Yes, Captain (The End)

By Tridewi18

5.4K 1.1K 370

Malas bett bikin deskripsi. šŸ˜“šŸ˜“šŸ‘ļøšŸ‘„šŸ‘ļø yang suka silahkan di baca don't plagiat Tar gw cipokk šŸ”ŖšŸ”Ŗ Thanks More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 (The End)
29 (Epilog)

17

113 34 10
By Tridewi18

Warning typo bertebaran 👀👀











Mansion Kim

Bayi mungil berusia setahun tengah di mandikan oleh seorang maid, bayi berjenis kelamin perempuan yang diberi nama Kim Na Yeon.

Aroma minyak telon dan taburan bedak khas bayi yang tiap pagi selalu menguar dari bilik mewahnya.

"Bibi, sudah selesai??" Tegur seorang wanita dengan memakai seragam khusus khas pramugari, berdiri di ambang pintu kamar bayinya.

"Sudah selesai, nona Suzy." Ucap sang maid lalu menggendong baby Na Yeon untuk diserahkan kepada sang ibu, Bae Suzy.

Yah wanita yang bergelar sebagai ibu si bayi Na Yeon adalah Bae Suzy, ia telah menikah dengan Kim Seokjin setahun lalu, buntut panjang saat keduanya berhasil di ciduk di motel. Bae Suzy awalnya berusaha untuk memberontak kepada orang tuanya, namun ia dipatahkan dengan sebuah ancaman dari ayahnya.

Bae Suzy dan Kim Seokjin menikah dengan keadaan terpaksa, tidak ada rasa cinta di hati mereka, bahkan bayi Na Yeon juga hasil dari hubungan seksual yang diakibatkan dalam keadaan mabuk berat.

"Na Yeon, eomma harus berangkat kerja lagi. Mungkin tidak akan bertemu denganmu selama seminggu, maafkan eomma yaa, tapi eomma janji akan mengambil cuti di Minggu depan khusus menemani Na Yeon." Ucap Bae Suzy sembari mencium gemash pipi bayi mungilnya.

Keduanya berjalan menuju ke depan mansion, tapi sesuatu terdengar keras dari pekarangan mansion.

Bae Suzy hanya menghela nafas, seolah sudah paham apa yang tengah terjadi, sudah menjadi kebiasaan rutin suaminya tentu saja. Pulang dinas dari luar negeri dalam keadaan mabuk, kebiasaan Kim Seokjin yang selepas landing dari pesawat akan menghabiskan waktu dengan teman pilot seprofesinya untuk minum alkohol di sebuah cafe Bar.

"Aishh, siapa yang letak Gucci keramik ini disini. Menyusahkan saja!!" Gerutu Kim Seokjin yang tanpa sengaja menabrak Gucci keramik bentuk gajah yang kini sudah pecah berantakan. Pandangan matanya berputar putar, efek mabuk belum juga hilang sepenuhnya

"Kau, selalu saja pulang dalam keadaan mabuk" ucap Bae Suzy dengan nada ketus.

"Bukan urusanmu, sialan!!" Bentak Kim Seokjin

"Bibi, tolong bawa Na Yeon ke dalam, aku harus segera berangkat kerja."Bae Suzy menyerahkan bayinya pada sang maid.

Berjalan cuek mengabaikan atensi suaminya, tidak ada kata harmonis di dalam rumah tangga mereka, hanya ada pertengkaran dan adu mulut setiap kali bertemu.

Bae Suzy menaiki mobil pribadi dan meninggalkan mansion mewahnya.

"Wanita itu, belagu sekali. Cihhh" gerutu Kim Seokjin, ia lalu melangkah dalam keadaan tak stabil untuk masuk kedalam rumah.

"Appa...appa..." Sahut baby Na Yeon yang berusaha mencari perhatian sang ayah.

"Diamlah!! Berisik sekali kamu seperti ibumu!!!" Bentak Kim Seokjin begitu kuat dan tangan kanannya hampir saja melayang mengenai bayi Na Yeon, beruntung sang maid refleks untuk menjauh dari majikannya.

Kim Seokjin mengabaikan bayinya, dan terus berjalan sempoyongan masuk ke dalam dan menuju ke kamar pribadinya, kamar yang terpisah dengan Bae Suzy, sama sekali tidak pernah tidur satu ranjang dengan istrinya selama ini.

Kim Seokjin merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya, menerawang atap atap langit kamarnya, tangan kanannya menggapai sesuatu di nakas sebelah kasur. Sebuah bingkai photo....

"Chagiya, aku merindukanmu...." Gumamnya sambil memeluk bingkai photo tersebut. Bingkai photo berupa photo dirinya dengan Shin Hye saat masih menjalin asmara di sekolah menengah.

Kim Seokjin dan Bae Suzy, sudah setahun lebih ini tinggal menjauh dari Korea Selatan atas perintah orang tua mereka, keduanya menetap di Tokyo, tanah kelahiran Kim Seokjin.

Dan mereka juga resmi menjadi pilot dan pramugari bekerja khusus di bandara internasional Haneda, di bawah naungan Japan Airlines.


************************************






Rumah Sakit Internasional, distrik Gangnam.

Area parkiran kendaraan.

"Terima kasih atas tumpangannya" ucap Kim Ji Won dengan seragam khusus seorang dokter, menundukkan wajahnya ke arah seseorang yang berada di kursi supir.

"Kau masih saja berbicara formal pada suamimu ini?? Meski pernikahan kita terbilang masih muda, tapi setidaknya jangan menganggapku seperti orang asing. Kita sudah saling mengenal sejak lama meski tidak pernah akur sekalipun tapi bukan berarti sikapmu menjadi lebih dingin padaku" pria yang berstatus sebagai suaminya menghela nafas berat.

"A-aku....minta maaf, tapi aku belum bisa menerima pernikahan ini...aku minta maaf, Sunbae..." Balas Kim Ji Won seraya keluar dari mobil pribadi suaminya, berjalan cepat meninggalkan area parkiran.

Pria itu.... adalah Jung Hoseok, seniornya yang dulu tidak pernah akur padanya selama di kampus.

Jung Hoseok adalah anak dari pengusaha kelas kakap yang menang atas taruhan judi di pasar gelap melawan ayah Kim Ji Won.

"Apa kau pikir hanya dirimu saja yang  terkejut dengan pernikahan mendadak ini?? Ayah selalu saja memaksa kehendaknya padaku." Gerutu Jung Hoseok yang mengingat kembali hari pernikahannya, ia tidak mengetahui apapun tentang perjodohan paksa tersebut, dan sebelum menjelang hari pernikahannya, Jung Hoseok juga sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengenal calon istrinya terlebih dahulu.

Jung Hoseok sudah berdiri di depan altar pernikahan, di dampingi seorang pendeta. Menatap di kejauhan, sosok pengantin wanita yang memakai selendang putih menutupi setengah wajahnya, memicingkan matanya begitu penasaran dengan wajah sang pengantin perempuan.

Sang pengantin wanita telah sampai di depan altar, berdampingan dengan Jung Hoseok, mengucapkan sumpah pernikahan yang dituntun oleh sang pendeta, dilanjutkan dengan acara penyematan cincin nikah.

Air mata lolos dari wajah sang pengantin perempuan kala cincin telah tersemat di jari manisnya. Jung Hoseok tentu menyadari air mata tersebut, ia membuka selendang putih sesuai perintah sang pendeta, dimana pengantin pria sudah bisa membuka selendang di wajah istrinya.

Shock,...kata pertama yang terlontar di benaknya. Mengetahui jika yang kini didepannya adalah Kim Ji Won, juniornya selama di kampus.

Begitu juga dengan Kim Ji Won, ia juga kaget. Sama halnya dengan Jung Hoseok, Ji Won juga tidak diberi kesempatan untuk mengenal calon suaminya.

Skip

Malam pertama pasangan pengantin baru itu, tidak seperti kebanyakan pasangan lainnya. Keduanya hanya tidur dengan jarak yang lumayan jauh, Kim Ji Won benar benar membatasi dirinya dengan Jung Hoseok.

Satu hal yang selalu didengar oleh Jung Hoseok, meski suara itu terdengar begitu pelan, suara isakan tangis Kim Ji Won sepanjang malam.

"Bukan hanya kau saja yang terluka disini, tapi tetap saja aku tidak bisa membencimu, tetap saja mendengar tangisan dari bibirmu membuat hatiku terluka didalam sana..." Gumam Jung Hoseok, yang masih berada di dalam mobilnya.

Skip

"Dokter Ji??" Tegur seorang perawat

"Ada apa, suster??" Tanya Kim Ji Won

"Ada rapat di lantai atas, semua dokter diminta oleh presdir untuk menghadirinya"

"Ohh baiklah, aku segera kesana"

Skip

Ruang rapat khusus.

Presdir rumah sakit tengah memberi kata sambutan di depan para dokter.

"Dan baiklah, untuk acara puncak sebenarnya, inti dari rapat khusus hari ini adalah, saya ingin memperkenalkan seorang dokter baru yang akan bekerja di divisi rumah sakit ini, beliau merupakan lulusan universitas kedokteran ternama di Amerika serikat, dan berhasil mendapat cum laude tertinggi. Bahkan sudah pernah bekerja sebelumnya di rumah sakit swasta terbesar di Amerika sana, nah untuk mempersingkat waktu akan saya panggilkan dia.... silahkan masuk tuan Park??" Seru sang Presdir.

Pintu utama dari depan panggung seminar terbuka lebar, sosok pemuda dengan seragam khas dokter berjalan begitu gagah ke depan dan sembari memberi bow tanda hormat ke arah kursi penonton.

"Salam kenal semuanya, nama saya Park Jimin, mohon kerjasama dan bantuannya yang baik kelak di rumah sakit ini, terima kasih"

Dokter lainnya bertepuk tangan menyambut baik salam perkenalan dari sang dokter baru.

Lain dengan Kim Ji Won yang duduk di sudut belakang, bibirnya melongo lebar disertai linangan air mata yang membasahi pipinya. Jantungnya berdetak kencang di dalam sana, tak jemu memandang ke arah Park Jimin. Pria yang ia cintai, yang sempat pergi dan menghilang setelah cintanya ditolak, kini telah kembali di hadapannya. Dengan aura yang berbeda, wajah tampan yang semakin berkharisma.

Ingin rasanya Kim Ji Won berlari ke depan panggung untuk memeluk pria itu, tapi sesuatu yang tersemat di jari manisnya menghentikan semuanya.

Kim Ji Won menundukkan wajahnya, berusaha menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh Park Jimin.

Park Jimin?? Ia tentu saja menyadari kehadiran Kim Ji Won disana, sebelumnya ia telah mengetahui nama keseluruhan dokter yang bekerja di rumah sakit, saat tengah berbincang panjang lebar dengan sang Presdir di ruang kerja, sejam sebelum rapat seminar ini digelar.

Ia sengaja tidak melihat Kim Ji Won di sudut sana selama di atas panggung, tapi ekor matanya tidak pernah lepas dari sosok wanita itu.

"Lupakan dia, Jimin. Dia sudah milik orang lain. Hei, tidak cukupkah waktu setahun untuk move on darinya, apa apaan sih aku."  Park Jimin menghela nafas berat, memalingkan wajahnya ke arah lain, menjauh dari sosok Kim Ji Won di sudut sana.

************************************



Sungai Han

Malam hari pukul tujuh tepat.

"Sayang..." Seru Namjoon sembari menenteng dua cup ramyeon hangat, berjalan ke arah Shin Hye yang duduk manis di kursi kayu tepi sungai.

"Terima kasih, oppa" Shin Hye menyambut cup ramyeon pemberian Namjoon. Kedua anak cucu Adam itu duduk di kursi dan menikmati ramyeon masing-masing.

"Selalu saja berlawanan" seru Shin Hye dengan sedikit cemberut

"Ada apa sayang??" Tanya Namjoon agak bingung

"Jadwal cuti kita, besok pagi aku harus terbang ke benua Eropa, mungkin memakan waktu selama dua Minggu, tapi oppa malah diberi cuti. Hufhht...waktu kencan kita hanya sedikit, bukan??"

"Kau ini, aku pikir apaan" Namjoon meletakkan cup ramyeon miliknya di sisi kursi yang kosong. Jemarinya mencubit gemas pipi Shin Hye.

"Apa mau kuminta bantuan pada paman Sang Hyun untuk merubah jadwal cutimu??"

"Tidak usah oppa, aku sudah menandatangani surat perjalanan kerja itu kemarin, jadi tidak bisa dirubah." Shin Hye telah selesai memakan ramyeonnya, ada sedikit noda kuah mie di sudut bibirnya, Namjoon spontan mengambil sapu tangannya dari balik saku dan menyeka bekas noda tersebut.

Kedua mata mereka saling menatap mesra satu sama lain, untuk waktu yang agak lama, keduanya mematung. Lalu tanpa aba aba, salah satu tangan Namjoon bergerak di balik leher Shin Hye, mendaratkan ciuman singkat di bibir Shin Hye.

Shin Hye sendiri sudah memejamkan matanya, meski ini bukan ciuman pertama mereka selama menjalin hubungan asmara, tapi tetap saja rasanya canggung dan gugup sekali, seperti ciuman pertama yang memabukkan.

Namjoon tersenyum kecil, melihat wajah imut kekasihnya yang masih memejamkan mata, lalu mendaratkan kembali bibirnya, kali ini bukan kecupan melainkan ciuman yang disertai lumatan bibir yang sensual.

Langit malam menjadi saksi bisu pasangan sejoli, di tepi sungai Han.

Bukan hanya langit malam, tapi author juga menjadi saksi bisu, plot twist : authornya lagi ngintip di balik pohon, ngintip mereka sedang ciuman.🤣😂😂😂👀👀👀.


************************************




Keesokan paginya.....

Sesuatu bergerak dari kasur, Shin Hye menggeliat sebelum terbangun sesaat.

Bunyi alarm dari hapenya mengejutkan dirinya, ia harus bergegas bersiap untuk segera berangkat kerja ke bandara.

Skip

Shin Hye berlari kecil keluar dari kamar, menemukan bibi Seon Mi yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. Khusus hari ini, Shin Hye diminta menginap di rumah Namjoon oleh bibi Seon Mi, tapi pisah kamar dengan Namjoon. 😌Jangan berpikir Ngadi ngadi kalian yaa 🌚😂.

"Shin Hye, sarapan dulu nak." Ajak bibi Seon Mi

"Ohh iya bibi, aku minta maaf telat bangun, harusnya aku yang menyiapkan sarapan, aku minta maaf bibi" Shin Hye merasa tidak enak hati.

"Santai saja, sayang. Dari kemarin kamu yang sibuk di dapur, tidak masalah bibi kali ini membuatkan sarapan"

"Terima kasih ,bibi...mmhh dimana Namjoon oppa?? Belum bangunkah??"

"Dia selalu bangun lebih awal, dan berolahraga di halaman belakang. Temui saja setelah sarapan yaa..."

Shin Hye menghabiskan sarapan miliknya, mencium punggung tangan bibi Seon Mi untuk pamit bekerja. Tapi sebelumnya ia ingin menemui kekasihnya terlebih dahulu.

Shin Hye berjalan ke arah laman belakang mansion.

"Oppa.... Namjoon oppa"

"E-ehhh....." Shin Hye kaget sampai membalikkan badannya menolak melihat Kim Namjoon.

Keadaan Namjoon saat ini, sehabis olahraga pagi ia bermain dengan anjing kecil miliknya, yang ia beli beberapa bulan lalu di petshop. Pria itu hanya memakai celana pendek tanpa kaos di bagian atas tubuhnya, tentu saja Shin Hye kaget. Belum pernah ia melihat roti sobek Kim Namjoon, sungguh membuatnya berdebar.

"Sayang, hehehe...kenapa bersembunyi??" Tanya Kim Namjoon berjalan mendekati Shin Hye

"Stop...stop oppa, aihh pakai baju sana...humm..." Shin Hye mundur spontan.

"Hehehee...." Namjoon hanya terkekeh kecil

"Aku mau berangkat kerja, pamit dulu yaa oppa...pamit juga pada monie...bay bay..." Seru Shin Hye yang berjalan menjauh dari Namjoon dengan kedua mata masih terpejam, detak jantungnya tidak aman disana. Tubuh bidang gagah berotot milik Kim Namjoon membuatnya ambyar seketika.

Monie....itu nama si anjing kecil milik Namjoon. Shin Hye tentu sangat mengenal monie...

"Lucu sekali dia itu...." Gumam Namjoon yang masih memandang kepergian Shin Hye...lalu sesaat ia berseru khawatir..." Sayang, awas nabrak..."

Terlambat, Shin Hye sudah menubruk sofa panjang di ruang tengah, akibat jalan cepat sambil menutup mata.

"Aishh... memalukan" lirih Shin Hye yang jadi salah tingkah.

"Pftt...." Namjoon menahan tawanya agar tidak meledak. Aiguuu rasanya gemash melihat kekasihnya itu salting.



************************************




Bandara Incheon.

Min Yoongi tengah melakukan briefing sejenak dengan beberapa pramugari/ra beserta co pilot sebelum melakukan penerbangan.

Khusus penerbangan hari ini, ia cukup senang karena bisa bekerja di satu pesawat yang sama dengan Joo Ha. Istrinya.

Skip

"Sayang, sudah bawa perlengkapan obat dan vitamin?? Makanan sehat?? Buah dan susu??" Tanya Min Yoongi begitu protektif pada sang istri

"Sudah abeoji" Yeo Joo Ha menirukan suara anak kecil, berperan seperti calon bayi di dalam rahimnya, ia selalu suka dengan perhatian Suaminya.

"Aku sudah tidak sabar menunggu dia lahir....kira kira anak kita ini laki laki atau perempuan??" Min Yoongi mengelus lembut perut buncit istrinya.

"Hemm, oppa maunya apa??"

"Apapun sayang, terserah Tuhan saja. Yang penting anak kita sehat"

Min Yoongi mengecup kening Joo Ha singkat.


************************************

Rumah Sakit

Sebuah brankar didorong tergesa-gesa menuju ke ruang operasi. Ada pasien tabrak lari yang dibawa mobil ambulance.

Kim Ji Won mengambil alih pasien gawat darurat tersebut.

Pintu ruang operasi terbuka lebar, menampilkan sosok dokter lain yang datang memberi bantuan.

"Bagaimana keadaan pasien?? Sudah sejauh mana tindakan operasi saat ini, biar aku bantu sedikit" ucapnya.

Kim Ji Won bengong sesaat, menatap Park Jimin yang berada di depannya kini.

"Dokter Ji, tolong fokus." Tegur Park Jimin dengan nada datar, tanpa memandang sedikitpun ke arah Kim Ji Won, berlaku profesional di tempat kerja.

"Ba-baik, dokter Park" Kim Ji Won kembali melanjutkan pekerjaannya, meski hatinya sedikit terluka disana. Melihat dan mendengar nada datar yang terasa begitu dingin dilontarkan oleh Park Jimin.

Entah kenapa, ia merasa jika Jimin yang sekarang ini berbeda dengan dulu ia kenal.

"Segera ambilkan beberapa kantung darah lagi, kita kekurangan stok disini" perintah dokter Park pada seorang perawat. Ia berjibaku cepat untuk memastikan pasien selamat.

Kelihaian dan gerakan gesit Park Jimin tentu saja menarik perhatian Kim Ji Won, pria itu sudah jauh berbeda, tidak ada lagi sikap malas yang dulu Jimin tunjukkan selama di kampus Bangtan, Jimin sekarang terlihat begitu pandai dan lihai, sepertinya gelar sarjana yang ia sandang memang tepat.

Tapi satu hal yang masih membuat Kim Ji Won terluka, Park Jimin yang pintar itu juga menjadi cuek dan ketus padanya...seolah tidak kenal sama sekali. Seolah dirinya hanya seonggok batu yang tak terlihat.

"Akhirnya, selesai....pasien sudah melewati masa kritisnya, sudah bisa dibawa ke ruang icu untuk sementara" ucap Park Jimin lega

"Te-terima kasih atas bantuannya, dokter Park" ucap Kim Ji Won dengan nada gemetar.

"Hemm" Park Jimin hanya berdehem singkat lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut, membersihkan tubuhnya. Mengabaikan Kim Ji Won untuk kesekian kalinya.

"Aku pantas mendapatkannya...." Lirih Kim Ji Won pelan, menahan apik genangan air mata yang hendak keluar.


************************************


"Semoga saja Seon Mi menyukainya...aku ingin melamarnya hari ini" Park Sang Hyun tengah menyiapkan rencana besar.

Bucket bunga mawar merah ia tenteng di tangan kanannya, turun dari mobil pribadinya yang telah terparkir apik di depan mansion Seon Mi

Plot twist : setahun lalu setelah Song Seon Mi dinyatakan pulih dari tumor, ia dan Sang Hyun resmi menjalin hubungan asmara setelah usaha gigih ayah kandung Park Jimin itu untuk meyakini Seon Mi tentang perasaan cintanya selama ini.

Mengenai anak anak mereka?? Namjoon dan Park Jimin sudah menyetujuinya tanpa ada bantahan lagi . Terutama sikap keras kepala Kim Namjoon yang sebelumnya menolak atensi paman Sang Hyun.

"Berjanjilah paman tidak melukai hati ibuku...aku ingin melihat ibuku bahagia, mungkin sudah saatnya beliau menjalin cinta yang baru dan melupakan kenangan masa lalu di belakang." Ucap Namjoon suatu waktu

"Paman, berjanji padamu Namjoon. Terima kasih sudah menerima paman di dalam keluarga mu"

"Aku juga minta maaf, jika belakangan sebelumnya sudah bersikap tidak adil pada paman."

"Tidak masalah, nak...paman tidak marah, bagaimana pun Paman sudah terlanjur menganggap dirimu sebagai anak kandung sendiri..."













Dah....segitu aja....simpan kejutan yang lebih untuk next episode. 🤡🤡

Saatnya untuk menyalurkan bakat ehh menyalurkan esmosi 😌😂

Bay bay yorobun......

Continue Reading

You'll Also Like

43.9K 3.8K 181
Status : TAMAT Author : Wu Fang Genre : Romance kontemporer
41.5K 6K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
52.3K 6.5K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
126K 16.2K 20
[ COMPLETED ] āœ” Aku bertemu lagi dengannya. Pria yang paling ku hindari.