TABELARD

By InstigoWidya

849 398 924

Kumpulan peristiwa yang dialami oleh seorang perempuan bernama Santi Meswari akan dituang disini. Mengamati 1... More

1. Malam Menjadi Bagiannya
2. Masa Kecil Imut
3. Uang Pembawa Petaka
4. Dia Sebuah Angin
5. Makanan Untuk Teman
6. Kita Bertemu lagi
7. Berdampak Mengerikan
8. Sebuah Neraka Dunia
10. Cermin Nyata
11. Aku Sayang Ibu
12. Permainan Dunia
13. Beneran Gak Suci
14. Cerita Bumi Kesepuluh

9. Dia Pernah Hilang

61 36 114
By InstigoWidya

Yoo!! Absen dulu sebelum baca! 🤍

Kalian udah ulangan belumm?

Gimana suasana hati kalian hari ini?

Siap baca drama Santi? 💛

---

Aku rasa diriku udah mati. Gak percaya aja gitu ngeliat ayah ternyata ngebunuh anaknya sendiri. Aku gak tau dan gak bisa ngelaporin ayah ke polisi. Kalo juga ada kesempatan, aku gak bakal tega.

Sebetulnya ayah gak usah bikin ribet gini. Aku juga bisa hidup tanpa diberi uang. Aku udah bisa kerja sendiri sekarang. Yah, mungkin masalahnya sekarang aku belum sadar. Dan itu mempengaruhi biaya rumah sakit.

Aku ngerasa diriku ringan banget. Ngerasa kayak seseorang meluk aku erat banget. Nenek? Atau Ibu? Tanpa sadar aku mewek.

Aih, cengeng banget. Aku bales pelukan itu tak kalah erat. Wait. Mataku membulat seketika. Seharusnya ada gumpalan gitu, gak sih? Gak, ini tuh rata. Bener ini Nenek? Atau Ibu? Masa gak punya susu.

Cup

WOI MONYET! Siape lo main cium pipi gue?! Aku dorong tuh badan seringan kapas ke dasar samudera. Disekitarku hanya ada warna putih. Tidak ada pemandangan. Padahal, beberapa saat lalu aku bisa ngeliat ayah di rumah sakit. Ini dimana, mama?

Atau jangan-jangan..., aku lagi nunggu antrean buat masuk sorga?! Atau mungkin ke neraka jalanku? Tapi aku kan, anak baik.

"Hai..," Bocah sulap! Ini dia, kan?!

Matanya mengkilap dihiasi butiran emas yang lebih ke.., anak bintang? Gak cuma mata. Seluruh wajah hingga badannya dihiasi oleh butiran emas itu. Anak ape, nih? Eh, aku masih suci!

Liat tuh Bocah aku hampir teriak karena baru sadar kalo tuh Bocah gak pake baju! "Bocuahh!" Aku menganga sia-sia. Aih, kenapa gak bersuara?!

Jangan-jangan aku gak bisa bicara? Apa ini efek aku udah mati, ya? Ini juga mungkin berpengaruh kepada semua panca indraku? Huhu..,

"Hei, tenang."

Woi aku gak mau diperkosa lagi! Aku langsung beringsutan menjauh demi keselamatan diri sendiri. Aku masih trauma, woi. Aku tau aku imut dan cantik, bahkan pesonaku mengalahkan dewi kecantikan. Tapi, gak gini juga, sampe mahkluk astral suka sama aku.

Kan.., gak normal, cuk. "Jangan berlebihan." Aku cengo. Nih bocah darimana? Kok mata dia nenangin banget. Mana nih tangannya dirasa ngebelai pipiku segala lagi.

Aku gak mau baper! Imanku kuat! "Aku dengar." Dia dengar?! Dengar apa, woi?!

"Kamu aman." Aku ngeliat satu persatu matanya. Gak, aku gak bohong. Matanya ada tiga. Tapi dia beneran cantik banget.

Kek familiar. Oh! Dia mirip hantu yang ngerubah aku jadi mozarella! Jangan-jangan dia sekarang mau ngerubah aku jadi tepung? Mengingat disekitarku semua berwarna putih.

"Siapa?" Mataku menyala kedap kedip, "huh?"

Hah, sialnya. Suaraku gak bisa terdengar. Kenapa sebenarnya nih mulut seksi milikku ini?

"Kamu mengenal?" Dia siapa, woi? Aku masih gak waras nih. Dia siapa, aku dimana, dia kenapa, aku kenapa, dia darimana, aku kebingungan.

Siapapun pasti ngerasa udah pasrah banget. Mau sedih tapi aku gak bisa merasa sedih. Gak. Seharusnya minimal aku nangis setelah dibuat mati dan tertimbun oleh masalah seberat lautan.

Aku angkat tanganku, dan ku goyang-goyangkan tangan mahkluk itu. Dan apa yang terjadi...., bebek.

Aku masih hidup...., kek?!

---

Aku beneran sadar, ya. Belum mastiin juga, sih. Soalnya waktu aku cubit nih tangan, gak kerasa sakit. Aku tengok nih sekitar juga baek-baek aja. Malah aku bisa denger kicauan burung lewat jendela. Ternyata aku masih di rumah sakit.

Aku kira aku udah dikubur. Syukur juga sih, masa aku guncangin tanah yang udah rata. Mikirin itu bikin tambah kacau nih kepala.

Oh iya, ini gak halusinasi? Benaran? "Hah? Hei pasien 8!" Pasien delapan? Sebutan kuno ape, tuh?

Si Dokter larinya gak sante banget. Terbirit-birit kayak ngeliat hantu baru bangun. Eh, keknya aku emang sempet jadi hantu. Ngomong-ngomong, kejadian ruangan tepung barusan sebenernya apa, ya?

"Setelah satu bulan akhirnya kamu sadar juga." HAH?!

"Apa?" lirihku bertanya kek orang bodoh.

"Sebentar, saya cek dulu, ya." Iya cek aja. Cek semuanya. Cek juga kehidupan ini, nyata ato kagak.

Aku ngeliat sekitar. Membosankan. Pasti aku tadi sempet mau dibawa ke sorga, tapi malah berujung koma. Sialnya.

Si Dokter malah pergi kek orang kegirangan. Belum kutanya apa-apa tentang kejadian freak ini. Sungguh mengesalkan.

Aku benturin nih kepala ke tembok karena belum percaya ada di dunia nyata. GAK SAKIT! Aku jedotin lagi, lebih keras dari sebelumnya, dan gak sakit!

Kenapa, nih, woi?! Dunia apa ini? Dunia baka?! Dunia maya? Aku jedotin lagi yang keempat kalinya, dan bum!

"PASIEN 8!" Wadu! Ketahuan mau bundir.

"Anda terdeteksi mempunyai penyakit
CIPA (Congenital insensitivity to pain with Anhydrosis.)

Ngh? "Apa?" Spontan dong, ya. Lagian aku gak paham, tuh Dokter ngomong apaan, "silahkan berbaring kembali."

Selama dicek, nih bola mata jalan-jalan ke kanan dan ke kiri kebingungan. Apa mungkin aku terkena serangan jantung? Aku terkena kanker? Atau mungkin..., aku berhasil ginjal? Eh, gagal ginjal maksudnya.

Aku kenapa, woi! Apa jangan-jangan Bocah itu yang bikin aku begini? Atau ayah? Ah, ayah gak mungkin. Tapi...,

"Ini membuat penderita tidak merasakan rasa sakit."

Aku langsung bangkit dan lari keluar ruangan mengerikan itu. Sempet ngerasa linglung dan berakhir jatuh. Eh, beneran! Aku gak ngerasa sakit saat jatuh.

Aku ulang lagi kejadian itu, sekarang dengan lebih sengaja dan brutal. "PASIEN 8!" Apa, sih? Emang penyakitku harus diberi rating?

Aku lari cepat di lorong mengerikan dan mencekam itu. Aku gak bisa menjelaskan perasaan. Ini beneran diluar kendali. Aku belum siap sepenuhnya buat hidup kembali.

Bodo amat sama kaca didepanku ini. Aku pukul jendela sekuat tenaga. Aku rasa diriku berasa dilantai atas, tapi setidaknya gak lantai satu intinya. Tanganku memang berdarah, tapi kenyataannya aku gak bisa ngerasa sakit sedikitpun.

Sip! "PASIEN 8 BERHENTI!"

Selama aku berusaha mecahin jendela, aku nangis, tapi aku gak bisa ngeluarin keringat. Sejujurnya aku ketakutan. Kalo bisa didramatis lagi, aku pengen teriak ke Nenek.

Apa Nenek beneran manusia? Apa Ayah beneran Ayahku? Apa Argas beneran temenku? Apa Bocah itu.., dewa kematian?

Aku takut. Aku pengen mati tapi gak bisa. Kenapa tadi aku gak ngangguk dan ngikut jalan aja sama Bocah tadi, ya? Padahal kalau aku ikutin arah itu, aku bisa ketemu Ibu dan Nenek. Aku gak bakal terjebak lagi di dunia ini.

"JANGAN!"

Aku mau hidup tenang. Tapi bukan tenang dengan tidak bisa merasakan rasa sakit. Aku tanpa berpikir lagi, loncat dari lantai empat.

Hah, bebas sekali rasanya.

---

Yooo! Gimana chapter ini?

Kalo kalian diposisi Santi bakal gimana?

Semaksimal mungkin bikin Santi bahagia atau sedih? 😋

Selanjutnya? 💜🖤

Salam, 19Maret2023

Continue Reading

You'll Also Like

MONSTERS? By rachel

Mystery / Thriller

5.3K 603 35
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...
10.3K 1.4K 47
DANMEI TERJEMAHAN
S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

324K 17.1K 32
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
89.4K 5.8K 36
Xander Erlangga, cowok tampan, maniak milkita rasa coklat, masuk ke dalam Westren University adalah satu tujuannya dari SMA bukan tanpa alasan tapi u...