Raja Bumi

By WattOff_07

660 182 68

Setiap manusia layak untuk dicintai. Tidak peduli seberapa buruknya seseorang, seberapa hancurnya seseorang... More

Prolog
PART 1 : MISTERIUS
PART 2: Dia Lagi
PART 3: Semesta Paralel
PART 4: PERTEMUAN
PART 5 : INSIDEN
PART 6: PDKT
PART 7: TENANG
Part 8: PARA TELAGA SURGA
Part 9: ABSTRAK
Part 10: Pulang Bareng
PART 11 : Bulan?
PART 12 : Tanding
PART 13 : Tentang Masa Lalu
PART 14 : KEDUA KALINYA
PART 15 : Cemburu?
Part 16 - Mengagumi?
PART 17 : Kisah Yang Berbeda
PART 18 : Hati Berlabuh
Part 19 : Malam, Hujan dan Ruangan
PART 20 : Sifat Asli
PART 22 : Terungkap 1

PART 21 : Suka Dia?

3 3 0
By WattOff_07

"Hidup kalo gak ada tanjakan-tanjakannya bukan kehidupan namanya"
-Dave Gadangga-

"Cinta memang tak harus memiliki tapi cinta layak untuk diperjuangkan"
-Arka Prakasa-

Setelah kejadian tadi di gudang, Mentari langsung kembali lagi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Beberapa siswa yang ada di luar kelas melihat Mentari aneh karena berlari sambil menangis. Karena belum jam istirahat, itu lebih baik karena tidak banyak siswa yang melihat keadaan Mentari seperti itu.

Setelah membasuh muka di wastafel, Mentari menatap pantulan dirinya di kaca.

"Selemah itukah?" gumam Mentari.

Tanpa sadar bulir air matanya menetes tanpa ijin. Sebelumnya, Mentari tidak pernah seperti ini. Apalagi penyebabnya karena laki-laki. Baru pertama kali Mentari mengalami hal ini, dan membuatnya lebih emosional.

Pintu masuk-keluar kamar mandi wanita terbuka, menampilkan sosok sahabat yang paling pengertian untuk Mentari.

"Mentari! Lama banget sih di kamar mandi."

"Eh, i-iya kah?"

"Iya, Mentari. Ga kedenger udah bel istirahat?"

"Hehehe, nggak Mey. Maaf ya."

"Tadi Pak Tedi sampe nanyain, sadar kalau kamu kelamaan di kamar mandi," ujar Meilany, "Aku masuk dulu, kebelet pipis nih, tungguin," lanjutnya.

Mentari tiba-tiba tersenyum, entah untuk hal apa. Tapi yang dia tau, dia tidak boleh menunjukkan kesedihan yang baru saja dia alami.

"Tadi kamu ngapain aja sih? Kok lama banget," ucap Meilany yang sudah keluar dari kamar mandi dan sedang membasuh tangannya di wastafel samping Mentari.

"Kepo."

"Dih, jawaban apaan tuh." Meilany menatap lamat-lamat Mentari.

"Eh, eh, bentar." Meilany menarik keluar kamar mandi, "Kok mata kamu sembab, Tar? Kamu abis nangis?"

"Enggak kok, tadi kelilipan, Mey. Jadi gini," jawab Mentari berbohong.

"Bohong! Jujur aja Mentari, ya ampun."

"Dah ah, ayo ke kantin. Nanti keburu abis jam istirahatnya." Mentari langsung menarik tangan Meilany menuju kantin yang sudah sesak oleh para siswa.

***

Saat bel pulang sekolah, seperti biasanya Mentari selalu menunggu di halte untuk menaiki angkutan umum menuju rumah. Awalnya ada Meilany menemani, tetapi pamit pulang duluan karena jemputan nya sudah datang.

Suara deru motor berbunyi di depan Mentari, Mentari sudah was-was dan hendak berdiri. Tetapi ketika helm full face itu dibuka, dan memanggil namanya, itu berhasil membuat Mentari mematung.

"Eh, i-iya."

"Nunggu angkutan umum ya?" tanyanya.

"Iya, nih," jawab Mentari seadanya.

"Ya udah, bareng gue aja, yuk."

"Eh, sebelumnya makasih, Mario. Tapi enggak deh, jadinya ngerepotin."

"Udah, ayok." Mario sudah duluan menarik pergelangan tangan Mentari, sehingga Mentari tidak bisa menolak.

Sementara dari kejauhan, sepasang mata sedang menatap gerak-gerik Mentari dan Mario. Hatinya bergejolak, antara marah, kecewa, sedih. Belum lagi masalah rumah yang sedang Raja hadapi, semuanya benar-benar membuat Raja muak.

"Anjing."

Raja hendak meninju tembok yang ada di sampingnya, namun dicegah duluan oleh kedua sahabatnya.

"Eh, eh, mau ngapain, lo?" Dave spontan mengucapkan itu, sembari menahan gerakan Raja.

Raja memberontak dan melangkah maju tiga langkah dari para sahabatnya. Raja terlihat jelas seperti gusar, dan kedua sahabatnya memang merasakan sedikit perubahan dari Raja.

Arka yang bosan melihat Raja hanya mondar-mandir di depannya. Langsung menarik Raja ke tempat parkiran motor

"Ayo, cepet naik. Ikutin gue nanti," ujar Arka pada Raja.

"Mau ngapain sih."

"Ikutin aja, gak usah banyak tanya."

Mereka bertiga langsung bergegas dari sekolah. Di pimpin Arka dan Dave paling depan mengendarai motornya dan disusul Raja dibelakang.

***

"Rumah kamu di mana, Tar?"

Mentari menjawab dengan suara agak keras, karena takut suaranya tidak kedengaran.

Sesampainya di rumah Mentari, Mario mampir sebentar masuk ke dalam rumah. Di rumahnya hanya ada Tarina--Mama Mentari.

Mereka hanya bercakap-cakap ringan, seputar sekolah dan mengenai Mario itu siapa. Tidak sampai satu jam, Mario sudah kembali pulang ke rumahnya.

"Emm, berarti sekarang ada kemajuan ya? Udah mau deket sama beberapa cowok?" tanya Tarina dengan nada sedikit menggoda.

"Eh, enggak kok, Bun. Gak deket kok, cuma temen biasa."

"Hahaha, iya, iya. Iya udah gih, bersih-bersih, pasti gerah 'kan?"

"Iya, Bun. Mentari ke atas ya."

***

Dan disinilah tiga sekawan itu berada, danau. Raja, Arka, dan Dave. Arka sengaja mengajak ke danau ini, dia tau si Raja itu membutuhkan ketenangan lagi pula tempat ini sering dikunjungi oleh mereka bertiga.

Hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan dan itu membuat Arka risih, baiklah mungkin dia yang harus memulainya.

"Ekhem" dehem Arka

"Lo pada kenapa sih diem-diem aja, kesambet?" kata Arka dengan nada sedikit kesal

"Lo kali yang kesambet hantunya tante Tuti?" sembur Dave

"Tuti siapa njir, janda tetangga lo yang kemarin bunuh diri karena ditinggal suaminya?" tanya Arka mengingat kemarin Dave cerita mengenai tetangganya yang bernama Tuti.

"Hooh, kasian amat kucingnya tante Tuti kehilangan majikannya" ucap Dave memasang wajah sedih

"Lebih kasian anaknya lah goblok" Arka menoyor pelan kepala Dave. Dan Dave tak terima, dia membalas perlakuan Arka sesaat kemudian terjadilah toyor-menoyor dari dua sekawan itu hingga mereka melupakan satu manusia lain yang juga ada disana.

"Gue pulang" seru Raja tak berminat

"Ehh, Ja jangan lah woii"Arka menahan tangan Raja dan menyudahi geludnya dengan Dave.

"Iya, Ja jangan"

"Jangan sampe gak jadi" lanjut Dave

"Heh goblok" seru Arka kesal melihat si Dave yang bercanda padahal Arka sudah serius

"Lo gak boleh pulang sebelum lo cerita ke kita ada apa sama lo" fokus Arka kembali pada Raja

"Gak ada apa-apa"

"Jangan lo pikir kita diem gini gak merhatiin lo, Ja. Kita temenan udah dari zaman orok jadi gak usa bohong gitulah, Ja" seru Arka

"Gak ada apa-apa" jawaban yang sama diberikan Raja

"Gak ada apa-apa gimana ha? Lo belakangan ini berubah banget. Lo dateng ke sekolah dengan pakaian lo yang urakan, diem kayak orang bisu, gak ada semangat-semangatnya. Lo pindah bangku, lo cabut gak ngajak kita, kayak lo ngejauhin kita dan nutupin sesuatu" terang Arka pada Raja, dia lelah melihat Raja yang seperti ini

"Cerita ke kita, Ja. Kita ini sahabat lo dan siapatau kita berdua bisa bantu, ya kalo gak bisa setidaknya kita bisa jadi pendengar yang baik buat lo. Lo diem-diem gini kita manatau, Ja. Lo kayak gak punya temen aja anjir,  kalo punya masalah itu cerita biar gue sama Arka ada gunanya jadi sahabat lo" Dave ikut buka suara

Raja membenarkan duduknya ke posisi yang nyaman lalu dia menceritakan semua kejadian yang dia alami mengenai keluarganya dengan cerita yang seadanya, tau sendirikan Raja itu irit bicara.

Apa kabar Arka dan Dave? Mereka terkejut dengan cerita Raja, ingin tidak percaya namun tak mungkin juga Raja membohongi mereka. Mereka sedih mendengar cerita Raja, jelas. Mereka temanan sama Raja itu uda sangat-sangat lama dan yang mereka lihat Mamanya Raja itu wanita yang sangat baik hati tak mungkin melakukan hal sebejat itu pikir Arka dan Dave. Lihatlah temen Raja saja tak percaya apalagi Raja yang anak kandung Mamanya tapi itulah kenyataannya kan?.

"Gue tau, Ja ini berat banget untuk lo dan Om Ali tapi ini uda takdir lo harus menerimanya walau susah, Tante Ratna itu tetep Mama lo jadi lo harus mendoakan dia. Lo boleh marah, kecewa tapi jangan benci ibu lo sendiri. Gue juga percaya pasti Tante Ratna juga sedih ninggalin anaknya tersayang dan suaminya, dia juga pasti berat meninggalkan lo sama Papa lo. Sekarang lo hanya tinggal berdua sama Papa lo, jaga Papa lo, Ja. Jangan jauhin lagi Papa lo malah harusnya kalian berdua saling memguatkan bukan malah lo menghindar. Papa lo saat ini sedang butuh banyak dukungan supaya dia kuat, lo sebagai anak harus bisa jadi tamengnya disaat seperti ini" ucap Arka panjang lebar memberi pendapatnya pada Raja

"Hidup kalo gak ada tanjakan-tanjakannya bukan kehidupan namanya" seru Dave sok bijak

"Lo tau sendiri, Ja dikehidupan ini pasti ada aja masalah yang datang. Seperti yang dikatakan banyak orang, Tuhan gak akan memberi ujian melebihi kemampuan hambaNya, Tuhan kasih ujian ini karena Tuhan tau lo mampu melewatinya, semoga lo bisa lewatinya dengan dewasa, inget juga ya, Ja kita sebagai sahabat lo selalu siaga 86 dalam membantu lo" lanjut Dave dan Arka menyetujui itu.

"Makasi" meski singkat tapi Raja mengucapkannya tulus dari hatinya.

Raja merasa bersyukur pada Tuhan, Tuhan masih berbaik hati memberikannya teman sebaik Arka dan Dave walau sikap dua manusia ini absurd dan seperti orang tidak waras tapi dibalik kegilaan itu Arka dan Dave mempunyai jiwa solidaritas yang tinggi. Disaat seperti ini ternyata masih ada yang harus disyukurinya, Raja harap Arka dan Dave selalu menjadi sahabtnya seperti dulu, sekarang, dan nanti. Mau Raja cari dimana lagi teman seperti mereka? Sekarang sangat sulit mencari teman yang benar-benar pantas dikatakan teman, iyakan?.

"Gue suka Mentari" ujar Raja tiba-tiba

What?

Apa tadi?

Arka dan Dave terplongo, terdiam, masih mencerna ucapan Raja barusan dan meyakinkan bahwa telinga mereka tak salah mendengar.

"Lo... sehat Ja? tanya Dave masih dengan wajah kagetnya.

"Lo kalo mau ngakegetin orang kira-kira lah untung jantung gue gak loncat" Arka memegangi dadanya seolah memang jantungnya ingin lepas dari tempatnya

Arka dan Dave jelas tak percaya pasalnya yang mereka ketahui Raja ini belum move on dari Bulan--mantan Raja. Selain itu Raja ini tipe cowo yang sulit untuk menyukai cewe lalu apa yang dilakukan Mentari sehingga Raja menyukainya? Dan juga setau mereka Raja dan Mentari tidak dekat, apakah si Raja kesambet hantunya tante Tuti?

"Lo suka sama Mentari Saras Ayunda anak bahasa 2?" tanya Dave sekali lagi ingin memastikan

"Hmm" jawaban yang tak pantas disebut sebagai jawaban tapi mampu membuat dua jiwa manusia itu melayang, seolah yang dikatakan Raja tadi adalah hal yang sangat mustahil untuk terjadi.

"Lo udah move on dari Bulan? lo uda gak suka lagi sama bulan, Ja" kini giliran Arka yang berusaha meyakinkan kebenarannya

"Hmm" jawaban yang sama diberikan Raja dan mampu membuat dua manusia lain menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sore ini Raja sudah banyak mengagetkan Arka dan Dave dengan kabar yang dibawanya. Entah sudah berapa lama Raja menyembunyikan hal ini pada mereka. Sebenarnya Raja menganggap Arka dan Dave itu apa? rumput yang bergoyang? angin yang berlalu? atau dinding yang hanya diam? Raja terlalu banyak rahasianya.

"Terus rahasia apa lagi yang lo simpen dari kita? ucap Arka memicingkan padanya

"Gak ada" jawab Raja jujur

"Sejak kapan lo suka sama Mentari?" Dave yang bertanya

"Gue juga nggak tau, tiba-tiba aja perasaan itu datang dengan sendiri" jawab Raja mengingat kejadian saat pertama kali dia bertemu Mentari hingga dia bisa mengenal Mentari dan rasa itu, getaran itu muncul tanpa permisi.

Untuk kedua kali dia kembali merasakannya.

"Terus Mentarinya tau soal ini? tanya Arka mengorek kebenaran dari Raja

"Gak, dia lagi marah sama gue"

Baik Arka dan Dave sama-sama bingung kenapa Mentari marah pada Raja? Apa yang dilakukan Raja sehingga Mentari marah padanya? Kayaknya mereka sudah tertinggal banyak cerita.

"Kenapa dia marah sama lo?" tanya Dave kepo begitupun Arka

Raja mengerutkan keningnya heran, kenapa dia seperti diintrogasi? Arka dan Dave menjadi wartawan dadakan, mereka bergantian menyakan pada Raja.

"Buruan cerita, Ja" tutur Arka tak aabar

Raja menghela nafasnya sebelum akhirnya dia kembali bercerita mengenai kejadian pertama kali dia bertemu Mentari, lalu berjumpa dengan Mentari di sekolah, hingga kejadian-kejadian lainnya termasuk dia mengajak Mentari makan lalu tak sengaja melihat Mamanya dengan pria lain dan terakhir kejadian di rooftop dan saat Raja melihat Mentari menangis di gudang serta Mentari mengatakan bahwa kedekatannya dengan Raja sebuah kesalahan.

"Kayaknya Mentari marah banget deh sama lo, Ja. Apalagi sampe dia ngomong gitu, dan lo tau nggak maksud omongannya Mentari?" ujar Dave ketika Raja selesai bercerita dan pertanyaan Dave hanya mendapat gelengan dari Raja.

"Itu artinya dia minta lo jauhin dia, Ja" Dave memberi tahu

"Tapi gue mau minta maaf sama dia, mau dia maaffin apa nggak terserah Mentari" Raja berucap sambil menatap langit-langit yang sudah berubah warna menjadi jingga, tampak indah.

"Kalo dia nggak mau maaffin lo gimana" tanya Dave lagi sedangkan Arka hanya mendengarkan.

"Itu hak Mentari, gue nggak bisa maksain"

"Kalo dia minta lo jauhin dia, lo mau?" lagi-lagi Dave yang bertanya

"Emang gue harus apa lagi selain nurutin maunya dia, toh juga gue yang salahkan"
Raja diam sejenak kemudian melanjutkan perkataannya

"Mungkin dia emang ditakdirkan bukan untuk gue" jawab Raja sendu

"Cinta memang tak harus memiliki tapi cinta layak untuk diperjuangkan" kini Arka angkat suara saat dari tadi dia hanya menyimak saja.

"Jangan nyerah sebelum lo dapat maafnya Mentari, belum apa-apa uda nyerah deluan, lakik lo?" sinis Arka pada Raja

"Berjuang aja dulu, asal lo bener-bener  usaha nggak akan menghkhianati hasil, Ja" lanjut Arka. Dalam hati Raja membenarkan ucapan Arka.

"Thanks buat lo berdua" ucap Raja berterima kasih kembali. Hari ini dia dapat pencerahan lebih banyak dari dua sahabatnya. Dua manusia yang setengah waras tiba-tiba mendadak sebijak itu, haruskah Raja mengadakan syukuran setelah ini?

Senja telah menghilang yang kini digantikan langit malam, tak terasa sudah lama juga mereka berada disini. Akhirnya tiga sekawan itu beranjak menuju rumah masing-masing sebelum diantara mereka benaran kesambet hantu tante Tuti.

~Bersambung

Hai! Selamat datang di part 21 kelompok 4, jangan jadi silent reader's yaa^^.

-Annisa
-Zila
-Arka
-Meilani
-Daves

Continue Reading

You'll Also Like

394K 15.6K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
1.8M 144K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.2M 61.5K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
5.4M 287K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...