Yes, Captain (The End)

By Tridewi18

5.3K 1.1K 370

Malas bett bikin deskripsi. šŸ˜“šŸ˜“šŸ‘ļøšŸ‘„šŸ‘ļø yang suka silahkan di baca don't plagiat Tar gw cipokk šŸ”ŖšŸ”Ŗ Thanks More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28 (The End)
29 (Epilog)

20

113 36 15
By Tridewi18

Warning typo bertebaran 👀👀







Bruumm.

Dave Lee yang sedang menyetir kemudi mobil pribadinya, sesekali menoleh ke arah Namjoon di sebelahnya yang sedang gelisah sambil memegang hp.

"Namjoon-ah, kau kenapa??" Tanya Dave Lee, ia dan Namjoon sedang di perjalanan menuju ke Seoul setelah kemarin seharian di pulau Jeju untuk urusan pekerjaan.

"Tidak apa Hyung" balas Namjoon sambil menggerutu kecil.

"Sedang menunggu kabar dari seseorang sampai gelisah seperti itu?? Apa itu Shin Hye??" Tebak Dave Lee masih fokus menatap lurus ke depan.

"Hmm..." Namjoon hanya berdehem sebagai jawabannya.

"Kenapa tidak kau telepon saja dia supaya kau tidak gelisah seperti itu" usul Dave Lee

"Sudah tapi nomornya tidak aktif." Namjoon meremat hp di telapak tangannya, begitu kesal dengan usahanya sejak tadi malam yang tidak membuahkan hasil.

"Mungkin sedang di cas, jangan overthinking dulu"

"Semoga saja"

Ting...bunyi notifikasi dari hp, membuat Namjoon mengeceknya dengan cepat, berpikir jika itu balasan pesan dari kekasihnya ternyata hanya notif pemberitahuan di aplikasi Facebook.

Ia enggan untuk melihatnya, tapi sebuah tampilan photo yang diunggah oleh salah satu pengikutnya membuat ia menjadi penasaran.

"K-kim Seokjin??" Lirihnya kaget, melihat status terbaru dari seorang pramugari yang merupakan partner kerja Shin Hye di penerbangan tempoh hari.

Sebuab photo yang diunggah oleh pemiliknya yang sedang selfie bersama pramugari lain di suatu tempat wisata di kota Paris tapi yang justru menjadi perhatian Namjoon adalah adegan di belakang selfie si empu pemilik akun, adegan dimana Shin Hye dipeluk oleh Kim Seokjin.

Namjoon meremat kuat hpnya kembali, mendengus kesal lalu meletak sembarangan gadgetnya di dashboard mobil.

"Hei, ada apa denganmu." Tanya Dave Lee yang kaget dengan sikap spontan Namjoon mencampakkan hpnya begitu kuat ke arah dashboard.

"......." Namjoon mengabaikan pertanyaan Dave Lee dan berpura-pura memejamkan matanya.

"Seokjin di Paris?? Bagaimana bisa??" Pikir Namjoon dalam benaknya, rasa cemburu membakar hatinya saat ini.

Suara dering hp berbunyi nyaring.

"Namjoon, ada yang nelpon" tegur Dave Lee

Dengan gerakan malas, ia meraih kembali hpnya dari dashboard mobil. Melihat nama si penelepon.

"Biarkan saja" sahut Namjoon kembali meletakkan hpnya di dashboard.

Sedang Dave Lee hanya menggeleng kepala melihat kelakuan Namjoon.

Sementara itu, di Kota Paris.

"Kenapa tidak diangkat sih??" Shin Hye berwajah muram menatap layar hpnya. Ia mencoba untuk kesekian kalinya menelpon Namjoon tapi tidak diangkat sama sekali, ia melirik ke arah jam weker di sebelah kasurnya, pukul satu pagi dini hari di kota Paris.

Masih ada tersisa 2 hari bagi ia dan teman teman satu profesinya di kota Paris, sampai menunggu jadwal penerbangan selanjutnya.

Ia belum bisa tidur sejak kembali dari tempat wisata kemarin sore, menyadari 20 panggilan tak terjawab dari Namjoon, Shin Hye merutuki kejadian di taman kota tempoh hari, dimana ia hampir terpeleset karena jalanan licin dan membuat hp yang ada ia genggam jatuh begitu keras menghantam permukaan jalan dan seketika mati total.

Shin Hye beserta kedua temannya sedang asyik berjalan jalan menyelusuri lorong taman kota di salah satu daerah di Paris, taman kota yang berdekatan dengan menara Eiffel.

"Wah Daebak...lihat di depan sana ada taman bunga yang cantik, cocok sekali untuk kita selfie" seru salah satu temannya.

Shin Hye mendapat notif pesan masuk di hpnya, membuat ia tersenyum bahagia. Pesan dari Namjoon

(Sayang, maaf balas pesannya terlalu lama... bagaimana dengan kabarmu disana??) - Namjoon oppa ❤️

"Shin Hye, ayoo kita selfie disana" ajak temannya

"Kalian saja, aku mau balas pesan dulu" tolak Shin Hye dan fokus mengetik sesuatu di layar hpnya.

Tidak sadar jika ada genangan air di depan kakinya, Shin Hye hampir terpeleset dan hp yang ia pegang seketika jatuh menghantam jalanan, sedang tubuhnya oleng ke belakang, tangan seseorang menahannya dari belakang, dengan posisi Shin Hye bersandar di dada bidangnya, sementara kedua tangan pria tersebut memeluknya erat melingkar di bagian pinggangnya. Berusaha menahan tubuh Shin Hye agar tidak jatuh.

"Kau tidak apa-apa??" Kim Seokjin, pria yang telah menolongnya saat itu, entah bagaimana pria itu bisa ada di taman kota juga.

"Ohh, Seokjin Oppa. Aku baik baik saja, terima kasih sudah menolongku tadi" adegan pelukan mendadak itu hampir berlangsung agak lama, Kim Seokjin seperti tidak rela melepas Shin Hye di pelukannya.

"Oppa, tolong lepaskan aku" pinta Shin Hye yang merasa tidak nyaman

"Ohh, baiklah" Kim Seokjin berat hati namun ia harus melepas pelukannya.

"Aduh, hpku..." Shin Hye memungut hpnya kembali.

"Apa ia rusak?? " Tanya Kim Seokjin

"Sepertinya" Shin Hye menggerutu kesal

"Di depan sana ada counter service alat elektronik, ayo ikut denganku...akan kuantar" Kim Seokjin langsung menarik tangan Shin Hye tanpa meminta persetujuan si empunya.

Shin Hye akhirnya menyerah, ia menutup aplikasi panggilan telepon dan kembali berbaring sambil membuka aplikasi sosmed lainnya sampai ia bisa tertidur.

"Photo ini...." Shin Hye baru saja melihat status terbaru rekannya, menemukan kejanggalan di dalam photo tersebut, adegan pelukan singkat antara ia dan Kim Seokjin.

Dan satu hal lagi yang buat ia terkejut, status tersebut di like oleh Kim Namjoon.

"Apa ia melihat itu??" Shin Hye bergerak panik dan kembali mencoba menelpon kekasihnya tapi tetap saja tidak ada jawaban.

"Bagaimana ini?? Sebaiknya aku kirim pesan saja"

Di tempat lain.

Kim Seokjin menikmati minuman alkoholnya dengan pemandangan malam kota Paris dari balik jendela kamar hotelnya. Ia tersenyum misterius sembari menatap layar hp yang ia letak di meja kecil berdekatan dengan kursi santainya.

"Aku datang tepat waktu dan menyadari posisi Shin Hye sangat dekat dengan flash kamera selfie mereka." Lirihnya sembari tertawa kecil

"Kim Namjoon, dari dulu lagi kau selalu merebut apapun yang kuingin raih, bahkan Shin Hye juga telah kau ambil dariku tapi sekarang akan kubuat semuanya berubah. Aku tidak sabar menjalankan rencana selanjutnya" gumamnya lagi dengan kekehan yang sarat akan aura kebencian.

************************************


Mansion Min Family

Mobil pribadi Park Jimin terparkir di pelataran rumah sahabatnya, Min Yoongi. Ia mendapat kabar tidak baik dari Min Yoongi tempoh hari.

Selepas kembalinya dari Indonesia, Min Yoongi meminta cuti dari pihak Bandara untuk beberapa hari kedepan sampai keadaan psikis istrinya pulih kembali.

"Yoongi-ah" seru Park Jimin begitu pintu mansion dibuka lebar oleh seorang maid.

"Tuan Min sedang ada di dalam kamarnya, silahkan tuan Park masuk saja, tadi tuan Min sudah memberi ijin" ucap sang maid

"Ohh terima kasih bibi" Park Jimin bergegas menaiki anak tangga menuju ke lantai atas, kamar pribadi pasangan suami istri tersebut.

Ceklekk....daun pintu ia buka perlahan, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah suasana senyap disertai isakan tangis Yeo Joo Ha yang sedang tertidur di kasur dengan posisi membelakangi Min Yoongi yang berada di pinggir kasur.

"Ohh, kau sudah sampai" ucap Min Yoongi melihat kehadiran Park Jimin

"Bagaimana dengan keadaan Joo Ha??" Park Jimin meletakkan tas medis berisi alat kesehatan yang selalu ia bawa di nakas samping kasur. Mengeluarkan beberapa atk dari tasnya untuk mengecek keadaan Joo Ha.

"Dia belum menyentuh makanan sejak kemarin, aku sudah membujuknya tapi tidak ada hasil. Dia tidak mau berbicara sedikitpun padaku" ujar Min Yoongi dengan raut wajah frustasi terlihat dari warna gelap melingkar dibawah matanya, kemungkinan pria itu bergadang sejak kemarin dan kurang istirahat.

Park Jimin mendekati Joo Ha, dengan lembut ia berbicara pelan meminta ijin agar Joo Ha di periksa.

Yeo Joo Ha tidak ada melawan, ia hanya diam dan tidak memandang sedikitpun ke arah Park Jimin.

"Aku akan pasang infus di pergelangan tangannya untuk memberi vitamin agar tubuhnya tidak drop. Tapi tetap saja, ia harus mengonsumsi makanan yang bergizi"ucap Park Jimin memasang alat infus dengan telaten

"Bagaimana caranya??" Min Yoongi mengusak rambutnya kasar

"Ia masih memiliki seorang ibu, bukan?? Kau tidak menghubungi ibu mertuamu?? Menurutku ia bisa membantumu dalam hal ini"

"Ahh iya benar juga, aku sampai melupakan beliau." Min Yoongi meraih hpnya dan mendial nomor seseorang.

"Jadi, kau tidak akan masuk kerja untuk beberapa hari kedepan??" Tanya Park Jimin yang telah usai memasang infus, dan kini membereskan peralatan medisnya kembali.

"Tidak, aku akan dirumah untuk sementara waktu"

"Bagaimana dengan jadwal penerbangan mu??"

"Aku meminta Namjoon untuk mengambil alih sementara semua jadwalku... seandainya saja hal itu tidak terjadi...." Min Yoongi membenci peristiwa kemarin.

"Sabarlah, pasti ada jalan terbaik yang Tuhan siapkan untuk kalian berdua."

************************************




Seoul City

Butik Gaun Pengantin, distrik Gangnam

Park Sang Hyun dan Seon Mi berada di sebuah Butik gaun pengantin, mereka tengah fitting gaun pengantin untuk persiapan awal menjelang hari pernikahan.

Seon Mi memperhatikan setiap gaun yang ditawarkan pelayan butik padanya, berbagai mode dengan jahitan yang berbeda.

"Ini adalah gaun pengantin yang memasang konsep model tahun 90 bergaya klasik tapi kami padukan dengan fashion zaman sekarang." Ucap sang pelayan butik mempromosikan gaun yang ia tunjuk.

Gaun pengantin berwarna putih sedikit bercorak krem muda, mengingatkan dirinya pada masa dulu, saat ia hendak menikah dengan mendiang suaminya. Gaun pengantin yang sama yang pernah ia pakai dulu.

"Sayang, kamu terlihat cantik memakai gaun itu" puji Kim Joo Hun kala itu

"Apa kau sudah menentukan gaun yang hendak dipakai??" Tegur Sang Hyun yang mendadak muncul di ruangan fitting wanita.

"Ohh, be-belum" Seon Mi sedikit kaget dari lamunannya.

"Itu juga bagus" ucap Sang Hyun saat melihat gaun yang sedang dipegang Seon Mi.

"Tidak, ini tidak bagus. Aku pilih yang lain aja" Seon Mi memutuskan mengabaikan gaun tersebut, ia hendak melangkah ke kehidupan baru bersama Sang Hyun dan ia juga harus siap melepas semua kenangan di masa lalu termasuk kenangan yang menyangkut gaun pengantin.

"Ohh, baiklah terserahmu saja."

************************************


Rumah Sakit Universitas Chonbuk - Jeonju, Seoul City.

Jung Hoseok mengusak rambutnya kasar dan melepas kacamatanya, menggeram marah mengingat kejadian kemarin malam.

Suara mesin mobil mengejutkan dirinya saat tengah menunggu di teras mansion. Ia sedang bergerak gelisah memikirkan Kim Ji Won yang belum pulang juga, sudah mau pukul sebelas malam kota Seoul. Sebelumnya, ia dikabarkan oleh Ji Won agar tidak menjemput karena malam ini ia lembur.

Seorang pria yang turun dari kursi pengemudi, membuat Jung Hoseok terkejut untuk kesekian kalinya. Ia mengenal sosok tersebut.

Park Jimin, membuka pintu untuk mempersilahkan Kim Ji Won turun dari mobil. Interaksi yang cukup membuat hati Jung Hoseok panas.

"Ohh sunbaenim....apa kabarnya??" Sapa Park Jimin dengan sopan membungkuk ke arah Jung Hoseok yang menatap dirinya tajam.

"Kalian....."

"Jimin itu salah satu dokter di rumah sakit tempatku bekerja, jadi dia hanya mengantar pulang saja" sambung Ji Won memotong ucapan Jung Hoseok.

"Kalau begitu, aku permisi pamit pulang dulu." Park Jimin membungkuk sekali lagi ke arah Jung Hoseok dan masuk ke dalam mobilnya, membawa mobilnya meninggalkan pelataran mansion Jung Family.

"Tunggu dulu" Jung Hoseok menahan lengan Kim Ji Won sebelum ia masuk ke dalam rumah.

"Kau dan dia....hanya sebatas rekan kerja saja atau"

"Rekan kerja. Aku mau istirahat, sangat lelah hari ini" Kim Ji Won melepas tautan Jung Hoseok dan berjalan dengan wajah lesu ke dalam rumah.

"Jadi, itu alasan kau menolak untuk kupindahkan ke rumah sakit lain??" Gumam Jung Hoseok dengan pelan tersenyum kecil dengan sorot mata sendu.

"Aishh!!! Aku tidak bisa menganggap kejadian kemarin biasa saja. Aku yakin ada sesuatu diantara mereka" lirih Jung Hoseok semakin frustasi memikirkannya.

Ceklekk... daun pintu ruangannya terbuka. Kim Ji Soo muncul dengan cengiran yang aneh.

"Hai kakak ipar, mau makan siang denganku??" Ucap Kim Ji Soo dengaj santuynya sambil duduk berselonjor di sofa panjang.




************************************






Rumah Sakit

Kim Ji Won melirik ke arah daun pintu ruang kerja Park Jimin, sejak tadi pagi pria itu tidak kelihatan batang hidungnya. Padahal hari ini dia seharusnya masuk shift pagi.

Sambil menyerahkan dokumen pasien ke bagian administrasi dan mengobrol singkat dengan para perawat yang bertanya padanya, ekor matanya tidak pernah lepas ke arah daun pintu itu.

"Apa dia sakit??" Lirih Kim Ji Won yang tidak bisa berhenti memikirkan Park Jimin.

Hujan deras mengguyur kota Seoul kemarin sore sampai malam hari. Kim Ji Won terjebak di halte bis masih satu lokasi dengan gedung rumah sakit.

Suara klakson mobil Park Jimin membuat lamunannya buyar seketika.

Park Jimin keluar dari mobil dengan membawa payung ukuran satu orang, berlari kecil menghampiri Kim Ji Won

"Ayo, aku antar pulang" Tawar Park Jimin

"Tapi..."

"Sudah, ayolah..." Park Jimin memberi payung itu kepada Kim Ji Won, sedang ia menutupi kepalanya dengan telapak tangannya.

"Bagaimana kalau ia sakit karena kena hujan??" Lirih Kim Ji Won cemas

Suara derap kaki seseorang menarik perhatiannya. Ia menoleh dan menemukan Park Jimin dengan langkah terburu-buru menyelusuri lorong rumah sakit.

"Dokter Park..." Seru beberapa perawat memberi salam pada Park Jimin

"Dokter Ji, bisa ke ruanganku sebentar?? Ada yang ingin aku bahas mengenai pasien baru, kemungkinan akan kuserahkan padamu" ucap Park Jimin ke arah Kim Ji Won

"Ohh baiklah, tidak masalah"

Melihat Park Jimin dalam keadaan sehat dan segar, membuat kegelisahan Kim Ji Won sebelumnya sirna. Ia bersyukur lega di dalam hatinya. Tapi siapa gerangan pasien baru itu??



************************************







Bandara Incheon, Korea Selatan.

Kim Namjoon menghadiri briefing di ruang seminar sebelum melakukan penerbangan, ia mengganti jadwal Min Yoongi untuk membawa penumpang ke benua Eropa.

Satu jam kemudian, ia bersiap siap untuk segera ke pesawat. Menarik kopernya menyelusuri lorong bandara, dering hp di saku celananya berbunyi.

"Haloo..." Sahutnya dengan nada datar

"Oppa...mengapa lama sekali mengangkat telepon dariku?? Aku cemas sekali, oppa sedang apa sekarang??" Sahut Shin Hye di seberang

"Hemm..."

"Oppa, kenapa diam saja?? Aahh, itu mengenai photo selfie temanku, aku sudah menjelaskan di pesan sebelumnya..."

"Aku tidak bertanya dan kau tidak perlu menjelaskannya."

"Tapi oppa, aku..."

"Sudah yaa, aku sibuk." Kim Namjoon mematikan sepihak panggilan tersebut dengan wajah datar.

Ia berhenti sesaat lalu menendang agak kuat tembok di sebelahnya, sebuah tabir terkuak di benaknya.

Panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal masuk di layar hp Namjoon.

"Siapa ini??"

"Kim Seokjin"

Namjoon terpaku sesaat, meremat hpnya dengan kuat.

"Bagaimana dengan kabarmu?? Apa kau sedang tidak baik karena suatu hal atau??"

"Aku ingat satu hal, kita tidak pernah akrab sejak bersekolah dulu, jadi untuk apa kau bertanya tentang kabarku, Kim Seokjin-ssi" Namjoon menekan nada bicaranya di akhir kalimat.

"Hahaha, iya juga. Namjoon, kau tentu masih ingat dengan satu hal jika dulu aku pernah berkata tidak akan melepaskan Shin Hye pada pria manapun, dan kau juga tahu jika aku dan Shin Hye dulunya adalah pasangan kekasih, aku yakin di dalam hati Shin Hye masih ada perasaan yang sama padaku. Jadi, daripada kau tersakiti lebih jauh bukankah lebih baik kau meninggalkan dia??"

"Itu terjadi hanya di dalam anganmu, Kim Seokjin-ssi!!" Namjoon mematikan sepihak panggilan teleponnya.

"Kau, adalah gadis yang pertama mengenalkan kata cinta padaku. Tapi bisakah kau juga tidak mengenalkan kata kecewa di kemudian hari?? Maafkan aku, sayang. Rasa ragu ini mendadak muncul di hatiku" lirih Namjoon



************************************



Kota Paris

Shin Hye merasakan detak jantungnya berdenyut sakit begitu mendengar jawaban ketus dan dingin dari bibir kekasihnya, ia masih tak percaya jika Namjoon berkata demikian, memotong kalimatnya begitu saja.

"Apa kesalahanku begitu besar sampai ia semarah itu padaku?? Aku sudah menjelaskan tentang photo itu tapi mengapa reaksinya begitu dingin" ucap Shin Hye bermonolog, ia memandang ke layar hpnya, berharap ada keajaiban Namjoon akan kembali menghubungi dirinya dan menjelaskan kesalahpahaman ini.

"Oppa....ada apa denganmu" sambungnya lagi, tanpa sadar liquid bening mengalir perlahan dari sudut matanya.

Gerimis kecil mengguyur kota Paris, Shin Hye yang sedang duduk di kursi taman, ingin segera bangkit dan mencari tempat teduh. Tapi sebelum ia beranjak, seseorang meletakkan payung di atas kepalanya.

Kim Seokjin, berdiri tepat di belakangnya, memegang sebuah payung untuk Shin Hye.

"Hai, kebetulan aku lewat sini. Tidak sengaja melihatmu, ayo aku antar sampai ke hotel, kemungkinan hujan akan semakin deras menurut ramalan cuaca hari ini" sahut Kim Seokjin dengan senyuman manis.

"Aku bisa sendiri" Shin Hye berusaha menolak perhatian kecil Kim Seokjin.

"Shin Hye...jangan keras kepala. Aku cuma memberi tumpangan payung tidak berlebihan" Kim Seokjin menahan lengan Shin Hye.

"Lepaskan aku, oppa. Aku benar benar tidak butuh bantuan oppa saat ini" Shin Hye berontak

Namun cengkeraman tangan Kim Seokjin lebih kuat menahan lengannya.

"Aku tidak suka dibantah, kau pasti tahu tentang karakterku ini sejak dulu, bukan?!!" Kim Seokjin dengan nada dominannya.

"Dan aku juga tidak suka dipaksa, jadi lepaskan aku!!" Shin Hye seketika benci pada sikap Kim Seokjin, ia menepis tangan Kim Seokjin sekuat tenaga, dan setelah berhasil ia berlari meninggalkan Kim Seokjin yang masih terpaku di tempat.

"Permainan masih dimulai, akan kupastikan kau kembali padaku seperti dulu" lirih Kim Seokjin dengan smirk tajam membentuk di sudut bibirnya.





************************************


Mansion Min Family

"Joo Ha?? Apa kau dengar, eomma??"

"Hiks...."

"Joo Ha, sayang. Sudahlah ikhlaskan kepergian calon bayimu, jangan siksa dirimu lagi dengan bersikap seperti ini. Apa kau tidak kasihan pada Min Yoongi, ia juga terpukul dengan kondisimu saat ini" bujuk ibunya.

"Anakku.... hiks...ini semua salahku" Yeo Joo Ha memukul kepalanya sendiri.

"Tidak, sayang. Ini bukan kesalahanmu, eomma mohon jangan bersikap seperti ini" sang Ibu menahan tangan putrinya agar tidak menyakiti diri sendiri.

"Aakkhhhh....!!!" Joo Ha berteriak keras, memukul apapun yang ada di sekitarnya

Sang ibu gelagapan tidak bisa menahan reaksi anaknya.

Min Yoongi membuka daun pintu dengan wajah cemas begitu mendengar teriakan istrinya.

"Yoongi-ah, kita tidak punya pilihan, Joo Ha harus dibawa ke ahli jiwa." Ucap ibu mertuanya.

"Tidak, eomma...istriku tidak perlu kesana, ia sehat dan normal" bantah Min Yoongi

"Apa kau ingin melihatnya melukai diri sendiri seperti ini??"

"Hiks...." Min Yoongi terduduk di lantai, tak berdaya melihat keadaan istrinya yang semakin drop dan tak terkendali.



















Dahlah...🗿🗿. Yow konflik akan semakin memanas untuk next episode.

Bay bay yorobun, mau balik ke goa lagi mencari wangsit sekalian pangsit. 🤤🤤😅

Yuhuii
TBC genk.

Continue Reading

You'll Also Like

3K 568 9
COMPLETE Road to Andara Maeshayu Putri and Revan Septha Wardhana's forever home. (Continuous Universe)
169K 21.1K 52
Ada banyak hal yang bisa dilihat di dunia ini. Salah satunya manusia banyak karakter manusia di dunia tapi salah satu yang menganggu adalah hantu. Me...
93.6K 8.1K 82
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
10.3K 1.3K 15
Apa salah jika jatuh cinta dengan satpam ? Jawabannya tentu tidak Mari simak kisah sang Manager keuangan yang jatuh hati pada Satpam kantornya sendir...