HAPPY READING
Arga menuruni tangga menuju ruang tamu untuk mencari Mama nya, "Mah! Arga berangkat ya! Nanti sarapan disekolah aja, Assalamualaikum!" Ucap Arga dan segera pergi.
"Arga! Tunggu, Hei!" Baru saja Ira ingin memberi tahu bahwa Ara sekarang masuk sekolah, dan ini adalah sekolah pertama nya setelah sekian lama ia home schooling.
"Hadeh! Anak ini."
***
"Ana! Ana! Ana!" Bella berlari ke meja Ana yang berada di belakang pojok.
"Lo kenapa? Masih pagi nih." Ana menatap sahabatnya heran.
"Katanya nih kelas kita kedatangan murid baru.
"Bell, kalo mau gosib jangan sama gue deh." Ujar Ana malas.
"Siapa yang mau gosib juga, kan gue cuma ngasih tau doang." Ujar Bella lalu menumpu dagunya di atas meja samping Ana.
"Ana!"
Bella menegakkan badannya seketika saat melihat siapa yang kini berjalan memasuki kelas mereka.
"Alvian?"
"Kemarin dia yang gue bilang nyariin lo." Ujar Bella berbisik.
Ana menatap Bella sekilas, lalu menatap cowok tersebut yang berdiri di depannya.
"Mau ngapain?"
Alvian tersenyum lalu duduk di bangku depan meja Ana.
"Mau mampir aja." Ujar Alvian tersenyum ke Arah Ana lalu menatap Bella yang menatap dirinya berbinar.
"Ouh! Lo cewek yang kemarin ya?" Tanya Alvian yang di angguki oleh Bella dengan semangat.
"Lo temennya Ana?" Bella masih saja mengangguk membuat Alvian terkekeh.
"Lo lucu deh." Ujar Alvian terkekeh membuat Bella salah tingkah.
"Idih malu-malu, biasa malu maluin."
Bella menatap Ana tajam membuat Ana tertawa, bisa-bisanya Bella salah tingkah.
"Nama gue Al-
"Alvian! Gue Bella." Alvian menerima uluran tangan Bella.
"Udah kan kenalannya? Sekarang Lo mau ngapain disini?"
"Emang kenapa gue disini? Gak boleh?"
"Ga-
"Boleh siapa bilang gak boleh, boleh banget malah, lama-lama disini juga gak papa." Ujar Bella yang memotong perkataan Ana.
"Ouh Ya udah kalo mau disini, gue pergi dulu!" Ana beranjak dari duduknya sambil menenteng kotak makan.
"Mau kemana lo An-
Bella terdiam saat menatap siapa yang menunggu Ana di daun pintu kelas.
Ana dan Arga berjalan keluar bersama. Pandangan Alvian terus menatap kepergian mereka.
***
Kini Arga dan Ana sedang duduk di kantin bersama menikmati makanan yang Ana bawa dari rumah.
Ana menyuapkan Arga, "enak kan?" Tanya Ana, Arga mengangguk.
"Iyalah masakan ibu." Ujar Ana terkekeh, iya memang ibu Nani yang sudah Ana anggap sebagai ibu sendiri sudah kembali pulang kerumahnya setelah urusan dikampung halaman nya selesai.
"Jelas, kamu mana bisa masak, gimana nanti ngurusin suami." Goda Arga menatap Ana dengan tatapan jahilnya.
Ana menatap Arga kesal, "ini makan sendiri aja!" Ana menyodorkan kotak makannya.
"Iya nggak, nggak, nanti istri aku kalo nggak bisa masak biar aku aja yang masak, udah AA.." Ujar Arga membuka mulutnya pertanda meminta Ana menyuapinya kembali.
Ana masih diam, ia menatap Arga malas, "Siapa yang mau jadi istri kamu juga," Arga menutup kembali mulutnya.
"Siapa juga yang pingin jadiin kamu istri." Balas Arga tersenyum.
"IH! Arga!" Ana menatap kesal Arga dan meraih kotak makannya lalu memakan sendiri sarapan yang ia bawa dari rumah.
"Jangan di makan semua dong istri." Goda Arga membuat wajah Ana memerah.
Arga tertawa kencang mengundang banyak tatapan yang menatap iri ke arah mereka.
Ana terus menatap Arga yang tertawa.
"Aku harap tawa kamu terus bertahan untuk aku Arga, aku akan selalu memohon kepada Tuhan untuk kamu Arga."
***
"Assalamualaikum, Pagi Anak-anak!"
"Waalaikumsalam, Pagi Pak!"
"Seperti yang sudah kalian ketahui bahwa kelas kita ini kedatangan murid baru, dan bapak sangat mohon kepada kalian untuk bisa berteman baik dengannya karena ia sudah lama melakukan home schooling dan ini pertama kalinya dia sekolah pergi ke sekolah langsung, Silakan masuk!" Ujar Pak Hanafis.
Cewek tersebut melangkah masuk membuat seisi kelas menjadi penuh dengan bisik-bisik. Ada yang memujinya, dan ada yang kesal karena cewek cantik bertambah lagi di SMA ini membuat mereka tersaingi.
"Ara silakan perkenalkan dirimu!"
"Baik pak! Hallo semua! Nama aku Arabella, kalian bisa panggil aku Ara atau Bella sa-
Tiba-tiba saja Bella mengangkat tangannya, "ada apa Bella?" Tanya pak Hanafis.
"Saya cuma mau bilang, kalo yang namanya Bella udah ada jadi jangan dipanggil Bella, saya nggak mau di sama-samain pak."
Ara mengangguk, "Kalian bisa panggil aku Ara aja gak papa, salam kenal semua!"
"Ara kamu boleh duduk di bangku yang kosong." Ujar pak Hanafis.
Ara mengangguk dan berjalan menuju bangku yang kosong di samping Ana.
"Hai! Aku duduk sini ya." Ujar Ara menatap Ana, sedangkan Ana mengabaikan dirinya.
Tanpa minta persetujuan dari Ana. Ara langsung duduk di meja tersebut.
"Baik kalo begitu bapak pamit dulu, dan pak Asep akan segera masuk."
Setelah kepergian pak Hanafis seketika kelas menjadi ribut.
Mereka berbondong-bondong mengerubungi meja Ana dan Ara, lebih tepatnya hanya para pria saja.
"Neng Ara minta nomor telpon nya boleh?"
"Udah punya pacar belum Ara?"
"Ara bisa bagi nomor WhatsApp nya?"
"Ana Lo mau jadi pacar gue?"
Sedangkan Ara yang dikerubungi hanya mampu tersenyum kaku dan menunduk, Ana yang mengerti bahwa wanita di depannya ini sangat terganggu dengan mereka para lelaki.
BRAK
Ana mengebrak meja membuat mereka dan Ara terlonjak kaget.
"LO PADA NGAPAIN SIH? BUBAR! GUE BILANG BUBAR!"
"Ck! Kita gak ganggu lo!"
"Tapi lo ganggu dia?"
"Ara emang kita ngeganggu kamu?"
Ara hanya dapat mengigit bibir bawahnya tidak tau harus jawab apa.
"Udah mending bubar!" Titah Ana sekali lagi.
***
Bel istirahat berbunyi, membuat banyak siswa berlari menuju kantin untuk mengisi perutnya.
Dan Bella yang sudah pergi entah kemana anak itu.
"UMM..Ana!" Panggil Ara lirih, Ara takut bahwa Ana tidak menyukai dirinya.
Sedangkan Ana menatap heran Ara, "Kamu tau kelas 11 MIPA 1?"
Ana mengerinyit, 11 MIPA 1? Bukankah itu kelasnya Arga dan Abangnya? untuk apa Ara ke sana?
"Lantai 3, sebelah kiri nomor 1 dari depan." Ucap Ana padat dan singkat membuat Ara bingung.
"Bisa antar aku ke sana?" Tanya Ara takut jika Ana tidak mau.
"Nggak!"
Sebenarnya Ana bukan tidak mau mengantar Ara ke kelas 11 MIPA 1, hanya saja dirinya tidak ingin bertemu dengan Arga. Ia sangat kesal dengan Arga atas kejadian pagi tadi.
Ana menatap Ara yang meremas ujung roknya. Ia menghela nafas panjang, "Ayo!" Ara menatap Ana dengan senang, "makasih." Ara terus mengikuti langkah Ana menuju kelas Arga.
Sesampainya mereka didepan kelas 11 MIPA 1, "ini kelasnya."
Ara mengintip menatap satu persatu siswa di sana namun tidak ada sosok Arga didalamnya.
"Ya udah gue tinggal ya." Ana berbalik ingin pergi menuju kantin.
"Ana, aku ikut kamu aja deh." Ujar Ara mengikuti langkah Ana yang lumayan cepat.
***
Bella menatap meja-meja kantin yang sudah dipenuhi oleh para siswa, "Ana! Kita mau makan dimana? tangan gue pegel nih pegang nampan terus." Ujar Bella menatap sekelilingnya.
"Ana woi! lo di-
Perkataan Bella terhenti karena tidak menemukan sosok Ana, "Kemana tuh anak? Bukannya dia ngikutin gue tadi?"
Bella mengedarkan pandangannya dan masih tidak menemukan sosok Ana.
"BELLA!"
Bella mencari-cari suara yang memanggilnya sampai ia melihat Alan yang melambaikan tangan padanya. Ia menghampiri meja Alan, Rian, dan Arga.
"Sini aja! Lo gak dapet tempat duduk kan?" Tanya Alan.
"Iya udah." Bella mendudukkan dirinya dan menyantap Bakso yang ia pesan.
"Ana mana?" Tanya Arga menatap Bella.
"Nggak tau, kalo nggak salah tadi sih dia ngikutin gue dari belakang tapi gak tau itu anak sekarang kemana." Ujar Bella santai dan melanjutkan acara makannya.
"Udah makan dulu Ga, nanti Ana juga muncul." Ujar Alan sambil mengunyah siomaynya.
Bukannya melanjutkan acara makannya, mata Arga menangkap sosok yang sendari tadi ia tunggu-tunggu berjalan bersama sosok cewek yang sangat ia kenal.
Deg..
"Kenapa dia disini?"
TBC.
MARI KITA BUAT KARAKTER ARA MUNAFIK SEMUNAFIK² NYA
Jangan lupa votementnya biar cepet lanjut.
Jangan lupa follow Instagram
@arga.adpt
@anandira.shta
@luxcyera
Untuk mengetahui info part selanjutnya!✨