DOSENKU SUAMIKU 2 [ TAMAT ]

By kepojanganberlebihan

2.8M 395K 203K

PRE-ORDER NOVEL DOSENKU SUAMIKU 2 TANGGAL 30 AGUSTUS 2022 Cover by : Azhara Natasya. Ini masih melanjutkan c... More

1
2
3
4
5
6
cekkk!
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PO DOSENKU SUAMIKU 2 DIBUKA
Selasa, 01 November 2022
PO kedua novel DS2 dibuka!

7

116K 18K 8.2K
By kepojanganberlebihan

1. sebelum baca harusnya tekan bintang dulu untuk menghargai tulisan aku, terima kasih.

2. silahkan dibaca sambil memberikan komentar di setiap kalimat part ini, terima kasih (lagi).

up sesuai target ; 10k votes & 8k komen.

kalau tidak suka dengan cerita ini boleh tinggalkan saja cerita ini, jangan tinggalkan komentar hate disini, ga perlu samsek. terima kasih.

Ngomong-ngomong, bagi yang belum punya buku DS bisa langsung ikutan FLASH SALE 6.6 mulai dari jam 06.00 di tanggal 6 bulan 6! Buruan beliiii!✨

-o0o-

Rumah. Pukul ; 21.00 wib.
    Rey berbaring disofa yang berada diruang tv sambil memainkan ponselnya dengan tv yang dari tadi menyala. Ia menunggu Dira yang masih berada di dapur.

Entah apa yang istrinya itu lakukan dari tadi di dapur, Rey tidak begitu penasaran, ia hanya menuruti perkataan sang istri yang tadi menyuruh dirinya untuk menunggu di ruang tv.

Tiba-tiba suara Dira yang dari dapur terdengar dengan cukup jelas, membuat Rey langsung mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Sayang!"

"Iyaa!" Sahut Rey dengan suara yang terdengar lebih kalem dari suara Dira.

"Kamu belum tidur, 'kaaaan?!"

Rey merubah posisinya menjadi duduk. "Belum, sayang. Kenapa? Kamu udah mau tidur?"

Suara Dira sudah tak terdengar lagi, membuat keadaan rumah mereka kembali hening dengan sisa suara tv yang masih menyala.

Rey mengerutkan dahinya. Saat ia hendak mematikan tv-nya, tiba-tiba suara Dira kembali terdengar dengan lebih jelas dan terasa lebih dekat.

"Eeeeeh! Jangan dimatiin!"

Rey tersentak kaget, ia lalu kembali menaruh remote tv-nya dan menoleh ke arah Dira yang kini sedang berjalan menuju ruang tv sambil membawa dua piring ditangannya.

Rey menaikkan sebelah alisnya sejenak. "Kamu mau makan lagi?"

Dira menganggukan kepalanya dengan antusias. Cewek itu lalu duduk disebelah Rey sambil meletakkan dua piring yang berisi mangga muda yang telah dipotong dan r0yc0 yang disatukan dengan cabai yang dipotong kecil-kecil. Ia kemudian tersenyum ke arah sang suami, "Kita ngerujak bareng, ya."

Mata Rey terbelalak saat melihat isi dari piring yang dibawa oleh Dira barusan. Ia perlahan kembali melirik ke arah Dira, "Ngerujak malem-malem?"

Dira menganggukan kepalanya dengan cepat. "Iyaa. Emang kenapa? Ga boleh?"

"Hm, maksud aku-"

Dira mengulum bibirnya sembari memeluk lengan sang suami dengan erat. "Boleh, ya? Yang mau dede-nya, nih," pinta Dira dengan wajah memelas. 

Rey menghela nafasnya. Ia sudah hafal dengan semua alasan Dira. "Tapi jangan banyak-banyak, ya. Takutnya nanti kamu malah sakit perut."

Dira tersenyum dengan menampilkan gigi ratanya, ia lalu melepaskan lengan sang suami dari pelukannya. "Oke, sayang!"

Kemudian Dira mulai melahap satu potong mangga muda dengan sedikit r0yc0 dan cabai. Seketika mata Dira terpejam karna merasakan mangga muda didalam mulutnya yang terasa begitu asam.

Tangan Dira tanpa sengaja mencengkeram paha Rey, membuat Rey tiba-tiba membelalakkan kedua bola matanya dengan terkejut. Untungnya cowok itu bisa menahan bibirnya agar tak langsung berteriak karna terkejut barusan.

Rey berdehem. "Ehm, Dira."

"Aseeeeeeem!"

Rey mengerjapkan matanya sejenak. "Kan emang asem," gumamnya.

Dira membuka matanya dan segera menoleh ke arah sang suami. "Pak Rey mau?"

Dengan cepat Rey menggelengkan kepalanya. "Nggak. Kamu aja."

Dira langsung mengambil satu potong mangga muda dengan r0yc0 dan cabai di piring, ia lalu memberikannya kepada sang suami. "Aa," ucap Dira sambil menunggu Rey membuka mulutnya.

Rey kembali menggelengkan kepalanya, menolak mangga muda yang kini disuapkan oleh sang istri. "Ng- nggak."

Dira mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

Rey menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Dira dan mangga muda ditangan Dira secara bergilir. "Ehm, k-kenapa ga pake sambel aja?"

"Oh, itu. Dira ga tau bikin sambelnya, jadi pake ini aja. Tapi tetep enak, kok. Cobain deh."

Rey meneguk salivanya, ia tak suka makanan yang rasanya asam.

"Mau dong, sayang. Aku pengen liat kamu makan rujak."

"Ngidam?"

Dira menganggukan kepalanya. "Iya, ngidam."

Rey memejamkan matanya. Cowok itu lalu menerima potongan mangga muda yang disuapkan oleh istri tercintanya.

Dira tersenyum sambil menunggu ekspresi wajah Rey yang masih terlihat datar.

Rey perlahan membuka matanya. Terlihat Dira menatap dirinya tanpa berkedip.

"Kenapa?"

Dira mengerjapkan matanya sejenak. "Nggak asem?" 

"Hm, dikit." gumam Rey. Padahal didalam hatinya, Rey ingin sekali memberitahu Dira bahwa mangga muda tadi terasa sangat asam dan Rey sangat tidak suka dengan hal itu. Membuat Rey cukup jengkel.

Tapi apalah daya, semua ini demi istri dan calon bayinya. Ia harus bertanggung jawab penuh pada Dira dan memenuhi semua keinginan sang istri. 

"Lagi, ya." Dira kembali mengambilkan potongan mangga muda dan menyuapkannya pada sang suami.

Rey hanya bisa diam sambil mengunyah potongan mangga didalam mulutnya dengan terpaksa.

"Enak, 'kan?"

Rey menyipitkan matanya karna merasakan asam didalam mulutnya, ia perpahan menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Dira.

"Hm, e.. nak." Rey lalu tersenyum, walau pun dalam hatinya ia merasa tersolimi oleh sang istri.

"Mau lagi?" Dira dengan semangat kembali mengambil potongan mangga muda dan ingin menyuapi Rey.

"Nggak!"

Dira cukup terkejut, ia kembali menatap Rey dengan tatapan bingung.

Rey tersadar bahwa dirinya barusan tanpa sengaja berbicara dengan nada yang cukup tinggi. "Eh? M-maksudnya, aku mau minum dulu, sayang."

"Oh, minum. Bentar, aku ambilin dulu." Dira lalu beranjak dari duduknya dan segera melangkahkan kakinya menuju dapur.

Rey menatap punggung Dira yang mulai jauh menuju dapur. Cowok itu merasa cukup bersalah, tapi ia juga tidak ingin menyiksa dirinya terus-terusan. Rey tidak suka makanan asam.

Lalu Rey menoleh ke arah lain sambil menyembunyikan ekspresinya dari Dira agar Dira tidak tau bahwa dirinya merasakan lebih asam dimulutnya dari yang Dira pikirkan.

"Sayang, ini." Dira memberikan satu gelas air putih dingin kepada Rey.

Rey langsung menoleh ke arah Dira dengan senyum simpul diwajahnya. Ia segera menerima minuman yang diberikan oleh Dira, "Makasih, sayang."

Dira menganggukan kepalanya lalu duduk disebelah Rey. Saat Rey meneguk minumannya, Dira kembali membuka suara. "Kalo terlalu asem dan ga mau makan mangga-nya bilang aja, ga usah dipaksa gitu."

Rey lalu meletakkan gelasnya diatas meja, ia hampir tersedak. Apakah Dira tau bahwa Rey berbohong padanya?

"Kenapa?"

"Kalo ga mau bilang aja, aku juga ga bakalan maksa." ketus Dira.

Rey menaikkan kedua alisnya sembari perlahan mengalihkan pandangannya. Bukan kah tadi Dira sendiri yang memaksa dirinya?

Itu maksud Dira, 'Ga bakalan maksa' ? Hiks..

Rey samar-samar menganggukan kepalanya dengan pasrah. Ia kembali teringat bahwa istrinya ini selalu benar. 

"Jawab, kenapa ga bilang sama Dira?"

Rey kembali menoleh ke arah Dira. "Emang kenapa harus bilang?"

Dira mengerutkan dahinya sambil menatap Rey dengan tajam. "Ya biar Dira tau dong! Pake nanya lagi," ketus Dira.

"Biarin aja kamu ga tau."

"Kok gitu?!"

"Iya dong, gapapa."

"Gapapa, gapapa. Kek cewek aja. Biar apa coba?"

"Biar bisa disuapin kamu."

Ucapan Rey barusan membuat Dira langsung menyipitkan matanya.

"Halah," gumam Dira lalu mencebikkan bibirnya.

"Ga percaya lagi."

"Karna kamu ga ngeyakinin sama sekali."

Rey terdiam sejenak. Ternyata omongannya tadi tidak mempan sama sekali untuk meluluhkan hati istrinya.

"Tuh, 'kan. Boong mah boong aja, ga usah pake gombal segala. Dikira hatiku luluh? Oh, tidak mungkin, sayang." ucap Dira dengan ketus. Padahal tadi dirinya sudah hampir luluh dengan kata-kata sang suami.

"Kamu inget ini malem apa?"

Dira menghela nafas sambil memutar kedua bola matanya, "Alihin aja teroooss."

"Serius, inget gaa?"

"Nggak."

"Ini malem jumat, sayang."

"Mau malem jumat kek, senin kek, ato malem minggu juga ga ngaruh sama sekali."

"Malem jumat ngaruh banget, lho, sayang."

Dira melirik ke arah Rey dengan tajam. "Ngaruh apanya? Bisa bikin Dira langsung wisuda?" 

"Bukan." Rey tersenyum simpul. Tampaknya Dira mulai melupakan masalah tadi.

Dira mengerutkan dahinya. "Trus apaan? Ngomong yang jelas deh, ga usah bertele-tele gitu!"

"Mau dapet pahala bareng ga?" Rey menaik-turunkan kedua alisnya.

"Heh," ucap Dira dengan refleks. Ia kembali menyipitkan matanya dengan curiga. "Jangan macem-macem."

Rey menyeringai, membuat Dira merasa semakin curiga.

"Anak kita baru berapa bulan ini, ntar kalo ada apa-apa gimana?!"

"Emang kalo baca yasin bareng, dia kenapa? Takut perut kamu keram ato gimana?"

Dira terdiam sejenak sambil mengerjapkan matanya setelah mendengar perkataan Rey barusan. "H-hah?"

"Ga mau?"

"Bu- bukan! K- kamu bilang, baca.. yasin?"

"Iya. Emang kamu mikirnya kita mau ngapain?"

Dira segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Eng- nggak, sih. Aku ga mikirin apa-apa."

"Trus, kenapa kamu kira aku mau macem-macem?" Rey menaikkan kedua alisnya sambil menunggu jawaban dari Dira.

"Eng- nggak, gapapa." Dira langsung mengalihkan pandangannya untuk menghindar dari tatapan Rey. 

"Atau kamu mikirnya aku mau.." Rey menggantungkan ucapannya. "Emang kamu mau?"

Dira kembali menoleh ke arah Rey dengan mata yang terbelalak, "Apa?"

"Tuh, 'kan. Berarti yang aku pikirin sekarang bener sama apa yang kamu pikirin tadi?" Rey mengulum bibirnya. Sebenarnya ia sengaja membuat Dira berpikiran seperti itu.

"Enak aja! Maksud kamu apaan? Aku ga paham tuh."

"Pura-pura ga tau lagi. Mau aku jelasin?"

"Pak Rey! Kamu mau aku pukul?!" Dira lalu memukul lengan Rey dengan cukup kuat.

Bug!

"Akh! Hahaha! Kamu beneran mikirin itu, ya?" Rey tertawa sambil menggoda sang istri.

"Enggak tuh! Pak Rey aja yang mikir aneh-aneh, aku nggak." ketus Dira.

Rey menghentikan tawanya, ia tersenyum manis. Cowok itu lalu menggendong tubuh Dira dan mendudukkannya diatas kedua pahanya dengan posisi Dira membelakangi dada Rey. Kedua tangan Rey lalu melingkar di perut Dira sambil mengusapnya dengan pelan.

"Ngapain si," gumam Dira dengan ketus.

"Mama Dira ga boleh marah-marah terus," ucap Rey dengan lembut.

Dira memutar kedua bola matanya dengan malas. "Terserah."

"Ga boleh ngomong kaya gitu, sayang."

"Oh gitu."

"Mama Dira masih kesel, ya?"

"Ga tau."

"Coba cerita sini, sayang."

"Ga mau." ketus Dira.

"Kenapa ga mau?"

"Ya, ga mau aja. Dari pada cerita ke kamu, mending aku jadi jelly aja biar kenyal kaya kata Pamungkas."

"Astaga," gumam Rey sambil menahan tawa.

"Bener dong. Jadilah kenyal."

Ucapan random dari Dira barusan membuat Rey menganggukan kepalanya.

"Jadi ubur-ubur aja kamu." sahut Rey.

Dira menoleh ke arah Rey lalu menganggukan kepalanya. "Sabi tuh. Ubur-ubur, 'kan, kenyal. Kamu pendengar, pemikir, dan pemberi saran yang baik."

Rey tersenyum. "Pendengar, pemikir, dan pemberi saran yang baik. Udah bisa dibilang suami idaman kamu belum?"

Dira dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak."

"Lho? Kenapa?"

"Kamu sama sekali bukan tipe idaman aku. Jauh banget malah."

"Eh? Kok gitu? Masa jauh banget dari tipe idaman kamu?" protes Rey.

"Ya jauh dong, jauuuuh banget! Ga masuk tipe idaman aku sama sekali."

Rey menyipitkan matanya. "Emang tipe idaman kamu kaya gimana?"

"Tipe idaman Dira itu cowok yang ga nangis pas matanya dicolok."

Rey terdiam sambil menghela nafas sejenak. Ia lalu tersenyum.

"Kamu mau coba buktiin kalo kamu idaman aku?" tanya Dira sambil tersenyum.

"Ga usah, sayang. Makasih."

"Tuh, 'kan. Kamu pasti ga bisa." Dira lalu bersandar didada bidang sang suami sambil memejamkan matanya.

Rey kembali mengusap-usap perut Dira dengan pelan. "Kamu kalo bikin tipe ideal jangan ikutin Mama kamu, ya, Nak. Ntar sesat."

Mata Dira kembali terbuka dan langsung menatap Rey dengan tajam. "Ngomong apa tadi?"

"Pengen ngerujak," ucap Rey lalu mengambil potongan mangga muda dan memasukkannya ke dalam mulutnya dengan cepat.

Dira mengerutkan dahinya, ia lalu menarik tangan Rey dan menggigitnya dengan cukup kuat.

"Aakh- Dira!" Rey dan Dira saling memelototi satu sama lain.

"Apa? Ga seneng?!"

Rey menarik lengan Dira, membuat Dira langsung menepis tangannya dan beranjak dari paha Rey. "Heh, mau bales?! Kanibal!"

"Kamu kanibal," sahut Rey.

"Enak aja!" Dira lalu berlari kecil menuju tangga, "Itu semua beresin dulu baru ke kamar!"

Rey tercengang. Ia diperintah?

"Heh! Mau kualat sama suami sendiri?!" teriak Rey kepada Dira yang kini berada dilantai dua.

"Sekali-sekali, sayang! Dira capek! Anak kamu di dalem perut udah nyuruh Mama-nya rebahan!"

"Eh?!"

Rey lalu menggelengkan kepala sambil menghela nafas. Anak mereka selalu dijadikan alasan.

Untung saja Rey tidak bisa hamil. Kalau bisa, ia pasti akan membalas perlakuan Dira saat ini.

"Tunggu aja aku hamil!"

"HEH?!"

Dira yang berdiri didekat pagar lantai dua kini tertawa dengan keras. "HAHAHAHAH! PAK REY DEPRESOT!"

-o0o-

Ditunggu 10k votes & 8k komennya!
Terima kasih.

Gimana part iniiiiii?!!!!!

Jangan lupa follow instagram :
- @ /rahma_niida
- @ /cerita.boss & @ /about_wpboss
- @ /aabraham.reynand
- @ /anindiraaa.maheswari
- @ /direylvs_ & @ /direyspam_

Akun Wattpad kedua aku rahmanidaaa 👈 tap aja!

see u!❤️

Happy birthday!
Have a nice day, DIREY LOVERS!❤️✨

Sabtu, 5 juni 2021.

Ngomong-ngomong, Novel DOSENKU SUAMIKU udah ada di Gramedia, lho, guyss! Cek dibawah ini!👇







Jangan lupa jemput DIREY di Gramedia yaaaaa!❤️

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 334K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3.4M 36.6K 31
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
535K 20.6K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
1M 103K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...