MRS. SANJAYA [ON GOING]

Por Peachiesgurl_

1.6K 442 820

WARNING! 🚫 MENGANDUNG KATA-KATA KASAR 🚫 BANYAK ADEGAN KEKERASAN 🚫 BANYAK ADEGAN PEMBUNUHAN YANG SADIS 🚫 P... Más

CHAPTER 0.1
CHAPTER 0.2
CHAPTER 0.3
CHAPTER 0.5
CHAPTER 0.6
CHAPTER 0.7
CHAPTER 0.8
CHAPTER 0.9
CHAPTER 1.0
CHAPTER 1.1
CHAPTER 1.2
CHAPTER 1.3
CHAPTER 1.4
CHAPTER 1.5

CHAPTER 0.4

119 39 75
Por Peachiesgurl_

"Jangan lari lo!" teriak salah satu pria berbadan tinggi besar berlari paling depan di antara temannya mengejar seorang gadis yang membawa pistol ditangannya.

Grizelle Nena Florenza. Nama gadis berambut panjang hitam berponi tipis itu, ia memiliki wajah cantik dengan hidung mancung dan bibir sedikit polesan liptint merah. "Sial! Kenapa gue bisa lupa bawa isi peluru cadangan?! Dasar bodoh!" Ia mengutuk dirinya sendiri yang ceroboh karena tidak membawa peluru cadangan satu pun.

Nena berlari sekuat tenaganya berharap ada orang yang menolongnya, namun itu mustahil. Karena tak ada satu pun orang di sini, tak ada juga yang berani melewati tempat sepi ini, apalagi rawan dengan adanya begal dan pembunuhan. Lima pria asing itu terus mengejarnya.

"Florenza! Berhenti lo di sana, sebelum gue tembak!" ancam Marco-si cowok berbadan tinggi besar yang sebelumnya meneriaki dirinya.

Gadis itu mengabaikannya, Marco bersiap untuk menekan pelatuknya.

"Florenza!"

"Gue gak bakal dengarin kata-kata lo, Marco!" teriak Nena yang terus berlari tanpa henti, ia tidak peduli jika nanti Marco benar-benar menembaknya.

Tiba-tiba Nena terjatuh, kakinya terkilir. "Shit!" desisnya.

Marco dan teman-temannya berhenti berlari saat melihat Nena terjatuh di aspal. Cowok itu tertawa puas.  "Lo sekarang gak bisa kemana-mana lagi, Nena sayang."

"Co, gimana kalo nih cewek digilir aja, kayaknya seru," saran salah satu teman Marco yang bernama Rendy.

"Iya, Co. Mumpung sepi disini," sambung Andi, temannya Marco dan Rendy.

Nena perlahan memundurkan tubuhnya, namun usahanya itu hanya sia-sia. "Jangan sentuh gue, brengsek!" Nena menepis tangan Marco yang ingin menyentuhnya.

Marco tiba-tiba tersenyum miring, tanpa aba-aba ia menarik rambut Nena dengan kasar.

"Enggak usah sok cantik lo, segala nolak gue!" bentak Marco.

Nena meringis kesakitan.

Saat Marco ingin berbuat hal yang tidak senonoh, tiba-tiba sebuah cahaya mendekat dari kejauhan. Tiga motor mendekat ke arah mereka.

Motor berwarna oranye berhenti terlebih dahulu, lalu sang pemilik membuka helmnya. "Ada apa, nih? Kayaknya gue ketinggalan tontonan," ujar Rian sembari menatap Marco dan Nena bergantian.

Naura turun dari motor berwarna neon miliknya dan menghampiri Nena.

"Cantik juga target lo," sinis Naura ke Marco.

"Iya lah cantik, ya kali gue nyari cewek  yang  kayak Airin, sok manis!" Marco membanggakan dirinya sekaligus menghina cewek yang bernama Airin itu. Eh wait? Airin mana nih?

"Airin?" gumam Nisla yang ternyata Marco mendengarnya.

"Airin Raveena, lo kenal?" tanya Marco. Nisla menggelengkan kepalanya.

Marco mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan sebuah foto ke Nisla. "Nih yang namanya Airin Raveena, cantik 'kan? Tapi sayang sok jual mahal, padahal murahan!"

Fuck! Bisa-bisanya Marco menghina adiknya. Nisla turun dari motor lalu melepas helm full face nya.

"Tadi lo bilang apa?" tanya Nisla dingin.

"Airin murahan, temen lo?" jawab Marco. Tak lama Nisla menendang perut Marco dengan kencang.

Rendy dan Andi tak tinggal diam, mereka ingin membalas perbuatan Nisla, namun Rian dan Naura lebih dulu menjatuhkan keduanya.

"Lo emang punya target yang cantik. Tapi sayang, lo sekarang  target temen gue. Well, gue kasih izin lo mengucapkan kata-kata terakhir yang mau lo sampaikan ke target lo," ucap Rian yang berdiri di samping Nisla dengan sebuah tongkat besi milik Andi.

"Lo semua siapa, sih?! Jangan ikut campur urusan gue!" Marco meninggikan suaranya dan berancang-ancang menyerang Nisla.

Wajah Nisla memang tertutup tapi mata tajam Nisla masih bisa dilihat oleh Marco dan teman-temannya.

Tatapan membunuh, Mrs. Sanjaya menyembunyikan sebuah cutter di saku belakang celananya.

Saat Nisla mendekat, Marco malah memundurkan tubuhnya karena ketakutan.

"Gue gak bakal bunuh lo sekarang kok, paling nanti tunggu waktu yang tepat," ucap Nisla santai, tapi entah mengapa mampu membuat siapapun yang mendengarnya menggedik ngeri dan merinding.

Naura membantu Nena berdiri. "Lo gak apa-apa kan?" tanyanya.

Nena mengangguk. "Gue gak apa-apa kok, makasih ya."

Nisla sudah kembali naik ke motornya dan memakai helmnya, begitu juga dengan Rian.

"Naik, gue anter pulang," ucap Nisla ke Nena.

Naura dan Rian saling memandang satu sama lain.

"Boss, biar gue aja yang  anter dia!" kata Rian dengan nada sedikit tinggi agar Nisla bisa mendengarnya.

Nisla memberikan sapu tangan miliknya untuk menutupi luka di paha Nena yang terpampang jelas.

"Gue aja yang anterin dia pulang!" ujar Nisla yang sudah tidak bisa di bantah lagi.

Dengan ragu Nena naik ke motor Nisla. "Dimana rumah lo?" tanya sang pemilik motor.

"Gu-gue gak punya rumah." Jawab Nena menundukkan wajahnya. Nisla menghela nafasnya berat, mau tidak mau ia harus membawa gadis itu pulang bersamanya.

Ketua Black Diamond itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalan raya yang sepi karena sudah tengah malam. Nena hanya bisa duduk manis di atas motor sport penyelamat hidupnya, ia benar-benar berterimakasih karena seseorang yang ia tidak kenal tepat waktu menolongnya.

Nisla menghentikan motornya di depan gerbang yang sangat besar dan tinggi, ia mengklakson sebanyak tiga kali dan perlahan gerbang itu terbuka lebar untuknya. Nena memandang takjub rumah besar di hadapannya, dan mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali memastikan bahwa ini bukan mimpi.

Nisla memarkirkan motornya di garasi. "Turun!" suruhnya ke Nena sambil melepaskan helm full face nya.

"Ini rumah lo?" tanya Nena tak percaya bahwa rumah sebesar ini milik gadis asing yang menolongnya dari Marco. Tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan Nena, Nisla masuk ke dalam rumahnya yang disambut dengan puluhan pria berbadan tinggi besar berjas hitam.

"Siapa dia?" batin Nena. Sepertinya, ia pernah melihat gadis yang sedang duduk memakai dress putih elegan di ruang tamu itu.

"Airin Raveena? Ngapain dia disini?!" Nena memekik kecil di dalam hatinya.

Airin menatap kakaknya sebentar lalu ia beralih ke Nena yang sedang berdiri di belakang Nisla. "Siapa tuh yang lo bawa?" tanyanya dengan nada yang sangat tidak mengenakkan.

Gadis yang mengenakan dress putih yang kita tahu adalah Airin menghampiri Nena. Airin terkejut melihat orang yang hampir membunuhnya beberapa hari yang lalu.

"Lo! Ngapain lo kesini?!" bentak Airin memekakkan telinga. Nisla menatap adiknya dan gadis itu yang sedang melemparkan tatapan satu sama lain. Airin menatap Nena tajam, sedangkan yang ditatap hanya bisa terdiam ketakutan.

"Kalian saling kenal?" Nisla menatap keduanya bingung.

"Iya, dia yang hampir bunuh gue beberapa hari yang lalu!" jawab Airin membuat Nisla terkejut namun tidak terlihat diwajahnya, harus kalian tahu bahwa seorang Nisla Kamila Sanjaya mampu menyembunyikan ekspresi dan perasaannya. Jadi, orang yang ia bawa ini adalah orang yang mencoba membunuh adiknya.

Semua anak buah Nisla maupun Airin bersiap menodongkan sebuah pistol ke Nena setelah mendengar pernyataan Airin namun Nisla menahannya.

"Jelasin apa yang terjadi ke gue, sekarang!" ujar Nisla yang memancarkan aura dingin dari tatapan gadis Sanjaya itu.

Nena berlutut di hadapan Airin. "Sorry Rin, gue disuruh sama Marco buat bunuh lo," jelasnya memohon.

Airin mendelik tajam, ia mengabaikan Nena dan duduk di samping Nisla.

"Marco? Cowok yang hampir memperkosa lo tadi?" Nena mengangguk menjawab pertanyaan Nisla.

"Marco mau bunuh lo, Rin. Dia gak terima lo nolak cinta nya dia, gue bego banget mau nurutin apa kata dia waktu itu dan sekarang dia mau bunuh gue, Rin," jelas Nena tak berani menatap mata Airin ataupun Nisla sedikitpun.

Airin sedang tidak berada dalam mood yang bagus, ia mengambil senjata api berwarna emas yang biasa ia pakai sehari-hari, Colt 1911. Ia menodongkan pistol emas itu ke arah Nena.

"Lo bunuh dia, berarti lo siap mati di tangan Daddy, Rin." Nisla memperingati dan ia melihat tato kecil di pundak Nena.

"Kenapa gue yang mati? Kan dia yang hampir bunuh gue, jadi dia dong yang harus mati!" Airin meninggikan intonasinya.

Nisla merebut senjata api itu dari Airin. "Dia dari keluarga Florenza, rekan kerja Daddy!"

Deg!

Mati sudah nasibnya di tangan kakaknya bahkan ia bisa mati di tangan ayahnya juga.

Nisla menyuruh Nena untuk bangun. "Jangan berlutut kayak tadi, gue tau lo salah dan hampir bunuh adik gue, tapi itu juga bukan kesalahan lo sepenuhnya. Lo disuruh Marco kan?"

Nena menganggukkan kepalanya.

"Kalo emang lo disuruh Marco, bunuh dia besok tepat jam delapan malam di hadapan gue."

☠️

Airin menatap Nisla tak percaya membiarkan Nena menginap di rumahnya walaupun hanya untuk semalam.

"Kak, lo serius ngajak dia nginep disini?" Tanya gadis itu untuk memastikan iya atau tidaknya. Nisla hanya berdeham sebagai jawabannya.

"Kak, lo kan tau dia itu orang yang hampir bunuh gue waktu itu. Dan lo ngebiarin dia tidur disini? Gila!" kesal Airin sambil mengikuti langkah Nisla mengarah kolam berenang yang terletak di halaman belakang.

"Dia terpaksa, Rin."

"Itu cuma omongan dia aja, dalam hati mah pengen gue mati kak."

"Rin, udah deh mending lo ngapain kek jangan berpikiran yang aneh-aneh terus. Gue capek dengar lo ngoceh," ucap Nisla sambil memijat pangkal hidungnya.

Airin mendengus kesal. "Terserah deh kak, gue juga capek! Kalo besok tuh anak belum pergi dari sini, gue pastiin besok adalah hari terakhir dia di dunia ini!" Gadis itu melenggang pergi dengan emosi yang tidak stabil dan sangat marah pada Nisla.

Ting! Ting! Ting!

Benda pipih berwarna hitam terbalut casing warna hitam polos berdering panjang, Nisla mengernyitkan keningnya menatap layar ponselnya yang terus menampilkan banyak pesan tanpa henti.

Ting!

Sebuah pesan masuk membuat dirinya mendelik tajam.

+62 812-4563-07**
Saveback atau jadi pacar gue?

☞🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪☜

Vote, Coment, & Share!
☞☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️☜

Seguir leyendo

También te gustarán

23.4K 2.4K 11
Bertahan hidup dengan dikelilingi para kanibal? Siapa yang kuat? Tentu saja mereka bertujuh. [ 𝗕𝗢𝗕𝗢𝗜𝗕𝗢𝗬 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖 ] Sebuah virus menyebar...
1.3M 60.4K 72
Jangan lupa follow sebelum baca 🙏 Brutal, sadis, kejam dan brengsek adalah sifat yang melekat pada seorang pemuda tampan bernama Alison Steve Cristo...
4.1M 511K 80
Pembelian Novel Version bisa di shopee momentous.publisher❤ Elbiana Angelista Dewaga, siswi cantik SMA Cendrawasih yang terkenal bersikap dingin dan...
78.4K 5.7K 25
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...