehyun memanggil sang Ayah.

"Sayang, kamu nggak papa? Ada yang sakit?" tanya Suho khawatir. Irene hanya menggeleng pelan sambil tersenyum, dia menatap Kun yang menunduk di samping Suho. Wanita itu meraih tangan anaknya dan membuat Kun menatapnya heran.

"Adikmu kembar dan dia nggak papa," ujarnya memberitahu Kun. Pemuda itu mengangguk pelan.

Dia paham kenapa keluarganya bersikap baik selama beberapa minggu belakangan ini, bukan karena perjodohanan Jaehyun dan Relly tapi, karena calon bayi kembar yang akan hadir di hidup mereka.

Irene bangkit dibantu Kun dan Jaehyun. Dia turun dari tempatnya, membuat ketiga laki-laki di sana menatapnya heran. "Bi Sunnya harus di kebumikan secepatnya, Mamah sudah tidak papa," ucapnya.

"Kamu benar? Bagaimana jika sakit lagi," ucap Suho.

"Aku sudah tidak apa-apa, Pah. Lagipula kasihan jenazahnya." Suho mengangguk kemudian mereka berempat berjalan menuju kamar jenazah.

Setelah menyelesaikan segalanya, kini jenazah itu dibawa ke rumah Suho. Kun tidak menangis, dia hanya terkejut mendapatkan fakta bahwa sang pengasuh sudah berpulang meninggalkannya.

Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi, kecuali orang tua dan juga Jaehyun, sang adik. Wanita yang memberinya ASI sewaktu kecil dan merawatnya kini sudah tak bisa lagi berada di sisinya.

Bi Sunny sudah tak akan merasa sakit lagi akibat penyakit yang dia derita dan selama ini Kun tidak mengetahuinya.

Sesampai di rumah, orang mulai ramai berdatangan, termaksud teman-teman Kun dan Jaehyun. Keluarga mereka pun sudah ada di sana sejak tadi.

"Kak, masuk kamar aja, ya," ucap Jaehyun.

"Iya, nak, kamu masuk kamar saja bersama Jaehyun," timpal Suho. Kun hanya mengangguk lalu naik ke atas menuju kamarnya.

"Widih, lo mau kemana? Bukannya kamar lo di belakang?" tanya Doyoung mencegahnya naik. Sejeong menghela nafas gusar mendengar ucapan sang kakak.

"Doy, udah! Lagi berduka gini kenapa sih?!" Doyoung hanya menatapnya dingin lalu kembali menatap Kun.

"Kenapa lo nggak nyusul pengasuh lo aja? Daripada nyusahin orang di rumah ini!" ujar Doyoung.

"Kak Doy!" tegas Sejeong. Kun tidak peduli, dia terus berjalan meninggalkan si kembar di sana.

Setelah sampai di kamar, Kun merebahkan dirinya. Pikirannya kacau, sangat-sangat kacau. Semuanya seakan mimpi yang dia rasakan di siang hari.

Tak akan ada lagi yang bisa mengantarkan makanan atau susu setiap malam kepadanya seperti dulu. Tak ada yang akan membelanya jika dia dihukum lagi oleh Ibu dan Ayahnya. Dia kehilangan seorang pengganti Ibunya selama ini.

Kun memejamkan matanya, dia tak mungki pergi kepemakanan bersama dengan yang lain karena, sang Ayah tak akan mengizinkan dia ikut. Pemuda itu mencoba terlelap dan melupakan segala hal yang terjadi baru saja.

"Kemana Kun? Kenapa aku tak melihatnya? Apa dia dihukum lagi?"
































Gimana?

Huhuhu Bi Sunny meninggal guys:(

Kun udah nggak ada siapa-siapa lagi, semoga aja Suho sama Irene nggak berubah jadi jahat kaya yang dulu dulu.

Udah taukan kenapa suho irene sama jaehyun baik sama kun, karena sebentar lagi akan ada si kembar yang hadir.

Btw kalian penasaran nggak siapa yang nyari Kun? Hmm tunggu ya pasti kalian bakalan tahu karena minggu depan bakalan ada plot twist lagi yang sangattt membingungkan.

See next time baby - Chanyeol

Continue Reading

You'll Also Like

125K 9.9K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
7.2K 2.2K 51
Ini sih bukan cerita yaaa tapi hanya lirik lagu-lagunya UN1TY and lagu yg di cover UN1TY Siapa tau bermanfaat buat kalian
2K 745 38
Ikan cupang berbagai macam jenis selalu menjadi prioritas utama Hanin. Siswi SMA Himalaya yang selalu diremehkan guru karena mendapat peringkat terba...
91.6K 2.3K 26
Nama: Sora, Jenis Kelamin: Tidak diketahui, Asal-usul: Tidak diketahui. Tiba-tiba saja dorm SHINee didatangi oleh seorang anak aneh yang bernama Sora...