Yes, Captain (The End)

Galing kay Tridewi18

5.4K 1.1K 370

Malas bett bikin deskripsi. šŸ˜“šŸ˜“šŸ‘ļøšŸ‘„šŸ‘ļø yang suka silahkan di baca don't plagiat Tar gw cipokk šŸ”ŖšŸ”Ŗ Thanks Higit pa

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 (The End)
29 (Epilog)

10

137 36 8
Galing kay Tridewi18

Warning typo bertebaran 👀👀








Hotel Grand Lotte, Seoul City

Ruang lobby lantai satu

Kim Namjoon dan Park Shin Hye telah tiba di ruang lobby hotel, seseorang datang mencegah langkah Namjoon.

"Namjoon??"

"Paman, aku tidak sabar ingin bertemu dengannya, dimana beliau??" Tanya Kim Namjoon pada Park Sang Hyun.

Wajah Park Sang Hyun terlihat gelisah namun ia berusaha untuk tenang.

"Bisa kita bicara sebentar di sana??" Unjuk Sang Hyun pada sebuah sofa panjang di sisi kanan

"O-ohh, kalau begitu kita pisah disini, oppa. Aku mau langsung ke kamar hotel eommaku. Aku pergi dulu" ucap Shin Hye meminta ijin pada Namjoon dan tidak lupa mengebow ke arah yang lebih tua, Park Sang Hyun sebelum melangkah naik ke lift.

Kim Namjoon dan Sang Hyun duduk di sofa panjang, tapi Sang Hyun tidak berani menatap wajah Namjoon. Ia banyak menghela nafas berat

Sebelumnya

Saat di sekolah penerbangan

Park Sang Hyun datang ke sekolah untuk menemui Kim Namjoon di ruang salah satu guru pengajar

"Ada apa paman??" Tanya Kim Namjoon

"Namjoonie, kau tentu masih penasaran dengan si pengirim kotak kemarin bukan??" Ucap Sang Hyun mengawali

Kim Namjoon mengangguk cepat

"Paman sudah membicarakan hal ini padanya, dan dia bersedia untuk menemuimu."

"Jadi, paman mengenal si pengirim kotak itu?? Tapi kenapa bisa kotak itu diberikan oleh Shin Hye?? Paman berarti mengenal Shin Hye?? Aku bingung, apa maksud semua ini"

"Tenanglah, Namjoon. Paman akan menjelaskannya tapi bukan sekarang. Begini saja, besok paman memesan beberapa kotak kue ke sebuah alamat, tolong datang yaa. Karena dia ada disana, kelak kau juga tahu siapa dia sebenarnya"

"Tidak bisakah paman berkata jujur dari sekarang?? Katakan saja siapa dia sebenarnya?? Apa ada kemungkinan dia adalah ayahku?? Ayahku masih hidup, bukan paman?? Katakan saja!!" Desak Namjoon dengan sorot mata berkaca-kaca

"Datang besok yaa, dia yang ingin mengatakan semuanya langsung padamu. Paman hanya menyampaikan pesannya saja"

"Ada apa paman?? Kenapa paman seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat??" Tanya Namjoon curiga

"Paman minta maaf, mengenai hal kemarin...." Sang Hyun tidak sanggup mengatakan

"Apa maksud, paman sekarang??!! Paman ingin mempermainkan diriku, hahh!!!" Amarah menguasai hati Namjoon

"Bukan begitu, hanya saja....ada sedikit masalah dan dia tidak bisa menemuimu disini"

Kim Namjoon menarik kerah baju Sang Hyun, sorot mata yang dipenuhi kekesalan namun juga air mata yang tertahan.

"Apa maksud paman sebenarnya?!!"

"Namjoon, lepaskan. Paman tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, karena....." Sang Hyun kehabisan kata kata mengingat janjinya tadi pada Kim Joo Hun. Sang Hyun berada di dalam dilema.

Kim Namjoon melepas tangannya dari kerah baju Sang Hyun, matanya beralih menatap ke arah kotak kue yang dia letak di meja.

"Aku datang kesini dengan harapan ingin tahu siapa yang mengirim topi pilot milik appa, aku sangat berharap jika dia adalah appa, aku sampai berpikir tidak realistis memaksa jika appa mungkin masih hidup. Tapi ternyata, paman hanya ingin mempermainkan harapan seorang anak yatim." Air mata Namjoon menetes perlahan namun tidak ada suara isakan tangis.

"Jika dia bukan ayahku, siapapun dia aku ingin berjumpa dan menanyakan banyak hal tentang bagaimana dia bisa mengenal ayahku, bagaimana bisa topi pilot itu ada padanya. Itu saja paman, itu saja keinginan yang sederhana dariku." Kim Namjoon bangkit dari duduknya

"Aku sangat kecewa pada paman" ujarnya lagi sebelum melangkah

Drrrttt.....drrrttt...hp milik Namjoon berdering. Dia mengambilnya, panggilan dari Dave Lee Hyung.

"Iya hyung, ada apa??"

"Namjoon, cepat pulang. Ibumu tadi pingsan di mansion dan sekarang tengah di bawa ke rumah sakit"

"Eomma?? Eomma di rumah sakit?? Aku akan segera ke sana hyung, tolong jaga ibuku sementara waktu sampai aku datang" Kim Namjoon berjalan cepat keluar dari hotel

Ucapan Namjoon sebelumnya di dengar oleh Sang Hyun. Dia juga berdiri saking kagetnya.

"Seon Mi?? Ada apa denganmu?? Aku harus kesana" ucap Sang Hyun bergegas mengikuti langkah Namjoon. Cemas memikirkan wanita yang masih sangat dia cintai itu.

Skip

Kamar Hotel

"Eomma,......" Shin Hye dengan mata berbinar memandang ibunya saat memasuki salah satu kamar hotel yang dipesan ibunya. Namun sekejap dia memasang ekspresi kaget karena melihat sosok lain di kamar itu

"Appa?? Aku pikir cuma eomma saja yang ke Seoul, ternyata appa juga ikut. Wahhh aku senang sekali, kejutan yang menyenangkan melihat kedua orang tuaku disini" Shin Hye memeluk ibunya dan ayahnya melepas rasa rindu

"Eomma juga senang bertemu denganmu, sayang" balas Lee Bo Young sambil melirik tajam ke arah Kim Joo Hun

Kim Joo Hun hanya terdiam saja di tempatnya.

"Lalu berapa lama eomma dan appa di Seoul??" Tanya Shin Hye

"Tidak akan lama, lusa kami akan balik ke Tokyo. Iyakan suamiku??" Tanya Lee Bo Young dengan sinis

"I-iya..." Kim Joo Hun pasrah mengikuti ucapan Bo Young.

"Sayang sekali, kupikir bakal lama. Ohh iya selama dua hari ini berarti aku bisa mengajak eomma dan appa keliling Seoul" Shin Hye sangat senang

"Tentu saja" balas Bo Young

"Ahhh, tadi aku kesini sama temanku. Tapi dia di lobby bawah, padahal tadi mau kuajak untuk berkenalan dengan orang tuaku. Dia sangat baik sekali padaku, hehehe" kenang Shin Hye akan sosok Namjoon.

"Temanmu siapa??" Tanya Kim Joo Hun curiga

"Kim Namjoon, appa tentu tahu dengan nama itu. Kotak yang pernah..." Mulut Shin Hye tetiba saja disekap oleh tangan Joo Hun agar tidak kelepasan bicara, Lee Bo Young tidak boleh tahu soal kotak kado yang dia beri pada Namjoon.

"Apa maksud kalian??" Tanya Bo Young

"Aahh, tidak ada apa apa." Kim Joo Hun berusaha untuk tenang

Lee Bo Young merasakan panggilan alam, dia harus ke toilet sebentar.

"Appa, kenapa tadi menutup mulutku begitu?? Appa dan eomma saling memiliki rahasia??" Tanya Shin Hye bingung

"Tidak, tapi ahh itu hanya masalah kecil, tidak perlu kau katakan pada ibumu. Ohh iya....kau dan Namjoon sudah saling kenal??"

"Iya appa, dia pria yang sangat baik dan perhatian. Selama aku di sini, dia banyak membantuku. Aku senang berteman dengannya" wajah Shin Hye merona seketika, jadi malu jika membayangkan Namjoon di benaknya

"Kau senyum senyum begitu, apa kau mempunyai perasaan pada Namjoon??" Tanya Kim Joo Hun lagi

"A-aniya,...kami hanya......teman saja" jantung Shin Hye berdetak kencang di dalam sana, ada yang berbeda saat ucapan bibir bertolak belakang dengan isi hatinya.

"Benarkah??"

"Tentu saja, appa"

"Hemm" Kim Joo Hun berpikir keras.

"Kau dan Namjoon meski bukan terikat darah yang sama, tapi apapun itu kalian adalah saudara tiri, kalian berdua tidak boleh terikat oleh sebuah hubungan" pikir Joo Hun di dalam benaknya.

************************************



Universitas kedokteran, Bangtan

Ruang praktek kedokteran

"Yuhuiii asyik...kita berada di satu team." Ucap Mawar dengan girang

"He em, aku juga senang tapi siapa satu lagi anggota kelompok kita?? Bukankah satu kelompok itu tiga orang??" Tanya Kim Ji Won

"Hei, kau tidak baca keterangannya di Mading kampus yaa, dia adalah...."

Seseorang datang dengan kondisi wajah memprihatinkan.

"Hai....maaf telat datang" ucap Park Jimin menegur kedua gadis di depannya.

"Kau?? Kau satu kelompok dengan kami, yang benar saja!!" Kim Ji Won sangat kesal.

"Pft,,,, Jimin oppa. Ada apa dengan bibirmu itu, kok bengkak begitu, hahahahhahaaa" Mawar tidak bisa menahan tawanya.

Benar, Park Jimin datang dengan wajah yang menyedihkan, kedua bibirnya bengkak akibat di tonjok oleh Kim Ji Won kemarin.

Sebelumnya.

Wajah Park Jimin mendekati perlahan bibir Kim Ji Won, sedangkan Ji Won sudah memejamkan matanya dengan cemas.

Park Jimin tersenyum jahil dan beralih mendekati daun telinga Ji Won.

"Apa kau pikir aku bakal mencium bibirmu, sampai kau memejamkan mata begitu, eohh..., jadi apa kau bisa merasakan jika aku ini memang seorang pria dominan." Ledek Jimin

Kedua mata Kim Ji Won terbuka dan wajahnya sangat kesal sekali, namun sedikit salah tingkah. Menyesali kebodohannya yang malah memejamkan mata seolah menunggu sesuatu.

Tanpa aba aba dan berkata apapun, Kim Ji Won melayangkan pukulan sayangnya ke bibir Park Jimin.

"Akhhh, sakitt sekali...astaga" keluh Park Jimin kesakitan, dan berdiri semula dari posisi sebelumnya

"Aku sangat membencimu, Jiminshii!!" Teriak Kim Ji Won lalu berjalan keluar dari ruang kelas.

"Hei, tunggu...tanggung jawab lu, bibir gua bonyok, Ji Won-ah....astaga dia itu" teriak Jimin lebih histeris sambil menahan rasa nyeri di bagian bibir.

Park Jimin mencengkeram salah satu tangan Kim Ji Won

"Kau - harus - tanggung - jawab" ucap Park Jimin

"Apa lu!!?? Itu juga kesalahanmu, memberi harapan...e-ehh...." Kim Ji Won menepuk mulutnya takut kelepasan jujur.

"Ohh, harapan yaa?? Jadi, memang benar jika kau berharap di cium kan?? Hahahaha, lucu sekali" ledek Park Jimin dengan muka julidnya

"Tentu saja tidak!!!"

"Jujur saja!!! Aku akan senang hati untuk melakukannya...." Park Jimin makin ngadi ngadi.

"Hyaaakkkkk" Kim Ji Won kembali melayangkan pukulan tangannya, tapi beruntung Park Jimin refleks menghindar, jika tidak bengkak bibirnya akan makin membesar macam sarang tawon.

"A-akhhhhh......." Teriak seseorang yang baru datang dan malah mendapatkan pukulan sayang.

Kim Ji Won, Mawar dan Park Jimin saling berpandangan dan menoleh ke bawah, ada seseorang yang tersungkur jatuh disana sambil memegang wajahnya.

"Yow, bro...lu baik baik saja??" Tanya Park Chanyeol memeriksa keadaan seseorang yaah seseorang yang bernama Jung Hoseok.

"Bagaimana bisa aku baik baik saja dengan wajah yang terkena pukulan!!! Minggir,...." Jung Hoseok dengan omelannya. Dia berdiri semula dan menatap ketiga orang di depannya tapi lebih ke arah Kim Ji Won yang tadi melayangkan pukulan ke wajahnya

"Kau??? Kau lagi??? Astaga yaa dewa, tidak bisakah sekali saja bertemu denganmu, hidupku tidak sial terus!!! Wahh benar benar bikin darah tinggian" Jung Hoseok menoleh ke arah Park Jimin yang memandangnya dirinya dengan julid

"Astaga astaga, ujian apa lagi ini....bertemu dua junior yang memuakkan. Bagaimana bisa kalian di satu kelompok??" Ucap Jung Hoseok teramat sayang, eeehh teramat kesal

"Ya ampun, bakal perang dunia terus. Aku mau pensiun jadi mahasiswa saja kalau begini" desah Park Chanyeol pasrah.

"Sudahlah, brow. Bagaimana pun ini sudah tugas kelompok praktek, mereka akan jadi partner kita, dan ingat kata pak dosen, selaku senior kita harus bisa membimbing anggota junior di team" ucap Park Chanyeol menenangkan suasana

"Tapi tetap saja, aku tidak mau satu team dengan dia dan dia!!!" Unjuk Jung Hoseok pada wajah Ji Won dan Jimin bergantian

"A-aku minta maaf, senior. Sungguh tadi hanya unsur ketidaksengajaan saja, aku minta maaf..." Kim Ji Won merasa bersalah

"Wah sama senior minta maaf, tapi samaku tidak, padahal bibirku yang lebih bonyok. Tidak adil" lirih Park Jimin merasa cemburu.

"Sudah hentikan perdebatan ini, kita harus memulai praktek" ujar Park Chanyeol

"Krauk krauk krauuk" suara bunyi keripik kentang kunyahan bibir mawar, selama drama berlangsung wanita gendut itu hanya jadi penonton setia.





************************************


Distrik Yongsan

Area pemakaman umum

"Abeoji, aku merindukanmu...." Ujar Yeo Joo Ha seraya menabur bunga  di pemakaman ayahnya.

Ayahnya telah meninggal setahun lalu karena kecelakaan di jalan raya.

" Aku sudah tidak tahan bekerja di mansion keluarga Bae, seandainya saja abeoji...hiks.... bagaimana ini abeoji?? Mengapa eomma bahkan tidak bisa memahami perasaanku." Ucap Joo Ha kembali menangis

Setelah merapalkan doa di pemakaman ayahnya, dan berbincang  panjang lebar tentang isi hatinya, Joo Ha beranjak meninggalkan pemakaman umum.

Suasana jalanan nampak sepi, Joo Ha menyebrang dengan kondisi setengah melamun. Tidak sadar dari arah kiri sebuah mobil box melaju kencang.

"Awassss...." Seseorang berteriak sambil berlari ke arah Joo Ha dan menarik tubuhnya cepat ke pinggir jalan

Keduanya terjatuh di permukaan tanah

"Apa kau sudah gila!!! Menyeberang tapi tidak fokus lihat kanan kiri!!" Bentaknya kuat

Yeo Joo Ha menoleh ke arah si penolong. Min Yoongi, dia adalah Min Yoongi. Bagaimana bisa pria itu berada di tempat yang sama dengan Joo Ha saat ini??

"Aku......" Joo Ha terdiam namun kedua matanya terlihat memerah bengkak karena selama di makam ayahnya, dia banyak menangis

"Apa kau baru saja menangis??" Min Yoongi menyadari kedua mata bengkak Joo Ha.

Joo Ha mencoba berdiri namun salah satu kakinya terasa sakit akibat menghantam keras permukaan tanah saat terjatuh bersamaan dengan Min Yoongi tadi.

"Sini, naik ke punggung ku...akan kugendong sampai ke parkiran motor disana, kau ingin pulang bukan?? Aku akan antar pulang" Min Yoongi berjongkok membelakangi Joo Ha, agar gadis culun itu mau naik ke punggungnya.

"Kau baru saja dari pemakaman yaa, memangnya siapa yang meninggal??" Tanya Min Yoongi penasaran

"Ayahku, sudah lama" balas Joo Ha singkat

"Ohhh" min Yoongi hanya mengangguk kecil

"Lalu, oppa??" Tanya Joo Ha masih canggung untuk akrab dengan Min Yoongi

"Aku juga sedang ziarah kubur ke makam adik kandungku. Dia sudah lama meninggal ketika berusia 7 tahun." Ucap Min Yoongi mengingat adik perempuannya, Min Yoongi mempunyai satu adik perempuan hanya saja telah dipanggil sang pencipta terlebih dahulu karena suatu alasan.

Wajah Min Yoongi jadi sendu mengingat kejadian di masa lalu

"Adiknya oppa, meninggal karena sakit??" Tanya Joo Ha penasaran

"Bukan, tapi......." Min Yoongi menghela nafas berat

"Tidak perlu diceritakan jika itu membuat hati oppa sedih, maafkan pertanyaan ku tadi" Joo Ha merasa bersalah

"Kau tidak perlu minta maaf, sudah lama sekali kejadiannya. Adikku.....dia meninggal karena di bully oleh teman kelasnya, hanya karena....wajah adikku tidak cantik" Min Yoongi merapatkan bibirnya hanya mengingat kejadian itu, membuat rasa marah dalam hatinya bangkit semula.

"......." Joo Ha tanpa sadar merapatkan pelukannya di bahu Min Yoongi, mendengar kisah adik Min Yoongi, bukankah itu sama saja dengan kisahnya sekarang?? Joo Ha bisa memahami rasa sakit sebagai korban bully

"Itu sebabnya, aku tidak ingin kau patah semangat sampai terlalu down hanya karena bully-an dari teman sekolahmu. Kalau kau mau, kau bisa menyuarakan hatimu, sudah saatnya untuk membuat mereka semua yang membully bahwa kau bukan gadis yang lemah." Ucap Min Yoongi

Tak terasa mereka telah tiba di parkiran kendaraan di samping area pemakaman.

"Turunlah, aku mau menghidupkan mesin motor dulu" Min Yoongi berjongkok dibawah agar Joo Ha bisa turun dari punggungnya.





************************************


Apartemen Pribadi

Kim Seokjin duduk di tepi kasurnya, memegang sebuah photo yang sedari tadi dia tatap.

Mengelus perlahan photo seseorang yang tengah dia pandang

"Hyung,..." Lirih Kim Seokjin pelan

"Mengapa hyung pergi secepat ini?? Seandainya saja kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin aku tidak akan menggantikan posisi hyung disini. Aku sangat menyayangimu, hyung. Tapi tetap saja aku tidak ingin berada di posisi ini, aku sudah terlanjur sangat mencintai Shin Hye. Aku tidak bisa melanjutkan perjodohan dengan Bae Suzy, seharusnya hyung tetap disini." Kenang Kim Seokjin, air matanya menetes perlahan membasahi photo seorang lelaki tampan di dalam bingkai.

Belasan tahun lalu

"Seokjung, appa dan eomma akan menjodohkan kau dengan salah satu anak sahabat appa di Seoul." Ucap ayah Kim

"Tapi appa, aku masih sekolah. Kenapa kalian terlalu cepat mengatur perjodohan" bantah Kim Seokjung

"Maafkan appa, Seokjung. Hal ini telah lama dibahas sejak kau masih kecil, keluarga Bae telah banyak menolong perusahaan appa saat tengah krisis dan mereka meminta salah satu putra appa untuk dijodohkan dengan anaknya. Appa memilihmu sebagai hyung tertua"

"......." Kim Seokjung terlihat tidak semangat

"Hyungg, ada apa kok cembelut??" Tanya Kim Seokjin saat itu masih berusia 5 tahun dan Kim Seokjung berusia 15 tahun.

"Tidak ada apa apa, adikku yang manis" Kim Seokjung memaksa senyumnya

Selang beberapa hari kemudian

Kecelakaan di jalan raya merenggut nyawa Kim Seokjung saat tengah melintas menyeberang jalan sepulang sekolah

Kim Seokjin menduduki bangku sekolah menengah.

"Aku tidak mau tahu, perjodohan itu tetap dilaksanakan, atau kalian harus mengembalikan semua dana yang telah kucurahkan ke perusahaan Kim selama ini" ancam Tuan Bae di ruang kerja Ayah Kim

Kim Seokjin mendengar semuanya dari balik pintu

"Tentu saja tuan Bae, jangan cemas. Kami masih memiliki satu putra lagi"

"Hyung,....aku tidak bisa. Aku tidak bisa meneruskan pernikahan yang tak ku inginkan itu...." Kim Seokjin meremat bingkai photo



************************************

Rumah Sakit, distrik Gangnam

"Namjoon?? Kau pulanglah dan bersiap untuk ke sekolah. Hyung akan  jaga ibumu disini" ucap Dave Lee

"Tapi, bukankah Hyung juga harus masuk kuliah?? Tidak apa hyung, aku ijin cuti dari sekolah."

"Hei, Hyung kuliah masuk sore, kita bisa bergantian jaga di rumah sakit. Sudah sana pergilah, wajahmu terlihat kusam begitu seharian di rumah sakit"

"Gomawo hyung" Kim Namjoon beruntung memiliki kakak angkat sebaik Dave Lee.

Kim Namjoon berjalan begitu lemas, mengingat ucapan dokter semalam yang memberi nya kejutan tak terduga

"Ibu anda di diagnosa memiliki tumor kecil di bagian otak belakangnya, hal itulah yang memicu rasa sakit kepala yang kerap muncul secara tiba tiba."

Kim Namjoon mematung di tempatnya, jantungnya berdetak kencang tidak sanggup mendengar penjelasan Dokter berikutnya

"Kami sarankan untuk mengadakan operasi pengangkatan tumor sebelum membesar"

Bukan itu saja yang menjadi beban pikiran Namjoon, dia telah bertanya pada bagian administrasi tentang biaya operasi pengangkatan tumor dan itu dalam jumlah yang fantastis besar.

"Aku tidak boleh lemah begini, akan ku usahakan mengumpulkan uang sebanyak itu demi kesembuhan eomma. Ayoo semangat Namjoon-ah, kau pasti bisa" ucap Namjoon berbicara pada dirinya sendiri.

************************************


Sekolah Pramugari BigHit Air

Toilet umum

"Dia sudah di dalam??" Tanya Bae Suzy pada teman satu gengnya.

"He em"

"Bagus, kunci pintunya dan kita kabur secepatnya, jangan ada yang tahu jika kita yang melakukannya."

Setelah mengunci pintu salah satu kamar mandi, kelompok Bae Suzy pergi dengan terburu-buru.

Meanwhile.....

Di dalam kamar mandi

"E-ehh ada apa ini?? Yaakkk....heiiii siapa yang kunci!!!! Haloooo" Shin Hye menggedor pintu dengan kuat dan berkali kali.

Shin Hye terkurung di dalam kamar mandi.

"Haloooo... adakah orang di luar sana!!! Pintunya terkunci, siapapun bantu aku....." Teriak Shin Hye kembali

Bunyi bel tanda pembelajaran dimulai telah nyala, seluruh siswa sekolah pramugari masuk ke ruang kelas dengan tertib.

Suatu kesialan bagi Shin Hye, bakal tidak ada satupun yang akan mendengar teriakannya.

"Ottoke???" Shin Hye masih mencoba memutar gagang pintu. Dia menjadi cemas.











Dahlah.....🤭🤡🤡

🤸🏃🤸🏃🤸🏃🤸🏃🤸

Tbc

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

9.1K 488 13
Wahai langit .... Tanyakan pada-Nya Mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini .... Begitu rapuh dan mudah terluka .... Saat dihadapkan dengan duri...
58.5K 2.1K 33
Pandawa telah menemukan cinta namun mereka harus membaginya berlima, sesuai dengan sabda ibu mereka, Dewi Kunti dan petunjuk dari kakek mereka, Begaw...
43.9K 3.8K 181
Status : TAMAT Author : Wu Fang Genre : Romance kontemporer
243K 15.7K 42
TAMAT "Aku tidak bisa melepaskan mereka berdua. Kalian bisa menyebut aku serakah, tapi aku ingin memiliki mereka berdua" -Uchiha Sasuke "Siapa yang p...