✔️Make it Right [JOYGA]

By reneeeya_

7.2K 940 148

[complete ; mature ] ❝𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯... More

PROLOG
Pregnant?
Decision
The News
Making Love
Red Flavor
Daegu
The Feeling
Married?
Home Sweet Home
Our Day
Dating Rumor
Come Back to Me
Someone You Loved
EPILOG

Breaking News

428 59 3
By reneeeya_

Sooyoung melangkahkan kakinya memasuki gedung agensi yang selama 6 tahun ini menaunginya. Setelah semalaman meyakinkan diri, keputusannya sudah final dan semoga ia tidak akan pernah menyesalinya.

Sooyoung duduk dihadapan CEOnya, Lee Sooman. Ujung kemeja milik Sooyoung bahkan sudah kusut karena diremasnya untuk meredakan rasa gugup dalam dirinya.

"Kau yakin, Sooyoung-ah?" tanya Lee sajangnim, kembali meyakinkan keputusan Sooyoung yang dianggapnya terlalu berisiko.

"Kau akan kehilangan semua popularitas yang sudah kau bangun dengan susah payah."

'Aku tau sajangnim.'

Sooyoung mengangguk dengan bibir yang tersenyum kecil.

"Kau harus membayar denda karena melanggar kontrak kerjamu yang masih setahun lagi, dan jumlah yang harus kau bayar tiga kali lebih besar dari gaji yang kau peroleh."

Sooyoung membuka tas tangannya, mengeluarkan sebuah amplop cokelat yang terlihat penuh. Lee sajangnim terlihat sedikit terkejut karena Sooyoung sudah menyiapkan uang denda, bahkan sebelum diminta olehnya.

"Aku akan membayarnya, Sajangnim."

"Wow, kau sudah mempersiapkan semuanya ternyata."

Sooyoung hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Memangnya apa yang membuatmu yakin untuk keluar dari agensi ini? Apa kau tidak nyaman dengan kontrak kerja kami? Atau—"

"Sajangnim, maaf jika keputusanku untuk keluar ini sedikit menyinggung perasaanmu. Tapi aku memiliki alasan pribadi yang tidak bisa aku sampaikan, aku berterima kasih banyak atas semua kerja sama yang telah kita lakukan. Dan juga aku tidak akan pindah ke agensi lain. Aku benar-benar akan berhenti dari industri hiburan."

Lee sajangnim yang duduk di hadapan Sooyoung terdiam, menatap bingung pada gadis muda di hadapannya ini. Kenapa secara tiba-tiba idol kebanggaannya itu mengundurkan diri seperti ini, sebenarnya alasan pribadi apa yang membuat Sooyoung mengambil keputusan seberani ini.

Helaan napas panjang lolos dari bibirnya, kemudian mengangguk kecil dan menandatangani surat pembatalan kontrak yang dibawa oleh Sooyoung. Detik ini, Park Sooyoung bukan lagi artis dibawah naungan agensinya.

"Terima kasih banyak, Sajangnim. Aku sangat menghormati dan menghargai semua jasa-jasamu yang telah membesarkan namaku di industri hiburan korea." ucap Sooyoung sambil menerima map merah miliknya. Kemudian menyerahkan amplop cokelat yang berisi uang denda.

"Kalau begitu, aku permisih. Aku mohon izin untuk menguncapkan salam perpisahan dengan member lainnya."

Lelaki tua itu mengangguk, mempersilahkan Sooyoung untuk memberikan salam perpisahan kepada anggota Red Velvet.

Sooyoung melangkah menuju ruang latihan, ia yakin keempat member grupnya itu sedang berada di sana. Suara musik terdengar dari dalam pintu bercat putih itu, Sooyoung mendorong pelan pintu tersebut.

"Eonnie!!!" pekik Yeri yang langsung menghentikan tariannya begitu melihat Sooyoung muncul dari balik pintu.

"Sooyoung-ie, kau kemana saja? Kenapa baru datang? Kami daritadi menghubungimu, tapi ponselmu tidak aktif. Apa kau baik-baik saja?" Irene menyuarakan kekhawatirannya pada Sooyoung.

Sooyoung tersenyum tipis mendengarnya, bersama mereka Sooyoung merasa mendapatkan banyak cinta. Tak apa ia jauh dari orang tuanya, tapi di sini ia mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup. Rasanya sangat berat untuk mengatakan salam perpisahan pada Irene, Seulgi, Seungwan dan Yeri. Sooyoung bahkan tidak akan tega jika melihat mereka menangis nantinya.

"Maaf sudah membuat kalian semua khawatir." Sooyoung menatap keempat member grupnya secara bergantian.

"Aku merasa menyesal harus mengatakan ini, tapi aku tidak memiliki pilihan lain."

"Apa yang kau bicarakan? Kenapa bersikap seperti kau akan meninggalkan kami" tanya Seungwan dengan wajah bingung.

'Ya, aku memang akan meninggalkan kalian.'

Sooyoung menggeleng kecil dengan kepala yang tertunduk dalam. Tangisnya pecah begitu saja, membuat semua member kaget dan langsung merangkulnya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau menangis?" tanya Irene sambil mengusap punggung Sooyoung pelan.

Sooyoung menyeka air matanya, lalu berusaha mengisi rongga dadanya dengan udara sebanyak-banyaknya.

"Maaf telah mengecewakan kalian, tapi aku telah memutuskan kontrak kerjaku dengan SM entertaiment."

"APA? KAU BERCANDA EONNIE? INI BAHKAN TIDAK LUCU SAMA SEKALI!" teriak Yeri dengan kesal.

Sooyoung menggeleng, ia tidak sedang bercanda saat ini. "Aku serius, Yeri-ya. Aku baru saja menyerahkan surat pemutusan kontrak kerja dan membayar denda."

"Kenapa?" Seulgi bertanya dengan tatapan kecewa pada Sooyoung.

"Aku—" Sooyoung kembali menundukkan kepalanya, tidak sanggup melihat wajah kecewa mereka semua.

"Aku memiliki alasan pribadi yang tidak bisa aku sampaikan, maaf."

Irene menghela napas berat, tangannya kembali bergerak untuk mengusap pundak Sooyoung lembut. "Tak apa jika kau tidak bisa memberitahu kami. Aku harap keputusanmu sudah tepat. Jika kau rindu atau butuh bantuan, jangan sungkan untuk menghubungi kami. Kau tetap sahabat kami walaupun kau bukan lagi anggota Red Velvet," ucapnya dengan nada bijak.

Irene sebagai member tertua selalu bersikap dewasa dalam menghadapi masalah yang dialami oleh member Red Velvet, dia akan selalu menjadi rumah bagi keempat member lainnya. Rumah tempat beristirahat dan mengadu tentang kejamnya dunia di luar sana.

Sooyoung langsung memeluk tubuh Irene dan menangis sejadi-jadinya dalam pelukannya. Selama ini Irene sudah menjaganya dengan baik, menjadi teman sekaligus kakak perempuan baginya.

Yeri, Seulgi dan Seungwan saling berpandangan, kemudian ikut memeluk Irene dan Sooyoung. Semuanya larut dalam suasana sedih di ruangan itu. Mereka tidak tau masalah apa yang dihadapi oleh Sooyoung hingga membuat gadis itu keluar dari grup mereka.

Keluarnya Sooyoung sama saja dengan kehilangan performa dalam grup, lalu siapa yang akan mengisi posisi Sooyoung ketika mereka tampil nanti? Mencari pengganti Sooyoung tidak semudah itu, mengingat karakter Sooyoung dalam grup mereka sangatlah kuat. Park Sooyong si gadis ceria yang mampu menghidupkan suasana dalam grup.

Sooyoung menatap layar ponselnya dengan sedih, sekarang ia sudah berada di apartemennya. Di luar sana puluhan atau bahkan ratusan media menunggunya keluar untuk mencaritahu kebenaran berita tentang dirinya. Sooyoung beralih untuk membaca kolom komentar pada berita online yang dibacanya tadi.

kkaepjjang : Heol, ada apa? Kenapa secara tiba-tiba Sooyoung keluar? Apa ia sudah tidak tahan dengan kontrak kerja SM? Mengingat gaji yang diperoleh oleh idol SM terlalu sedikit dan tidak sebanding dengan kerja keras mereka.

fromzerotohero : Ini sangat aneh, bukankah Sooyoung memiliki banyak kontrak kerja solo dibanding dengan member lainnya?

jungkooknuna_ : Apakah Sooyoung sudah menyadari bahwa ia dijadikan sapi perah oleh SM Entertaiment? Kkkkk ...

reveluvforredvelvet : Apapun yang terjadi pada Sooyoung eonnie, kuharap ia akan baik-baik saja dan ini adalah keputusan terbaik yang dibuatnya.

Sooyoung meneteskan air matanya. Lee sajangnim tidak besalah, lelaki itu bahkan selalu memberinya dukungan. 'Sapi Perah' katanya? Tidak, Sooyoung bahkan senang berada di SM Entertaiment dan bekerja bersama Red Velvet. Mereka tidak memperkerjakan Sooyoung seperti sapi perah.

Sooyoung merasa sangat bersalah karena masyarakat menilai ia keluar akibat peraturan ketat dan persoalan gaji di SM Entertaiment. Padahal ini adalah kesalahannya karena hamil di luar pernikahan dan tentu itu melanggar kontrak.

Sooyoung tidak tau harus melakukan apa sekarang, ia ingin jujur pada media bahwa ia keluar dari agensi bukan karena dipekerjakan sebagai sapi perah. Tapi jika ia jujur, itu akan jadi boomerang tersendiri untuknya, terlebih untuk Yoongi.

Media tentu tidak akan diam begitu saja saat Sooyoung jujur, mereka akan berusaha mencaritahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya ini. Meskipun identitas Yoongi tidak diketahui publik, tapi Sooyoung takut jika akhirnya sang kekasihlah yang mengakui semuanya pada publik. Sooyoung sangat mengerti seperti apa sifat kekasihnya itu, Yoongi akan melakukan apa saja untuk melindungi dirinya.

Sooyoung menangis sejadi-jadinya setelah melempar ponselnya sembarangan. Ia tidak sanggup untuk melihat berita tentang dirinya, karena ia akan terus merasa bersalah dan menyesal untuk kesalahan yang telah diperbuatnya.

Sementara di dorm BTS, Yoongi terlihat sibuk mondar-mandir sambil mendial kontak Sooyoung berkali-kali, namun hasilnya nihil. Sooyoung tidak menjawab satu pun panggilan darinya.

"Hyung, berhentilah. Bisakah kau duduk dengan tenang?" tegur Jungkook yang mulai jengah melihat Yoongi berjalan kesana-kemari.

"Bagaimana aku bisa tenang? Sooyoung sama sekali tidak bisa dihubungi," sahut Yoongi dengan nada putus asa. Dia merasa sangat khawatir dengan keadaan Sooyoung saat ini.

"Yoongi-ya, sebaiknya kau susul Sooyoung ke apartemennya. Seungwan bilang Sooyoung menangis tadi pagi saat berpamitan dengan mereka, kau harus berada di sisinya untuk memberinya dukungan. Ini keputusan terbesar yang dibuatnya, kau sangat beruntung memiliki kekasih seperti Sooyoung." ucap Seokjin yang diangguki oleh Namjoon.

"Pergilah hyung. Tapi hati-hati, aku yakin ada banyak media disekitar apartemen Sooyoung saat ini." ujar Namjoon lalu kembali mengunyah cemilannya.

Namjoon benar, apartemen Sooyoung dikelilingi oleh puluhan media. Yoongi memperbaiki posisi topi hitamnya, menaikan kerah mantelnya lalu memakai kacamata hitamnya. Dalam hati Yoongi berdoa semoga tidak ada seorang pun yang mengenali penyamarannya.

Yoongi melangkah dengan cepat menuju lift, syukurlah semua orang sedang sibuk dengan petugas resepsionis dan tidak memperdulikannya.

Yoongi sedikit berlari menuju pintu kamar apartemen milik Sooyoung, dengan cepat ia menekan digit-digit angka dan membuka pintu lalu menutupnya. Untung saja apartemen Sooyoung memiliki keamanan yang ketat, sehingga tidak ada media yang bisa naik ke lantai atas untuk mengganggu Sooyoung.

Yoongi langsung berlari memeluk Sooyoung dengan erat begitu memasuki ruang tengah, disana kekasihnya duduk sambil menangis dengan keras. Penampilannya sangat kacau dengan rambut berantakan dan mata yang membengkak.

"Tenanglah." Yoongi mengusap punggung Sooyoung, sesekali ia menciumi puncak kepalanya.

"Oppa," panggil Sooyoung dengan suara serak. Perlahan tangisnya mereda digantikan isakan kecil.

"Ayo akhiri semuanya," ucapnya dengan nada pelan.

Seketika tubuh Yoongi menjadi kaku, gerakan tangannya yang tengah mengusap punggung Sooyoung langsung berhenti.

"Apa maksudmu?"

Sooyoung melepas pelukan hangat Yoongi, lalu beralih menatap kedua mata lelaki itu.

"Hubungan oppa dan aku, ayo akhiri... dengan begitu rasa bersalahku akan berkurang. Setidaknya aku harus mengalami rasa sakit yang sama—"

"Apa yang— astaga, aku bahkan tidak mengerti apa yang ada dipikiranmu. Rasa sakit apa yang kau maksud?" tanya Yoongi dengan nada putus asa. Dia bingung kenapa Sooyoung tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan mereka begitu saja.

Sooyoung menundukan wajahnya, tidak berani menatap wajah Yoongi.

"Aku merasa sangat bersalah," ucapnya dengan air mata yang kembali menetes.

Yoongi menghela napas berat, lalu meraih kedua tangan Sooyoung dan menggenggamnya erat.

"Kau sudah berjanji padaku, apapun yang terjadi kau tidak akan pernah meninggalkanku."

Sooyoung masih diam menunduk dengan isakan kecilnya. Yoongi menangkup wajah Sooyoung, mengangkatnya supaya bisa melihat mata wanita itu.

"Sooyoung-ie, seberat apapun masalah yang datang, tolong jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku. Jika kau merasa bebanmu terlalu berat, tolong berbagilah denganku. Kau punya aku, dan selamanya aku ini milikmu. Jadi pergunakan aku dengan baik dan jangan pernah simpan rasa sakitmu itu sendiri."

Sooyoung hanya diam sambil menatap wajah Yoongi, menyusuri kedua manik hitam milik lelaki itu. Disana terpancar ketulusan dan cinta yang melimpah. Bagaimana bisa Sooyoung memiliki pikiran bodoh untuk meninggalkan lelaki setulus ini?

Sooyoung menggeleng kecil, kemudian memeluk tubuh Yoongi dengan erat. Yoongi hanya diam sambil membalas pelukan Sooyoung, mengusap punggung wanita itu dengan pelan.

"Maaf sudah memiliki pikiran bodoh untuk meninggalkanmu oppa."

"Hm, jadi bisa kau ceritakan apa yang membuatmu memiliki pikiran bodoh itu?"

Sooyoung mengangguk kecil, lalu melonggarkan pelukannya. Matanya kembali menatap wajah Yoongi.

Demi Tuhan, apa dia sanggup menjalani hidup tanpa melihat wajah Yoongi seperti ini? Sooyoung bisa mati dalam keadaan menyesal jika melakukan hal bodoh itu.

Sooyoung masih diam, dan Yoongi dengan setia menunggu wanita itu untuk bercerita padanya.

"Sooyoung-ie, maaf karena tidak pernah mengatakannya secara langsung. Tapi aku sangat mencintaimu, jadi jangan pernah meninggalkanku." ucap Yoongi.

Sooyoung menarik sedikit sudut bibirnya, merasa bahagia mendengar pernyataan cinta dari Yoongi. Sooyoung tau jika Yoongi bukanlah tipe lelaki yang romantis, jadi jangan harap lelaki itu akan mengucapkan kalimat cinta berkali-kali.

"Oppa terima kasih sudah berada di sisiku. Aku juga sangat mencintaimu."

"Aku tau, kau terus menatap wajahku daritadi."

Sooyoung terkekeh, dasar Min Yoongi ini sangat kepedean. Tapi memang benar bahwa ia mencintai lelaki itu. Sooyoung akhirnya mulai menceritakan semua beban yang ada dalam pikirannya, dan Yoongi menjadi pendengar yang baik.

Lelaki itu dengan tenang mendengarkan semua cerita kekasihnya sampai selesai tanpa ada niat untuk memotongnya.

Setelah menyelesaikan ceritanya, Sooyoung merasa lelah karena menangis selama beberapa jam. Dengan sikap manjanya, ia minta ditemani untuk istirahat. Yoongi mau tidak mau menuruti permintaan kekasihnya itu, lagi pula ia juga merasa lelah setelah latihan bersama member Bangtan tadi pagi.

Keduanya memasuki kamar Sooyoung, berbaring dengan posisi Sooyoung yang berada dalam rengkuhan hangat Yoongi. Lelaki itu menunduk, menatap wajah terlelap milik Sooyoung.

'Sooyoung-ie tolong jangan pernah tinggalkan aku, karena aku sangat mencintaimu.'

09/06/2021

Continue Reading

You'll Also Like

822K 39.7K 46
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
7.4K 915 29
Lee Chaeryeong Tak Pernah Membayangkan Bagaimana Bisa Hidupnya Bisa Berubah Drastis saat bertemu dengan Seorang Pria Yang bahkan Beda Satu Tahun Lebi...
2.6K 326 65
Fisik dan tubuh kaca yang sangat lemah. Namun, dia adalah seorang jenius sepak bola malang yang naik ke puncak hanya dengan akal sehat dan kecerdasan...
107K 6.8K 24
Tidak peduli bagaimana pun kamu menyakitiku, aku tetap menunggumu kembali menatapku. Tapi jika kamu mengatakan tidak bahagia denganku, apalagi yang b...