Royaltionship [✓]

By cindereyna

235K 52.7K 17.9K

Bukan sekedar cinta segitiga biasa, ini adalah kisah cinta segitiga orang kaya. ㅡcindereyna, 2O2O More

Prolog
Teaser
1. Suatu hari di lab biologi
2. Stalking
3. Dewi Kimia dan Pangeran Remedial
4. Duh, What?
5. Dibalik sebuah kesalah pahaman.
6. cafè
7. Einstein pasti bingung
8. Fireworks
9. Tentang keluarga Wang
10. We are friend, but i see u as a man.
11. Deals
12. Cruise trip plan
13. Hari dimana aku ingin mengakhiri hidup.
14. Setelah minum, kita jadi lebih akrab.
15. Panic attack
16. Pengakuan
17. Rich People Problem
18. This kind of family
19. Makan pinggiran ala sultan
20. Runaway
21. Br(ok)en
22. Hari Kelam
23. Dad and Son
24. How rich people solves their problems
25. Special Guest
26. Black Suit
27. Sadar diri
28. Ssst! mom is mad, come on follow dad!
29. How rich people enjoy their holidays
30. The Story about Young Lady and an Ordinary Boy
31. The Ending Story About Young Lady and An Ordinary Boy
32. Sehari lagi
33. Chenchen mengkhawatirkan
34. Manusia manusia
35. Christmas eve
37. let's get it done
38. A lot of things happened
39. Our Journey
40. it's begin
41. I Fancy You
42. Keluarga Besar
43. Malam kelam
44. 幸福 (Happiness)
45. Royal-Relationship, Royaltionship.

36. Yang Tidak Terduga

2.2K 637 105
By cindereyna

"That's was insane." Chenle menopang tubuhnya supaya tetap jaga jarak dari tubuh Nikki. Perempuan itu udah terbaring di couch sekarang. Tangannya masih melingkari leher Chenle, berniat mendominasi ciuman dan ... kejadian lain yang mungkin saja terjadi tapi Chenle kelihatan menolak. 

"What's wrong?"

"My mistake." raut Chenle nunjukkin kalau sekarang ini dia nggak baik baik saja. Nikki khawatir. Dia duduk dan perlahan melepaskan lengannya dari leher Chenle.

"You okay?"

"Nikki, this is wrong."

"What?"

"We're not supossed to kiss."

"But you kiss me first?! You drunk? Ok, calm down, im okay with that, i still like you and it's okay for me to do that with you. We're grown up and I think it's okay to be more than just kissing." Nikki menarik selimut untuk menutupi bagian dadanya. Dia nggak sepenuhnya telanjang dada, masih ada nipple pad di dadanya karena dia pakai pakaian yang nggak memungkinkan untuknya menggunakan bra malam ini.

"Nik, you are too pretty. Dan gua cuman laki-laki biasa yang bisa goyah. Tapi, gua memilih untuk sadar kalau ada hati yang harus gua jaga."

"Wait? You mean you have girlfriend?"

"Bukan. Belum pacaran. Tapi kita udah berjodoh. Meskipun dia belum suka gua dan gua belum suka dia, kelakuan gua malam ini bikin gua merasa bersalah."

Nikki tersenyum simpul. "You make me feel like a whore."

"Gua nggak bermaksud ambil keuntungan atau apapun itu."

"BUT SEE, now i'm horny as fuck and have taken off my clothes but you just said that STUPID SENTENCE right now. It's embarrassing for me!"

"I know it's my fault. Let's forget everything that happened tonight. I'm wrong, you're not as bad as you say. Nikki, you grew up well and became very beautiful. I still admire you, you are such an angel. But I can't do this any further. I'm afraid of hurting someone."

Nikki nggak mau merespon lagi. Dia berjalan ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan tubuhnya dari sentuhan cinta-pertama-brengseknya itu. 

Semua laki-laki sama saja! Bedanya cuman ada beberapa yang nggak berani berterus terang!!! 






💎










Sementara itu, di tempat yang sama, Gafian dan Shasha kembali ke ruangan president room mereka. Semua udah selesai makan, mereka akan segera pulang.

"Ma, aku langsung pulang." Kata Shasha pas mereka sampai parkiran.

"Nginep di rumah Mama aja, besok pagi gereja bareng sekalian."

"Don't worry, aku di rumah aja. Masih ada beberapa laporan yang harus dikerjain.'

"Bukannya udah liburan?"

"Udah biarin, punya anak jangan kebanyakan diatur. Nnati apa-apa malah nggak mau terbuka sama kita. Mereka pasti tau mana yang terbaik untuk diri mereka." Lagi-lagi, sebagai bentuk mengakrabkan diri, Wooseok berusaha ramah dan memberi kesan Ayah yang menyenangkan untuk anak itu. Tapi emang Wooseok tipe orang tua yang seperti itu sih, Gafian selama ini tumbuh dengan sangat bebas. Efeknya, dia bisa akrab dan menceritakan banyak hal ke Papinya itu tanpa takut disalahkan atau di marahi. 

Shasha senyum kecil menanggapi kebaikan Wooseok, dia lalu masuk mobilnya. Sebelum menginjak pedal gas, Shasha membuka kaca dan memencet klakson dua kali untuk memberi sapa.

Di tengah macetnya jalanan yang disebabkan oleh traffict light, (maklum malam natal), Shasha mukul mukulin keningnya ke setir mobil. "GOBLOK SUMPAH. GUA UDAH INGETIN KAN SHA, LO HARUS JAGA DIRI. TAHAN. JANGAN GOYAH. KALO GINI CARANYA LU MAU MOVE ON DARI MANA? GOBLOKKKK."

Cewek itu kemudan menyalakan hpnya, membuka kamera dan memencet ikon kamera depan. Dia melihat mukanya yang terlihat sangat berantrakan. Lipstiknya rusak, belepotan sampai bawah bibir, Shasha mengusap bekas lipstiknya pakai jari telunjuk terus dia ngelihatin jarinya. 

"Lagian kenapa sih dia sosor sosor terus. Lu paham kagak lu ganteng kayak apaan, siapa yang mau nolak kalo muka lu kayak gitu? siapa yang mau nolak kalo aroma tubuh lu wangi banget? Dasar cowok gila. Ah, emang yang bener cowok tuh pacaran sama cowok. Gua harus kemabli ke jalur bxb. Oke di malam natal ini gua bakalan bacain manga bl gua lagi."

Shasha ngeclose aplikasi kameranya, dia neken tombol log panggilan dan mencari nomor Yireon. 

"Yireon, lo dimana?"

"Tumben telfon. Lagi dinner di rumah keluarga besar Ah Ma,"

"Wanna come to sleepover?"

"Righnow? Di malam natal?"

"Yup. Kita baca manga bl."

"GAS! Gua ada rekomendasi film jepang juga. Tapi ratenya 18 plus plus plus. Uke-nya manis parah!" Yireon sedikit berbisik. Tapi tidak mengurangi rasa antusiasnya

"OKE KITA NONTON ITU."

TIN TIN TIN!!!! 

Karena keasyikan ngobrol Shasha jadi nggak sadar kalau lampunya udah hijau. Dia diklaksoni sama mobil belakang sampai kaget dan iphonenya kelempar. Ah biarin aja. 

iBox kan tiap hari buka. 




💎






Akhirnya malam natal Shasha yang dia kira bakalan kelabu itu berakhir cukup seru karena Yireon. Mereka nyaris nggak tidur karena Yireon harus pulang jam setengah empat pagi. Makanya baru jam jam itu Shasha bisa tidur. Tapi jam enam lebih seperempat dia harus segera bersiap pergi ke gereja. Dia ke gereja yang semalem soalnya, jadi lumayan jauh. 

Nothing special. Di gereja paling kegiatannya gitu gitu aja. Seperti kegiatan beribadah pada saat natal seperti biasa.

Shasha merayakannya dengan perasaan bahagia walau natal tahun ini sangat berbeda dari natal natal biasanya.

But ofcourse in this life we can't expect everything will stay the same. As time goes by, there are bounds to be changes.

Yep, manusia itu bersifat dinamis.






Shasha langsung menuju ke rumah baru Mamanya (yang letaknya berada di perumahan mewah di atas Mall) untuk merayakan natal.

Keluarga Chenle bilang dia akan datang untuk berkunjung dan memberi hadiah.

Keluarga Shasha tentu saja juga memberi hadiah untuk keluarga Zhong. Biasa lah, hadiah kecil kecilan. Untuk Shasha sendiri, gadis itu menyiapkan hadiah sederhana yang ukurannya pun nggak besar. Cuman kotak kecil berisi jam tangan ROLEX GMT Master II olyester diameter 40mm yang akan terlihat pas di pergelangan tangan Chenle. Shahsa memilih casing luar yang berbahan oystersteel dan emas everose 18 karat. Bahkan tulisan GMT two di plat jamnya dibuat menggunakan bubuk mawar. Sesuai namanya, warna rantainya kombinasi antara warna silver stainless dan rosegold. Kulit Chenle putih banget. Pasti warna ini cocok untuk dia.

Kenapa sih Shasha harus kasih Rolex GMT two? Padahal kan ada merk mahal lain seperti Patek Phillipe?

Ya enggak apa apa sih. Pengen aja.

Kalau yang lainnya Shasha sendiri kurang tau ngado apa. Nggak tanya juga.

Selain untuk Chenle Shasha juga memberikan hadiah berupa syal dan scraf untuk Mama Zhong. Sebenernya pengen bikin sendiri tapi ternyata nggak sempet, akhirnya Shasha custom syall dengan bahan terbaik dan ternyaman untuk Mama Zhong dari Milan.

Setelah menunggu sekitar dua jam, keluarga Zhong akhirnya datang. Mereka saling mengucapkan selamat hari natal sambil berfoto-foto. Entah foto bersama antar dua keluarga besar, atau foto berdua antara Shasha dan Chenle. Mereka udah kayak keluarga beneran. Gafian yang belum siap menerima hal itu dengan sepenuh hati berusaha mengabaikannya.

Selanjutnya acara makan bersama berlangsung. Chenle duduk di samping Shasha. Biasanya mereka netral netral aja kalau mau saling nyapa, tapi kali jni enggak. Shasha merasa bersalah karena semalem dia cium Gafian dan Chenle juga merasa bersalah sama perbuatannya semalam.

Mereka berdua terjebak dalam posisi bimbang, harus ngomong enggak ya soal semalam? Kalo nggak ngomong takut kebebani, kalau ngomong takut dimarahi. Akhrinya yaudah, nunduk aja dua duanya.

"Tahun baru nanti Shasha ada acara?" Mama Zhong membuat Shasha tersentak kaget. Secepat mungkin dia berusaha menetralkan reaksinya.

"Kenapa, Tante?"

"Tante mau nyusulin Papinya Chenle di Shanghai. Kamu bisa temani saya? Bisa lah."

Shasha noleh ke arah Mamanya. Tentu saja yang dia dapatkan adalah anggukan kepala.

Shasha akhirnya ngangguk juga. Nggak enak nolaknya.

"Aku ikut, Mi." Chenle ikut bicara.

"Aiyah, nggak usah. Ini urusan mertua dan menantu. Kamu sama Fian aja pergi berdua. Kapal pesiar Pamanmu bisa dipakai. Fian mau kan?" Agak nggak mungkin kalau Mama Zhong basa basi seperti ini. Insting seorang Ibu (apalagi chinese) biasanya sangat kuat. Otaknya biasa berpikir secara logis dan cepat. Meskipun nggak tau apa yang sebenernya terjadi tapi beliau pasti tau kalau keadaan intern antara Shasha-Lele-Gafian nggak baik-baik aja.

Gafian sangat ingin menolak sebenarnya tapi dia nggak merasa harus melakukan itu. Emang Chenle kenapa sih? Dia fine fine aja kok anaknya. Akhirnya Gafian ngangguk setuju.

Soojin agak khawatir tapi Wooseok menggenggam tangan Soojin di bawah meja makan. "Everything will be okay. Gafian bukan tipe yang bakal nonjokin orang sampai babak belur kok." Bisik Wooseok.










Kelar acara makan, acara pemberian kado pun dilaksanakan. Shasha memberikan hadiah pertama untuk Mamanya. Isinya sederhana. Ets, serius, kali ini benar-benar sederhana. Dia hanya membuat bros dari bahan yang bisa dibeli di toko grosir aksesoris. Shasha emang sengaja nggak beli barang mahal. Dia rasa ketulusannya bakal lebih terasa kalau Shasha memberikan hadiah berupa benda yang susah payah dia buat terlebih dahulu.

Soojin tersenyum senang melihat bros mawar warna hitam yang berada di kotak kado kecil. "Cantiknya. Kamu bikin sendiri?"

"Iya. Mama suka kan?" Shasha senyum lebar kemudian berjalan selangkah untuk memeluk Mamanya. Tapi Soojin malah mundurin langkahnya dan nahan pundak Shasha pakai tangannya. "Jangan peluk. Mama suka kok hadiahnya."

Shasha langsung murung. Demi apapun sekarang peluk aja juga nggak boleh?

"Sst, peluk dari samping gapapa kok, sayang. Jangan gitu kasian Shasha." Wooseok lagi-lagi menengahi. Tapi gimana ya Shasha udah terlanjur kecewa.

Chenle mau bantu sih, dia kasian juga sama Shasha tapi dia ragu harus ucapin apa yang ada di uneg-unegnya atau enggak.

Setelah beberapa saat berpikir, Chenle memutuskan untuk bicara. Tapi, baru mau buka mulut Gafian udah belain Shasha lebih dulu.

"Baru hamil beberapa bulan aja kenapa berlebihan sih? Apa anak sendiri yang udah dewasa udah nggak penting?"

"Gafian tutup mulut kamu!" Gafian malah dapet bentakan dari Papinya. Kecewa? Iya lah. Papinya bukan orang yang suka bentak bentak kayak gitu soalnya.

"Papi peduli banget? Bukannya dulu pas Mami kandung aku hamil aku Papi kerjaannya pergi pergi terus. Bahkan pas aku lahir Papi nggak ada kan? Mami udah pernah cerita semua pas aku masih kecil, tapi karena aku suka banget sama papi dan selalu pengen jadi kayak papi, aku lebih milih tutup telinga daripada denger kebenaran itu. Dan fakta kalo Mami ninggalin Papi buat selingkuh sama orang lain, menurutku itu juga nggak salah."

"Tante Soojin, meskipun udah nggak serumah lagi, bukan berarti Shasha udah bukan anak tante lagi."

Soojin berkaca kaca. Bibir kelihatan mau ngucapin sesuatu tapi dia ragu. Dia takut sesuatu ini membuat segalanya malah tambah hancur.

Nggak ada pilihan lain, Soojin memilih untuk mengakui kalau perbuatannya tadi keterlaluan dan meminta maaf kepada Shasha.









"Maaf keluarga lo harus liat ini semua." Kata Gafian. Dia lagi berdiri di balkon ruang tamu lantai dua rumah Papinya sama Chenle.

"Dalam rumah tangga hal kayak gitu emang biasa terjadi."

Gafian cuman terkekeh kecil. Moodnya belum sepenuhnya membaik, dia malas berbicara banyak hal.

Untuk sesaat keheningan menyelimuti mereka berdua.







Continue Reading

You'll Also Like

70.5K 7.2K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
229K 34.3K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
75.6K 6.7K 41
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
1.4M 81.1K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...