Sherlock Holmes and The Fall...

By army_doctor

4.3K 746 89

Sherlock Holmes menjadi saksi dari ledakan yang dibuat Peter Pettigrew untuk memalsukan kematiannya, dia mene... More

Ch.2 - Penyihir di Baker Street
Ch. 3 - Kisah Si Penyihir
Ch. 4 - Petualangan di Privet Drive
Ch. 5 - Penyihir Kenalan Sherlock
Ch. 6 - Bawah Tanah London
Ch. 7 - Tahanan Tak Bersalah
Ch. 8 - Klien Misterius
Ch. 9 - Ketakutan Terbesar John
Ch. 10 - Ruang Penuh Buku
Ch. 11 - Perangkap Tikus
Ch. 12 - Kisah Yang Hilang
Pengumuman!
IT'S HERE!

Ch. 1 - Jari yang Tersisa

953 89 20
By army_doctor

1 November 1981

Sherlock tinggal sendirian, bersembunyi dibalik etalase toko roti ketika ledakan besar itu terjadi, orang-orang telah berlarian tak tentu arah dan tak terlihat satupun lagi. Meskipun telah berpengalaman menyaksikan berbagai macam hal, matanya yang abu-abu tetap menatap ngeri kepada potongan dari jasad-jasad manusia yang bersimbah darah dan tergeletak mati.

Pemandangan yang mengerikan sehari setelah Halloween itu bertambah levelnya ketika seorang pria berambut hitam panjang sebahu tertawa terbahak-bahak diantara mayat-mayat itu, seolah insiden ini merupakan lelucon paling lucu yang pernah didengarnya. Sherlock baru ingat jika dia tidak benar-benar sendirian, saat ledakan tadi terjadi orang itu sama terkejutnya dengan yang lain, tapi kenapa ia tak lari dan malah tertawa?

Ketika Sherlock memperhatikan, pria yang tertawa itu sedang memegang sebuah tongkat ramping yang panjangnya kira-kira 30 atau 40 cm. Detektif itu baru akan berdiri ketika segerombol orang memakai jubah aneh dan memegang tongkat yang mirip dengan yang dimiliki pria tadi datang entah darimana.

Sherlock kembali menunduk untuk menyembunyikan dirinya.

"Oh Merlin! Dia membunuh muggle-muggle ini!" Teriak salah satu dari mereka.

Sementara pria yang tertawa itu tiba-tiba terantai pada kedua tangannya.

"Lihat ini!" Pekik orang yang lain, menunjuk sesuatu di tanah "Bukankah ini jari milik Pettigrew? Dia mengejar Black sampai kesini, dan.. oh malang sekali nasibnya."

"Kau harus mempertanggungjawabkan kekejamanmu ini, Black!"

Pria yang bernama Black itu memberontak "Aku tidak melakukannya!"

"Kalian segera sisir lokasi ini, jika bertemu Muggle kacaukan ingatan mereka. Buat mereka mengingat bahwa ini adalah kejadian ledakan gas."

Setelah salah satu dari mereka memberi perintah, beberapa orang yang lain mulai berpencar. Namun ada seseorang yang mendekati Black dan berkata di telinganya "Semua yang terlihat menunjukkan betapa kau Black, telah mengkhianati Keluarga Potter dan membunuh muggle-muggle ini, Azkaban menunggumu, anggota orde akan sangat kecewa."

Sherlock masih belum memahami hal-hal yang sangat tabu di telinganya, tapi dia merasa kalau dirinya termasuk kedalam jenis orang yang mereka sebut dengan 'muggle' itu. Maka ia cepat-cepat menutup tirai etalase, membalik tanda 'buka' menjadi 'tutup' dan mengunci pintu masuk. Sehingga ketika salah satu dari orang-orang tadi datang dan menemukan pintu terkunci dan salah mengira jika toko itu sedang tutup, orang itu pergi tanpa memeriksa kedalam.

Setelah beberapa saat, orang-orang itu pergi dari sana dengan membawa serta tangkapan mereka, Sherlock pun keluar dari toko roti. Dia hanya punya sedikit waktu untuk memeriksa bekas kejadian itu sebelum polisi tiba, diantara jasad-jasad itu yang beberapa diantaranya terpotong di beberapa bagian tubuhnya -dia melihat sepotong jari manusia.

Dipungutnya potongan jari tersebut dan diamati dengan seksama, kerutan muncul di dahinya. Namun sirine mobil polisi terdengar dan dia cepat-cepat mengantongi jari itu.

"Sherlock?" Sapa sang Inspektur Polisi.

"Hai! Lestrade!" Saut Sherlock dengan senyuman.

"Apa yang kau lakukan disini? Sedang menyelidiki kasus ini? Apa ada misteri yang menarik perhatianmu?"

"Tidak ada" -meskipun sebenarnya banyak "Aku hanya kebetulan lewat saja, bukankah ini cuma kecelakaan? Gas yang meledak, kurasa?"

"Kami memang mendapatkan laporan seperti itu" jawab Lestrade "Tapi bagaimana kau tau?"

Senyum misterius terulas di wajah Sherlock "Kalau begitu selamat bekerja, aku mau pulang saja."

Sherlock duduk termenung, menyatukan jemarinya dan matanya tertutup sepanjang perjalanan kereta bawah tanah membawanya kembali ke Baker Street.

"For God Sake, Sherlock!" Pekik John ketika sahabatnya menerobos masuk ke ruangan mereka "Dari mana saja kau? Berkeliling ke tetangga dan meminta permen sisa Halloween?"

"Ada kejadian yang sangat menarik, John"

Pensiunan tentara itu menghela nafas karena Sherlock tak menjawab pertanyannya "Ya?" Katanya "Kejadian apa itu?"

"Jika ada seseorang yang tertawa setelah sebuah ledakan yang menewaskan belasan orang, siapa menurutmu orang itu?"

John memutar matanya lantas meletakkan novel yang sedang ia baca "Sudah pasti dia pelakunya"

"Tapi kenapa dia tertawa? Bukannya melarikan diri atau bersembunyi?" Kata Sherlock, melamun kearah jendela.

"Mungkin dia gila, psikopat, atau semacamnya"

"Bagaimana jika dia tidak membawa alat peledak atau pemicu?"

"Apa?"

"Lalu setelah itu orang-orang aneh tiba-tiba muncul dari udara, dan menangkap pria yang tertawa tadi."

John tersenyum "Berarti aku benar kalau dia memang pelakunya, tunggu, kau bilang muncul dari udara?"

"Mereka mengatakan tentang mengejar seseorang dan mengkhianati sebuah keluarga"

John menegakkan punggungnya "Apa yang sebenarnya coba kau katakan, Sherlock?"

"Kau tau apa itu Azkaban?"

"Sherlock!"

Detektif nyentrik itu melompat berdiri, mengambil sebatang rokok dari kotaknya lantas menyulutnya "Ada komunitas yang selama ini hidup di dekat kita tanpa kita sadari, John" katanya.

Sementara temannya menggeleng seolah lelah dengan sikap Sherlock.

"Aku tadi baru pulang dari rumah klien, saat dijalan aku melihat dua orang sedang kejar mengejar. Si target bertubuh gempal dan pendek, sedangkan si pengejar bertubuh jangkung dan kurus -keduanya memegang sesuatu seperti tongkat ramping yang panjangnya sekitar 30-40 cm.

Pada awalnya aku ingin membantu menangkap si target, tapi aku belum sempat melakukan apa-apa ketika ledakan itu tiba-tiba terjadi -beruntung sekali aku tidak jadi mendekat, John! Belasan orang menjadi korban, orang-orang yang masih selamat segera berlari dari sana.

Tapi aku tidak, aku masuk ke toko roti dan mengamati situasi dari sana. Si target yang gempal tadi menghilang, bahkan saat aku melihat jasad-jasad yang masih terlihat -dia tidak ada diantaranya. Sedangkan si pengejar berdiri disana, lalu tertawa terbahak-bahak."

John kali ini tidak menginterupsi, maka Sherlock melanjutkan kisahnya.

"Kemudian ada segerombolan orang berjubah muncul, salah satu dari mereka memanggil si pengejar dengan nama 'Black' kemudian menuduhnya sebagai pelaku kejadian itu dan pengkhianat sebuah keluarga. Salah satu dari orang-orang itu menemukan potongan jari manusia, John, dia langsung mengenali kalau jari itu adalah milik target gempal tadi, dan nama target itu adalah Pettigrew.

Dari situ aku bisa menangkap kesimpulan mereka, bahwa tubuh si target gempal tadi telah hancur karena ledakan yang dibuat si Black dan hanya tersisa potongan jari nya saja."

"Lalu apa yang kau lakukan?" Tanya John.

"Aku menunggu waktu mereka memeriksa daerah itu, salah satu dari mereka memerintahkan agar jika menemukan Muggle mereka harus menghapus ingatannya-"

"Menemukan apa?" Potong John.

"Muggle"

"Apa itu Muggle?"

"Aku tidak tau"

"Oh, lanjutkan"

Sherlock mendelik tidak suka karena ceritanya di interupsi sebelum selesai "Mereka juga akan memanipulasi ingatan Muggle bahwa ledakan itu hanya sebuah ledakan gas biasa.

Mereka tidak menemukanku karena aku membuat toko roti tempat ku bersembunyi seolah-olah sedang tutup. Setelah mereka benar-benar pergi -dengan membawa Black, aku keluar dan memeriksa bekas ledakan itu. Namun tak lama, Lestrade dan pasukannya datang, aku tidak banyak bicara dengannya dan langsung pulang."

John mengerjap setelah mendengarkan kisah sahabatnya "Tidak biasanya kisahmu dipenuhi lubang pertanyaan seperti ini, Sherlock" katanya.

Sherlock menghembuskan asap rokoknya "Dan apa saja kah lubang pertanyaan itu, sobat?"

"Apa itu Muggle?"

"Aku kan tadi sudah bilang kalau aku tak tau"

"Tidakkah kau punya dugaan?"

Sherlock tersenyum "Tentu saja aku punya" katanya "Sebelum itu, mari kita perhatikan orang-orang aneh itu dulu. Mereka memakai jubah, menggunakan tongkat aneh -yang kuasumsikan sebagai senjata, tiba-tiba muncul tanpa terdengar derap langkahnya meskipun jumlahnya banyak, dan bisa membuat ledakan tanpa bom. Menurutmu apa kira-kira yang seperti itu, John?"

John memiringkan kepalanya saat berpikir, kemudian menjawab "Penganut satanis? Pesulap?" melihat Sherlock masih mengangkat alisnya, John melanjutkan tebakannya "Penyihir?"

"Yang terakhir adalah yang kupikirkan" jawab Sherlock "Tapi, John, penyihir itu tak pernah ada, bukan? Baiklah, kita kesampingkan dulu itu, jika mereka memang penyihir, dan harus menghapus ingatan Muggle, itu artinya Muggle adalah sebutan mereka untuk yang bukan penyihir, sebutan mereka untuk kita."

John mengangguk-angguk "Lalu apa yang kau rencanakan sekarang?"

"Aku penasaran sekali, John" jawab Sherlock "Karena aku tidak yakin kalau Black itu bersalah."

"Bagaimana kau bisa berpikir begitu?"

Sherlock mengeluarkan jari Pettigrew yang tadi ia curi dari TKP.

"For God Sake, Sherlock!" Teriak John "Kau membawanya pulang!"

"Sebagai seorang ahli bedah, katakan pendapatmu tentang ini, Dokter."

John memeriksa potongan jari yang darahnya mulai mengering itu, mencoba mencari sesuatu yang membuat sahabatnya tertarik dan akhirnya ia menemukannya "Potongannya terlalu rapi, ini tidak mungkin disebabkan oleh ledakan!"

Kini giliran Sherlock yang mengangguk-anggukkan kepala "Kalau begitu apa yang sebenarnya terjadi?"

John mengelus dagunya sambil menatap lantai ketika berkata "Mungkin saja-" namun ia belum sempat mengemukakan kesimpulannya ketika Sherlock tiba-tiba mendekatinya sambil menempelkan telunjuk ke bibirnya disertai desisan -dia sudah mematikan rokoknya.

"Ada orang dibalik pintu" bisik Sherlock.

"Lestrade? Ataukah Gregson?" Tanya John.

"Tidak keduanya, dia bukan polisi" kemudian Sherlock berkata lebih keras "Silahkan masuk! Pintunya tidak dikunci."

Pintu ruangan mereka terbuka, dan tampaklah oleh mereka sesosok orang tua berusia sekitar 90 tahun -namun masih terlihat berenergi, hidungnya bengkok seolah pernah patah setidaknya dua kali, di atasnya bertengger kacamata berbentuk bulan separo, janggutnya yang keperakan panjang sekali, dia memakai jubah aneh berwarna ungu dengan motif bulan bintang, serta sepatu bot bergesper dengan hak tinggi, dia juga memakai topi aneh di kepalanya, serta matanya yang biru dibalik kacamata bulan separo itu berbinar-binar ketika melihat dua orang didepannya.

John mengernyit dan berbisik "Sejak kapan orang itu ada disini, Sherlock?"

"Sejak kau berteriak tentang jarinya" bisik si detektif.

Sementara orang asing itu masih berdiri di ambang pintu, John merogoh semua kantongnya dan menemukan beberapa keping uang receh, dia lantas mendekati orang itu dan mengulurkan koin nya sambil menengok keluar dan bergumam "Bagaimana pengemis bisa masuk? " Kemudian ia berteriak "Mrs. Hudson! Ada pengemis di atas sini!"

Tiba-tiba orang asing itu menyaut "Sir, kalau yang anda maksud adalah nyonya yang membukakan pintu" suaranya sangat halus dan tenang "Saya rasa dia masih sedikit kebingungan dan belum bisa diajak mengobrol."

John mengerutkan dahinya "Apa maksud Anda? Apa yang telah Anda lakukan kepada Mrs. Hudson?!"

Orang asing itu tak menjawab, maka John buru-buru melewatinya untuk turun kebawah tapi..

"Tunggu, John!" Sherlock memanggilnya "Tak perlu kebawah, induk semang kita baik-baik saja."

"Tapi- Sherlock-"

"Lagipula tamu kita ini bukan seorang pengemis"

John masuk ke ruangan lagi dan berhenti disamping sahabatnya "Lalu siapa dia?"

Sherlock menatap orang asing itu dengan pandangan penuh ketertarikan seolah si orang asing adalah objek penelitian yang sangat menarik.

"Dari yang terlihat kasat mata, sobat, jubah yang dia pakai punya kemiripan dengan orang-orang yang aku lihat di kejadian tadi, hanya saja jubah mereka tak memiliki motif bulan-bintang seperti Tuan ini. Janggutnya yang panjang dan putih menunjukkan usianya, dan tongkat yang ia sembunyikan di lengan bajunya menegaskan kalau dia memang salah satu dari mereka."

Orang asing itu tersenyum, tadi dia mengikuti pandangan Sherlock ketika dia mengemukakan pendapatnya. Dan kini, orang asing itu menarik tongkat yang memang benar ia sembunyikan di lengan bajunya.

"Perkenalkan Mr. Holmes, Dr. Watson" kata orang asing itu "Nama saya Albus Dumbledore."


tbc :)

Continue Reading

You'll Also Like

2.9K 300 22
Menjauh atau mendekat? Menolak atau menerima? Kehidupan Nami berubah semenjak Luffy adik kelasnya tiba-tiba datang dan bilang bahwa dia ingin Nami me...
257K 6.8K 86
Naruto (ナルト) adalah sebuah serial manga karya Masashi Kishimoto yang diadaptasi menjadi serial anime. Manga Naruto bercerita seputar kehidupan tokoh...
1M 86.3K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
8K 418 10
Cerita ini mengisahkan tentang seorang asisten ilmuan ditahun 1910 yang terjebak di tahun 2015 dan berusaha untuk kembali ke tahun 1910.