SCANDAL PROTECTION

Od Aini_yah

8.2K 754 138

Dibesarkan seperti Putri dan Dididik seperti Ratu. Itulah gambaran dari seorang Azalea Baskara, putri tunggal... Více

Prolog
1. Diskusi
2. Ketemu!
3. Aaron Bramana
4. Menarik (01)
5. Menarik (02)
6. Hari Pertama
7. Bingung
8. Macan Betina
9. Belanja (Pertemuan ke 2)
10. Gossip
11. Rapat
12. Rencana
13. Pindahan
15. Sandiwara
16. Pria Baik
17. Orang Tak Diundang
18. Makan Malam (Pertemuan ke 3)
19. Perpustakaan
20. Bicara
21. Menghindar
22. Salah Faham
23. Pertemuan Tak Terduga
24. Aneh
25. Teror
26. Penyelidikan
27. Insiden
28. Pengelakan
29. Keluarga Bramana
30. Lamaran
31. Rasa Bersalah

14. Sekutu Baru?

166 17 0
Od Aini_yah

Selamat membaca, dan jangan lupa vote!

❄________________________❄
💙__________________💙
❄____________❄
😻

.


"Lo?"

"Dimana Jane, dia ada di sini kan?" tanya pria itu khawatir, tapi Lea tidak menjawab pertanyaannya.

Setelah celingak-celinguk kedalam, iris matanya menangkap seseorang yang sudah ia rindukan di dalam. Tanpa aba-aba dia langsung menerobos masuk. Lea yang masih linglung tidak bisa mencegahnya, dia sudah menghampiri Jane yang masih berdiri di belakang Sarah.

"Alex?" Jane menatap kearah pria bernama Alex itu terkejut.

Sarah yang awalnya ingin menghalangi sudah tersingkir karena Alex, pria itu yang langsung menerubuk tubuh Jane. Memeluk erat Jane, seakan ingin menyalurkan kerinduan yang sudah berbulan-bulan ia tahan untuk perempuan di depannya ini. Pria bernama lengkap Alexander Lycan itu melepas pelukannya dan menatap wajah Jane dengan sendu.

"Jane, akhirnya kita bisa ketemu! Aku kangen banget!" ujarnya sambil membelai surai lembut milik Jane. Namun kedekatan mereka langsung dipisahkan oleh Lea, dan membawa tubuh Jane berada di belakangnya.

"Tunggu! Dari mana lo tahu kalau Jane ada di sini?" tanya Lea to the point.

Alex terdiam, dia terlihat bingung. Mau dari mana dulu ia akan menjelaskan?

"Jawab Alex!" tegas Lea menuntut jawaban. Meski Alex adalah teman sepupunya tapi Lea sama sekali tidak segan untuk bersikap tegas padanya.

"Gimana kalo kita denger penjelasan dia sambil duduk, kasihan Jane!" usul Sarah.

Lea menoleh kearah Jane, dia hampir lupa Jane baru saja melewati kejadian menegangkan karena ulah para penguntit itu. Setidaknya Jane bisa duduk dengan santai sambil mendengar penjelasan Alex.

"Duduk!" perintah Lea pada Alex.

Kini Alex tengah menjadi pusat perhatian dari ke empat orang yang ada disana. Dia duduk sendiri di single sofa sementara Lea, Jane, Sarah, dan Javin duduk menghadap kearahnya. Bi Ani diminta Sarah untuk membuatkan minuman di dapur, beruntung Lea sudah mengisi keperluan dapur sebelumnya.

"Jadi bisa lo jelasin kenapa lo bisa tahu Jane ada di sini?" tanya Lea sekali lagi, tapi kali ini lebih santai.

"Pertama, gue minta maaf karena tiba-tiba dateng kemari. Gue gak bermaksud bikin kalian kaget, dan kenapa gue bisa tahu karena gue ngikutin lo, Lea!" jelas Alex.

"Sejak Kapan?" tanya Lea. Matanya masih menatap tajam kearah Alex.

"Sekitar dua minggu yang lalu, awalnya gue gak tahu siapa yang lo temuin di villa. Tapi setelah gue cari tahu, gua tahu kalo di villa itu ada Jane, dan dia lagi hamil." Alex melirik perut Jane, tapi langsung di tutupi oleh Jane dengan kedua tangannya.

Entah kenapa saat Alex melihat kondisinya sekarang membuat jane malu. Alex juga termasuk fansnya, dan itu sama saja membiarkan fansnya mengetahui aibnya.

"Gue mulia faham kalo alasan Jane menghilang itu karena kondisinya sekarang. Itulah kenapa gue gak nemuin Jane, dan lebih milih untuk ngawasin dia selama ini." Sambung Alex lagi.

Lea memicingkan matanya bingung, "ngawasin? Maksudnya yang selama ini ngawasin Jane itu lo?!"

"Iya gue nyuruh orang buat ngawasin Jane." aku Alex.

"Buket bunga, itu juga kiriman dari lo?" tanya Sarah.

"Iya itu juga dari gue," jawabnya lesu lalu pandangannya beralih pada Jane. "Maaf Jane, aku sama sekali gak bermaksud bikin kamu takut dengan ngirim bunga itu!"

"Dan orang yang ngikuti kita tadi itu juga orang suruhan lo?" Pertanyaan Lea membuat Alex mengalihkan pandangannya pada Lea, dengan hati-hati dia mengangguk.

"Iya."

Jawaban Alex yang singkat itu, membuat Lea naik pitam.

"BRENGSEK! Lo tahu, gue dan Jane hampir celaka gara-gara orang suruhan lo itu!" bentak Lea sambil menunjuk kearah pria berkebangsaan Amerika ini.

"Apa, Gimana bisa?! Apa yang mereka lakuin sama kalian?! Kamu gak apa-apa kan jane?" tanya Alex terkejut sekaligus terlihat khawatir.

"Waktu perjalanan kemari kita udah tahu kalo ada yang ngikutin kita. Karena kita gak pengen ada yang ngawasin Jane lagi di tempat yang baru, jadi kita berusaha ngehindar. Eh mereka malah nabrak mobil Lea beberapa kali, dan Jane ada di mobil yang sama bereng Lea." jelas Sarah.

"Sialan!! Sumpah gue gak tahu apa-apa soal ini, gue cuma minta mereka ngikutin kalian itu aja!" jawab Alex masih membela diri, dia menjambak rambutnya frustasi. Pandangannya langsung beralih pada Jane.

"Jane kamu percaya kan sama aku?! Aku gak mungkin berusaha nyakitin Kamu!" tanya Alex dengan pandangan sendu dan putus asa. Ekspresi itu membuat Jane yang notabene-nya adalah orang yang tidak tegaan, mulai luluh pada Alex.

"Iya gue percaya!"

"Jane!" seru Lea menginterupsi.

"Lea, aku udah kenal Alex cukup lama. Dia gak mungkin berusaha nyakitin aku!"

"Tapi baru setengah jam yang lalu orang suruhan dia hampir bikin Gue, lo, dan calon anak lo celaka!" Balas Lea mengingatkan. Pandangannya beralih pada Alex.

"Terus dari mana lo tahu kita pindah kemari, orang suruhan lo kan udah kejebak di tol?"

"Mereka hubungin gue kalo kalian mengarah ke Jakarta, dan gue nyuruh orang gue yang lain buat standby di pintu keluar tol. Dari sana mereka ngikuti kalian sampe kesini!" jelas Alex lagi. Seakan memang tidak ingin menutupi satu hal pun dari mereka.

"Tapi sumpah Lea, gue gak tahu kalau orang gue hampir celakai kalian. Saat ini juga gue bisa pecat mereka!"

"Jangan! Bawa mereka ke mari dulu!" timpal Lea cepat.

"Buat apa Lea?" tanya Sarah bingung, pikirnya untuk apa membawa orang yang ingin mencelakai mereka ke mari?

"Gue pengen liat wajah orang yang udah hampir celakain Jane dan gue! Lagi pula kalo Alex memang gak nyuruh mereka buat celakain kita, pasti mereka disuruh sama orang lain. Kita perlu tahu siapa orangnya!"

Penjelasan Lea memang masuk akal, terlebih Alex terlihat begitu yakin jika dia tidak pernah menyuruh anak buahnya untuk menyakiti Lea ataupun Jane. Terlihat bagaimana cara Alex bicara pada Jane saja, sudah terbukti jika dia begitu menyayangi Jane. Bahkan terlihat lebih dari sekedar fans ataupun teman. Tapi tetap saja, cara Alex ini membuat Lea tidak suka.

"Dan untuk lo Alex, Terus terang aja, gue gak suka cara lo yang ngawasi Jane diam-diam! Gue tahu lo fans sekaligus temannya, tapi bukan berarti lo bisa ganggu privasinya kayak gini! Selama ini gue biarin lo deket sama Jane, karena gue tahu lo faham batasan lo sebagai fans." Sambung Lea, mencoba memperingati pria itu dengan tegas.

"Iya Lea, gue akui gue salah, gue minta maaf." Wajahnya dipenuhi dengan penyesalan, dan Lea masih tidak berniat untuk membalas permintaan maafnya.

"Aku minta maaf jane, kalo tindakan aku keterlaluan. Aku janji, aku gak akan ngulangi lagi! Ini yang terakhir."

"Iya Alex aku maafin kamu, aku tahu kamu bukan orang jahat." Balas Jane sembari tersenyum manis kearah Alex.

Sontak pria itu ikut membalas senyuman itu, "makasih Jane!"

"Kalau gitu cepat suruh mereka ke sini!"

***

Dua jam kemudian ketiga pria itu tengah berlutut di hadapan mereka. Dengan tangan terikat, dan wajar yang sudah terlihat babak belur. Salah sendiri, siapa suruh mereka mencoba kabur? Beruntung anak buah Alex langsung bergerak cepat menangkap mereka.

Alex mulai mengintrogasi mereka, sementara Lea, Jane, Sarah, dan Javin masih duduk di sofa. Menunggu apa jawaban dari ketiga pria yang penuh lebam itu. Bahkan Lea tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas, meski dia tengah duduk tidak jauh dari ketiga pria itu.

"Kenapa kalian coba celakai mereka? Bukannya udah gue bilang untuk ikuti mereka aja?! Kalian tahu, gara-gara ulah kalian Jane dan Lea hampir celaka!" ujar Alex memulai introgasinya. Tanpa menjawab ketiganya hanya saling melirik satu sama lain.

"Cepat jawab!!! Oh atau kalian ingin dipukuli lagi biar bisa jawab?!"

Alex memberi isyarat pada pria berjas hitam di belakangnya, dengan tanggap ketiga pria itu langsung menyeret mereka untuk keluar. Alex hanya tidak ingin Jane melihat pemandangan tidak mengenakkan ini, terlebih saat ini dia sedang mengandung.

Salah satu diantara mereka mulai berontak dan merangkak mendekati Alex, dan bersimpuh di hadapannya.

"A..ampun tuan Alex, sa...saya akan jawab!"

"Iya tuan Alex kami akan jawab semuanya! Kami mohon jangan pukuli kami lagi!" ujar pria yang lain ikut berlutut kembali. Sementara satu orang lainnya hanya mengangguk cepat.

"Baiklah sekarang jelaskan!" perintah Alex setelah ia duduk di samping Jane.

"Kami...kami disuruh seseorang dari Scantion."

Sontak ekspresi Lea langsung berubah bingung sekaligus marah. Sementara Sarah dan Javin hanya saling melirik. Alex yang tidak tahu Scantion itu apa ingin bertanya.

"Scantion?-"

"Siapa? Siapa nama orang yang sudah nyuruh kalian?!" potong Lea bertanya pada salah satu pria yang tengah berlutut itu.

"Namanya...namanya..."

"Cepat jawab!!"

"Lingga, Lingga tuan!"

SHIT! Lea menggeram kecil begitu mendengar nama Lingga disebut. Berarti pria sialan itu memang sudah tahu! Lingga sialan!! Bisa-bisanya dia sampai bertindak sejauh ini?! Dia tidak hanya ingin membunuh anak dalam kandungan Jane, tapi dia juga ingin mencelakainya. Tapi bagaimana bisa dia mengetahui keberadaan Jane? Bahkan dari Scantion sendiri tidak ada tanda-tanda jika Lingga menemukan jejak Jane.

"Tunggu dulu, Scantion itu apa?" tanya Alex sekali lagi.

Pertanyaan Alex ini membuat lamunan Lea buyar. Scantion adalah tim yang dibentuk secara rahasia oleh Papanya, dia tidak ingin informasi tentang Scantion yang mengurus scandal para artis Fly Entertaimen ini bocor. Baru saja Lea ingin membuka mulut.

"Tim yang mengurus Scandal para artis di Fly Entertaimen," jelas Jane langsung.

Lea langsung melotot ke arahnya. Oh! Bagaimana bisa kau melakukan ini Jane?! Inilah sifat Jane yang paling tidak disukai Lea. Terlalu polos, mudah percaya, dan terlalu baik. Itulah kenapa dia sangat mudah untuk dimanfaatkan orang lain. Bahkan setelah keadaannya seperti ini, dia masih berpegang teguh pada itu semua.

"Terus kenapa pria bernama Lingga itu ingin celakai kalian?"

"Lebih tepatnya dia mengincar kandungan Jane," jelas Sarah ikut membuka suara.

"Dengan nyogok ketiga anak buah gue dan berusaha celakai kalian juga?"

"Iya, apapun akan dia lakukan demi menjaga nama baik perusahaan. Jika nama sang artis tercemar maka Perusahaan akan terkena imbas juga. Dan kehamilan Jane merupakan scandal yang harus mereka tutupi bahkan mungkin harus disingkirkan." Jelas Lea, fikirnya sudah tidak ada yang perlu ditutupi lagi.

"Sinting!" geram Alex. Tangannya mengepal kuat, demi menahan emosinya yang mulai memuncak.

"Terus apa hubungannya Scantion dan Lingga?!" tanya Alex mulai emosi.

"Lingga wakil ketua Scantion dan Lea Ketuanya."

Penjelasan singkat Sarah membuat emosi Alex tak bisa ditahan lagi. "Lo ketuanya dan lo gak tahu apa-apa Lea? Lo gak tau kalau wakil lo rencanain ini buat nyelakain Jane? Ketua macam apa lo?" bentaknya meremehkan.

"Eh itu mulut dijaga ya!" Sarah memperingati pria itu, tapi yang didapat justru tatapan sinis dari Alex.

"Kenapa, ada yang salah sama omongan gue? Dia emang gak tahu apa-apa kan! Lea gue gak mau tahu tentang Scantion dan apa aja yang mereka lakuin untuk nutupin scandal para artis di Agensi punya Papa lo. Tapi mereka udah berusaha nyelakain Jane, dan gue gak bisa terima itu! Apa lagi lo sebagai ketuanya gak bisa ngelakuin apa-apa."

Alex menatap nyalang kearah Lea, mencoba nyalahkannya atas semua kejadian buruk yang dialami Jane. Tapi gadis itu tidak mau kalah, dan berbalik menatap teman sepupunya itu tak kalah garang.

"Lo fikir selama ini gue diem aja? Gue udah berusaha buat sembunyiin Jane dari mereka. Gue gak sebodoh itu sampai ngebiarin Sahabat gue dalam masalah sendiri! Dan apa lo fikir gue sudi jadi salah satu di antara mereka? Enggak! Gue mau gabung di Scantion juga untuk melindungi Jane!"

Alex kembali tersenyum sinis, "oh ya melindungi? Apa aja yang lo lakuin untuk melindungi Jane, tadi aja kalian hampir celaka."

"Dan kita hampir celaka juga karena anak buah lo yang mau di sogok!" timpal Lea menohok, sepertinya Alex lupa jika dirinya juga ikut andil dari semua ini.

"Stop! Kenapa kalian jadi berantem?!" teriak Jane menghentikan perdebatan ini.

"Maaf Jane, aku terbawa emosi aku cuma gak mau kamu kenapa-napa." Tatapan dan nada bicara Alex berubah lembut pada Jane, sangat berbanding terbalik saat ia berdebat dengan Lea tadi.

"Demi keamanan, kamu ikut aku aja ya aku akan melindungi kamu dan anak kamu dari mereka." Sambung pria itu lagi, membuat Lea melotot ke arah Alex.

"Gak boleh! Siapa yang kasih lo ijin buat bawa Jane?!" tolak Lea.

"Kenapa emangnya? Akui aja Lea lo gak bisa melindungi Jane, apa yang lo punya buat melindungi dia? Satu bocah dan tante-tante ini?" ejek Alex sambil menatap Sarah dan Javin.

Oke, ini mulai keterlaluan. Tahu apa Alex? Pria itu baru bertemu dengan mereka beberapa jam yang lalu, dan dia seenaknya berkomentar tentang cara mereka melindungi Jane.

"Lama-lama pengen gue sumpel tu mulut!" desis Sarah yang mulai emosi juga. Diikuti dengan nada ancaman dari Javin.

"Web perusahaannya aku retas juga nih!"

Jane mulai kesal, "Alex cukup! jangan hina mereka, selama ini mereka udah banyak bantu aku. Kamu gak tahu apa-apa!"

Alex menghadap kearah Jane, mencoba menggenggam tangannya. "Tapi Jane, lihat apa yang mereka buat? Karena kecerobohan mereka kamu hampir celaka!"

Jane melepas genggaman itu, "sekali lagi kamu ngomong yang gak baik tentang mereka kamu gak akan bisa ketemu aku lagi!" ancam Jane pada Alex.

Bagus Jane! Lea berseru dalam hati, setidaknya Jane masih bisa tegas pada Alex. Seperti seorang anak kecil yang dimarahi oleh ibunya, Alex menunduk.

"Aku minta maaf!"

"Jangan minta maaf sama aku, minta maaf sama mereka!" suruh Jane.

Masih dengan ekspresi bersalah Alex menatap Lea, Sarah dan Javin bergantian.

"Gue minta maaf!"

"Dan makasih buat tawaran kamu, tapi aku tetap mau tinggal disini!" putus Jane.

Tatapan Alex teralih ke arah Jane lagi berniat untuk memprotes, tapi dia mengurungkan niatnya. Dia tidak mau perempuan yang ia sayangi ini marah lagi padanya.

"Oke kalo itu mau kamu, aku gak bisa maksa. Tapi aku boleh main kesini kan?"

"Boleh!"

"Dengan satu syarat!" suara Lea menginterupsi, dia berdiri menghampiri Alex yang masih terduduk. Kedua tangannya dilipat ke depan dada, sambil menatap Alex tajam.

"Jangan pernah bocorin keberadaan Jane sama siapa pun!"

"Selagi itu bisa buat Jane aman gue akan rahasiain ini dari siapapun." jawab Alex sambil mendongak, menatap Lea bersungguh-sungguh.

"Termasuk Gilang dan teman-teman lo yang lain?" tanya Lea memastikan.

"Iya" jawabnya mantap sambil mengangguk.

"Dan kalo kalian butuh apapun, kalian bisa minta bantuan gue." ujar Alex menawarkan.

"Kita akan minta bantuan lo kalo memang kita butuh!"

"Terus mereka bertiga mau diapain?" tanya Javin sambil menunjuk ketiga pria yang masih berlutut. Semua langsung menoleh kearah mereka, oh mereka melupakan para pria ini sesaat.

"Biar gue yang urus!" jawab Alex sembari menunjukkan seringainya, Ketiganya langsung menelan ludah.

.

~~~

Saya perkenalkan...!!

Alexander Lycan

.


😻
❄____________❄
💙__________________💙
❄________________________❄

Doakan bisa konsisten sampai selesai!
💙😺
Votenya jangan lupa!!

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

711K 6.2K 19
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
63.7K 5.3K 42
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...
715K 3.9K 12
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...
32.4K 3K 27
Siapa sih yang manja nya kek bayi, siapa lagi kalo bukan sarocha freen ........... " ayang peluk" ucapnya sambil merentangkan tangan " utututu, sini...