Backstreet Idol

By Nhzvismineok

6.5K 2K 2.1K

Singkat saja, hanya sebuah kisah klasik yang menceritakan tentang hubungan spesial seorang idol terkenal dan... More

00.00
[1] Moonlight
[2] Jjampong
[3] the Mask
[4] Great Curiosity
[5] Paparazzi & Rumor
[6] Was Revealed
[7] Dizzying Choice
[8] it Turns out You
[9] Recreation w/ Leo
[10] Question Mark
[12] Breakfast Together
[13] Something Worthwhile
[14] Jealousy
[15] With You
[16] Strawberry Call
[17] the Darkest Lie
[18] So Tasteless
[19] Normal Conversation
[20] Little Cake's
[21] After Meet U
[22] Middel of the Night
[23] Lots of Prizes
[24] Prejudice

[11] Welcome!

107 66 134
By Nhzvismineok
































♡♡♡



























Sowon berjalan menuju kamar untuk membersihkan tubuhnya setelah seharian tadi ia berliku disebuah toko buku—mencari sebuah buku dari penulis yang direkomendasikan oleh Suga. Menyimpan sebuah kardus kecil dengan pegangan diatas kasur.

Setelah beberapa menit melakukan ritual mandinya agar tubuhnya bersih dari bakteri dan virus. Menggosok rambutnya perlahan dengan handuk kecil, sebab habis keramasan. Matanya melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukkan kearah jam lima sore lebih—senja akan datang sebentar lagi.

Ia teringat!

Sowon langsung mengambil ponsel miliknya yang tersimpan diatas nakas dan melempar handuk kecil itu dengan sembarang, berlari kecil keluar kamar—tanpa menghiraukan buku yang tadi ia beli, belum di unboxing ala-ala atau semacamnya.

Menuruni satu per satu anak tangga sambil masih berlari kecil, tapi tetap memerhatikan keselamatan dirinya —walau sedikit. Berlari menuju pintu keluar dan membukannya dengan teramat sangat buru-buru, bahkan bisa dibilang kasar. Leo yang sedang rebahan didalam kandangnya pun langsung berlari mengejar Sowon.

Ketika sudah berada diluar, matanya langsung disuguhkan dengan lagit yang begitu indah—gradasi warna yang cantik, memadukan indahnya langit berwarna biru dengan sedikit warna ungu dan oren yang lumayan mendominasi. Matahari pun sudah berada diujung pengguhulu sebelah barat—menandakan akan segera tenggelam.

Melihat itu, tanpa pikir lama Sowon langsung memfokuskan kamera pada ponselnya kearah langit itu dan mengambil beberapa jepretan sebelum langit itu berubah kembali. Tak lupa memfoto wajahnya dengan background langit yang indah itu, tanpa menggubris Leo yang sedari tadi melendot pada kakinya.

Merasa sudah cukup, tujuh menit berada diluar dengan banyak foto langit dan tentunya wajahnya yang sudah berada di memori ponselnya. Kini Sowon menjongkokkan tubuhnya untuk melihat anjingnya itu, Leo.

"Hmm..." Sowon mengelus lembut kepala Leo, bulunya yang tebal dan panjang itu menjadi penyebab wanita ini ketagihan ketika mengelusnya. Karena gemas, Sowon mengakhirinya dengan mencium samar pucuk kepala Leo.

"Ayo masuk," perintahnya pada Leo. Asal saja, karena Leo hanya mengerti bahasa Inggris dan Rusia saja—Sowon belum sempat melatihnya dengan bahasa Korea. Namun, jauh dari dugaannya—Leo langsung mengikuti perintahnya, bahkan ia berlari masuk kedalam terlebih dahulu, mendahului dirinya.

Sowon membulatkan mulutnya, melihat anjingnya mengerti perintah yang ia berikan tadi. Apa mungkin karena ia ditinggal disini cukup lama? Ataukah, bibi sering memerintahkan Leo dengan bahasa Korea. Ahh, entahlah. Sowon pun memasuki villa lagi, menutup pintunya dengan sangat rapat.

Oppa 💜
: Bagaimana kabarmu?
: Maaf, tak sempat memberi kabar padamu.
just now

Sowon terduduk seraya menyimpan satu cup ramyeon diatas meja kaca diruang tamu—setelah memasukkan air panas kedalamnya saat tadi di dapur.

Sowon
Kabarku baik, Oppa. Neo? :
Tak apa, Aku juga sering begitu :

Pesan itu langsung dibaca oleh sang penerima, lalu tak lama muncullah info mengetik.

Oppa 💜
: Baik 😅
: Bogoshippeoyo, Sowon-ssi. Aku harap dalam waktu dekat kita bisa bertemu, aamiiiiiin 🥰

Sowon tersenyum membaca pesan itu, mengangkat kakinya keatas sofa sebari melingkarkan tangannya tepat didepan kaki itu.

Sowon
Aku juga merindukanmu 🥰 :
Aku harap juga begitu :

Oppa 💜 merekam suara.

Sowon memejamkan kedua matanya. dalam chat room saja sudah mengena, apalagi bertemu secara langsung. Bhussh...

Oppa 💜
: "Saranghae Sowon-ssi!"

Sowon memutar voice note itu, mendekatkan lubang suara ponsel pada telinganya.

Terdengar suara berat sang oppa dengan nada yang sangat, vvvvahhh. Ia pun membalasnya dengan pesan suara juga.

Sowon
"Saranghae Oppa-ga!" :

Oppa 💜
: 😬🥰
: Ahh, sepertinya Aku harus ke bawah. Hyung sudah menunggu.
: Sampai jumpa, selamat malam Chagi-ya! 😘💜

Sowon
Ne :
Selamat malam juga 😘 :
Chagi-ya 😅 :

Sowon langsung memeluk ponselnya seraya berdiri. Rasa girang seketika menambah tinggi, mood pun langdung naik karenannya. Leo hanya terdiam melihat tingkah majikannya itu dari kandang.

Makan malam tiba, kini ke-6 member sudah berada dikursi makannya masing-masing dengan beraneka macam lauk pauk disana. Bukan nasi goreng yang dibuat oleh Namjoon lagi. Tinggal menunggu satu member lagi, Taehyung.

"Selamat makan!" seru Jungkook ketika Taehyung sudah terduduk manis dikursi miliknya dengan memberikan senyuman diakhir.

"Selamat makan!" balas yang lainnya berbarengan seraya mengambil lauk untuk dimakan. Mereka pun sibuk dengan makanannya masing-masing.

Beberapa menit kemudian.

Saat makanan yang ada ditempat makan member hampir habis, kini Seokjin mulai bersuara.

"Ya! Apakah kita akan berlibur setelah pulang dari sini?" satu pertanyaan keluar dari mulut Seokjin, walau tangannya masih memegang kedua sumpit.

J-hope menoleh padanya, "Berlibur?" tanyanya dengan mulut yang masih mengunyah makanan ditambah dengan ekspresi penasaran.

"Ne, kata pak Jang ada jeda 3 hari setelah syuting kemarin. Jikalau kalian mau—" Seokjin menjeda perkataannya, meminum terlebih dahulu air mineral dari gelasnya. Semua mata teruju pada Seokjin dengan tatapan penasaran. "malam ini kita jangan pulang ke Seoul dulu." lanjutnya setelah air sudah mengalir lepas ditenggorokkannya.

"Lalu, kita akan pergi kemana?" tanya Jungkook penasaran dengan usul hyung nya satu itu. Member lain hanya mengangguk dan menyimak tanpa bersuara.

"Kita akan tinggal di villaku, selama 3 hari itu kita pakai untuk berlibur di Nonsan." jelasnya lagi sambil menggerakkan satu halisnya ditambah senyuman menyeringai terukir diwajah tampannya itu.

"Villa?" ucap Taehyung mengulang dengan suara beratnya. Ia terdiam dengan tangan yang memegang sumpit tepat dibawah dagunya, pose berfikir. "boleh juga." lanjutnya dengan senyuman—sama seperti Seokjin tadi.

"Setuju." seru Namjoon dan Jungkook berbarengan.

"Setuju." dilanjutkan dengan J-hope dengan nada kegirangan.

"Jiminie! Jiminie ikut," ujar Jimin dengan tangan yang diacungkan keatas.

Semua sudah setuju, tapi Yoongi masih saja terdiam datar sambil memasukkan nasi serta lauk kedalam mulutnya. Semua mata langsung mengarah padanya, hanya tinggal persetujuan terakhir dari ke-7 member itu, barulah lengkap sudah.

"Mwo?" ujarnya kaget sebari menelan paksa makanan yang baru saja ia masukkan, hingga membuatnya tersedak—karena tersangkut dikerongkongannya. J-hope pun mengisikan air pada gelas Yoongi, namja Min pun meminum air itu terlebih dahulu. "Aku sih ikut saja," ujar Yoongi selanjutnya.

Seokjin tersenyum simpul, "Baiklah. Aku akan meminta izin pada pak Jang." kata Seokjin yang langsung mmebangkitkan tubuhnya itu.

"Pak!" Panggil Seokjin saat matanya melihat keberadaan sang manager, pak Jang seketika terhenti dari perjalanannya—menoleh kearah Seokjin dengan ponsel yang berada ditangannya.

"Wae?" tanyanya sambil mengganti posisi kacamatanya, kini menjadi dipucuk kepalanya. Seokjin berlari kecil mendekati sang manager.

"Jadi begini—" Seokjin menjelaskan semua tentang rencana mereka ber7 pada pak Jang. Semua, tanpa ada yang tertinggal satu kata pun. Memasang wajah melas setelah memaparkan semua itu.

"Bagaimana, ya?" Pak Jang terdiam sebari menunjukkan gelagat mencurigakan.

"Boleh, yaa. Aku mohon," kata Seokjin dengan memasang wajah memelas lagi. Mengangkat-angkat halisnya sebari tersenyum menggelikkan pada pak Jang.

"Baiklah—" mendengar kata itu membuat Seokjin gembira bukan main. "tapi, kalian harus pulang tepat waktu." Pesan pak Jang pada lanjutan ucapannya.

"Baik, Pak!" Cetus Seokjin sambil menghormat bak pak Jang adalah bendera Korea yang berkibar dilangit.

Setelah Seokjin berucap pak Jang langsung pergi untuk segera mengemasi semua barangnya dan juga mengabari pada kepala staff.

Seokjin kembali kearah meja makan, ternyata adik-adiknya itu tengah menunggu jawaban apa yang pak Jang berikan padanya—semua pandangan menuju padanya.

"Bagaimana?" tanya J-hope.

"Boleh dongg!" jawab Seokjin dengan kegembiraan yang terdengar.

"HORE!!" seru Jungkook, Jimin, dan Taehyung berbarengan—sepertinya sudah direncanakan.

"Baiklah, kalau begitu cepat selesaikan makan malam kalian dan setelah itu kita berkemas." ujar Namjoon yang baru saja bangkit dari duduknya sambil membawa set alat makan kotor miliknya itu.

"Baik, ketua!" jawab Jungkook spontan.

Setelah makan malam.

Semua member sudah berada diruang tengah dilantai dua chalet itu dengan semua barang bawaan yang sudah menumpuk ditengah ruangan.

Seokjin datang dari arah tangga dengan ekspresi wajah yang gembira, kegembiraannya itu tak dapat dibendung ketika sudah sampai dihadapan para donsaengnya. Senyum kesemsem seperti menahan sesuatu, badannya tak henti bergerak-gerak yanh terlihat seperti anak kecil.

Suga yang melihat itu menyiritkan dahinya. "Hyung, wae? Menahan pup?" Celetuk Suga dengan santainya.

"Hooh," sambar Jimin. Seokjin langsung menatap Jimin, raut wajahnya langsung berubah seketika. Mengingat masih ada sedikit pertengkaran diantara mereka dengan cepat Seokjin memalingkan wajahnya itu.

"Taraa!" Seru Seokjin sebari menunjukkan satu kertas cek yang membuat para dongsaengnya itu terperangah dan mulai heboh, tapi tidak untuk kedua maknae—mereka terfokus pada ponselnya.

"Woah?"

"AIGO?!" J-hope kaget bukan main, ia pun langsung bertepuk tangan setelahnya dengan memasang wajah menyebalkan.

"Dari siapa ini?" tanya Namjoon kemudian.

"Bang Pd."

"Hooh? Memangnya Dia kesini?"

"Tidak, ini dari pak Jang. Katanya dari Bang Pd." jawab Seokjin.

"woah, daebak." komentar Suga yang cukup sampai situ.

"DAEBAK! DAEBAK!"

"Let's make a party!"

Tak lama Jungkook dan Taehyung terperanjak kaget ketika mendengar teriakan gembira dari para hyungnya itu.

"Ada apa ini?" seru si bontot sebari mengerucutkan halisnya.

"Sesuatu yang membuatmu bahagia," Jimin memberikan kode pada Jungkook.

Jungkook berfikir dengan jari telunjuk mengarah ke pinggir pucuk kepalanya. "Ahh, banana uyu?" jawabnya begitu respect.

"Villa?" sambar Taehyung dengan wajah yang begitu datar, seperti tak ada gairah hidup.

"Bukan, sesuatu yang bisa membuat liburan kita ini semakin menggembirakan."

"Apa?"

"Uang?" jawab Taehyung dengan polosnya.

J-hope seketika merangkul pundak Taehyung, "Benar!" ujarnya dengan senyuman lebarnya.

22.36 pm (KST)

"Tak usah, 1 mobil saja cukup." tolak Seokjin pada pak Jang yang berdiri didepan pintu mobil yang terbuka, mendapati para member lainnya telah duduk didalam.

"Ahhh, arraseo. Tapi apakah kalian butuh supir?" tanya pak Jang dengan tatapan menatap kearah member lainnya.

"Tidak perlu, apakah Kau tak lihat? Aku yang membawa mobilnya, jikalau Akuu cape—Namjoon hyung bisa menggantikannya, bukan begitu Hyung?" sambar Taehyung dari arah depan dengan tangan yang memegangi stir mobil, berbicara seakan mengece hyung satunya itu. Namjoon menatap aneh padanya dengan desisan kecil disana. Taehyung tertawa melihat ekspresi Namjoon dari pantulan kaca, "just kidding, Hyung-a." ujarnya sebari merundukkan kepalanya.

"Yasudah, Aku akan masuk kedalam mobil. Kalian hati-hati," nasehatnya pada ke-7 member sebari menepuk pundak Seokjin. Senyuman lebar terukir diwajah Seokjin dengan acungan jempol untuk pak Jang.

Perlahan mobil-mobil para staff mulai melaju meninggalkan halaman chalet itu. Diakhiri dengan mobil pak Jang yang melewati mereka. Pak Jang melambaikan tangannya pada ke-7 member itu dengan senyuman pula. Mereka ber-7 pun membalas lambaian tangan pak Jang.

"HATI-HATI!" seru J-hope.

Seokjin menutup pintu belakang, kini ia mulai memasuki mobil—terduduk dibangku depan dengan Taehyung disampingnya. Bangku ke-2 diduduki oleh Suga dan Namjoon. Dan yang ke-3 diisi oleh J-hope, Jungkook, dan Jimin.

"Sudah siap?!" tanya Taehyung memastikan jikalau semua sudah siap, memasangkan sabuk pengaman mereka dengan kuat.

"Siap!" jawab Jungkook.

Lalu Taehyung menginjak kuat pedal gas—mobil pergi meninggalkan halaman chalet itu. Malam yang sunyi dengan angin yang begitu dingin disajikan oleh sang semesta. Jalanan yang gelap pun menjadi tantangan tersendiri bagi mereka—gelap, hanya disinari oleh lampu jalanan desa yang sudah redup.

Sudah 10 menit mereka berkendara, Jungkook dan Jimin tertidur dengan pulas dibelakang—kepala Jungkook menyender pada bahu Jimin. Dan Jimin yang menindih kepala Jungkook, kurang lebih seperti itu.

Suga yang berdiam diri dengan mata yang terfokus pada ponsel, membaca sebuah artikel disana. Sedangkan Namjoon dan J-hope, mereka bernyanyi bersama mengikuti iringan nada yang indah dari musik yang Taehyung putar disana. Seokjin menatap kearah luar—melamun sebari menikamati malam disana. Taehyung? Dia menyetir dengan fokus, walaupun sesekali ikut bernyanyi.

Jalanan sangat sepi dan lumayan redup. Mobil mereka berhenti dipertigaan sebuah jalan, Taehyung melihat ponselnya—lokasi villa tersebut seketika hilang setelah ponsel miliknya mati.

"Mwo?" Taehyung mencoba menyalakan ponselnya, lalu helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. "Hyung-a! Kemana lagi ini?" tanya Taehyung pada Seokjin yang sedari tadi terdiam. Sepertinya ia tersihir oleh indahnya malam diperdesaan sampai tak mendengar perkataan Taehyung. Tangan Taehyung menonjok pelan tangan Seokjin. "Ya!"

"M-mwo?" jawab Seokjin dengan gelagatan. Taehyung menatap datar wajah Seokjin.

"Kemana lagi?" ucapnya dengan nada pasrah.

"Ouhh, hehehe." Seokjin malah cengengesan mendengar pertanyaan Taehyung.



















???





















Mobil bangtan sudah tiba dipekarangan sebuah villa bernuansa barat itu. Taehyung memarkirkan mobil miliknya disisi mobil mercedes hitam yang sudah terparkir terlebih dahulu disana. Jungkook dan Jimin langsung terbangun dari tidurnya setelah mobil mati, Namjoon melihat kearah samping—mobil mercedes hitam siapakah itu?

Semua pun turun dari mobil dan berkumpul dibelakang mobil sebelum mereka masuk.

"Hyung! Apakah villamu ini disewakan?" tanya Jungkook sambil mengucek matanya.

Seokjin menghampiri mereka, "Ani."

Taehyung membukakan bagasi mobil, mereka pun langsung membawa barang-barang mereka masing-masing. "Lewat pintu itu saja," titah Seokjin pada mereka yang sudah membawa kopernya sebari menunjuk kearah sebuah pintu.

"Baik"

"Baik." Mereka masuk melalui pintu bawah—karena koper yang berat dan keadaan mereka sedang cape.

Namjoon masih bertanya siapakah pemilik mobil mercedes hitam itu.

Mereka sampai diruang tamu, barangnya langsung disimpan disana. Mereka pun langsung terduduk disofa, memyenderkan punggunya disenderan sofa terlebih dahulu sebelum membawa koper ini ke kamar tidur. 

Suga menelik ruang tamu disana, tak banyak foto-foto Seokjin disana. Apakah benar ini villanya?

Ruangan bernuansa nude dengan dinding yang didominasikan warna coklat muda, memiliki lampu gantung ditengah ruang yang menghiasi atap sekaligus memperindah view disana. Terdapat beberapa sofa yang dapat menampung 8 sampai 10 orang dengan dibagi 2 atau 1 orang per sofa. Warnanya pula, menyatu dengan dinding sehingga menambah kesan elegant.

"Duduk dulu saja, Aku akan ambilkan minum untuk kalian." katanya dengan sangat perhatian—tuan rumah ini.

Seokjin pergi ke dapur untuk mengambilkan minum untuk para member yang sepertinya cape, karena dirinya juga merasakan hal itu. Sedangkan ke-6 member itu hanya mengiyakan tanpa mengikuti Seokjin (bantu-bantu lah minimal) karena mereka langsung menganggap bahwa itu adalah villa mereka. Seperti yang sering dikatakan Seokjin, "Anggap saja rumah sendiri."

"Ahh, cape sekali." lirih Jimin seraya menyenderkan punggungnya pada senderan sofa yang empuk itu.

Suga belum selesai, ia masih menggeluti bukunya itu—setelah tadi membaca artikel pada ponselnya. Aktivitasnya sempat terhenti saat memasuki villa itu dan inilah saat dimana ia akan menuntaskannya.

Tak lama, Seokjin datang membawa nampan berisikan 7 gelas dengan satu botol air mineral. Malam-malam tidak baik minum bersoda bukan? Apalagi jika badan sedang cape, mybe.

Maknae langsung menyicikan air itu saat nampan sudah tersimpan dimeja. Menyicikan air untuknya dan para hyung yang ia cintai tentunya. "Silahkan-silahkan," ujar Jungkook saat semua sudah gelas telah terisi air. Membawa gelas tersebut untuk segera meminum airnya.

Seokjin terduduk disingle sofa, melihat para dongsaengnya yang sedang meneguk air mineral disana.

"Apakah kalian mau makan?" tawar Seokjin.

"Tidak usah, Hyung. Perutku sudah kenyang," jawab Taehyung sebari menepuk-nepuk perutnya. Jimin, Jungkook, dan Namjoon mengangguk mengiyakan perkataannya.

00.07 am (KST)

Terlihat dijam dinding, waktu akan menuju pagi. Seokjin pun beranjak dari duduknya untuk segera mengantarkan para dongsaengnya ke kamar untuk beristirahat, tidur.

"Ayo, Aku antarkan kalian menuju kamar untuk beristirahat." ajak Seokjin sebari membenarkan bajunya, tentunya setelah semua dongsaengnya itu selesai membasahi tenggorokkannya

"Barang-barang?" tanya Jungkook dengan polosnya.

"Tak usah dipikirkan, besok saja kalian bereskan." ucapnya seraya pergi menuju tangga. Diikuti oleh ke-6 member dari arah belakang.

Berjalan menaiki satu per satu anak tangga yang terdapat disana, sampai menuju lantai ke-2 dari villa itu.

Terdapat ruangan yang luas dengan 5  kamar tidur disana. Seokjin langsung membaginya kedalam 3 kelompok, yang mana satu kamar akan diisi oleh 2 orang—mengingat tempat tidurnya yang lumayan besar dan tidak single.

Suga dan J-hope sudah berada dikamar yang ditunjukkan oleh Seokjin, begitu pula Jimin dan Namjoon. Kini Seokjin mengantar Jungkook dan Taehyung menuju kamarnya.

Mengapa Taehyung tidak disatukan dengan Jimin? Karena jika mereka disatukan, bukannya langsung istirahat—mereka pasti gaduh dengan hal-hal yang absurd terlebih dahulu dan itu akan mengganggu member lain, begitu pula jika Namjoon disatukan dengan J-hope.

Taehyung sudah menjatuhkan tubuhnya dikasur dan merogoh ponsel dari saku celanannya, sedangkan Jungkook masih terpatung dihadapan pintu yang masih terbuka dengan Seokjin diluar.

"Hyung akan tidur dimana?" tanya Jungkook dengan tangan yang memegangi knop pintu. Terdengar sngat perhatian terhadap hyung nya itu, tapi ya memang.

"Dikamarku, tak mungkin jika Aku tertidur disofa." sambarnya dengan sedikit tawa disana. Jungkook menggaruk kepalanya yang tak gatal sebari kekehan kecil keluar.

Seokjin menepuk bahu Jungkook, "sudah sana tidur, kamarku berada disana." titahnya seraya menunjuk kearah kamar yang berada dipojok. Jungkook menelik kearah yang Seokjin tunjukkan, lalu mulutnya langsung berbentuk O.

"Yasudah," Jungkook tersenyum seraya masuk dan menutup pintu setelah Seokjin pergi dari sana.

Seokjin turun ke lantai bawah untuk mengunci pintu villa dan tak lupa membereskan gelas-gelas kotor itu dahulu sebelum kembali ke kamar tidurnya dan pergi tidur.

Membuka pintu kamar, ia langsung mematikan lampu kamar itu tanpa melihat keadan kamar terlebih dahulu. Berjalan perlahan menuju tempat tidur, Seokjin langsung terduduk saat sudah disana. Membenarkan posisinya untuk tidur, "Argh."

Terbaring sempurna dikasur dengan posisi memeluk guling, menghadap kearah tengah. Sampai akhirnya terlelap dengan sempurna, karena kelelahannya.






Not found









Kamar utama seperti diatas, kamar lainnya tanpa sofa dan jendela seperti gambar. Oke, ngerti gk?[]

Waktu berjalan dengan cepat, pagi buta pun sudah mulai hilang dan mulai tergantikan oleh fajar. Namun, matahari pagi belum muncul karena ini masih pukul 3 pagi.

Mata Sowon terbuka, sudah waktunya untuk memulai aktivitas menulisnya hari itu. Namun, ada yang membuatnya kaget—mengapa kamarnya sangat gelap dan tungguu! Siapa yang memeluk tubuhnya dari belakang?!

Sowon menelan cairan salivanya dipagi hari, lengannya ia acungkan keatas saat ada tangan kekar yang melingkar diperutnya. Matanya membulat dengan sempurna, Sowon langsung memukuli tangan kekar itu seketika. Karena bagaimna ia bisa bangun jikalau tangan kekar itu menghalangi tubuhnya untuk bangkit.

"Aww," terdengar ringisan seorang namja dengan cepat Sowon langsung berdiri dari tidurnya walaupun nyawanya belum kumpul sepenuhnya.

Sowon beranjak untuk segera menyalakan lampu kamarnya itu.

Trek!

Ia pergi lagi ke kasur untuk memberikan pelajaran pada orang itu, Sowon memukul seorang namja yang berada dibalik selimut dengan sangat keras.

Bug!

Bug!

Bug!

Tak ada jeda ketika memukulinya, namja itu terus meringis dan berusaha menghentikan Sowon. Tangan namja itu mengunci kedua tangan Sowon, kemudian ia langsung menjatuhkan paksa Sowon diatas kasur. Mengunci pula tubuh Sowon dengan kedua pahanya—pada paha Sowon, menduduki paha Sowon sebari memegang kuat tangannya.

Mata Sowon membulat dengan sangat amat sempurna ketika namja itu melakukan hal tersebut padanya, rambut Sowon menutupi wajah. Tangan namja itu mengusap rambut yang menutupi wajah Sowon. Saat wajah Sowon terlihat, Sowon pun langsung menonjok wajah namja itu dengan kepalan tangannya—tepatnya diarea hidung dan pipi kiri.

"Aww," ringis namja itu lagi seraya terjatuh ke sebelah. Menutupi wajahnya karena sakit akan tonjokkannya itu.

Dengan cepat Sowon langsung melakukan hal yang sama pada namja itu, mengunci kakinya. Sowon menghempas paksa tangan yang menutupi berada diwajah namja itu. Dan akhirnya wajah namja itu terlihat.

"Oppa?" ujar Sowon sangat terkejut saat ia mengetahui bahwa namja tadi adalah Seokjin, sepupunya sendiri. Sowon pun turun dari kaki Seokjin dan membantu Seokjin untuk bangun.

"Aww," ringisnya lagi sebari memegangi hidungnya yang mulai mengeluarkan darah segar.

"Aigo!" pekiknya setelah Sowon melihat darah segar keluar dari hidung Seokjin. "sebentar." lanjutnya lalu pergi menuju laci meja untuk mengambil kapas.

Menetelkan kapas pada hidung Seokjin dan menidurkan kepalanya pada paha Sowon—agar tak lebih banyak keluar.

"Aigo—mianhe, Oppa-ga." ucap Sowon dengan tangan yang masih memegangi kapas di hidung Seokjin.

"Gwenchanna." balas Seokjin dengan tatapan yang menatap wajah Sowon dari bawah.

Setelah merasa darah dari hidungnya tak akan mengalir lagi, Seokjin pun bangun dari tidurnya. Ia langsung menatap heran Sowon. "Kau mengapa ada disini?" tanyanya menanyakan keberadaan Sowon disana.

Kedua halis Sowon menyungging, "Yang ada Aku bertanya padamu, Oppa. Mengapa Kau berada dikamarku?" tanya Sowon balik, ketika mendapati Seokjin berada di villa miliknya.

Seokjin tersenyum miring sebari menggaruk kepalanya yang tak gatal itu. "Hehehe,"

"Aku kira Kau tak berada di villa, maka dari itu Aku kesini untuk berlibur. Maafkan telah membuatmu terkejut karena tidur disampingmu, Aku tak mengira ada Kau disini." jelas Seokjin dengan wajah yang sedikit menekuk.

"Tak apa, Oppa." Sowon tersenyum lalu tak lama memeluk erat tubuh Seokjin. "Aku merindukanmu!" lirihnya.

Seokjin pun membalas pelukkan erat Sowon, "Nado!"

Keluarga mereka menerapkan sikap begini—jika kaliam memiliki satu aset, maka tak apa jika keluargamu memakainya, begitu pun sebaliknya. Maka tak heran jika mereka begitu.
























































































































______________________________________

Nahh, dah upp nih. Jangn lpa voment, yaaaw <3

Follow untuk bisa mengikuti kelanjutan ceritanya—!

Share cerita ini juga, supaya temen kalian bisa membacanya ฅ'ω'ฅ

Stay trs buat capter berikutnya. see you, hyung—! Have a nice day <3

Gomawo,
Nhzvismineok ♡

Continue Reading

You'll Also Like

62K 5.5K 14
[ RION KENZO MIKAZUKI ] adalah ketua mafia dari Mikazuki AV Rion kenzo Mikazuki mafia Italia, ia terkenal dengan kekejamannya terhadap musuh maupun...
111K 16.7K 26
start : 11/02/24 end : - plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
49K 4.1K 38
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
135K 11.9K 72
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...