Bastard Obsession

By penulis12

882K 60.8K 13.3K

[Sekuel The Angel of death]-#1 Martinez Series Highest Rank: #1 in billionaire [06-02-2022] Warning: cerita i... More

Prolouge
Bastard Obsession | 02
Bastard Obsession | 03
Bastard Obsession | 04
Bastard Obsession | 05
Bastard Obsession| 06
Bastard Obsession| 07
Bastard Obsession | 08
Bastard Obsession | 09
Bastard Obsession | 10
Bastard Obsession | 11
Bastard Obsession | 12
Bastard Obsession | 13
Bastard Obsession | 14
Bastard Obsession | 15
Bastard Obsession | 16
Bastard Obsession | 17
Bastard Obsession | 18
Bastard Obsession | 19
Bastard Obsession | 20
Bastard Obsession | 21
Bastard Obsession | 22
Bastard Obsession | 23
Bastard Obsession | 24
Bastard Obsession | 25
Bastard Obsession | 26
Bastard Obsession | 27
Bastard Obsession | 28
Bastard Obsession | 29
Bastard Obsession | 30
Bastard Obsession | 31
Bastard Obsession | 32
Bastard Obsession | 33
Bastard Obsession | 34
Bastard Obsession | 35
Bastard Obsession | 36
Bastard Obsession | 37
Bastard Obsession | 38
Bastard Obsession | 39
Bastard Obsession | 40
Bastard Obsession | 41
Bastard Obsession | 42
Bastard Obsession | 43
Bastard Obsession | 44
Bastard Obsession | 45
Bastard Obsession | 46
Bastard Obssesion | 47
Bastard Obsession | 48
Bastard Obsession | 49
Bastard Obsession | 50
Bastard Obsession | 51
Bastard Obsession | 52

Bastard Obsession| 01

44.1K 2.4K 14
By penulis12

Sevilla, Spanyol.
2:00 PM

University of Bologna

Siang yang begitu cerah bagi Milan, menjadi awal yang baru bagi seluruh mahasiswa University of Bologna saat mendapati sosok pria tampan yang menjadi pusat perhatian semua orang.

Langkah kaki pria bermata safir itu tampak tegas, mata tajamnya menatap lurus mengabaikan seluruh tatapan dan bisikan kagum semua orang kepada nya.

"Ya ampun tampan sekali, siapa dia?"

"Apa kau gila?! Dia Kenzie Martinez, CEO perusahaan IMC yang terkenal itu!"

"Kau yang gila! Bagaimana bisa pria setampan itu berada di sini,"

Kenzie Martinez, pria tampan dengan mata tajam dan rahang yang terpahat kokoh dengan sempurna. Di usianya yang baru menginjak 23 tahun, ia telah resmi menjadi CEO perusahaan IMC beberapa bulan yang lalu, membuat pria dengan wajah dingin itu menjadi pujaan bagi kaum wanita di seluruh dunia.

Langkah kaki Kenzie terhenti di ujung lorong saat ujung matanya tidak sengaja menangkap sosok gadis yang tampak menarik di matanya. Mata tajam itu menatap lurus pada seorang gadis yang sedang terduduk di bangku taman, tengah asik membaca sebuah buku yang tampak membosankan, penampilan nya yang terbilang sangat sederhana membuat nya tidak terlalu mencolok diantara perempuan lainnya yang memakai pakaian dan barang-barang branded.

"Cantik," satu kata yang keluar dari mulut Kenzie berhasil membuat seluruh perempuan di sana menjerit histeris hingga membuat gadis itu mengangkat wajahnya, dan untuk beberapa saat mata hazel itu berhasil mengunci perhatian nya sebelum gadis itu memalingkan wajahnya dan bergegas pergi dari taman kampus.

"Permisi tuan Martinez, Mr. Maxime sudah menunggu anda di ruangan nya,"

Kenzie mengalihkan tatapan nya lalu beranjak pergi mengikuti seorang pria yang mengantarkan nya pada sebuah ruangan dengan gaya interior mewah, bahkan terbilang sangat mewah hanya untuk sekedar ruang direktur kampus.

"Kenzie, selamat datang, senang akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan mu." Frank Maxime, Direktur utama University Bologna, pria paruh baya itu menjabat tangannya sebelum kembali duduk di tempatnya.

"Aku senang kau bisa datang ke sini," ucap Frank tersenyum lebar.

Kenzie mengangguk membalas perkataan Frank. "Aku berkunjung untuk memastikan bahwa semua nya baik-baik saja,"

"Tentu saja keadaan di sini baik-baik saja, ini juga berkat ayah mu yang memberikan bantuan setiap bulannya untuk kampus ini,"

Perusahaan IMC memang menyumbang kan dana di beberapa perusahaan dan kampus ternama di Spanyol, selain untuk memperluas koneksi dan rekan, hal itu juga di lakukan ayahnya untuk menjaga pandangan masyarakat terhadap perusahaan dan meningkatkan harga saham yang akan terus naik seiring berjalannya waktu.

Begitu pun dengan pertemuan Kenzie dan Mr. Maxime yang hanya sebuah formalitas belaka. Setelah menyelesaikan urusannya Kenzie berjalan pergi menuju tempat dimana mobil nya terparkir, sepanjang jalan ia hanya menatap lurus mengabaikan kerumunan mahasiswa yang menatapnya dengan kagum.

Seorang pria dengan pakaian serba hitam menunggu hormat saat menyadari keberadaan nya.

"Semuanya sudah selesai tuan muda, nona sudah berada di dalam," ucap Samuel dengan nada rendah.

Mata Kenzie melirik pada kaca mobil yang gelap, di balik sana sepasang mata menatap nya beberapa saat sebelum kembali menunduk takut.

"Baik, aku mengerti." Balas Kenzie berjalan memasuki mobil.

Pintu mobil yang di tutup dengan keras tanpa sadar membuat tubuh gadis yang terduduk di samping nya terlonjak kaget, lalu segera menggeser tubuhnya ke sisi lain, memalingkan wajahnya berusaha menghindari tatapan tajam Kenzie.

"Sudah aku bilang bukan untuk tidak mengikat rambut mu, Alicia."

Tubuh perempuan dengan rambut coklat gelap itu menegang saat mendengar suara Kenzie yang terdengar begitu berat dan penuh penekanan. Tangan kecil itu dengan cepat menarik ikat rambut nya dan membiarkan rambut coklatnya tergerai menutup sebagian wajahnya.

"Ma-maaf, hari ini sangat panas jadi-"

"Aku tidak peduli," bisik Kenzie tajam.

Pria itu menatap perempuan yang kini menunduk kan wajah dan memainkan jarinya gelisah.

Tangan Kenzie menyibak helaian rambut yang menutupi wajah Alicia, mengangkat dagu perempuan itu hingga kini mata hazel itu menatap nya dengan ragu. Mata Kenzie menggelap menatap bibir ranum Alicia yang tampak menggoda, di raup nya bibir mungil itu dengan kasar membuat sang pemilik nya meringis kesakitan. Tangan Kenzie yang kini melingkar di pinggang mungil Alicia kini bergerak liar ke bawah mengusap lembut paha Alicia, menyibak dress biru perempuan itu dan mulai merambat naik menuju bagian sensitif nya.

Nafas Alicia tertahan saat merasakan jemari Kenzie mulai bermain di daerah intimnya, menggesek kan tangan nya dengan pola beraturan yang membuat tubuh Alicia bergetar hebat.

"Ahh....Ken... hentikan..." desah Alicia saat merasakan satu jari milik Kenzie memasuki daerah intimnya tanpa permisi dan mulai memainkan membuat tubuh Alicia bergetar hebat.

"Ahh...stop...ahh..aku mohon.." bisik Alicia berusaha mendorong tubuh Kenzie menjauh.

"Jangan membantah Alicia, kau tahu bukan apa hukumnya jika kau menolak ku,"

Tubuh Alicia menegang seketika saat mendengar perkataan Kenzie yang terdengar mengintimidasi, tangan Alicia kini turun membiarkan Kenzie kembali mencium bibir nya dengan kasar.

Ini bukan kali pertamanya pria itu melakukan hal ini kepada nya, hidup menumpang di kediaman Martinez membuat Alicia tidak bisa menolak setiap perlakuan tidak senonoh yang di lakukan Kenzie kepadanya. Alicia tinggal di kediaman keluarga Martinez sejak ia berumur 10 tahun, saat itu bibi Martha adik dari ibu nya membawa nya ke rumah besar bak istana ini, dulu ia berfikir hidup bersama bibi nya di tempat ini akan jauh lebih baik dari pada ia harus tinggal di panti asuhan, tapi ternyata tidak.

Alicia selalu mendapat kan perilaku tidak senonoh dari putra majikan nya, dan tentunya ia tidak bisa melakukan apapun Karena Kenzie selalu mengancam nya bahwa dia akan memecat bibi Martha dan membuang mereka ke jalanan. Alicia tentu saja tidak ingin membuat bibi Martha semakin kesusahan karena nya.

Mansion Martinez bagaikan istana terlarang dimana tidak boleh ada orang yang sembarangan masuk ke dalam sini, tempat ini bagai penjara di mana saat kau masuk kau tidak akan bisa keluar dari tempat ini kecuali dalam keadaan mati.

"Indah," bisik Kenzie membuat Alicia tersadar dari lamunannya.

Usapan lembut pada pundak nya membuat tubuh gadis itu merinding kala tangan Kenzie menyentuh tubuh, mengusap sebuah tanda kemerahan yang pria itu buat.

"Jangan sampai aku melihat mu mengikat rambut mu lagi, mengerti?" Ucap Kenzie menatap nya dengan tatapan dingin menusuk.

Alicia menudukkan wajah terdiam membuat Kenzie menggeram kesal.

"Jawab aku!"

"I-iya," jawab Alicia terbata-bata.

Kaca mobil yang di ketuk dari luar membuat pria bermata safir itu mengalihkan pandangannya dari Alicia dan membiarkan gadis itu merapihkan penampilan nya yang terlihat berantakan.

"Tuan, kita sudah sampai." Ucap Samuel dari bangku pengemudi nya.

Ada sebuah dinding pembatas antara bangku pengemudi dan bagian belakang mobil yang membuat Kenzie bisa melakukan apapun yang ia mau kepada Alicia.

Pintu mobil di buka dari luar, di depan sana sebuah mansion berdiri dengan megah. Sebuah taman yang luas dengan pilar pilar yang menjulang tinggi menjadi pemandangan pertama yang akan di lihat semua orang ketika menginjak kan kaki di kediaman Martinez.

"Turun," ucap Kenzie datar terdengar seperti sebuah perintah bagi Alicia.

Alicia mengambil tas nya dan segera bergegas turun, berjalan mengikuti Kenzie memasuki mansion. Di dalam sana puluhan pelayan dan guardian menyambut nya—ralat menyambut Kenzie dengan penuh hormat. Ujung mata Alicia menangkap sosok bibi nya Martha yang juga tengah berdiri di barisan pelayanan, menunduk kan kepalanya patuh.

Tanpa sadar langkah Alicia terhenti, membuat langkah Kenzie melambat. Kenzie melirik ke samping dimana harusnya Alicia berada, tapi ternyata gadis itu tengah berdiri di aga jauh di belakang nya menatap sosok wanita yang ia kenali.

"Alicia." Panggil Kenzie dengan nada rendah, penuh penekanan.

Alicia yang tersadar mendapati tatapan tajam dari pemilik suara itu segera memacu langkah nya berjalan di samping Kenzie menuju lantai atas. Ya, ia memang tinggal di satu atap bersama Kenzie dan anggota keluarga lainnya sejak Kenzie meng claim nya sebagai pelayan pribadinya, berbeda dengan pelayanan lainnya yang tinggal di bangunan terpisah di belakang mansion Alicia memiliki kamar yang bersebrangan dengan kamar pria itu.

"Pergi ke kamar dan bersihkan tubuh mu, aku ingin dalam waktu dua puluh menit kau sudah ada di kamar ku," ucap Kenzie sebelum berbalik menuju lorong kamarnya.

"Baik," bisik Alicia lirih menatap punggung lebar Kenzie yang berjalan menjauh.

Alicia menghela napas panjang lalu berjalan menuju lorong berbeda dengan Kenzie. Ia berjalan memasuki kamar yang sudah ia tempati selama hampir sembilan tahun sejak kedatangan nya ke sini.

Kamar berlatar putih dengan desain interior mewah. Lampu gantung yang berada tepat di atas tempat tidur nya membuat kamar tidur itu semakin terlihat mewah dan elegan. Di sisi ruangan kamar juga terdapat walking closet dimana puluhan barang dan baju-baju dengan merek ternama terpajang di sana.


Alicia bergegas memasuki kamar mandi, melepas semua pakaian nya dan membersihkan badannya. Hanya butuh lima belas menit sebelum ia selesai dengan kegiatan nya, hari ini ia memakai blouse putih di padukan dengan dress hitam tanpa lengan selutut. Terlihat elegan dan menawan.

Ia membawa beberapa buku dan tugas kampus nya dan segera bergegas pergi menuju kamar Kenzie. Di ketuk nya pintu di depan nya beberapa kali hingga suara bariton seorang pria terdengar dari balik sana.

"Masuk!"

Alicia membuka pintu dan berjalan masuk dengan langkah pelan, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, berbeda dengan kamarnya yang di penuhi warna putih, kamar Kenzie lebih terlihat elegan dengan warna hitam dan abu yang mendominasi.

"Kenzie—" ucapan Alicia tertahan di ujung mulut saat merasakan sepasang tangan melingkar di pinggang nya, memeluk nya dengan erat hingga Alicia dapat merasakan hembusan nafas pria itu yang beraroma mint.

"Kau terlambat," ucap Kenzie dengan nada rendah membuat tubuh Alicia merinding.

"Ma-maaf..." Bisik Alicia pelan.

"Jangan mengulangi lagi, jika kau tidak ingin mendapatkan konsekuensi nya." Ucap Kenzie sambil menyelipkan tangannya di balik rambut Alicia, mengusap lembut belakang leher gadis itu membuat Alicia menutup matanya tertahan.

Ia mengambil setiap helai rambut Alicia dan mengikat nya menjadi satu, membiarkan leher putih Alicia terekspos dengan sempurna.

Kenzie memutar tubuh Alicia hingga membuat mata nya kini dapat melihat tubuh pria itu yang polos tanpa sehelai benang pun, hanya ada selembar handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Rambut nya yang basah menandakan bahwa pria itu baru saja selesai mandi.

"Cantik," puji Kenzie tanpa sadar membuat pipi Alicia memerah.

"Duduk di sana dan kerja kan tugas mu, aku akan mengerjakan beberapa berkas dulu." Ucap Kenzie yang di balas dengan anggukan kepala Alicia.

Kenzie mendelik sinis. "Jawab!" Tekannya.

"I-iya," jawab Alicia kaget.

Satu hal yang sangat tidak di sukai oleh Kenzie, ketika Alicia tidak menjawab perkataan nya dan justru mengabaikannya.

"Pergi lah," ucap Kenzie.

Alicia berjalan menuju sofa kecil yang langsung mengarah pada jendela besar yang menampakkan pemandangan belakang mansion.

Alicia duduk di sana dan mulai membuka buku nya, membaca ulang materi yang baru saja di terangkan dosennya tadi siang, dan menulis beberapa hal yang merasa kurang. Sesekali tangannya tergerak menyelipkan helaian rambut nya yang terlepas dari ikatan, semua kegiatan yang di lakukan gadis itu tidak pernah lepas dari mata Kenzie yang kini duduk di tempat tidur nya dengan beberapa dokumen yang ia bawa pulang dari kantor nya.

Dan kegiatan ini akan terus terulang setiap harinya hingga Kenzie merasa bosan dan membuang gadis cantik yang terduduk di ujung sana dan mengganti kan nya dengan koleksi barunya.

Tapi hingga sepuluh tahun berlalu, ia tidak pernah ingin melepaskan Alicia dari genggaman nya.


To be continued
----------------------

Tolong tinggalkan jejak untuk mendukung cerita ini, jangan sider ya sayang.

Instagram: aurajuliana__
Thank you.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 90.8K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1M 102K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
610K 26.4K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
795K 76.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...