The Light in The Dark #2015

Von aalyazzh

577 170 0

Orang - orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah. Walau banyak lika - likunya. Apa itu benar? Aku... Mehr

#0.0 Prolog
#0.1 The Balance Class
#0.2 Cast Visual
#1. The Night View
#3. Joshua's Dark Side
#4. His Wound
#5. About Ren
#6. D-x Ex-D
#7. Joshua's Family
#8. Something Goes Wrong
#9. The End of First Semester
#10. Anxiety, Bullying, and Violence
#11. Ren's Past
#12.1 The Day
#12.2 The Day -Behind-

#2. The Truth about Baekho's Dark Side (+ Youngmin)

35 13 0
Von aalyazzh

"Cih, beraninya kalian nantangin kami!" seru seseorang sambil mengambil sebuah balok kayu dan mengayunkannya ke arah lelaki lain.

Beruntung lelaki itu bisa menghindar. Namun, sayangnya tidak sepenuhnya menghindar. Dahinya sedikit tersabet balok kayu itu membuat sedikit luka di sana. Belum lagi, serangan itu ternyata membuat dirinya terjatuh karena pergerakan yang tiba – tiba.

PRIIIIT!

Suara peluit membuat kegaduhan di bawah jembatan itu seketika menghilang. Semua orang terdiam karena terkejut mendengar suara itu.

"MUNDUR MUNDUR!" seru seseorang.

Beberapa orang mulai melempar kayu dan pipa yang mereka bawa lalu pergi meninggalkan beberapa orang lagi. Lelaki yang tadi tersabet balok kayu menghela napas. Jika tidak karena bunyi peluit itu, sepertinya kepalanya akan bocor.

"Dongho! Lo gapapa?" tanya lelaki lain. Baekho, lelaki yang dahinya tersabet itu menoleh dan mengangguk pelan.

"Cuma luka kecil. Gue gapapa, Youngmin," jawab Baekho membuat Youngmin menunduk dan mencoba memeriksa luka tersebut.

"Ayo balik ke bengkel. Gue obatin di sana," ucap Youngmin sambil membantu Baekho untuk bangkit.

Sembari bangkit, Baekho mengedarkan pandangannya. Ia tidak menemukan polisi yang datang atau orang lain di sekitar tempat itu. Baekho mengernyit bingung.

Tadi itu apa?

Pagi itu Joshua tengah fokus dengan buku gambar miliknya. Kemarin Jonghyun mengumumkan bahwa gambar yang dilukis boleh gambar gabungan atau membuat gambar lain, sehingga kelompoknya pun melanjutkan plan A mereka. Karena dasarnya adalah gambar milik Joshua, ia pun mengajukan diri untuk mengonsep ulang gambar mereka.

"Mau gue bantu, Josh?" tanya Baekho membuat Joshua menoleh ke sampingnya.

"Gausah, Ho. Bentar lagi beres. Tinggal nambahin rasi bintang yang digambar Ren," balas Joshua.

"Yaudah. Gue mau ke atap," ucap Baekho sambil bangkit dari bangkunya. Joshua mengernyit.

"Mabal lagi?" tanyanya. Baekho menangguk.

"Gue ngantuk. Udah ya," jawab Baekho sambil berjalan keluar kelas.

Joshua menatap laki – laki itu. Baekho memang sering sekali mabal. Dan hanya di satu waktu, yaitu di pelajaran pertama alias jam pertama dan kedua. Terkadang Joshua mengernyit, jika memang ingin mabal untuk apa ia masih masuk ke dalam kelas? Ya, Baekho memang tidak pernah telat. Bahkan ia selalu datang 30 menit sebelum masuk sekolah. Padahal ia bisa saja baru datang di jam ketiga dan keempat jika memang tidak ingin masuk jam pertama dan kedua bukan?

"Josh, beres gambarnya?" tanya Sowon sambil duduk di bangku Baekho. Joshua mengalihkan pandangannya ke Sowon.

"Dikit lagi nih tinggal nambahin rasi bintang yang digambar Ren," jawab Joshua mengulang apa yang ia ucapkan pada Baekho. Sowon mengangguk.

"Burung hantu yang gue gambar ga nyusahin kan?" tanya Sowon membuat Joshua terkekeh.

"Santai aja. Saya buatnya kaya gini gapapa kan?" tanya Joshua sambil menyerahkan gambarnya. Sowon menerimanya dan meneliti gambar Joshua.

"Ih! Gapapa banget! Malah jauh lebih bagus dari yang gue bikin," seru Sowon senang. Joshua tersenyum kecil.

Selanjutnya ia kembali menggambar rasi bintang sembari ditemani oleh suara Sowon. Perempuan itu bercerita banyak hal padanya. Kucing yang ia temukan di pinggir jalan, seorang anak kecil yang memakan es krim yang terlihat sangat enak, dan sebagainya. Joshua hanya tersenyum menanggapinya. Terkadang ia terkekeh kecil.

"Eh, kemarin gue nemu mie cup enak loh, Josh. Lo harus coba! Terus dimakan di minimarketnya. Beuh enak banget!" celetuk Sowon membuat Joshua menoleh.

"Kamu sering makan mie cup di minimarket?" tanya Joshua. Sowon menanggguk.

"Gue sering liat di drama – drama gitu, kaya yang enak. Anak – anak lain juga suka ngejekin gue gegara belum pernah nyoba makan mie di minimarket. Jadi gue cobain deh. Eh beneran enak! Gue sampai ketagihan," jawab Sowon sembari menyengir. Joshua mengangguk – angguk kecil.

"Lo belum pernah ya?" tanya Sowon. Joshua menggeleng membuat Sowon membelalak.

"YAAMPUN! LO HARUS NYOBAIN, JOSH!" seru Sowon sambil menggebrak meja Joshua membuat si empunya terkejut. Untung saja Joshua sudah tidak menggoreskan pensilnya.

"Sowon! Jangan gebrak meja!" seru Nayoung membuat Sowon menoleh dan terkekeh malu.

"Sorry, Nay, hehe,"

Pandangan Sowon langsung menoleh kembali pada Joshua yang masih terkejut. Sowon kembali terkekeh pada Joshua dan meminta maaf. Joshua sendiri hanya menghela napas dan mengangguk.

"Kapan – kapan kita cobain ya! Gue traktir deh. Di minimarket depan kompleks lo aja biar deket," ucap Sowon.

"Emang rumah kamu dimana?" tanya Joshua.

"Em.. Ga jauh dari situ ko. Tapi bukan di kompleksnya," ucap Sowon. Joshua mengangguk.

"Pokonya ini janji ya. Jadi harus terlaksana. Yaudah gue balik ke bangku gue. Bye, Josh!" seru Sowon segera bangkit dan menjauh dari Joshua.

Joshua menatap kepergian Sowon. Ia dapat melihat perempuan itu kembali merusuh bersama Ren. Pandangannya pun ia alihkan pada langit di luar sana. Joshua menghela napas.

Bohong lagi..

Kriit...

Pintu penghubung menuju atap sekolah berdecit cukup keras. Padahal Joshua membukanya dengan perlahan. Lelaki itu melangkah keluar dan mengedarkan pandangannya mencari sosok laki – laki yang merupakan teman sekelasnya, Baekho. Ia menemukan lelaki itu terngah berbaring di salah satu sudut yang tidak terkena cahaya matahari. Joshua menghela napas dan menghampirinya.

Tidur Baekho terusik saat ia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Perlahan ia membuka matanya dan menemukan Joshua yang tengah menatapnya. Baekho kembali menutup matanya.

"Tumben lo mabal," celetuk Baekho.

"Udah jam istirahat, for your information," balas Joshua sambil duduk di samping Baekho. Baekho membuka matanya tersadar kalau ia sudah melewati dua pelajaran hari ini. Ia menghela napas.

Joshua menatap awan yang bergerak lembut. Di sini sangat sejuk. Pantas saja Baekho sering kabur ke sini. Joshua kembali merasakan terlepas dari belenggunya.

Joshua tidak repot – repot menoleh ke arah Baekho saat lelaki itu terbangun dan meregangkan tubuhnya. Lelaki itu masih betah melihat awan yang bergerak. Namun, tangan kanannya terulur dan membuat Baekho mengernyit bingung.

"Ngapain kasih gue plester?" tanya Baekho.

"Dahi kamu luka," jawab Joshua. Baekho lalu meraba dahinya. Ia sedikit meringis saat memegang bagian yang terluka.

"Peka aja lo," ucap Baekho sambil mengambil plester yang diberikan oleh Joshua. Joshua menghela napas.

"Bekas kesabet kayu kemarin ya?" tanya Joshua membuat Baekho menoleh kaget.

"Da-darimana lo tau?" tanya Baekho.

"Saya liat kemarin geng kamu berantem sama geng motor lain," jawab Joshua membuat Baekho terdiam. Seketika ia teringat dengan bunyi peluit yang entah darimana asalnya.

"Jadi yang bunyiin peluit kemarin itu lo?" tanya Baekho.

Sebagai jawaban Joshua mengeluarkan sebuah peluit dari saku celananya. Baekho mengerjapkan matanya.

"Ngapain lo di daerah sana malem – malem?" tanya Baekho.

"Pulang les," balas Joshua singkat sambil memasukan kembali peluit tersebut.

"Saya suka bawa ini kemana – mana. Saya gabisa berantem kaya kamu, jadi kalau ada apa – apa bisa saya bunyiin," tambah Joshua.

Baekho terkekeh melihat temannya satu ini. Mereka memang tidak sedekat itu, kenal saja baru. Tapi entah mengapa rasanya sudah seperti teman lama saja.

"Makasih, Josh," ucap Baekho yang dibalas dengan anggukan Joshua.

"Tapi kamu salah satu hal," tambah Joshua membuat Baekho menoleh.

"Yang peka sama luka kamu bukan saya. Tapi Yooa," ucap Joshua membuat Baekho terkejut.

"Yooa?" tanyanya.

"Iya. Yooa bilang tadi pagi liat dahi kamu luka, terus nitipin plester itu ke saya," ucap Joshua. Baekho terdiam, teringat akan kejadian tadi pagi.

Baekho tengah terdiam menunggu lampu hijau di suatu perempatan. Saat itu ia menemukan Yooa tengah terdiam gelisah menunggu bus tiba. Baekho menghela napas melihatnya. Saat lampu hijau sudah menyala, ia segera menjalankan motornya menuju perempuan itu.

"Naik," ucapnya.

"Dongho?" ucap Yooa terkejut.

"Naik. Gue ga berani jamin preman itu ga ngikutin lo hari ini," ucap Baekho membuat Yooa bungkam.

Akhirnya pagi itu mereka berangkat bersama. Baekho sedikit terkejut karena Yooa menyadari lukanya itu. Luka yang ia peroleh hasil bertengkar dengan preman yang biasa mengusik Yooa entah itu di pagi hari atau sepulang sekolah.

Kemarin malam sebenarnya bukan pertama kalinya Baekho bertengkar dengan preman itu, namun itu pertama kalinya mereka membawa teman – temannya hingga jatuhnya seperti tawuran antar geng. Baekho sering bertengkar dengan preman itu semenjak ia menolong Yooa dari terkaman preman tersebut di suatu malam. Padahal Baekho sudah mengancam preman itu, namun tetap saja ia mengusik Yooa.

Akhirnya Baekho meminta bantuan salah satu teman gengnya untuk mencari informasi tentang preman itu yang ternyata salah satu anggota geng urakan di lingkungan Yooa tinggal. Setelah teman – teman Baekho mengetahui permasalahannya, akhirnya mereka turut membantu untuk menyudahi terror itu. Berakhirlah dengan pertikaian semalam.

"Saya tau, semalam kamu bertengkar dengan preman yang suka ganggu Yooa," ucap Joshua membuat Baekho menoleh.

"Saya beberapa kali melihat kamu sedang adu mulut sama preman itu. Pertengkaran kemarin pasti karena ulah mereka kan?" ucap Joshua. Baekho mengangguk.

"Gue sama yang lain udah nyoba buat bicara baik – baik buat berhenti ganggu orang – orang di sana. Tapi, mereka ga terima dan akhirnya nyerang kami," jelas Baekho. Joshua mengangguk – angguk.

"Tapi kenapa lo ga ngira geng gue yang berulah? Dengan reputasi gue sebagai bad boy di sekolah ini?" tanya Baekho bingung.

"Saya tau kalian teman kerja di bengkel Ayah kamu. Kalian bukan geng motor seperti yang orang bilang. Youngmin juga sebenarnya bekerja di bengkel Ayah kamu kan?" ucap Joshua membuat Baekho terkejut.

"Kamu sebenernya murid biasa. Anak – anak aja yang keburu takut liat penampilan kamu. Sepertinya ada yang melihatmu sedang pergi bersama teman kerja kamu itu dan mengira kamu ikut satu geng motor,"

"Lalu, kenapa kamu suka mabal di pagi hari karena kamu lelah. Kamu kerja di bengkel bantu Ayah kamu. Di saat yang bersamaan kamu gamau bikin Ayah dan Ibumu khawatir soal kamu juga. Jadi kamu selalu berangkat pagi seperti biasa dari rumah dan memutuskan untuk melewati jam pelajaran pertama dan kedua untuk istirahat," jelas Joshua panjang lebar.

"Lo tau sebanyak itu? Youngmin yang ngasih tau?" tanya Baekho masih tidak percaya.

"Bukan. Saya pernah ke bengkel Ayah kamu buat servis motor. Di sana saya liat foto keluarga kamu. Sisanya nebak aja," jawab Joshua.

"Wah gila, gue beneran punya temen genius ya!" celetuk Baekho membuat Joshua terkekeh.

"Ah sebagai balasan lo udah nolongin gue kemarin. Pokonya kalau ada apa – apa lo bilang aja sama gue. Gue berhutang sama lo pokonya!" seru Baekho membuat Joshua tersenyum.

"Oke. Kalau kamu maksa," balasnya sambil tertawa.

"Sialan lo!"

"Mau kerja kelompok dimana?" tanya Ren sambil memegang papan.

"Mau di rumah Sowon ga? Takutnya kamu canggung karena perempuan sendiri," usul Joshua sambil menoleh ke arah Sowon.

"Duh rumah gue gaada tempat lapang buat ngelukis. Yang lain deh, gue gapapa ko," balas Sowon.

"Di rumah gue aja," usul Baekho sambil mengenakan tasnya. Joshua, Sowon dan Ren menoleh ke arahnya.

"Yaudah oke, biar cepet," kata Ren.

"Ren bareng saya aja. Biar gampang bawa papannya," ucap Joshua membuat Sowon menoleh.

"Ren bareng Baekho ajaa. Motor Baekho kan moge. Gue gabisa naik motor gituan. Biar gue yang bawa papannya," seru Sowon sambil mengambil alih papan yang di pegang Ren.

"Bisa bawanya?" tanya Joshua membuat Sowon mengangguk.

"Bisa ko. Udah ayoo!" seru Sowon sambil mulai berjalan dengan membawa papan yang cukup besar itu.

Baekho menghela napas melihatnya. Ia segera berjalan menyusul Sowon dan mengambil alih papan tersebut membuat Sowon terkejut.

"Gue bawa sampai parkiran," ucapnya.

"Wah, lo punya bengkel?" tanya Ren saat mereka sampai di rumah Baekho. Ia memandang ke arah bengkel yang berada di depan rumah Baekho.

Baekho melirik sekilas ke arah Ren sambil memarkirkan motornya. Ia dapat melihat Sowon dan Joshua juga menoleh ke arah bengkel tersebut. Baekho menghela napas.

"Iya, punya Ayah. Jangan kaget sama apa yang kalian liat nanti ya," ucap Baekho membuat ketiga temannya mengernyit. Ah tidak, hanya dua orang, Joshua pengecualian. Lelaki itu hanya terdiam.

"Dongho! Udah pulang? Tumben cepet, tau gitu barengan aja tadi!" seru seseorang saat mereka memasuki bengkel. Sowon dan Ren langsung terkejut.

"YOUNGMIN?!" seru mereka. Youngmin menoleh dan menyadari keberadaan Sowon, Ren, dan Joshua.

"O-oh," lelaki itu juga terkejut dan segera memandang Baekho. Baekho menghela napas.

"Biarin mereka tau,"

"Tunggu bentar! Gue proses dulu, gue bukan Joshua yang otaknya encer!" seru Ren sambil memegang kepalanya. Pusing.

Baekho menghela napas. Ia menoleh ke arah Joshua yang hanya terdiam sembari memandangi akuarium berisi ikan hias milik Ayahnya. Sesungguhnya ia masih heran karena Joshua bisa menebak semuanya dengan tepat. Apa otak temannya ini memang begitu encer?

"Jadi, Youngmin juga kerja di bengkel Ayah lo ini?" tanya Sowon.

"Iya gue kerja di sini. Gue tertarik sama hal – hal otomotif kaya gini," jawab Youngmin.

"Kalau gitu kenapa kalian ga sekolah di sekolah teknik aja?" tanya Ren bingung. Baekho menghela napas.

"Lo pikir biaya sekolah di sana murah?" ucapnya membuat Ren bungkam.

"Ih! Kalau gitu kenapa kalian ga nentang gosip – gosip di sekolah?!" seru Sowon.

"Biarin aja," balas Baekho.

"Gabisa gitu dong! Ga adil buat kalian!" seru Sowon.

"Gue juga pengennya menyangkal gosip itu, Won. Apalagi kalau inget Nayoung," ucap Youngmin pelan membuat teman – temannya menoleh ke arahnya.

"Rasanya gue jadi kembaran ga becus buat dia," ucap Youngmin sambil meringis.

"Nayoung tau soal ini?" tanya Sowon.

"Tau," tidak ini bukan suara Youngmin. Tapi Joshua. Jawabannya membuat teman – temannya menjadi menoleh heran padanya.

"Darimana lo yakin Nayoung tau?" tanya Youngmin. Ia sendiri merahasiakan semuanya dari Nayoung. Bagaimana lelaki itu tau?

"Menurut kamu kenapa dia gak pernah negur kamu pas tidur di jam pertama?" tanya Joshua.

"Karena dia acuh sama gue?" tebak Youngmin ragu.

"Karena dia tau kamu kelelahan. Saya yakin 100% dia pasti pernah ngikutin kamu dan liat kamu kerja di bengkel," jawab Joshua membuat Youngmin tertegun.

Mereka terdiam mendengar jawaban Joshua. Masuk akal juga. Secara Youngmin ini saudara kembarnya, mana mungkin Nayoung acuh pada saudara kembarnya sendiri.

"Ah, gue pernah tanya Nayoung soal lo, Min," ucap Sowon membuat Youngmin menoleh padanya.

"Gue pernah mau ngusik lo pas lagi tidur biar bangun tapi dilarang Nayoung. Pas gue tanya kenapa dia jawabnya kasian lo kecapean. Awalnya gue pikir lo emang sering begadang, tapi setelah denger yang dibilang Joshua bisa jadi Nayoung tau soal lo kerja di sini," jelas Sowon.

"Oh gitu," ucap Youngmin.

"Lo kalau mau pulang gapapa, Min. Lagian tadi ada Bang Ravi yang bisa handle kerjaan lo," ucap Baekho setelah melihat Youngmin yang terdiam.

"Ngobrol gih sama Nayoung. Gue yakin semenjak lo sibuk, kalian jarang ada waktu ngobrol," tambah Ren. Youngmin menghela nafas.

"Kalau gitu, gue izin dulu ya, Ho," ucap Youngmin yang dibalas anggukan oleh Baekho.

"Thanks,"

Additional Cast

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

246K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
274K 3.3K 77
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
336K 35.9K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
42.2K 3.3K 56
Ayoooo siapa yang dari kemaren nungguin season 2 nya MARIALINO. ini adalah kelanjutan dari MARIALINO, jangan lupa baca dulu yaa bagian cerita MARIALI...