Reki yang sedang lembur di kantor auto kaget saat mendapati ruangan tim konsultan masih terang benderang saat ruangan lain di kantor mereka sudah gelap gulita.
Sambil merapal ayat kursi dalam hati dan berharap nggak disautin balik sambil dibilang, "Tajwidnya salah hihihi~"
Reki mengintip ke dalam ruangan melalui kaca pintu ruangan itu. Di dalam sana, Reki dapat melihat Hani tengah duduk di balik mejanya. Reki pun buru - buru membuka pintu ruangan sambil berkata, "Hani apa bukan?"
"Astaga, Bang! Kaget woi!" Hani auto kaget juga gara - gara Reki masuk tiba - tiba.
"Ya abis elo ngapa dah duduk sendirian disini?"
"Gue lembur." Hani menunjuk tumpukan file di depannya.
"Buset, lo mau bikin RAB berapa proyek? Kayanya gue nggak ngasih lo kerjaan sebanyak ini deh?"
"Bang. ."
"Apa?"
Hani diam sejenak. Si cantik itu tampak ragu dengan apapun yang ingin dikatakannya.
"Kenapa lo?" Tanya Reki lagi.
"Bang. . Gue. . Kayanya mau resign deh. ."
"Lah? Sekonyong - konyong resign? Coba, coba sebutin dulu keluhan lo apa?"
Hani menggelengkan kepalanya. Sumpah, timnya sekarang itu tuh kaya tim terbaik yang dia bisa minta. Jadi nggak mungkin Hani resign karena alasan ketidaknyamanan di tempat kerja. Tapi. .
"Nggak. . Gue nggak ada keluhan apa - apa. ."
"Terus?"
"Nggak. . Nggak. . Lupain aja, Bang!"
"Genta?" Tebak Reki.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Genta - Hani tuh pernah se-iconic Justin - Selena di kantor.
Alih - alih menjawab, Hani hanya menghela napasnya. To be honest, dia cuma lagi ngerasa sucks aja karena dia masih belum bisa benar - benar melupakan Genta. Meanwhile, Genta kayanya udah siap banget untuk buka buku baru.
"Nggak keren banget ya gue, Bang?" Ucapnya kemudian.
Reki menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Nggak semua orang bisa cepet move on kok. Santai aja."
"Tapi, kalau lo butuh bantuan, gue siap membantu."
"Bantuan? Bantuan apa emangnya?"
"Bantuan buat move on?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat pagi dan 😏😏😏
Hmmm Bang Reki 😏
I see you Bang ekeke
Terima kasih sudah mau membaca
Much love
Iusernem