Backstreet Idol

By Nhzvismineok

6.5K 2K 2.1K

Singkat saja, hanya sebuah kisah klasik yang menceritakan tentang hubungan spesial seorang idol terkenal dan... More

00.00
[1] Moonlight
[3] the Mask
[4] Great Curiosity
[5] Paparazzi & Rumor
[6] Was Revealed
[7] Dizzying Choice
[8] it Turns out You
[9] Recreation w/ Leo
[10] Question Mark
[11] Welcome!
[12] Breakfast Together
[13] Something Worthwhile
[14] Jealousy
[15] With You
[16] Strawberry Call
[17] the Darkest Lie
[18] So Tasteless
[19] Normal Conversation
[20] Little Cake's
[21] After Meet U
[22] Middel of the Night
[23] Lots of Prizes
[24] Prejudice

[2] Jjampong

483 196 203
By Nhzvismineok













































♡♡♡




















Sore hari. Tepat pukul 17.07 PM digedung angensi **, tempat Sowon bernaung. Keadaan disana sangat tenang, hanya sedikit orang yang berlalu lalang—mungkin karena jam itu para staff sedang sibuk dengan pekerjaan mereka dan juga aktris yang bernaung disana sedang berada diruangan mereka masing-masing.

Lantai 5.

Sowon berjalan menyusuri lorong agensinya untuk menuju ruangan pribadinya disana.

"Kau bisa tidak, kali ini saja tidak mengikutiku?!" Ujar Sowon kesal dengan pria ini yang selalu mengikutinya, padahal ini hari pertama ia bersama dengan Sowon.

Sowon mempercepat langkah kakinya. Namun, pria yang mengikuti dirinya pun ikut mempercepat pula.

Sowon memasuki ruangan pribadinya itu dengan diikuti pria tadi.

Jam 10 pagi, Sowon yang baru saja datang ke kantor agensi langsung dibawa menuju ruang temu oleh staff disana.

"Apakah orangnya Pak Park?" tanya Sowon pada staff namja itu.

"Betul,"

Sesampainya diruang temu, staff tadi langsung pergi meninggalkan Sowon dan seorang pria yang sepertinya orang yang Pak Park katakan.

Ia melihat pria berkacamata itu dengan seksama, tak lama pria itu bangkit dan membungkukkan badannya setelah melihat Sowon.

"Hallo, Nona Kim." sapanya dengan suara yang terdengar bergitu lembut.

Sowon tersenyum kecil lalu membalas bungkukkan itu, "Ne. Halo."

Beberapa menit kemudian.

Mereka sudah berbincang sebentar, sebab Sowon masih ada pekerjaan saat itu.

Sowon meninggalkan pria itu diruang temu, entah apa yang dilakukan pria itu sekarang.

Saat ini Sowon sedang berada diruang rapat bersama beberapa orang staff dan juga para kepala disana. Mereka sedang merapati seputar pekerjaan.

Satu staff sedang berbicara, ia mengemukakan hasil yang telah ia rangkum dan amati akhir-akhir ini.

"Tapi disisi lain, ad—" ucapan staff itu terhenti ketika pintu ruang rapat dibuka begitu saja oleh seseorang.

Tak lama terlihatlah pria tadi, terdiam diambang pintu. Mata Sowon membulat ketika melihat keberadaan pria itu, sebenarnya tak hanya Sowon yang seperti itu—orang lainnya juga bereaksi yang sama.

Pria itu membungkukkan badannya setelah merasa dirinya mengganggu kegiatan para orang berseragam didalam.

"Maafkan, Saya salah ruangan." katanya dengan mata yang melihat pada Sowon terlebih dahulu sebelum ia pergi dan menutup pintu rapat kembali.

Sowon menutup matanya sebentar seraya menghela nafas pendek.

"Aish, anak itu?! Jiu, lanjutkan." titah kepala pada staff yang bernama Jiu itu.

Beberapa menit kemudian, rapat telah selesai. Mereka pun kembali melakukan aktivitasnya lagi.

Sowon keluar dari ruangan, ia langsung dipertemukan dengan pria itu lagi sesaat baru saja keluar. Pria itu tersenyum ragu kearah Sowon yang wajahnya terlihat sangat suram. Sowon menelik wajah pria itu.

"Apa yang Kau lakukan?" tanya Sowon.

Pria itu merundukkan pandangannya sebelum menjawab, "Aku—"

"Bukankah orang tadi yang bertemu dengan Nona Sowon?" bisik seorang staff yeoja pada temannya, mereka berbincang disudut lorong—tak jauh dari jangkauan Sowon dan pria itu, tapi sedikit bersembunyi dibalik tembok.

"Iyah, sepertinya dia....... Pasti dia akan dimarahi," ucapannya.

"Heheeheh, kita lihat dulu saja mereka berdua—" perkataan staff itu terhenti ketika ia menemukan bahwa Sowon sedang melihat pandang kearah mereka—dengan tatapan yang lumayan tajam. 

"Ayo pergi, banyak cicak putih disini." ucap Sowon setelah melirik para kedua staff yang bersembunyi itu.

Cafetaria.

"Kau tak boleh pergi sendiri, Aku harus pergi kemana pun Kau pergi. Itu yang diperintahkan paman padaku." kata pria itu yang membuat Sowon merasa tak nyaman.

"Kemana pun? Kalau Aku ke toilet, Kau harus ikut, huh?" komentarnya yang tak terima dengan apa yang pak Park perintahkan pada pria itu. "aigo, Aku bukan anak kecil. Bilang pada pamanmu itu."

"Tidak, bukan begitu."

"Aku sangat lapar, bisakah kita memasak Jjampong kali ini?" Tanya Jimin pada Hyung-nya yang duduk dihadapannya itu

Namjoon melihat kearah jam tangan miliknya, "Bentar lagi, Jimin. Sabar... tahan iman-mu wahai adikku," tutur namja Kim yang bijak ini. Ia tak akan membiarkan Jimin berubah menjadi pria yang tak sabaran.

Jimin menekuk wajahnya, tanganya bertumpu dimeja makan dengan diikuti kepalannya yang menindih tangannya itu. Taehyung, Jungkook, dan J-hope sedang memainkan ponsel mereka. Mereka sedang berbondong-bondong meng-update foto ke sosial media milik mereka masing-masing.

Tak lama kemudian, Seokjin datang dari arah dapur ke ruang tamu. Tepat semua member berkumpul kecuali Suga, yang sedang sibuk menulis lagu untuk projek barunya. Seokjin datang membawa kabar gembira untuk para member dan juga peliharaan mereka.

"Yeoloebun! Aku sudah memasakan jjampong untuk kalian, mari makan." seru Seokjin yang sangat bernada, wajahnya pula sangat berekspresi.

Mendegar itu, Jimin langsung berdiri dengan begitu semangat. Namjoon tertawa ketika melihat ekspresi Jimin yang sempat ia foto. "Hei, coba lihat ini." Namjoon menunjukkan foto aib milik Jimin.

Melihat itu, sontak semua member yang berada disitu tertawa dengan sangat kencang, apalagi Jungkook. "HHAHAHAHAHA, muka Hyung seperti bebek."

"Benar,"

Jimin mengambil ponsel Namjoon dari tangannya, ia seperti pencuri saat mengambil ponsel itu—sebab Namjoon pun terkejut saat ponselnya hilang dari genggaman tangannya.

Jimin langsung melihat foto dirinya, "Kalian tidak bisa membedakan yang mana bebek dan yang mana manusia super lucu ini," celetuk Jimin seraya memasang wajah menyebalkan.

Namjoon mengambil kembali ponselnya ketika ada notifikasi pesan masuk, ia langsung memasukannya kedalam kantong bajunya.

"Hoohh, pesan siapa ituu? Mengapa Hyung langsung menyimpannya?" tanya Jimin yang kepo, sebab tadi tak sengaja melihat pesan masuk tadi.

Namjoon membuang muka dan tak menjawab pertanyaan itu.

"Heh, sudahlah. Aku ingin makan.." sela J-hope yang baru saja bangkit dari duduknya—tak lama ia pergi mengikuti Seokjin yang sudah pergi terlebih dahulu ke dapur.

Jimin mulai berlari kecil menuju dapur, ia tak mau kehabisan jjampong buatan Seokjin itu. "Tunggu Aku, Hyungg!"

Namjoon merangkul Taehyung yang sedari tadi fokus pada ponselnya, matanya pula melirik pada Jungkook yang masih terfokus pada ponselnya. "Hei, ayoo!" ajaknya pada kedua maknae ini.

"Arg, ne. Ayo, Hyung." Taehyung pun berdiri seraya memasukan ponselnya, ia menepak pundak Jungkook yang masih memainkan ponsel. Mereka berdua pun pergi ke dapur dengan diikuti Jungkook yang masih sibuk dengan ponselnya.

Jungkook tak memperhatikan jalan pun tertinggal oleh kedua Hyung-nya tadi, tepat saat akan berbelok ia tak sengaja menabrak seseorang yang baru menuruni tangga. Suga, dia orang yang Jungkook tabrak.

Seperti biasa, Suga memasang wajah datarnya dengan kedua tangan yang ia masukan kedalam saku hoodie miliknya.

"Aigo! Mianhe, Suga Hyung." Ucap Jungkook sebari membungkuk, ekspresi wajah Suga tak berubah kini ia pergi meninggalkan Jungkook sendiri. Jungkook hanya bisa melihat kelakuan Hyung-nya yang satu itu.

Waktu hampir menuju ke malam. Udara sudah mulai mendingin, para member menikmati jjampong panas yang Jin buat. Sampai-sampai Jimin menaruh jjampong pada mangkuknya cukup banyak. Memang pas, udara yang semakin mendingin memakan makanan yang panas dan pedas, ditambah minum segelas soda dingin, ahhh sangat nikmat. Di tengah kebisuan yang sedang mereka alami, karena sibuk dengan makanan mereka masing-masing. Taehyung pergi dari dapur menuju kamar mandi, tak lupa ponsel yang tadi ia simpan diatas meja dibawa olehnya.

"Aku harus ke toilet," ucapnya yang langsung pergi meninggalkan dapur. Hanya kedua mata Jimin saja yang melirik kepergian Taehyung, tak lama senyuman samar pun muncul diwajah namja Park itu.

Oppa 💜
: Apa Kau sudah makan malam?

Bunyi notifikasi, bertanda ada pesan masuk ke ponsel Sowon, ia yang sedang duduk bersandar pada  sandaran kasur pun langsung melihat pesan tersebut.

Sowon hanya membacanya saja, ia melihat pria yang berada di depannya itu dulu.

"Kau, daripada diam seperti itu lebih baik lihat schedule-ku. Apakah sudah ini ada acara lagi atau tidak? Kalau tidak Aku akan pergi ke cafe yang berada didepan sana," tanya Sowon pada pria berkacamata yang sedang terduduk di kursi putar miliknya sambil terdiam.

Pria itu melihat Sowon, tak lama ia menganggukkan kepalanya. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan  melihat jadwal Sowon yang sempat diberikan pamannya itu.

Sowon
Belum, Aku baru saja istirahat. :


"Tidak ada, Nona. Besok pagi pukul 07.23 baru ada, acara pemot...." belum genap pria itu berkata langsung disambar oleh Sowon.

"Ouh, baik. Gomapta," ucap Sowon lalu bergegas pergi menuju cafe yang tadi ia sebut, tak lupa ia memakai masker, topi, dan juga mantel panjangnya. Sowon pergi keluar dari ruangannya, menutup pintu ruangan dengan perlahan.

Pria itu langsung mengikuti Sowon keluar dan mulai berjalan di belakang Sowon.

"Arg, Kau?!" Sowon menghentikan langkahnya. Pria itu malah memperlihatkan senyumnya pada Sowon. Yeoja ini menghela nafas kasar, "Yasudahlah. Ayo, tapi simpan dulu tas mu itu." titah Sowon yang langsung mengarahkan pandangannya pada tas yang pria itu tengteng.

Pandangan pria itu pun melihat kebawah, lalu kearah Sowon. "Simpanlah, Aku akan menunggumu." katanya lagi.

Mereka melanjutkan perjalanannya kembali setelah pria itu menyimpan tasnya. Mereka berdua berjalan bersama, kini bersebelahan

Keluar dari elevator,

"Ouh, ne. Namamu Yoomin?" tanya Sowon yang ingin lebih memastikan.

Kepala pria itu mengangguk, "Ne. Park Yoomin ibnidha."

Mulut Sowon membulat dibalik maskernya, "Kau kelahiran?" tanya Sowon lagi.

"1998."

Langkah Sowon terhenti seketika, "Hahhh? Jinjja?" ia terkejut mendengar jawaban dari Yoomin, sampai matanya membulat.

"Ne, Wae?"

Sowon menggelengkan kepalanya singkat, "Ani-yo. Aku pikir Kau kelahiran 2000 an, karena wajah dan tingkahmu. Tapi ternyata Kau lahir ditahun yang sama dengan adikku."

Mereka melanjutkan kembali perjalanannya. Yoomin memimpal kembali perkataan Sowon tadi, "Em. Memangnya kenapa Nona? Apakah Aku terlihat kekanak-kanakan?"

"Argh, Aku tidak bilang begitu ya kalau itu."

Yoomin terlihat malu, "Ouh. Kau punya adik, Nona?" tanya Yoomin yang mengalihkan suasana, ia tak mau terlihat tak karuan dihadapan Sowon.

Sowon menolehkan kepalanya, "Heem, sama seperti Kau."

"Jangan panggil Aku nona," kata Sowon yang tiba-tiba keluar. Yoomin menolehkan kepalanya kearah Sowon, terlihat mimik wajahnya yang terlihat heran.

"Lalu? Sun—"

"Sowon saja." sambar Sowon. Kepala Yoomin mengangguk mengerti dengan senyuman diakhir.

Mereka sudah keluar dari gedung dan pembicaraan mereka terhenti sampai situ.

Oppa 💜
: Ouh, ne. Jangan lupa makan, Jagi-ya. Nanti kau sakit,
send

Ponsel Sowon bergetar, tapi ia tak mengubrisnya. Karena Sowon sedang berjalan ditepi jalan raya dan sebentar lagi akan menyebrangi jalan yang lumayan ramai itu.

Sudah tepat didepan pintu cafe, Yoomin membukakan pintu itu untuk Sowon. Mereka berdua pun memasuki cafe itu dan mulai menuju tempat yang akan mereka duduki.  Sowon memilih tempat duduk yang berada di sudut kanan cafe itu.

Yoomin duduk tepat dihadapan Sowon.

Tak lama pelayan datang menghampiri mereka berdua, pelayan itu memberikan buku menu makanan dan minuman yang tersedia di cafe itu, "Silahkan."

Sowon langsung melihat menu-menunya dan langsung memesan satu bulgogi dengan nasi hangat dan tak lupa chocolate hangat serta air mineral juga. "Kau apa?"

"Aku pesan sandwich telur dan coffee latte ice," kata Yoomin yang memesan.

Pelayan itu langsung menuliskan pesanan mereka berdua, ia membungkuk dan langsung pergi. Sowon membuka ponselnya kembali.

Sowon
Ne, :
Ini Aku sedang makan bersama : Yoomin.
send

Sowon men-scrol media sosialnya, ia juga tak luput membalas komentar baik dari para penggemar yang menurutnya menarik dan sangat puitis. Senyum mulai terukir diwajahnya setelah melihat komentar itu, walaupun tak terlihat karena tertutup masker.

"Ahh, pengap." Sowon memilih membuka masker wajahnya. Untung keadaan cafe sepi, jadi hanya beberapa pasang mata saja yang melihatnya. Walau ramai sekali pun, pengunjung cafe disitu sudah terbiasa dengan kehadiran publik figure yang berasal dari agensi Sowon—karena cafe itu dekat dengan gedung agensinya.

Yoomin melihatnya wajah Sowon, ia langsung membuka kacamata yang dipakainya.

Sowon melihat kacamata yang Yoomin simpan diatas meja pun langsung mengambilnya. "Hei, pinjam ya, hehe." ia meminta izin tetapi dengan barang yang ia mau sudah berada ditangannya. Sowon langsung memakai kacamata yang berbentuk persegi dengan bulat itu.

Yoomin tersenyum samar, selagi menganggukkan kepalanya. Sowon langsung memakai kacamata itu, ia membuka ponselnya lalu menekan logo kamera yang berada dipojok kanan ponselnya untuk melihat wajahnya itu.

"Tak terlalu buruk juga, hehe." ucap Sowon setelah melihat wajahnya yang tak terlalu buruk saat memakai kacamata. Ia pun memutuskan untuk mengambil beberapa selca saat itu.

Yoomin mengangguk setuju, ia pun tersenyum. "Ternyata tidak seperti yang Aku kira."

Tak lama kemudian pelayan datang membawa makanan mereka berdua. Pelayan itu menata makanan diatas meja, "Silahkan." Ucap pelayan itu sebelum pergi.

"Kamsahamnida," ucap mereka berdua bersamaan. Mereka berdua pun langsung menyantap makanan yang tadi mereka pesan.

"Apakah itu Kim Sowon?" Bisik pelayan yang sedang didapur ke pelayan yang baru saja kembali dari meja Sowon. Pelayan yang berada di dekatnya merapat.

Pelayan tadi mengangguk.

"Aigo?! Jinjja yeppeo,"

"Ne,"

"Sudah cantik, terkenal, masih muda, kaya, pintar pula. Ahh paket kumplit untuk dijadikan seorang istri," sambar pelayan laki-laki yang baru saja ikut menimbrung.

Sekumpulan pelayan itu mengumpat puji Sowon dengan suara kecil sebelum mereka bubar karena Sowon tak sengaja melihat kearah mereka semua.

"Mereka itu kenapa, hehehe." Sowon terkekeh melihat kelakuan para pelayan yang terlihat seperti orang melakukan kejahatan lalu datang polisi—kabur secara berbondong-bondong. Yoomin menolehkan kepalanya kebelakang, lalu kembali kearah depan setelah melihat itu. "Mari makan." ucap Sowon.

Yoomin mengangguk.

Mereka pun sibuk dengan makan malamnya masing-masing.

Oppa 💜
: Yoomin? Siapa itu?


































♡♡♡

































Sowon melangkahkan kakinya kedalam rumah, ia berjalan tepat  dibelakang Yoomin.

Rumah sangat sepi dan gelap, tak lupa Yoomin menyalakan lampu rumah selagi Sowon masih berada diluar, jika ia lupa maka Sowon tak akan masuk kedalam rumahnya itu. Sowon duduk disofa yang berada diruang tamu, punggungnya menyender pada senderan empuk sofa miliknya dengan tangan yang tak lupa ia lebarkan diatasan sofa. Mata Yoomin melihat langit-langit rumah Sowon yang dominan berwarna putih dan terdapat ornamen-ornamen eropa yang berada disetiap pilar dan juga langit-langit rumah dengan satu lampu gantung besar yang terlihat mewah ditengah.

"Daebak!"

Mata Sowon terpejam sebentar, Yoomin yang tadi berdiri pun kini terduduk disofa yang berada tepat dihadapan Sowon.

"Bagus sekali ornamennya," puji Yoomin dengan pandangan yang tak lepas memandang langit-langit rumah.

Sowon membuka matanya, ia melihat punggung Yoomin sedang menegakkan kepalanya keatas dengan mata yang terlihat seperti tersihir oleh ornamen klasik itu. Ditambah mulutnya yang sedikit terbuka. Sowon kini memperbaiki duduknya, kini ia duduk menegap lengkap dengan kaki yang disilangkan.

"Tutup mulutmu itu, nanti ada yang masuk." ingat Sowon yang membuat Yoomin langsung mengembalikkan arah pandangnya dan tersenyum malu.

Yoomin terkekeh kecil, ia merunduk.

"Tinggallah disini sampai pamanmu kembali," ucap Sowon yang membuat Yoomin menolehkan pandang padanya.

Wajahnya terlihat kaget dengan kedua mata yang membesar sesudah mendengar itu. "Argh?"

"Huft, disana itu kamarmu. Jika ingin tidur pergilah." Sowon memberi tahu seraya jari telunjukknya mengarah pada sebuah pintu yang berada tak jauh dari tangga yang akan menuju keatas. "ada beberapa baju bersih juga dilemarinya, kalau tak salah." lanjut Sowon yang kini melihat pada Yoomin.

"Argh, ne." setelah itu Yoomin lekas membungkukkan kepalanya. Membuat Sowon sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Yoomin. "terimakasih, Nona." lanjutnya setelah membungkuk.

"Eung,"

"Kalau begitu, bolehkah Aku pergi istirahat sekarang?" tanya Yoomin.

"Pergilah, mengapa Kau harus menanyakan itu padaku?"

Yoomin menggaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal, "Ehehe. Baik, Nona." jawab pria ini sebari bangkit dari duduk dan mulai pergi meninggalkan Sowon sendirian diruang tamu.

Tangan Sowon merogoh ponsel miliknya yang berada didalam ditas selempang hitam—tersimpan tepat disampingnya, setelah melihat Yoomin masuk kedalam kamar yang ia beritahukan tadi.

Ia melihat foto yang baru saja dirinya ambil di cafe tadi dan tak lupa pula hasil jepretan Yoomin yang tak berbentuk itu membuatnya tertawa kecil. Bagaimana tidak, Sowon sudah berpose dengan sangat cantik bahkan terlihat layaknya seorang putri kerajaan. Tapi saat melihat foto yang diambil oleh Yoomin—digambar yang tak karuan itu, benar gambarnya nge-blur dengan sedikit samar.

Sowon mengambil foto itu untuk ia bagikan di status sosial medianya, tak lupa pula caption ㅋㅋㅋ yang memperlengkap postingan itu. Tak butuh waktu lama, pengikut Sowon pun langsung berbondong-bondong membalas status yang baru saja Sowon kirimkan dengan comment-an mereka dan banyak juga yang memberi hati pada postingan itu.

Notifikasi dari aplikasi itu mulai datang berbondong-bondong yang membuat layar ponsel Sowon itu menyala terus.

Melihat itu, Sowon langsung mematikan ponselnya dan lekas pergi menuju kamarnya untuk bersih-bersih dan juga beristirahat.

Semua member telah menghabiskan makanan mereka, Taehyung pula sudah menghambiskannya setelah kembali dari kamar mandi, Seokjin langsung pergi meninggalkan dapur dengan sepatah kata sebelum ia pergi, "Aku akan pergi ke kamar."

Akhirnya hyung line pergi ke ruang tamu untuk menonton acara tv favorite mereka, dan para maknae pun membersihkan meja dan alat makan bekas mereka. Seperti biasa, Taehyung yang mencuci alat makan yang kotor dan Jungkook bertugas mengelap meja makan yang terciprat sisa kuah jjampong tadi.

Seokjin Oppa 💜
: Sowon-ssi, tak perlu. Aku akan meminum banyak air putih agar membaik.

Sowon
Aniyaaa~ :
Tunggu saja nanti, :
Aku tak mau keadaanmu semakin : memburuk.
read


Setelah selesai membersihkan dapur, Taehyung langsung pergi ke kamar sedangkan Jungkook ikut bergabung bersama hyung line yang berada di ruang tamu.

Sowon menelpon seseorang,

"Hallo, ada apa? Apa ada masalah?"

Suara berat pria itu terdengar ditelinga Sowon, setelah itu Sowon langsung mengeluarkan semua keluh kesahnya pada pria itu, tanpa jeda.

"Tak ada masalah, apakah disana baik? Kalau bisa jangan terlalu lama disana, cepat kembali. Karena kinerja keponakanmu itu tak sebanding dengamu, Aku takut ia akan menjadi terbebani."

Pria itu berfikir sejenak sebelum membalas perkataan yang Sowon berikan itu.

"Hei! Mengapa Kau diam?"

Tak lama terdengar suara tertawa dari ponselnya itu, ya pria itu menertawai dirinya.

"Ahh, baik-baik. Mengapa Kau sangat perhatian pada ponakanku?" tanya pria itu.

Sowon menghela nafas singkat, "Argh. Kau ini. Apa Kau tak tahu? Tadi Dia melakukan kesalahan, masa iyah Dia masuk kedalam ruang rapat seenaknya? Kepala Jung tadi juga hampir saja meledak,"

"Benarkah?"

"Iyah, benar."

"Lalu dimana Dia sekarang?" tanya pria itu menanyakan Yoomin.

"Dikamarnya, sepertinya Yoomin sudah tidur."

"Kamarnya? Apakah Dia tinggal dirumahmu?"

"Iyah, bukankah Kau sendiri yang memerintahkan padanya untuk tetap berada disampingku."

"Bukan begitu, arghh sudahlah kepalaku jadi pusing begini."

"Hah? Kenapa?? Jaga kesehatanmu disana!" ingat Sowon yang terdengar sangat khawatir. 

"Iyah. Ouh.. Sepertinya Aku akan pulang tiga hari lagi, karena masih ada beberapa pertemuan yang belum-ku temui."

Papar sang pria dengan sabar dari tempatnya. Sowon berguling diatas tanjang miliknya, mencari posisi terbaikknya.

"Arraseo, cepalah pulang dan tetaplah sehat."

"Ne, kalau begitu Saya tutup telponnya, annyeong haseyo."

Tut!

Telpon itu terputus, Sowon langsung melempar ponselnya asal diatas ranjang. Tiba-tiba terlintas seseorang didalam pikirannya yang membuatnya memikirkannya tepat sebelum Sowon tidur.

Dan tanpa sadar, akhirnya Sowon pun tertidur. Namun, semua itu tak berlangsung lama—karena beberapa menit kemudian ada yang menekan bel rumahnya.

Ting! Tong!

Mata Sowon terbuka kembali, ia pun segera bergegas menuju lantai bawah. "Siapa yang bertamu malam-malam?"

Sowon melihat dari layar monitor yang berada tepat disebelah pintu besarnya. Ia memencet tombol ON yg bertandakan sang tamu bisa berbicara dengannya sekarang.

"Annyeong, Aku mengantarkan beberapa jjampong untukmu," ucap pria yang tepat berada di depan kamera.

Yoomin keluar dari kamarnya karena bunyi bel tadi, ia melihat Sowon yang sedang berbincang dengan seseorang lewat sensor depan. Yoomin pun mendekati Sowon lalu menepuk pundaknya, membuat Sowon terkejut karenanya.

"Aigo?! Neo?!" Tangan kiri Sowon berada di depan dadanya.

Sowon memberi kode Yoomin agar membalas orang itu—tanganya buka tutup. Yoomin langsung paham seraya menganggukan kepala.

Kini Yoomin yang berada didepan layar monitor itu, "Baik, sebentar." Yoomin menyuruh Sowon berada di depan pintu sebelahnya, ia pun membukakan pintu besar rumah Sowon. Pria itu mengasongkan bungkusan hitam pada Yoomin.

"Ini jjampong untuk Kim Sowon,"

Yoomin mengambil bungkusan hitam itu, ia melihat sebentar kearah bungkusan itu sebelum melihat pria yang sedari tadi tersenyum.

"Dari siapa ini?"

Pria itu melihat ponselnya lalu pamit untuk pulang, "Ahh, Saya tidak bisa memberitahu pada anda. Maaf, Saya harus pergi."

"Ya!"

Yoomin pun menutup kembali pintu. Sowon melihat aneh bungkusan hitam itu.

Mereka berdua pun duduk di sofa sebelum berbincang lebih lanjut.

"Apakah benar itu jjampong?! Lihat!" Suruh Sowon pada Yoomin untuk memastikan.

Yoomin mengangguk seraya membuka bungkusan itu. Terdapat 2 mangkuk kaca yang bertumpuk dengan jjampong didalamnya. Yoomin mengangguk, ia pun mengeluarkan mangkuk itu. Namun, saat ia memegangnya—mangkuk itu masih dalam keadaan panas dan tangan Yoomin pun memerah karenannya.

"Aish, panas."

''Ternyata benar, itu jjmpong. Tapi, dari siapa jjampong itu?'' Tanya Sowon dalam hati setelah melihat jjampong panas itu.

"Dari siapa ini?" Yoomin berucap sambil meniupi tangannya. Sowon mengangkat kedua bahunya dengan halis yang juga ikut terangkat.

Ia lega, karena bukan teror lagi yang ia dapati. Karena, beberapa hari kemarin—Sowon diteror oleh seseorang yang sangat tidak bertanggung jawab—mengiriminya kepala kucing yang berlumuran darah dan beberapa bulan lalu ada yang mengiriminya tubuh ular yang sudah dipotong-potong, serta ayam yang mati dari jauh hari dan baunya sangat busuk.

"Simpan dulu saja, atau terserahlah mau Kau apakan juga." Sowon pun bangkit dan pergi ke kamarnya meninggalkan Yoomin sendiri diruang tamu.

Sesampainya dikamar, Sowon melihat ponselnya yang menyala. Ia langsung melihatnya.

Seokjin Oppa 💜
: Apakah jjampong-nya sudah sampai?
: Aku membuatnya tadi, itu masih panas.
: Mianhe, Aku tidak bisa kesana, karena ada acara besok pagi.
: Selamat malam, Sowon [stiker 😀]

Senyum terukir diwajah Sowon setelah membaca pesan tersebut. Sowon terdiam sejenak, ia pun buru-buru turun kebawah untuk menemui Yoomin. Karena takut jjampong-nya dibuang oleh Yoomin dan benar saja, saat Sowon baru saja menuruni tangga rumahnya—Yoomin sedang berada di washtafel dan membawa jjampong tadi.

"STOPP!!" Teriak Sowon yang menghentikan pekerjaan Yoomin. Sowon langsung mengambil mangkuk jjampong itu dari tangan Yoomin. Yoomin heran, "Wae?!"

"Jangan dibuang, ini pesananku ternyata, hehe." Alibi Sowon yang langsung pergi membawa jjampong itu dari washtafel ke meja makan.

Dengan cepat Yoomin memberi sumpit dan juga sendok kepada Sowon, ia langsung terduduk dihadapannya. "gomawo," Sowon bergumam seraya membuka penutup mangkuk itu. Kemudian memakan jjampong itu dengan cepat. Yoomin melihatnya dengan amat teliti, hingga Sowon menyadarinya dan ia pun langsung mendorong satu mangkuk itu lagi kepada Yoomin.

"Cobalah, jjampong ini. Sangat enak." Ucap Sowon sambil tersenyum, lalu melanjutkan makannya.













































































_____________________________________

Hayoo, siapa yang lagi dipikirin Sowon?

Serem bngt si yg terornya, gilaa.

Gimana²? Jangan lupa Vote sama commentnya, ne.

Kalau kalian suka, jngan lupa masukin perpustakaan kalian supaya gercep kalau update, wkwk.

Gomawo,
Nhzvismineok

Continue Reading

You'll Also Like

212K 19.3K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
189K 18.9K 40
Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv...
346K 6.8K 15
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot jorok dengan pair jaeyong. (boyxboy, boyp, gs, nano-nano pokoknya) Ada...
591K 28.3K 36
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...