You're My Antidote | Lucas...

By Yuan_Le_Le

24.5K 3.8K 570

Setelah satu tahun berlalu, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Lucas Wong. Dia awalnya ad... More

0
1
2.
3
4
5
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
0.2
Side story 1
Side Story 2

30

328 62 12
By Yuan_Le_Le

Mimpi atau kenyataan?

140621

....

"Qi'er...."

Tidur Yuqi terusik oleh suara ini. Terdengar seperti milik seorang wanita. Begitu familiar. Matanya perlahan terbuka. Dia melihat sesuatu yang tidak asing. Tapi itu bukan kamarnya di apartemen dan juga bukan kamar Lucas. Jika tidak salah, itu adalah kamarnya di masa lalu. Tapi bagaimana dia bisa berada di sana? Bukankah rumahnya yang dahulu telah dijual?

Perlahan dia bangun. Menyandarkan tubuh di sisi tempat tidur, dia mulai mempelajari situasi sekitar. Lemari, meja belajar, lantai serta dinding, tidak salah lagi, itu benar-benar kamarnya di rumah lamanya. Bagaimana dia bisa sampai di sana? Siapakah yang membawanya? Berbagai pertanyaan mulai memenuhi kepalanya.

Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Wajah seorang wanita yang dia lihat. Tunggu. Dia bisa melihat wajah? Mata, hidung, bibir, alis, dia bisa melihat semuanya? Dia tidak percaya ini. Apakah dia sedang bermimpi? Dia bisa melihat wajah sekarang? Apakah Tuhan telah mengabulkan doanya?

“Sudah bangun?" Mendengar suara ini, rasa bahagianya digantikan oleh rasa bingung. Siapakah wanita ini? Tapi dari suaranya, dia mengenalinya. Tapi siapa? Tiba-tiba dia teringat sesorang? Wanita itu, apakah dia ibunya? Tapi bukankah ibunya sudah lama meninggal?

“Cepat mandi dan turun ke bawah untuk makan.” Selesai mengatakan ini, wanita itu langsung berbalik.

“Tunggu.”

Wanita itu memutar tubuhnya. "Ada apa?"

"Apakah.... Kau ibuku?" Dia ragu mengatakan ini.

Mendengar pertanyaan Yuqi, wanita itu tampak tersenyum dan hampir tertawa. "Ada apa denganmu? Apakah kau masih belum sadar? Tentu saja aku ibumu." Dia menggeleng.

Mendengar kata-kata ini, Yuqi tidak bisa tidak terkejut. Ibunya? Bukankah ibunya sudah lama meninggal? Apakah dia sedang bermimpi? Tapi.... Kenapa begitu nyata? Apakah dia kembali ke masa lalu?

"Cepat mandi." Wanita yang mengaku sebagai ibunya itu hendak memutar tubuhnya.

"Tunggu." Yuqi dengan cepat turun dari ranjang. Dia setengah berlari menuju ibunya. Dia kemudian memeluknya.

Ibu tampak terkejut. "Hei, ada apa?"

Yuqi diam. Hidungnya terasa masam. Setelah sekian lama, dia akhirnya bisa melihat wajah ibunya. Betapa bahagianya dia. Meskipun jika yang dialaminya saat ini hanya mimpi, dia tetap merasa bersyukur.

"Tidak ada. Aku hanya merindukanmu." Dia benar-benar begitu merindukan ibunya. Dia ingin memiliki waktu lebih banyak dengannya.

"Ibu juga merindukanmu, sayang." Ibu membalas memeluk Yuqi. Tak lama, pelukan dilepas. Ibu menyelipkan anak rambut Yuqi ke belakang telinga. Ditatapnya Yuqi dengan sebuah senyuman.

Yuqi membalas tatapan ibunya. Wajah cantik di depannya, sangat indah untuk dilihat. Dia tidak tahu apakah itu yang disebut cantik? Tapi dia tidak peduli tentang itu. Yang terpenting sekarang, dia bisa melihat wajah ibunya. Dia sangat bersyukur.  Akhirnya Tuhan  mendengar doanya selama ini. Dia benar-benar bisa melihat wajah orang yang dicintainya.

"Sekarang ayo mandi. Ayah dan kakakmu sudah menunggu di bawah."

Mendengar ayah dan kakak disebutkan, Yuqi menjadi begitu bersemangat. Ayah dan kakaknya juga ada? Dia benar-benar ingin melihat wajah mereka.

"Ibu tunggu di bawah." Selesai mengatakan ini, ibu pergi.

Yuqi yang begitu bersemangat, langsung menuju kamar mandi. Dia tidak sabar ingin melihat wajah kakak dan ayahnya.

Selesai mandi, Yuqi langsung turun ke bawah untuk makan. Di ruang makan, dia melihat keluarganya berkumpul. Ada ayah, ibu dan juga kakaknya. Hidungnya tiba-tiba terasa asam. Dia akhirnya bisa melihat wajah mereka sekarang.

"Yuqi, kenapa hanya berdiri si sana? Ayo datang dan makan." Suara Ayah mengagetkannya. Dia buru-buru mengusap hidungnya kemudian mendatangi meja makan.

Dia mengambil tempat duduk di samping kakaknya. Ibu langsung mengambilkan nasi sementara dia mengamati wajah kakaknya. Wajah kakaknya cukup menarik, tapi dia tidak tahu apakah itu yang disebut tampan? Karena baru kali ini dia melihat wajah pria.

"Kenapa kau terus memperhatikanku?" Karena terus diperhatikan, kakaknya akhirnya bertanya. "Apakah aku terlihat tampan?"

"Iya. Sangat tampan." Meskipun dia tidak tahu definisi tampan, tapi karena wajah kakaknya menarik menurutnya, jadi dia menganggap kakaknya tampan.

"Akhirnya kau mengakui ketampananku."

"Nah, berhenti bicara. Ayo makan." Ibu menyodorkan piring yang langsung disambut oleh Yuqi.

"Terima kasih bu."

Ibu menjawab dengan senyuman.

"Nah, makan ini." Ayah memberikan daging untuk Yuqi. "Kau harus makan yang banyak."

Yuqi mengangguk. Dia diam-diam menahan air matanya karena terharu. Setelah sekian lama, dia akhirnya bisa melihat wajah orang yang selalu memberinya daging. Meskipun wajah ayahnya tidak bisa dibandingkan dengan kakaknya, tapi dia tetap bersyukur bisa melihat wajah ayahnya.

....

Baru setengah Yuqi  menyantap sarapannya, tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil di luar.

"Itu pasti Lucas."

Mendengar kata-kata Ayah, Yuqi terkejut. "Lucas?"

"Iya."

"Kenapa? Apakah kau sudah lupa dengan pacarmu?"

Yuqi tidak menghiraukan perkataan kakaknya. Dia langsung berlari keluar. Dia sangat ingin melihat wajah Lucas. Apakah itu lebih tampan dari kakaknya?

Di luar, seseorang berdiri bersandar di pintu mobil. Dia memainkan kakinya sambil menunduk. Perlahan Yuqi mendekatinya.

"Lucas...."

Pria itu spontan mengangkat wajahnya. Dia kemudian tersenyum. Yuqi terkejut melihatnya. Wajah itu. Itu dua kali lipat lebih tampan daripada kakaknya. Seperti kata Mo Ren, dia memiliki alis tebal, mata yang besar, hidung mancung, bibir tebal dan rahang yang kokoh. Benar-benar sempurna. Meskipun dia memiliki kulit yang lebih gelap daripada kakaknya, tapi dia tetap jauh lebih tampan dari kakaknya.

Lucas mengerutkan kening melihat ekspresi Yuqi.

"Ada apa?"

Yuqi tidak menjawab. Dia berlari menghampiri Lucas dan langsung memeluknya begitu erat.

"Ada apa?"

"Akhirnya aku bisa melihat wajahmu. Aku sangat senang." Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya ini.

Lucas tersenyum. Dia mengelus rambut Yuqi kemudian berbisik. "Selamat."

....

"Bi bip bi bip...."

Mata Yuqi seketika terbuka. Matanya langsung tertuju pada jam weker yang berbunyi. Dia segera mematikan kemudian bangun. Dia tidak langsung turun dari ranjang. Dia duduk dan memikirkan yang baru saja terjadi. Sepertinya dia baru saja bermimpi bisa melihat wajah. Jujur, dia merasa sedikit kecewa. Ternyata yang dialaminya hanya mimpi. Tapi setelah memikirkannya lagi, dia merasa sangat bersyukur. Meskipun dalam mimpi, tapi akhirnya dia bisa melihat wajah keluarganya dan juga Lucas.

Berbicara tentang Lucas, dia harus membangunkan Lucas dan menceritakan mimpinya. Dengan segera, dia turun dari ranjang dan menuju pintu utama. Setelah keluar dari apartemennya, dia langsung menuju lift. Sekitar lima menit, dia sudah sampai di depan apartemen Lucas. Mulanya dia hendak mengetuk, tapi dia sadar Lucas tidak pernah bangun sebelum dia bangunkan, jadi dia memilih langsung masuk.

Begitu dia masuk, dia dikejutkan oleh suara erangan wanita. Jenis erangan ini tidak wajar. Ini bukan erangan kesakitan, tapi erangan penuh kenikmatan. Suara itu terdengar beberapa kali diselingi suara kecupan. Pikirannya mulai dipenuhi hal-hal negatif. Kenapa suara-suara seperti itu ada di apartemen Lucas? Apakah Lucas....

Tidak ingin terus bertanya-tanya, dia segera mencari asal sumber suara. Semakin dia dekat dengan suara itu, jantungnya semakin tidak karuan. Apalagi mengetahui sumber suara itu dari kamar Lucas, tubuhnya seketika menegang. Dengan langkah menggetar, dia menghampiri pintu kamar Lucas. Pikirannya benar-benar kacau. Apakah dibalik pintu adalah Lucas? Jika iya, bukankah itu berarti.... Tidak. Itu tidak mungkin. Dia mencoba berpikiran positif. Perlahan dia putar hendel pintu. Ketika mendorongnya, dia menutup mata.

Pintu terbuka. Dia perlahan membuka matanya. Matanya mulanya menyipit, tapi tak lama kemudian melebar setelah melihat adegan di ranjang. Dua orang saling tumpang tindih tanpa sehelai benangpun. Dia spontan menutup mulutnya. Dia menggeleng. Dia tidak percaya itu. Lucas, bagaimana bisa dia melakukan itu. Perlahan dia mundur. Dia kemudian berbalik dan segera berlari.

Dengan air mata yang telah membasahi pipi, dia segera menuju apartemennya. Sesampainya di apartemen, dia segera menutup pintu dan bersandar di sana. Dia menggeleng. Dia masih tidak percaya dengan yang dia lihat. Itu pasti mimpi. Orang di ranjang itu pasti bukan Lucas. Pasti. Dia akan memastikan lagi bahwa dia salah lihat.

Dia usap air matanya sebelum kemudian membuka pintu. Tapi belum sempat dia melangkah, dia dikejutkan oleh dua orang yang berdiri di depan pintu. Seorang pria dan wanita. Dilihat dari postur tubuh si pria, itu menunjukkan bahwa itu adalah Lucas.

"Lu Lucas...." Suara Yuqi menggetar. Dia berharap pria berbalut baju tidur di depannya bukanlah Lucas.

"Yuqi, mari kita putus."

Kata-kata ini, seperti seember es yang dijatuhkan di kepalanya. Begitu dingin hingga membekukan pikirannya. Suara itu, bukankah itu suara Lucas? Tapi kenapa dia tiba-tiba mengajaknya putus?

"Lucas, apa yang baru saja kau katakan? Kau pasti bercanda, kan?"

"Aku tidak bercanda. Mari kita putus. Hubungan kita sampai di sini saja." Suara Lucas terdengar dingin.

"Ta ta tapi kenapa? Apakah...." Dia melihat wanita di samping Lucas. Wanita itu bergelayut manja di lengan Lucas. Di lehernya tampak corak berwarna merah. Dia tahu itu bekas kecupan. Memikirkan Lucas mengecup wanita itu dan bahkan tidur dengannya, air matanya kembali lolos.

"A apakah karena dia?" Yuqi kembali menatap Lucas.

"Iya. Bersamamu itu hanya main-main. Sekarang aku telah bosan denganmu. Jadi sebaiknya kau pergi dari hidupku."

Yuqi menggeleng. Dia tidak percaya itu. Dia tidak akan pergi dari kehidupan Lucas. Dia mencintainya. Dia ingin selalu bersamanya.

"Tidak. Tolong jangan katakan itu Lucas." Dia meraih tangan Lucas, tapi Lucas segera menepisnya. Dia terkejut. Tangannya tergantung di udara.

"Jangan muncul di hadapanku lagi. Aku muak." Setelah mengatakan ini, Lucas berbalik.

"Lucas, kumohon jangan pergi." Yuqi meraih tangan Lucas, tapi kali ini wanita itu yang melepaskannya. "Apakah kau tuli? Lucas bilang jangan muncul di hadapannya lagi. Jadi lebih baik kau menyingkir."

Mendengar suara ini, Yuqi tidak tahan untuk tidak terkejut. Dia mengenali suara itu. Bukankah suara itu milik....

"Jenifer?" Dia menggetar menyebut nama ini. Berharap tebakannya salah.

"Itu aku. Ada apa? Terkejut?"

Yuqi jelas terkejut. Matanya bahkan sedikit terbelalak. Bagaimana bisa wanita itu adalah Jenifer. Bukankah Lucas selalu menentang Jenifer?

"Kau... bagaimana bisa?"

"Tentu saja itu mungkin. Sejak awal aku dan Lucas adalah pasangan. Kami membuat taruhan. Jika dia berhasil mendekatimu, maka dia bisa tidur denganku. Tidak menyangka kau begitu mudah untuk didekati."

Mendengar ini, Yuqi menggeleng tidak percaya. Air matanya mengalir deras. "Tidak! Kau pasti berbohong." Dia tidak percaya Lucas akan melakukan hal itu padanya. Dia menatap Lucas dan meraih tangannya. "Lucas, katakan itu hanya kebohongan. Kau tidak mungkin melakukan hal itu padaku, kan?"

"Ck! Lepaskan!" Tangan Yuqi kembali dihempaskan. "Dengar ya, sudah kukatakan sebelumnya, aku hanya bermain-main denganmu. Dari awal sampai akhir, aku tidak pernah mencintaimu."

Begitu kalimat terakhir disebutkan, Yuqi sedikit linglung. Dia mundur selangkah. Dia merasa seseorang telah melempar kepalanya dengan bongkahan batu. Begitu menyakitkan hingga dia tidak bisa berpikir dengan benar.

"Sekarang semuanya telah jelas. Akulah kekasih Lucas. Jadi segeralah menyingkir. Jauhi Lucas sebelum hidupmu kubuat menderita." Suara ini berbisik di telinga Yuqi sebelum akhirnya bahunya didorong.

"Ayo honey, kita lanjutkan lagi."

Menyadari dua orang akan pergi, Yuqi kembali ke akal sehatnya. Dia segera menahan mereka. Dia masih tidak percaya dengan semua kata-kata yang dia dengar. Mereka pasti sedang mengerjai, kan?

"Lucas... jangan pergi. Aku tahu kau sedang mengerjaiku, kan? Semuanya tidak benar, kan?" Dia meraih tangan Lucas.

"Ck. Wanita jalang ini!" Tubuhnya didorong. Dia hilang keseimbangan hingga terjatuh.

"Dengar, jangan pernah ganggu aku lagi!"

Dia tidak percaya ini. Dia tidak bisa mempercayainya. Lucas, bagaimana bisa dia berubah begitu cepat.

"Lucas.... Aku mohon jangan pergi. Jangan seperti ini padaku." Dia menatap punggung dua orang yang terlihat kabur. Tangisnya semakin menjadi-jadi. Mungkin, seharusnya, dia tidak pernah membelikan sepatu itu untuk Lucas.

....

180821
6:21 pm

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 1.2K 19
Status : On Going Beda dari yang lain. Singkat saja ini kisah percintaan seorang gadis bernama Nefa Aireel Havika yang memiliki paras cantik, imut se...
525K 45.1K 64
"Gue dijodohin sama orang yang nggak gue suka!" -kdy & cyj
219K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
4.3M 211K 59
Sudah terbit. Tersedia di Google play store. *SEBELUMNYA TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG SUDAH MENDUKUNG DAN MENSUPORT KARYA SAYA, HINGGA BISA BERADA DI...