Yes, Captain (The End)

By Tridewi18

5.4K 1.1K 370

Malas bett bikin deskripsi. šŸ˜“šŸ˜“šŸ‘ļøšŸ‘„šŸ‘ļø yang suka silahkan di baca don't plagiat Tar gw cipokk šŸ”ŖšŸ”Ŗ Thanks More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 (The End)
29 (Epilog)

11

120 37 8
By Tridewi18

Warning typo bertebaran 👀👀









Sekolah Pramugari BigHit Air

Seluruh siswa berhamburan keluar dari ruang kelas, jam belajar telah usai.

"Ckk...lama sekali dia" gerutu seseorang, Kim Seokjin menyandarkan tubuhnya ke sisi mobil Lamborghini seperti biasa menjemput Bae Suzy, dia melipat kedua tangannya bersedekap di dada bidangnya, dan terus memandang ke arah siswa pramugari yang keluar dari sekolah.

Kim Seokjin mendadak merasakan panggilan alam, dia melangkahkan tungkai kakinya menuju ke toilet belakang sekolah pramugari. Berjalan tergesa-gesa, mengabaikan tatapan memuja para kaum hawa yang melintasinya.

Sesampainya.

Kim Seokjin menuntaskan panggilan alamnya di toilet pria.

Ia berucap lega seraya keluar dari bilik toilet.

Dukhh dukhhh dukhh....

Terdengar bunyi ketukan pintu dari bilik toilet wanita di sampingnya.

"Tolongg aku!!! Siapapun di luar sana, tolong akuuu" sayup sayup suara seseorang dia dengar.

Kim Seokjin sekejap merasakan bulu tengkuknya merinding, ia berpikir apakah mungkin itu hanya suara hantu?? Kembali dia mendengar bunyi gedoran pintu yang kencang.

Kim Seokjin mengambil nafas panjang dan menghelanya keluar, memberanikan diri untuk memasuki bilik toilet wanita, keadaan sangat sepi dan tidak ada satupun orang di dalam bilik toilet. Beberapa pintu terbuka lebar namun ada satu pintu yang tertutup rapat.

"Ohh ada suara kaki yang masuk, heii siapapun tolong aku!!! Aku terkunci disini" suara itu kembali terdengar

Kim Seokjin mematung di tempatnya, dia mengenal suara tersebut.

"Shin Hye?? Astaga bagaimana bisa" Kim Seokjin tak habis pikir, dia bergegas memberi pertolongan.

"Shin Hye, tolong mundur sedikit. Aku ingin mendobrak paksa pintunya, kuncinya tidak ada di tempat, aku tak punya pilihan lain" ucap Kim Seokjin

"Ohh, Seokjin Oppa??" Shin Hye berucap lega pada akhirnya ada yang datang menolong

Kim Seokjin sekuat tenaga mendobrak pintu toilet sampai harus mengulang dua kali pada akhirnya pintu itu terbuka lebar.

"Shin Hye, kau baik baik saja??" Kim Seokjin cemas dan sontak menarik tubuh Shin Hye ke dalam pelukannya.

"Terima kasih, oppa" ucap Shin Hye pelan.

Kim Seokjin masih betah memeluk Shin Hye, moment yang jarang setelah mereka putus. Shin Hye menggeliat dalam pelukannya, ingin segera lepas.

"Oppa, lepaskan aku" pinta Shin Hye

"O-ohh" Kim Seokjin yang belum rela kehilangan moment berharga dan harus melepaskan pelukannya.

"Bagaimana kau bisa terkunci di dalam sana??" Tanya Kim Seokjin

"Aku juga tidak tahu, oppa. Sudahlah lupakan saja, mungkin pintunya sedang rusak. Sekali lagi terima kasih sudah menolong diriku" Shin Hye ingin segera beranjak dari tempat tersebut, entah kenapa ia sudah tidak merasa nyaman jika berduaan dengan Kim Seokjin, berbeda saat dulu mereka masih berstatus sebagai pasangan kekasih. Mungkin perlahan Shin Hye benar benar mulai move on dari cinta pertamanya.

Kim Seokjin mengikuti langkah Shin Hye dari belakang, menatap punggung mantan kekasihnya dengan sorot mata sendu, begitu banyak hal yang ingin ia jelaskan tentang perihal perjodohannya dengan Bae Suzy dan ribuan kata maaf telah mengambil keputusan yang salah hanya karena dikuasai ego semata. Tapi semua tertahan saat Kim Seokjin bisa merasakan jika Shin Hye tidak nyaman berada di dekatnya tadi.

Dari arah kejauhan, terlihat sekelompok wanita sedang merundung seseorang. Genk Bae Suzy berulah lagi. Dan tentu saja korban mereka adalah Yeo Joo Ha, si gadis culun berkacamata tebal.

Shin Hye menghentikan langkahnya, menatap geram ke arah depannya.

"Suzy?? Apa yang dia lakukan??" Kim Seokjin terlihat sangat marah mengetahui karakter asli tunangannya di sekolah, dia ingin bergerak maju untuk menghentikan pembullyan tersebut, namun lengannya dihentikan oleh Shin Hye

"Jangan dulu, oppa. Ada sesuatu yang akan terjadi" seolah Shin Hye bisa membaca situasi, sorot matanya menatap serius ke arah Yeo Joo Ha.

"Apa maksudmu, kasihan gadis itu jika kita hanya berdiam saja"

Sesaat setelah Kim Seokjin melontarkan rasa kekhawatirannya, suara kuat seseorang terdengar begitu berani meski masih begitu parau.

"Sudah cukup!!!!" Yeo Joo Ha memberanikan dirinya berteriak keras ke arah Bae Suzy, dia berdiri dari posisinya dengan keadaan sekujur tubuhnya dipenuhi tepung dan telur busuk yang menyengat, Yeo Joo Ha melangkah ke arah Bae Suzy meski tungkai kakinya terlihat gemetaran hebat.

"Cihh, kau tetap saja wanita yang lemah, dasar culun!!" Sindir Bae Suzy

"Aku sadar diri siapa posisiku disini, aku hanya penerima beasiswa berkat bantuan dari keluarga besarmu, aku dan ibuku membayar semua kebaikan keluarga mu dari keringat kami, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya menginjak harga diriku. Kau dikaruniai wajah yang cantik dan harta yang berlimpah berbanding terbalik denganku, tapi apa kau sadar ada satu hal yang tak kau miliki, yaitu kasih sayang orang tuamu" ujar Joo Ha begitu berani.

Bae Suzy terdiam di tempatnya. Ucapan Yeo Joo Ha memberi tamparan keras baginya, yaahh memang benar, dirinya selalu dimanjah dengan harta yang bergelimang tapi jarang sekali bahkan tidak pernah dia bercengkrama dengan kedua orang tuanya, mereka selalu disibukkan oleh bisnis dan uang semata. Sejak kecil, Bae Suzy selalu diasuh oleh para maid, ayah dan ibunya lepas tangan dan lebih mementingkan harta dan uang saja.

"Kau membully ku karena kau begitu cemburu padaku, aku hanya anak seorang pembantu tapi aku sangat di perhatikan oleh ibuku. Apa kau pikir, aku begitu bodoh untuk membaca kelemahan mu itu, Bae Suzy!!!" Joo Ha mengeluarkan segala yang terpendam dalam hatinya saat ini. Sudah cukup dia diam demi menjaga pekerjaan ibunya di mansion Keluarga Bae.

Bae Suzy membuang pandangannya ke bawah, tatapan tajam Joo Ha yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, dirinya akan lemah jika dihadapkan pada kenyataan yang sebenarnya.

"Aku diam demi ibuku, aku diam demi kerja keras wanita yang telah melahirkan dan mengupayakan segala cara demi masa depan putrinya, tapi kau tidak akan pernah mengerti karena kau bahkan membenci ibumu sendiri."

Kedua mata Bae Suzy mulai berkaca-kaca, menahan air mata yang begitu sesak.

"Aku tahu konsekuensi atas ucapan ku ini, kalau kau ingin mencabut beasiswaku, silahkan saja. Aku tidak peduli, bahkan rasa sakit yang kau beri padaku selama ini sudah tidak kurasakan lagi, tubuh dan hatiku sudah mati rasa, jadi silahkan kau hancurkan aku sesukamu agar kau puas" Yeo Joo Ha menyeka air matanya, tubuhnya masih gemetar dan tungkai kakinya begitu lemah.

Kim Seokjin maju ke depan, mendekati Bae Suzy dan membubarkan kerumunan orang orang yang menyaksikan adegan tersebut.

"Apa begini kelakuanmu, aku sangat kecewa" ucap Kim Seokjin begitu marah ke arah Bae Suzy

"Oppa...." Bae Suzy tidak sanggup untuk mengatakan apapun, hatinya juga tersiksa dengan segala ucapan Yeo Joo Ha yang benar adanya. Kelemahannya hanya satu, ia kurang kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya selama ini.

"Ayo ikut aku pulang..." Kim Seokjin menarik lengan Bae Suzy untuk segera pergi dari tempat tersebut

Shin Hye mendekati Yeo Joo Ha yang tersungkur jatuh dibawah.

"Joo Ha?? Kau baik baik saja??"

"Hiks.....aku melawannya, tapi aku sangat takut.....aku takut jika ibuku akan marah padaku,...hiks...tapi aku sudah tidak tahan, apa aku salah dalam hal ini, Shin Hye??" Yeo Joo Ha menangis terisak

"Tidak, kau tidak salah. Jangan pernah takut menyuarakan isi hatimu apalagi jika itu menyangkut tentang kebenaran, aku akan selalu ada di sampingmu." Shin Hye tersenyum tulus ke arahnya

"......" Yeo Joo Ha mengangguk lemah, ucapan Shin Hye memberi dia semangat baru mengatasi ketakutannya

"Kau harus bersihkan badanmu terlebih dahulu sebelum pulang, ikut denganku"


************************************






Mansion Keluarga Park

Park Jimin sedang menggerutu di kamar mewahnya, dia mengoles bibirnya yang masih bengkak dengan obat salep.

"Aakhh,....sangat menyebalkan. Bagaimana mungkin ada wanita yang begitu menyebalkan seperti dirinya. Aakhhh....sakit sekali" gerutunya masih mengoceh ria sambil terus mengoles obat.

"Adegan apa itu tadi?? Sok sweet, dihhh seharusnya dia perhatian padaku bukan pada senior cerewet seperti emak emak rempong itu. Bagaimana pun disini aku yang lebih parah keadaannya" Park Jimin masih ngoceh sembari mengenang kejadian sebelumnya di kampus.

Selesai praktek di laboratorium.

"Kerja bagus semua....terima kasih" ucap Park Chanyeol merasa lega praktek berjalan dengan lancar

Kini saatnya bagi mereka untuk beres beres peralatan bedah, dan menyusun racikan obat kimia ke rak semula.

Kim Ji Won begitu telaten membersihkan peralatan dan menyusunnya kembali. Mencuci bersih setiap peralatan praktek di wastafel kecil.

"Ekhemm..." Jung Hoseok berdehem sambil memasukkan beberapa peralatan lainnya ke dalam wastafel, isyarat agar Kim Ji Won membersihkannya.

Dari sisi lain, Mawar yang telah selesai menyelesaikan bagiannya, mengambil sebiji pisang untuk dimakan, mengupas kulitnya dan membuang tanpa sadar ke arah lantai. 

Jung Hoseok berjalan dengan elegan melewati Kim Ji Won, masih bete melihat Ji Won.

"Yaa...aakhhh" kakinya tergelincir menginjak kulit pisang.

Kim Ji Won refleks menahan tangan Jung Hoseok namun tubuh langsingnya tidak sepadan untuk menahan beban tubuh Jung Hoseok yang lumayan, tangan Kim Ji Won seolah ikut ditarik untuk jatuh bersamaan dengan Jung Hoseok di lantai, dengan posisi Kim Ji Won menimpa tubuh Jung Hoseok di atas.

Keduanya sempat berdiam agak lama saling memandang satu sama lain.

"Uwuuu...so sweet" ucap Mawar tersepona

"Ekhemm ekhemm...uhukkk" mas Chanyeol tetiba batuk.

Park Jimin...... membalikkan badannya sambil menendang keras meja di sebelahnya begitu kuat. Berjalan mengabaikan adegan yang merusak kedua matanya.

"Tidak penting" gumam Park Jimin

"Astaga, kenapa aku malah ingat adegan itu...tidak penting." Gerutu Park Jimin kembali.

"Tuan muda??" Seru seorang maid membuka pelan daun pintu kamar

"Hemm..." Park Jimin hanya berdehem

"Ada tamu di depan mencari tuan muda"

Park Jimin menyudahi acara mengobati bibirnya, dia berjalan keluar dari kamar, menuruni anak tangga yang menjuntai ke bawah, mendapati seseorang duduk di sofa panjang, seorang wanita menundukkan kepalanya.

"Maaf, anda siapa??"tegur Park Jimin

"Oh...heii..." Kim Ji Won menengadahkan kepalanya menatap lurus ke arah Jimin. Dia tersenyum kecil.

"Kau?? Untuk apa ke rumahku!!" Park Jimin masih mode bete

"Jangan marah marah terus ntar cepat tua dan keriput. Aku kesini mau antar obat herbal ini, bisa mengobati bibirmu yang bengkak itu. Kami biasanya memakai ramuan ini di desa, mau mencobanya??" Kim Ji Won mengangkat sebuah botol kaca ke udara.

Park Jimin berdehem dan duduk di sofa dengan gaya maskulin.

"Boleh juga, karena sememangnya kau harus bertanggung jawab." Park Jimin mengambil obat dari tangan Kim Ji Won dengan cepat. Dia membuka botolnya dan seketika aroma menyengat keluar begitu saja.

"Astaga, bau sekali... seperti bau sampah. Aku tidak suka"

"Yakk, tapi ini obat yang ampuh memang baunya saja yang aneh, tapi dalam dua hari bengkak di bibir akan hilang. Aku sudah pernah coba" ucap Kim Ji Won meyakinkan

"Aku tetap tidak mau..." Park Jimin meletakkan botol obat itu di meja.

Rasa kesal menghampiri Kim Ji Won, dia benci dengan sifat manjah Park Jimin yang tidak tahan dengan aroma yang tak seberapa menurutnya.

Kim Ji Won mengambil obat tersebut dan meneteskan ke ujung jemarinya

"Yaaa....yaaa..kau mau apa?? Jangan lakukan apapun??!!" Park Jimin refleks menghindar seolah bisa baca pikiran Kim Ji Won.

Kim Ji Won memegang tangan kanan Park Jimin agar tidak bisa menghindar dan secepat kilat mengoles obat tersebut ke bibir Park Jimin.

"Yaaakkk....aakkhhh..." Park Jimin kesakitan karena tanpa sadar jemari Ji Won agak kuat menekan bibir bengkaknya.

"Aigoo, maafkan aku...aku tak sengaja" Kim Ji Won jadi merasa bersalah

Ia perlahan mengoles dengan lembut obat tersebut ke bibir bengkak Jimin. Benar benar melakukannya dengan telaten.

Park Jimin terdiam sesaat, kedua matanya menatap intens ke wajah Ji Won yang hanya berjarak 10 centi. Ada rasa bahagia menyelinap hatinya bisa memandang wajah Ji Won sedekat itu.

"Appa pulangg.....e-ehh..." Park Sang Hyun terdiam di ambang pintu, menyaksikan adegan tersebut.

Kim Ji Won sontak menjauh dari Park Jimin tapi lagi lagi jemarinya menekan kuat bibir Jimin yang bengkak.

"Aakkhhhh...." Park Jimin kembali meringis kesakitan

"Maaf...maaf....hehehe" ucap Kim Ji Won dengan raut wajah canggung

"Hmm...ada ada saja anak muda zaman sekarang. Jimin-ah, jadi itu alasan bibirmu bengkak begitu??" Selidik Park Sang Hyun

"Maksud appa bagaimana??" Park Jimin merasa curiga dengan isi pikiran ayahnya

"Yaa tentu saja bibirmu bengkak karena kau mungkin habis berciuman dahsyat dengan pacarmu itu. Sudah jangan malu, appa pernah muda juga kok...hehehe..." Goda Park Sang Hyun

"Bukan begitu, paman" bantah Kim Ji Won

"Siapa namamu, nak?? Kenalkan aku ayahnya Jimin"  Park Sang Hyun mendekati kedua anak muda tersebut. Mengulurkan tangannya ke arah Kim Ji Won.

"Kim Ji Won, paman"

"Nama yang cantik seperti orangnya"

"Ekhemmm" Park Jimin berdehem.



************************************



Sekolah penerbangan BigHit Air

Ujian praktek test drive bagi calon pilot diadakan di ruang simulator.

Semua siswa antusias mengikutinya

Puyeng yaa lihat banyak tombol di ruang kemudi pilot. Hedeuhh....salut dah sama dunia penerbangan. 😱🥴😅

Dari semua siswa yang antusias mengikuti ujian praktek, terlihat Kim Namjoon yang berwajah pucat dan kedua matanya yang hitam seperti panda. Namjoon berusaha untuk tetap fokus, meski ia rasa badannya mulai melemah. Sudah beberapa hari sejak ibunya di rawat di rumah sakit, ia keseringan begadang dan bekerja keras mengantarkan pesanan online kue, belum lagi mengurus kebutuhan di rumah.

"Namjoon, kau baik baik saja?? Hei...wajahmu semakin pucat" Min Yoongi menyadari perubahan Kim Namjoon.

"Tidak apa, aku cukup baik" Namjoon menutupi semuanya.

"Kim Namjoon, silahkan masuk ke ruang simulator" ucap pengawas ujian memanggil nama Kim Namjoon.

Min Yoongi berdehem pelan, menatap khawatir ke arah punggung sahabatnya. Ia telah mengetahui tentang keadaan Bibi Seon Mi yang dirawat intensif di rumah sakit.

Sebelumnya

Min Yoongi dan Park Jimin berjalan tergesa-gesa menyelusuri lorong rumah sakit mencari ruang rawat inap bibi Seon Mi.

Mereka dikejutkan oleh suara dua orang yang sedang berselisih di meja administrasi. Kim Namjoon dan Paman Sang Hyun.

"Namjoonie, kumohon jangan tolak bantuan dari paman. Kalian sudah paman anggap seperti keluarga sendiri, jadi paman mohon nak..." Park Sang Hyun mencoba memberi bantuan berupa uang tunai untuk biaya pengobatan Seon Mi

"Aku bisa sendiri, paman." Tolak Namjoon masih menunjukkan sikap datarnya mengingat kejadian di lobby hotel grand Lotte.

Park Jimin merasa kesal dengan sikap sombong yang ditunjukkan oleh Kim Namjoon, menolak mentah mentah bantuan dari ayahnya. Ia maju menghampiri Namjoon dan menarik kerah baju Namjoon.

"Apa maksudmu, Namjoon!!! Ayahku sampai memohon tapi kau malah sombong menolaknya, apa kau pikir kau bisa hidup sendiri dan mengatasi semua masalahmu sendirian?? Sombong sekali." Park Jimin terlanjur kesal tapi sebenarnya kemarahan yang dia tunjukkan hanya bentuk kasih sayang pada sahabatnya.

"Jimin, sudahlah....jangan berbuat keributan di rumah sakit" Min Yoongi menarik paksa tubuh Jimin

"Terserah kalian, tapi aku butuh waktu." Ucap Namjoon dengan nada datar dan membalikkan badannya, meninggalkan sahabat dan Park Sang Hyun di belakangnya.

"Appa, ada apa sebenarnya dengan Namjoon??" Tanya Jimin

"Mmhh, Namjoon tidak salah dalam hal ini. Semua karena suatu hal, appa telah membuat dia kecewa." Ucap Park  Sang Hyun

"Maksud paman??" Tanya Min Yoongi

"Paman tidak bisa jelaskan untuk saat ini, tapi paman minta kalian berdua jangan meninggalkan Namjoon. Dia butuh kalian supaya tetap tegar menghadapi situasi sulit sekarang ini."

"Lalu, bagaimana dengan jumlah uang untuk pengobatan bibi Seon Mi?? Aku tidak yakin Namjoon bisa mengumpulkan sebanyak itu dalam waktu singkat..." Min Yoongi jadi cemas

"Begini saja, paman....Namjoon memang keras kepala saat tengah kecewa, tapi aku punya ide untuk dia menerima bantuan dari kita. Meski terdengar sedikit gila..." Min Yoongi memiliki satu ide yang tepat

"Maksudmu apa, ide yang bagaimana??" Tanya Jimin

Min Yoongi tersenyum misterius

"Mmhh, aku minta maaf Namjoon. Karena ide ku itu, kau jadi kecapean bekerja di toko kue" gumam Min Yoongi, dia meminta bantuan ayahnya untuk membujuk para clientnya di perusahaan agar membeli kue di toko Lovely.

Park Jimin juga berperan penting dalam ide tersebut, membeli banyak pesanan kue memakai duit ayahnya atas nama orang lain untuk dia bagikan ke anak yatim dan kaum dhuafa. Namjoon sama sekali tidak menyadari semua pesanan online yang membludak selama sepekan ini. Dia fokus untuk terus bekerja.

Di ruang simulator, Kim Namjoon dihadapkan berpasangan dengan Kim Seokjin untuk memulai test drive.

Beberapa kali Seokjin memperhatikan Namjoon yang kurang fokus ujian, dia melihat wajah Namjoon yang pucat.

Untuk saat ini, Kim Seokjin tidak mengibarkan bendera perang.

Skip

Sepulang sekolah,

Kim Namjoon lanjut bergegas ke toko kue Lovely. Masih ada banyak pesanan online menanti untuk diantarkan.

Toko Kue Lovely

Kim Namjoon kaget dengan pengunjung yang membludak di toko. Dave Lee juga kerepotan melayani.

Namjoon bergerak untuk membantu pekerjaan Dave Lee, namun beberapa menit kemudian, tubuhnya jatuh pingsan saat tengah melayani membungkus pesanan kue.

"Namjoon??..." Dave Lee jadi cemas dan memanggil teman-temannya di pantry untuk mengangkat tubuh Kim Namjoon agar dibawa ke dalam ruang office.

"Namjoon oppa??" Seseorang baru saja masuk ke toko, Shin Hye melihat tubuh Namjoon digotong ke sebuah ruangan.

Park Shin Hye mengikuti langkah Dave Lee, begitu cemas dengan keadaan Namjoon saat ini.

"Letakkan dia di sofa panjang itu" perintah Dave Lee

"Oppa, ada apa dengan Namjoon oppa??" Tanya Shin Hye cemas

"Ohh Shin Hye, aku terkejut kau datang, tapi syukurlah...bisa aku minta tolong untuk saat ini??"

"Apapun oppa, akan kubantu"

"Tolong jaga Namjoon sementara di dalam sini, kami masih sibuk mengurus pembeli diluar, aku juga akan menelpon dokter untuk memeriksa keadaan Namjoon. Jadi, tolong yaa" ucap Dave Lee

Shin Hye mengangguk cepat.

Shin Hye mengambil alih menjaga Namjoon, dia merogoh tas ranselnya mencari minyak angin untuk di pakai agar Namjoon siuman dari pingsannya, pertolongan pertama saat ada kejadian darurat seperti itu.

Shin Hye mengusap telapak tangan Namjoon agar terasa hangat, mentransfer energi dari tubuhnya.

Shin Hye meraba kening Namjoon. Terasa panas.... sepertinya tengah demam

"Aku punya sapu tangan...aahh cocok sekali" Shin Hye merogoh sapu tangannya di saku bajunya, berjalan ke ruang toilet untuk membasuh sapu tangan tersebut dengan air dingin lalu kembali ke tempat Namjoon, meletakkan dengan telaten sapu tangan tersebut di kening Namjoon. Matanya menelisik mencari sesuatu, selimut bulu dia temukan di dalam rak  dekat sofa.

Shin Hye menyelimuti tubuh Namjoon supaya tetap hangat.

Perlahan kedua mata Namjoon terbuka, ia telah siuman dari pingsannya. Pengobatan Shin Hye berhasil. Meski kepalanya masih berdenyut sakit.

"Oppa, syukurlah telah sadar. Aku sangat cemas tadi...oh Ya Tuhan terima kasih banyak" Shin Hye berucap syukur

"Aku buatkan Teh hangat untuk oppa dulu, sebentar yaa..." Shin Hye beranjak namun tangannya ditahan Namjoon

"Jangan pergi,....temani aku saja." Lirih Namjoon masih lemah, dia memejamkan matanya kembali, rasa sakit di kepalanya semakin kuat.

"Ohh...." Shin Hye tidak punya pilihan, tangan Namjoon begitu erat menahan dirinya.

Tidak berapa lama, seorang dokter masuk didampingi ole Dave Lee.

"Silahkan masuk, tuan...pasien ada di dalam" ucap Dave Lee.

Dokter mulai memeriksa tubuh Namjoon dan mengecek tekanan darahnya.

"Keadaannya tidak terlalu parah, aku akan beri resep obat yang harus di beli, jangan cemas dia hanya demam saja" sesaat dokter melihat ke arah tangan Namjoon dan Shin Hye yang masih bertautan erat.

"Jangan dilepas kalau bisa....itu bisa memberi therapy bagi penyembuhan demamnya, dengan kata lain kau mentransfer energi positif dari tubuhmu untuk menguatkan imun pasien" ucap sang Dokter

"Ohh baiklah...aku paham." Ujar Shin Hye

Dave Lee memandang dengan perasaan cemburu, tapi ia menepis rasa itu untuk saat ini, Namjoon adalah adiknya, dia harus prioritaskan kesehatan Namjoon terlebih dahulu.

Dokter dan Dave Lee keluar dari ruangan setelah selesai mengecek kesehatan Namjoon

"Eomma....." Namjoon mengigau perlahan.

"Oppa, semua akan baik baik saja, istirahatlah dulu." Ujar Shin Hye

"Jangan pergi...." Lirih Namjoon lalu perlahan mulai tertidur.

"Aku tidak akan pergi...tidurlah..." Shin Hye membelai pucuk kepala Namjoon.

Perlahan rasa kantuk menghampiri Shin Hye, ia menyandarkan kepalanya di sofa dekat dengan wajah Namjoon sedangkan posisinya duduk di lantai. Kedua tangan mereka juga masih bertautan erat disana.




************************************




Apartemen Pribadi
Kim Seokjin

"Aku tidak akan menikah dengan Bae Suzy"

"Apa maksudmu, Kim Seokjin!! Undangan telah disebar, kalian harus melanjutkan pernikahan itu tanpa bantahan" ucap Ibunya dengan nada keras

"Sudah cukup, eomma!!! Cukup!! Seokjung hyung pergi juga karena ke egoisan kalian, menjual anaknya sendiri untuk menebus segala hutang perusahaan. Aku tidak akan mau seperti Seokjung hyung." Bantah Kim Seokjin

"Ayahmu akan datang ke Seoul, besok pagi. Jika kau berani membantah ayahmu, silahkan saja. Kau tentu mengenal bagaimana kerasnya ayahmu. Eomma tidak akan membela saat itu terjadi"

Kim Seokjin mengepalkan tangannya dibawah. Mengingat sifat keras ayahnya yang suka main tangan dan tidak segan memukul siapapun yang membantahnya.















Dahlahh.....😴😴😴

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

53.5K 6.6K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
828K 9K 50
Penggalan kisah Mahabharata yang diambil dari berbagai sumber. Menitik beratkan pada penggambaran Tokoh tokoh yang terlibat didalamnya. Ada lebih dar...
15.8K 2.5K 14
Veedan Arfajar (36 Tahun) secara paksa dinikahkan dengan cucu sahabat kakeknya bernama Roseani Senjakala (27 Tahun). Hal itu dikarenakan Veedan tid...
10.3K 1.3K 15
Apa salah jika jatuh cinta dengan satpam ? Jawabannya tentu tidak Mari simak kisah sang Manager keuangan yang jatuh hati pada Satpam kantornya sendir...